Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, dan Return On Asset (ROA) terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014)

(1)

i

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN RETURN ON ASSET (ROA)

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(Studi Empiris pada perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2012-2014)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh:

Gita Syardiana NIM: 1111082000034

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama : Gita Syardiana

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Desember 1993 Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Ayah : Syarifudin

Nama Ibu : Ratna Erli

Anak Ke Dari : 1 dari 2 bersaudara

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl. Ciputat Raya gg Kembang Barat RT 005/08 No.58 Kel. Kebayoran Lama Utara, Kec. Kebayoran Lama

Jakarta Selatan, 12240

No. Telp : 085694298807/081299236738 E-mail : gita.syardiana@gmail.com

II. Pendidikan Formal

SDN 06 Pagi Kebayoran Lama : Tahun 1999-2005

SMPN 161 Jakarta : Tahun 2005-2008

SMKN 18 Jakarta : Tahun 2008-2011

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. : Tahun 2011-2015

III. Pengalaman Organisasi

1. Sekretaris Koordinator Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) KOMFEIS masa khidmat 2013-2014.

2. Koordinator Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Periode 2012-2013.

3. Sekretaris Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Periode 2013-2014. 4. Wakil Sekretaris Korps. PMII cabang Ciputat masa khidmat 2013-2014.


(7)

vii

5. Anggota Senat Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2014-2015.

IV. Seminar dan Workshop

1. Sebagai peserta dalam Akademi Politik Kebangsaan, 24 Juni 2014

2. Sebagai peserta dalam “Dialog Jurusan dan Seminar Konsentrasi”, 23 September 2013, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Sebagai peserta dalam “Lets Avoid HIV/AIDS with Legal Relationship”, 9 Desember 2013, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Sebagai peserta dalam “Kredibilitas Seorang Akuntan dalam Menghadapi

Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia”, 14 Maret 2014, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Sebagai peserta dalam “Pelatihan Karya Ilmiah”, 26 Maret 2014, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Sebagai peserta dalam “National Public Dialog”, 28 April 2014, Gedung Dekanat Fakultas Ekonomin Universitas Mulawarman, Samarinda.


(8)

viii

THE EFFECTS OF INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), STRUCTURE CAPITAL, GROWTH AND RETURN ON ASSET (ROA)

ON THE FIRM VALUE

ABSTRACT

The research aims to analyzing the effects of investment opportunity set (IOS), structure capital, growth, and return on asset (ROA) toward firm’s value. This research used all the listed companies in Indonesian Exchange in the peroid 2012 until 2014. The number of companies in this study were 119 companies for 3 year observation. Based on method purposive sampling, the total of the research sample reached to 357 financial statements and annual report.

The research is a quantitative study using scientific research in the form of positive economics. The research is descriptive while the method is literature survey. Secondary data, is use as data collecting method which is where the data obtained by researcher indirectly, through intermediaries media and literature. This research use secondary data obtain from www.idx.co.id and corporate websites. Data analyzed by regression data panel with eviews 9.

Based on the result of regression data panel with a significant 5%, the result of this study conclude that: 1) Investment opportunity set influences signifinatly positive on the firm value with the significant value 0,000<0,05. 2) Structure capital does not influances on the firm value with the significant value 0,2972>0,05. 3) Growth influence significantly positive on the firm value with the significant value 0,0138<0,05. 4) Return on asset influence significantly positive on the firm value with significant value 0,0459<0,05.


(9)

ix

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN RETURN ON ASSET

(ROA)

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh investment opportunity set (IOS), struktur modal, pertumbuhan perusahaan, return on asset (ROA) terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012 sampai 2014. Jumlah seluruh perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 119 perusahaan dengan pengamatan selama 3 tahun. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 357 laporan keuangan dan laporan tahunan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian ilmiah kuantitatif dengan menggunakan penelitian keilmuan berupa ekonomi positif. Sifat dan jenis dari penelitian ini adalah deskriptif dengan metode yang digunakan berdasarkan survei literatur. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara dan studi pustaka, data pada penelitian ini diperoleh dari www.idx.co.id

dan beberapa website perusahaan. penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi data panel yang pengolahannya melalui eviws 9.

