21
antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya
menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaan karena penggunaan hutang akan mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga secara
teratur. Kadek, 2011. Menurut
Antika 2011
realisasi pertumbuhan
perusahaan diproksikan dengan nilai pertumbuhan perusahaan yang meliputi
pertumbuhan aktiva dan ekuitas. Aktiva perusahaan menunjukan keputusan penggunaan dana atau keputusan investasi pada masa lalu.
Aktiva didefinisikan sebagai sumber daya yang mempunyai potensi memberikan manfaat ekonomis pada perusahaan dimasa yang akan
datang. Sumber daya yang mampu mengahasilkan aliran kas masuk cash
inflow atau kemampuan kas keluar cash outflow bisa disebut sebagai aktiva. Sumber daya tersebut akan diakui sebagai aktiva perusahaan
memperoleh hak penggunaan aktiva tersebut sebagai hasil transaksi atau pertukaran pada masa lalu dan manfaat ekonomis masa mendatang bisa
diukur, dikuantifikasikan dengan tingkat ketepatan yang memadai.
4. Return On Asset ROA
Menurut Robert 1997 dalam mengukur tingkat profitabilitas ada beberapa rasio yang bisa dipakai yaitu
gross profit margin, net profit margin, rate of return on total asset, rate of return on investment, dan
return on equity.
22
1 Gross Profit Margin GPM
Yaitu rasio yang menunjukan kemampuan penjualan dalam menghasilkan laba kotor. Sehingga bisa diketahui tingkat
penjualan yang berhasil dilakukan akan memberikan tingkat pendapatan yang berupa laba kotor yang ditentukan dengan
ketentuan laba kotor dibagi dengan penjualan bersih. 2
Net Profit Margin NPM Yaitu Rasio yang menunjukan kemampuan penjualan dalam
menghasilkan laba bersih. Laba yang dperbandingkan pada profit margin adalah dengan ketentuan laba sebelum pajak
earnings after tax dibagi dengan penjualan bersih. 3
Rate Of Return on Total Asset Yaitu rasio yang menunjukan kemampuan total aktiva
menghasilkan laba bersih. Rasio ini ditentukan dengan ketentuan laba bersih dibagi dengan total aktiva.
4 Rate Of Return on Investment
Yaitu rasio yang menunjukan kemampuan aktiva rata-rata dalam menghasilkan laba setelah pajak. Rasio ini ditentukan
dengan ketentuan laba setelah dipotong pajak dibagi dengan total aktiva rata-rata.
5 Return On Equity
Yaitu rasio yang menunjukan kemampuan modal sendiri dalam keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.
23
Rasio ini diukur dengan ketentuan laba setelah dipotong pajak dibagi dengan modal sendiri rata-rata.
6 Earning Power
Earning Power adalah hasil kali net profit margin dengan perputaran aktiva.
Earning Power merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
aktiva yang digunakan. Rasio ini menunjukkan pula tingkat efisiensi investasi yang nampak pada tingkat perputaran
aktiva. Apabila perputaran aktiva meningkat dan net profit
margin tetap maka earning power juga meningkat. Dua
perusahaan mungkin akan mempunyai earing power yang
sama meskipun perputaran aktiva dan net profir margin
keduanya berbeda. Return On Asset ROA menurut Hanafi dan Halim 2004 adalah
rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset kekayaan yang dipunyai perusahaan setelah
disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut. ROA merupakan indikator kemampuan sebuah unit usaha untuk
memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh unit usaha tersebut.
Return On Asset mengukur kinerja operasi yang menunjukkan sejauh manakah aktiva dikaryakan. Rasio ini mengukur seberapa efektif
perusahaan dalam memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik suatu
24
perusahaan. Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan kemungkinan- kemungkinan sebagai berikut:
1. Adanya over investment dalam aktiva yang digunakan untuk
operasi dalam hubungannya dengan volume penjualan yang diperoleh dengan aktiva tersebut.
2. Merupakan cermin
rendahnya volume
penjualan dibandingkan dengan ongkos-ongkos yang diperlukan.
3. Adanya inefisiesnsi baik dalam produksi, pembelian maupun pemasaran.
4. Adanya kegiatan ekonomi yang menurun. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi
negatif pula. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang di investasikan secara keseluruhan aktiva yang belum mampu menghasilkan
laba. Rumus yang digunakan untuk mengukur ROA adalah sebagai berikut:
5. Nilai Perusahaan