Pengertian Sistim Kontrol Pneumatik

490 Katup timertunda waktu, berfungsi untuk mengaktifkan aktuator setelah waktu tertentu

7.9 Model Pengikat Types Of Mounting

Cara-cara pengikat silinder aktuator pada mesin atau pesawat dapat dilaksanakandirancang dengan pengikat permanen atau remanen tergantung keperluan. Berikut ini gambar-gambar cara pengikatan. Gambar . Type Of Mounting Gambar 51. Tipe-Tipe Mounting

8. Sistim Kontrol Pneumatik

Komponen yang ada dalam rangkaian sistim pneumatik harus dapat bekerja sama satu dengan lainnya agar menghasilkan gerakan output aktuator yang sesuai dengan kebutuhan. Bagian ini akan mendiskripsikan tentang komponen-komponen sistim kontrol pneumatik, seperti katup sinyal, katup pemroses sinyal, dan katup kendali. Selain itu untuk memudahkan secara teoritis, akan dijelaskan pula tentang Karnaught Diagram.

8.1 Pengertian Sistim Kontrol Pneumatik

Sistim udara bertekanan tidak terlepas dari upaya mengendalikan aktuator baik berupa silinder maupun motor pneumatik, agar dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan. Masukan input diperoleh dari katup sinyal, selanjutnya diproses melalui katup pemroses sinyal kemudian ke katup kendali sinyal. Bagian pemroses sinyal dan pengendali sinyal dikenal dengan bagian kontrol. Bagian kontrol akan mengatur gerakan aktuator output agar sesuai dengan kebutuhan. Sistim kontrol pneumatik merupakan bagian pokok sistim pengendalian yang menjadikan sistem pneumatik 491 dapat bekerja secara otomatis. Adanya sistim kontrol pneumatik ini akan mengatur hasil kerja baik gerakan, kecepatan, urutan gerak, arah gerakan maupun kekuatannya. Dengan sistim kontrol pneumatik ini sistem pneumatik dapat didesain untuk berbagai tujuan otomasi dalam suatu mesin industri. Fungsi dari sistim kontrol pneumatik ini untuk mengatur atau mengendalikan jalannya tenaga fluida hingga menghasilkan bentuk kerja usaha yang berupa tenaga mekanik melalui silinder pneumatik maupun motor pneumatik. Bentuk-bentuk dari sistim kontrol pneumatik ini berupa katup valve yang bermacam-macam. Menurut fungsinya katup-katup tersebut dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu: a Katup Sinyal sensor, b Katup pemroses sinyal processor, dan c Katup pengendalian. Katup- katup tersebut akan mengendalikan gerakan aktuator agar menghasilkan sistim gerakan mekanik yang sesuai dengan kebutuhan. Katup sinyal adalah suatu alat yang menerima perintah dari luar untuk mengalirkan, menghentikan atau mengarahkan fluida yang melalui katup tersebut. Perintah tersebut berupa aksi, bisa melalui penekan, roll, tuas, baik secara mekanik maupun elektrik yang akan menimbulkan reaksi pada sistim kontrol pneumatik. Unit katup sinyal merupakan gabungan dari berbagai katup yang berfungsi memberikan input sinyal pada suatu unit prosesor pemroses sinyal agar menghasilkan gerakan aktuator yang sesuai dengan kebutuhan. Katup sinyal akan menghasilkan sinyalsensor sebagai masukan input guna diproses ke katup pemroses sinyal. Katup sinyal dilambangkan dengan katup yang terdiri dari beberapa ruangan misal: ruang a, b, c dan saluran udara yang dituliskan dalam bentuk angka, misal saluran 1, 2, 3, dan setersunya. Sedangkan jenis penekannya aksi mempunyai beberapa pilihan missal, melalui penekan manual, tuas, roll, dan sebagainya., seperti contoh berikut ini: 9. Dasar Perhitungan Pneumatik Dasar perhitungan pneumatik merupakan bagian yang akan membahas tentang perhitungan dasar dalam pneumatik. Bagian ini akan mendeskripsikan tentang perhitungan tekanan udara P, perhitungan debit aliran udara Q, kecepatan torak V, Gaya Torak F dan dasar perhitungan daya motor. Sebelum melaksanakan perhitungan pneumatik terlebih dahulu harus mengetahui konversi-konversi satuan yang sering dipakai dalam perhitungan dasar pneumatik. Adapun konversi satuan tersebut antara lain : a satuan panjang, b satuan volume, c satuan tekanan, d satuan massa, e satuan energi, f satuan gaya dan g satuan temperatur. Selengkapnya dapat dilihat di bawah ini : ƒ Satuan panjang - Volume 1 ft = 0.3084 m 1liter = 10 -3 m 3 = 1 dm 3 1 inch = 2.540 cm 1 gal = 3.7854 liter 1 mile = 5280 ft 1ft 3 = 28.317 liter = 1.6093 km 1 inch 3 = 16.387 cm 3 1 km = 1000 m 1 m = 100 cm 1 cm = 0.3937 inch = 7.4805 gal ƒ Massa - Gaya 1 Ib m = 0.45359237 kg 1Ib f = 4.4482 N = 7000 grain 1 N = 1 kg-ms 2 1 kg = 1000 g 1 ton = 0.22481 Ib f 1 ton = 1000 kg 1 slug = 32.174 Ib m = 14.5939 kg = 444, 800 dyne 492 ƒ Tekanan 1 kPa = I000 Nm 2 = 20.886 Ibf ft 2 1 atm = 760 torr = 1.01325 x 10 5 Nm 2 1 Pa = 1 Nm 2 1 bar = 1.10 5 Pa 1 bar = 0.9869 atm ƒ Energi 1 torr = 1 mm Hg 1 J = 1 kg-m 2 s 2 = 1.933 × 10 -2 psi 1 mm Hg = 0.01934 Ibf in 2 = 10 7 erg 1 erg = 1 dyne-cm 1 kalori = 4.186 J 1 Btu = 252.16 kal 1 in. Hg = 0.491 Ibf in 2 = 1.05504 kJ 1 ft-lbf = 1.3558 J 1dynecm 2 = 10 -1 Nm 2 1 ev = 1.602 x 10 -19 J 1 W = 1 Js

9.1 Tekanan Udara P atm