Berdasrkan hasil regresi data panel dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1) Investment opportunity set berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan nilai signifikan 0,0000<0,05. 2) Struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan nilai signifikans 0,2972>0,05. 3) Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan nilai signifikan sebesar 0, 0138<0,05. 5) Return on asset berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan nilai signifikan sebesar 0,0459<0,05.


(10)

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ’Alamin, segala puji dan syukur hanya milik Allah

SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kita semua karena hanya dengan ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan Dan Return On Asset (ROA) Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Seluruh Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012-2014)” ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar kita Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga tidak luput dari berbagai masalah dan menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukanlah semata-mata hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat bantuan, dorongan, bimbingan dan pengarahan yang tidak ternilai harganya dari pihak lain, yakni ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Terimakasih Mamah dan Bapak ku tersayang yang selalu memberikan dukungan yang sangat luar biasa. Yang selalu memberikan kasih saying, doa yang terbaik untuk hidupku. Terimakasih mah, pak.

2. Untuk adikku tersayang, Arini. terimakasih selalu mendukungku dengan selalu bertanya kapan wisuda.

3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku dosen pembimbing I, terimakasih pak atas waktu yang telah diluangkan utuk ilmu, saran, arahan, nasehat yang sangat berharga selama penyusunan skripsi ini. Terimaksih banyak atas bimbingan terbaiknya pak.

4. Ibu Zuwesty Eka Putri SE, M. Ak selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberi motivasi, arahan, nasehat, ilmu yang diberikan selama penyusunan skrpsi ini.


(11)

xi

5. Bapak Dr. Arif Mufraini, Lc., MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Yesi Fitri SE, M.M selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

7. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

8. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis selama menempuh masa studi.

9. Sahabat-sahabat seperjuangan Akuntansi A 2011, Asyrof, Ipin, Ikhsan, Dhea, Aya, Nita, Yosi, Rizka, Yana, Yoga, Irfan, Ody, Chika, Arif, dan seluruh Akuntansi A yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terimkasih telah menjadi teman seperjuangan selama ini.

10. Sahabat-sahabat seperjuangan Akuntansi 2011, terimaksih banyak atas bantuan, support, doa, serta kenangan yang telah diberikan selama menempuh perjalanan selama kuliah.

11. Untuk sahabat-sahabat yang selalu menemani suka duka, yang memberikan canda tawa selama perjalanan kuliah. Terimakasih Ratri Nurjanati, Rika Pratiwi, Monawroh, Vicky Amelia, M. Ilham Abrar, Rizky Badilla (Bea) dan Muhammad Caesar (Eca).

12. Terimakasih untuk partner yang selalu menemani dalam pembuatan skripsi ini sampai selesai, Jajang Nurzaman. Terimakasih sudah meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran, doa, dukungan, serta memberikan canda tawanya.

13. Untuk sahabat-sahabati di PMII KOMFEIS, Wahyu, Ujang, Mufti, Try, Adi, Arghea, Isti, Windi, Geo, Bilal, dan semua anggota dan kader. Terimakasih atas semua canda tawa menemani selama kuliah.

14. Terimakasih untuk Nazar, Ramadhan, Fairuzz, Basit yang telah mensupport pembuatan skripsi ini.


(12)

xii

15. Terimakasih untuk teman-teman Senat Mahasiswa Universitas, Waki, Ova, Nita, Farah, Ariq, Ayu, Hudori, Rizka, Eko, Tari Nurwan, Citra yang menemani selama bekerjasama di SEMA-U.

16. Terimaksih untuk Ka Umi, Ka Alif, dan Ka Andry yang telah meluangkan waktunya untuk mendengarkan curhatan dan membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

17. Terimakasih untuk senior-senior yang telah membantu, mendoakan, mensupport saya dalam penyusunan skripsi ini, Bang Badru, Bang Onta, Ka Ulin, Ka Gita, Bang Badri, Ka Lukman, Ka Risty, Bang Alwi. Terimaksih banyak.

18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak atas bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai dengan selesai. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Jakarta, September 2015


(13)

xiii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GRAFIK ... xix

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12


(14)

xiv

1. Investment Opportunity Set (IOS) ... 12

2. Struktur Modal ... 16

3. Pertumbuhan Perusahaan ... 20

4. Return On Asset (ROA) ... 21

5. Nilai Perusahaan ... 24

B. Keterkaitan Antar Variabel ... 26

1. Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Nilai Perusahaan . 26 2. Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan ... 28

3. Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan ... 29

4. Return On Asset (ROA) terhadap Nilai Perusahaan ... 30

5. Investment Opportunity Set (IOS), Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, dan Return On Asset (ROA) terhadap Nilai Perusahaan ... 31

C. Hasil Penelitian Terdahulu ... 32

D. Kerangka Pemikiran ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 37

B. Metode Penentuan Sampel ... 37

C. Metode Pengmpulan Data ... 38

D. Metode Analisis Data ... 39

1. Metode Data Panel ... 40

2. Pemodelan Data Panel ... 41


(15)

xv

b. Pendektatan Fixed Effect Model ... 42

c. Pendekatan Random Effect Model ... 42

3. Pemlihan Model Data Panel ... 43

a. Uji Chow ... 44

b. Uji Hausman ... 44

c. Uji Lagrangge Multiplier (LM) ... 46

4. Uji Asumsi Klasik ... 47

a. Uji Normalitas Data ... 47

b. Uji Multikolonieritas ... 48

c. Uji Heteroskedastisitas ... 49

d. Uji Autokorelasi ... 50

5. Uji Hipotesis ... 51

a. Uji t ... 51

b. Uji F ... 52

c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ... 53

6. Model Regresi Logistik ... 54

E. Operasional Variabel ... 55

1. Variabel Independen ... 55

a. Invesment Opportunity Set (IOS) ... 55

b. Struktur Modal ... 56

c. Pertumbuhan Perusahaan ... 56

d. Return On Asset ... 57


(16)

xvi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 61

B. Analisis Hasil dan Pembahasan ... 64

1. Statistik Deskriptif ... 64

2. Pemilihan Model Terbaik ... 66

a. Uji Chow ... 66

b. Uji Hausman ... 67

c. Uji Lagrangge Multiplier ... 68

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 69

a. Hasil Uji Normalitas ... 69

b. Hasil Uji Multikolonieritas ... 71

c. Hasil Uji Heterokedastisitas ... 72

d. Hasil Uji Autokorelasi ... 72

4. Model Pooled Least Square (PLS) ... 73

5. Hasil Uji Hipotesis ... 73

a. Hasil Uji t ... 73

b. Hasil Uji F ... 77

c. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ... 77

6. Pembahasan Hasil Analisis ... 79

a. Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan ... 79


(17)

xvii

c. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai

Perusahaan ... 81

d. Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Nilai Perusahaan ... 82

e. Pengaruh investment opportunity set (IOS), struktur modal, pertumbuhan perusahaan, dan return on asset (ROA) terhadap nilai perusahaan ... 83

BAB V PENUTUP ... 84

A. Kesimpulan ... 84

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86


(18)

xviii

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Penelitian terdahulu 32

3.1 Operasional Variabel 59

4.1 Rincian sampel penelitian 61

4.2 Daftar Sampel Perusahaan 52

4.3 Hasil uji Statistik Deskriptif 64

4.4 Hasil uji Chow 66

4.5 Hasil uji Hausman 67

4.6 Hasil uji Lagrangge Multiplier 69

4.7 Hasil uji Multikolinieritas 71

4.8 Hasil uji Park 72

4.9 Hasil uji t 74

4.10 Hasil uji t (SPSS) 76

4.11 Hasil uji F 77


(19)

xix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Perkembangan Harga Saham 3

1.2 Pembagian Deviden 4


(20)

xx

DAFTAR GRAFIK

Nomor Keterangan Halaman


(21)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

2 Daftar sampel Perusahaan Manufaktur 93

3 Data Olahan 102


(22)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada hakikatnya pendirian sebuah perusahaan haruslah memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu peruahaan. Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahan tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara satu dengan yang lainnya (Martono dan Agus, 2005).

Harga pasar saham juga menunjukkan nilai perusahaan. Bila harga saham meningkat maka dapat diartikan nilai perusahaan meningkat dan kesejahteraan pemilik meningkat. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan tingkat kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen asset (Sri Hermuningsih, 2013)

Sebuah perusahaan memerlukan modal tambahan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Maka dibutuhkanlah investor. Para investor dalam


(23)

2

melakukan keputusan investasi di pasar modal memerlukan informasi tentang penilaian saham. Terdapat tiga jenis penelitian yang berhubungan dengan saham, yaitu nilai buku (book value), nilai pasar, (market value), dan nilai intrinsik (intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan emiten. Nilai pasar merupakan nilai saham di pasar saham karena dapat membantu investor untuk mengetahui saham mana yang bertumbuh dan murah. Salah satu pendekatan dalam menentukan nilai intrinsik saham adalah price book value (PBV).

Price Book Value (PBV) yang merupakan nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Brigham, 2001). Rasio ini menunjukkan bagaimana suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Investor dapat mempertimbangkan rasio pasar modal seperti rasio harga per nilai buku (PBV) untuk membedakan saham mana yang harganya wajar, terlalu tinggi, (overvalued), atau terlalu rendah (undervalued). Oleh karena itu, keberadaan PBV sangat penting bagi para investor untuk menentukan strateginya.

Harga saham mencerminkan indikator adanya keberhasilan dalam mengelola perusahaan. Pergerakan harga saham akan bergerak searah, karena harga saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh persepsi pasar terhadap kondisi perusahaan saat ini dan kinerja yang mereka harapkan di masa mendatang. Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk menentukan apakah investor akan menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa saham,


(24)

3

karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan menit bahkan detik, maka nilai indeks pun beregerak turun naik dalam hitungan waktu yang cepat pula.

Memaksimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai bila perusahaan memperhatikan para pemangku kepentingan (stake hoelder). Keseimbangan pencapaian tujuan stake hoelder perusahaan, dapat menjadikan perusahaan berpeluang mendapatkan keuntungan optimal sehingga kinerja perusahaan akan dinilai baik oleh investor. Respon positif ini akan ditunjukkan dengan meningkatnya permintaan saham perusahaan. Apabila permintaan saham sedang meningkat, yang sudah memiliki saham tersebut juga tidak ingin menjual (karena kinerja perusahaan bagus) maka harga saham tersebut akan meningkat. Meningkatnya harga saham akan meningkatkan nilai perusahaan, karena nilai perusahaan salah satunya diukur dengan mengalihkan jumlah saham yang beredar dengan harga pasar saham. Seperti yang digambarkan dalam gambar di bawah ini, perkembangan harga saham selama satu tahun terakhir yaitu tahun 2015.

Gambar 1.1

Perkembangan Harga Saham


(25)

4

Dengan meningkatnya harga saham maka akan meningkat pula deviden yang dibagikan kepada para pemegang saham. Gambar di bawah menggambarkan bahwa perubahan nilai pembagian deviden. Apabila nilai deviden semakin tinggi maka keuntungan para pemegang saham akan tinggi. Dengan demikian nilai perusahaan pun akan meningkat.

Gambar 1.2 Pembagian Deviden

Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI)

Myers (1977) dan Hasnawati (2005) memperkenalkan set peluang investasi (investment opportunity set) dalam kaitannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut mereka investment opportunity set (IOS) memberikan petunjuk yang lebih luas dimana nilai perusahaan sebagai tujuan utama tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang. Investment opportunity set (IOS) merupakan suatu kombinasi antara aktiva yang dimiliki (asset in place) dan pilihan di masa yang akan datang dengan net present value positf.


(26)

5

Menurut Warianto dan Rusiti, 2013 investment opportunity set (IOS) merupakan kesempatan perusahaan untuk tumbuh. IOS dijadikan sebagai dasar untuk menentukan klasifikasi pertumbuhan perusahaan di masa depan. IOS merupakan suatu kombinasi antara aktiva yang dimiliki (asset in place) dan pilihan investasi di masa yang akan datang dengan net present value positif. IOS tidak dapat diobservasi secara langsung (laten) sehingga dalam perhitungannya menggunakan proksi (Kallapur dan Trombley, 1999). Kallapur dan Trombley (2001) membuat tiga klasifikasi proksi IOS yaitu proksi IOS berbasis harga, proksi IOS investasi, dan proksi IOS berbasis varian.

IOS dari suatu perusahaan juga dapat mempengaruhi cara pandang manajer, pemilik, investor, dan kreditr terhadap perusahaan. Perusahaan yang mempunyai kesempatan tumbuh tinggi dianggap dapat menghasilkan return yang tinggi pula (Wiranto dan Rusiti, 2013). Konsep IOS menyatakan bahwa perusahaan merupakan kombinasi antara asset inplace (tangible asset) dan investment opportunity (itangible asset). Kombinasi keduanya dapat mempengaruhi struktur perusahaan dari nilai perusahaan dimana nilai perusahaan dimasa depan akan ditentukan oleh ketetapan manajemen saat ini (Yendrawati dan Adhianza, 2013)

Berdasarkan teori struktur modal, apabila posisi struktur modal berada di atas target struktur modal optimalnya, maka setiap pertambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Penentuan target struktur modal optimal adalah salah satu dari tugas utama manajemen perusahaan. Struktur modal adalah proporsi pendanaan dengan hutang (debt financing) perusahaan, yaitu rasio laverage perusahaan. Dengan demikian, hutang adalah unsur dari struktur modal perusahaan. Struktur modal merupakan kunci perbaikan produktivitas dan kinerja


(27)

6

perusahaan. Teori struktur modal menjelaskan bahwa kebijakan pendanaan (financial policy) perusahaan dalam menentukan struktur modal (bauran antara hutang dan ekuitas) bertujuan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan (value of the firm). Penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan memiliki keuntungan dan kerugian. Keuntungan penggunaan hutang diperoleh dari pajak (bunga hutang adalah pengurangan pajak) dan disiplin manajer (kewajiban membayar hutang menyebabkan disiplin manajemen), sedangkan kerugian penggunaan hutang berhubungan dengan timbulnya biaya keagenan dan biaya kepailitan. (Hermuningsih, 2013).

Struktur modal juga memiliki pengaruh langsung yang positif dan siginifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan penambahan hutang merupakan sinyal positif bagi investor dan mempengaruhi nilai perusahaan. Bagi perusahaan, adanya hutang dapat membantu untuk mengendalikan penggunaan dana kas secara bebas dan berlebihan oleh pihak manajemen. Peningkatan kontrol ini pada gilirannya dapat meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin dari peningkatan harga saham (Hermuningsih, 2013).

Keputusan struktur modal secara langsung juga berpengaruh terhadap besarnya risiko yang ditanggung pemegang saham serta besarnya tingkat pengembalian atau keuntungan yang diharapkan (Brigham dan Houston, 2001). Keputusan struktur modal yang diambil oleh manajer tersebut tidak saja berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, tetapi juga berpengaruh terhadap risiko keuangan yang dihadapi perusahaan. Risiko keuangan tersebut meliputi kemungkinan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang


(28)

7

memungkinkan tidak tercapainya laba yang ditargetkan perusahaan. Berdasarkan penjelasan diatas tampak bahwa keputusan struktur modal merupakan keputusan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan (Kartini dan Arianto, 2008).

Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan struktur modal diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Mahatna Dewi dan Wirajaya membuktikan bahwa struktur modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Werty, Ramayani, dan Afriza (2014) yang membuktikan bahwa struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Pertumbuhan perusahaan (growth) adalah seberapa jauh perusahaan menempatkan diri dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri yang sama (Machfoedz, 1996). Tingkat pertumbuhan perusahaan dicerminkan oleh pertumbuhan aktivanya. Pertumbuhan aktiva perusahaan dijadikan indicator bagi kesempatan pengembangan perusahaan pada waktu yang akan datang. Karena dapat memberikan gambaran kebutuhan dana secra total dalam perusahaan (Moeljadi, 2006). Menurut Safrida (2008), perusahaan yang tumbuh dengan cepat memperoleh hasil positif dalam artian pemantapan posisi di peta persaingan, menikmati penjualan yang meningkat secara signifikan dan diiringi oleh adanya peningkatan pangsa pasar.

Menurut Haryanto dan Toto Sugiarto (2003), profitabilitas perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya. Jika kondisi


(29)

8

perusahaan dikategorikan menguntungkan atau menjanjikan keuntungan dimasa mendatang maka banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk membeli saham perusahaan tersebut. Hal ini akan mendorong saham naik menjadi lebih tinggi.

Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian dari penjualan investasi serta kemampuan perusahaan dalam menhasilkan laba (profit) yang akan menjadi dasar pembagian deviden perusahaan. Rasio yang paling umum digunakan untuk megukur profitabilitas adalah ROA (return on asset), ROE (return on equity), dan ROI (return on investment). Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak (Hermuningsih, 2013).

Menurut Jusriani dan Rahardjo (2013) profitabilitas merupakan daya tarik utama bagi pemilik perusahaan (pemegang saham) karena profitabilitas adalah hasil yang di peroleh melalui usaha manajemen atas dana yang diinvestasikan para pemegang saham dan juga mencermikan pembagian laba yang menjadi haknya yaitu seberapa banyak yang diinvestasikan kembali dan seberapa banyak yang dibayarkan sebagai deviden tunai ataupun deviden saham kepada mereka. Pemilihan rasio profitabilitas didasarkan pada alasan bahwa rasio perofitabilitas menunjukkan efektifitas atau kinerja perusahaan dalam menghasilkan tingkat keuntungan dengan menggunakan asset yang dimilikinya. Rasio ini


(30)

9

mencerminkan seberapa efektif perusahaan dikelola dan mencerminkan hasil bersih dari serangkaian kebijakan pengelolaan aset perusahaan.

. Beradasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti bertujuan untuk melakukan penelitian yang sama terhadap nilai perusahaan dengan judul

Investment Opportunity Set (IOS), Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Return on Asset (ROA) terhadap Nilai Perusahaan”.

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dewi dan Wirajaya (2013) dan Astriani (2013). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Variabel yang digunakan peneliti terdahulu Astriani (2013) adalah hanya memamakai Investment Opportunity Set (IOS) sebagai variabel independen yang diduga mempengaruhi nilai perusahaan. Sedangkan Dewi dan Wirajaya (2013) hanya menggunakan struktur modal dan profitabilitas. Sedangkan, dalam penelitian ini, peneliti menambahkan variabel dengan variabel independen lain yaitu pertumbuhan perusahaan dan pengganti variabel profitabilitas menjadi return on asset.

2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode data panel. 3. Dalam menganalisis ekonomtrik dan statistika, peneliti terdahulu

menggunakan program spss. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan program eviews.


(31)

10 B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diketahui permasalahan dalam penelitian ini:

1. Bagaimana pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Return on Asset (ROA) terhadap Nilai Perusahaan ?

2. Variable independen manakah yang paling dominan mempengaruhi nilai perusahaan?

C. Tujuan Penelitian

Beradasarkan rumusan di atas penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

a. Menganalisis pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Returm on Asset (ROA) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.

b. Menganalisis variabel independen yang paling dominan mempengaruhi nilai perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

a. Manfaat Teoritis

1. Memahami pengetahuan tentang pengaruh investment opportunity set (IOS), struktur modal, pertumbuhan


(32)

11

perusahaan, dan return on asset (ROA) terhadap nilai perusahaan.

2. Sebagai bahan untuk mengembangkan materi perkuliahan sebagai tambahan ilmu dari realita yang ada.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi perusahaan: sebagai tambahan informasi bagi para manajer dalam upaya memaksimalkan nilai perusahaan sebagai tujuan utama perusahaan.

2. Bagi Investor: menjadi bahan masukan atau informasi dalam rangka pengambilan keputusan investasi.

3. BAPEPAM dan Komite Penyusun Standar Akuntansi Keuangan (PSAK): membantu regulator dalam mengevaluasi regulasi-regulasi dan standar akuntansi yang telah dikeluarkan. Hasil evaluasi tersebut dapat dijadikan acuan dalam mengeluarkan regulasi-regulasi dan estándar akuntansi dimasa yang akan datang.


(33)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

Dalam sebuah penelitian, tentunya ada teori-teori yang menunjang penelitian tersebut. Dalam penelitian ini akan dibahas beberapa teori yang berkenaan dengan variabel yang di teliti yaitu, Investment Oppurtunity Set (IOS), Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Return on Asset (ROA) dan Nilai Perushaan. Berikut ini akan dijelaskan beberapa teori yang berkaitan dengan penelitian ini.

1. Investment Oppurtunity Set (IOS)

Menurut Martono dan Agus, (2005) merupakan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu asset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Nilai perusahaaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa keputusan investasi itu penting, karena untuk mencapai tujuan perusahaan hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan (Fama,1978).

Keputusan investasi tidak dapat diamati secara langsung oleh pihak luar. Beberapa studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan investsasi anatara lain Myers (1977) yang memperkenalkan Investment Opportunities Set (IOS). IOS memberi petunjuk yang lebih luas dimana nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan dimasa yang akan datang. Jadi prospek perusahaan dapat ditaksir dari


(34)

13

investment opportunity set (IOS), yang didifinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi dimasa akan datang dengan net present value positif.

Secara umum dapat dikatakan bahwa IOS menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat tergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan di masa yang akan datang. Dengan demikian IOS bersifat tidak dapat diobservasi, sehingga perlu dipilih suatu proksi yang dapat dihubungkan dengan variabel lain dalam perusahaan, misalnya variabel pertumbuhan, variabel kebijakan dan lain-lain. Proksi IOS yang digunakan dalam bidang akuntansi dan keungan digolongkan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu IOS berbasis harga, IOS berbasis investasi, dan IOS berbasis varian (Kallapur dan Trombley, 2001):

1. Proksi IOS berbasis harga ( price-based proxies)

Proksi IOS yang berbasis pada harga merupakan proksi yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar. Proksi berdasarkan anggapan yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dalam harga-harga saham, dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk aktiva-aktiva yang dimiliki (asset in place) dibandingkan perusahaan yang tidak tumbuh. IOS yang


(35)

14

didasari pada harga akan berbentuk suatu rasio sebagai suatu ukuran aktiva yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan.

Proksi IOS yang merupakan proksi berbasis harga adalah: market of equity plus book value of debt, ratio of book to market value of asset, ratio of book to market value of equity, ratio of book value of property, plant, and equipment to firm value, ratio of replacement value of assets to market value, ratio of depreciation expense to value dan earning price ratio.

2. Proksi IOS berbasis investasi ( investment-based proxies)

Proksi IOS berbasis pada investasi merupakan proksi yang percaya pada gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara positif dengan nilai IOS suatu perusahaan.

Proksi IOS yang merupakan proksi IOS berbasis investasi adalah: ratio R&D expense to firm value, ratio of R&D expense to total assets, ratio of R&D expense to sales, ratio of capital addition to firm value, dan ratio of capital addition to asset book value.

3. Proksi IOS berbasis pada varian (variance measures).

Proksi IOS berbasis pada varian (variance measurement) merupakan proksi yang mengungkapkan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan aktiva. Proksi IOS yang berbasis


(36)

15

varian adalah: VARRET (variance of total return), dan Market model Beta.

Menurut Nurcahyo dan Putriani (2009) menyebutkan bahwa investment opportunity set dapat diukur melalui rasio nilai buku ekuitas (market to book value of equity). Maksud pemilihan proksi ini karena dapat mencerminkan besarnya return dari aktiva yang ada dan investasi yang diharapkan di masa yang akan datang akan melebihi return dari ekuitas yang diinginkan. Apabila suatu perusahaan dapat memanfaatkan modalnya dengan baik dalam menjalankan usaha, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut untuk bertumbuh, maka harga saham perusahaan tersebut diperkirakan akan meningkat, dan pada akhirnya semakin meningkat pula nilai suatu perusahaan. Secara matematis variabel investment opportunity set diformulasikan sebagai berikut:

Menurut Sri Hasnawati (2005) menyebutkan bahwa investment opportunity dapat diukur melalui market to book value of assets, Secara matematis variabel investment opportunity diformulasikan sebagai berikut :

MBVE

=

(Saham Beredar � Harga Penutupan) Total Equity


(37)

16

Penggunaan rasio ini atas dasar pemikiran bahwa prospek pertumbuhan perusahaan terrefleksi dari harga saham Kallapur dan Tombley, (2001). Rasio nilai pasar terhadap nilai buku menggambarkan biaya pendirian historis dan aktiva fisik perusahaan. suatu perusahaan yang berjalan baik dengan staf manajemen yang kuat dan sebuah organisasi yang berfungsi secara efisien akan mempunyai nilai pasar yang lebiih besar atau sekurang-kurangnya sama dengan nilai buku aktiva fisiknya. Rasio market to book value of assets ini berbanding lurus denagn nilai IOS, semakin besar market book value of assets suatu peusahaan, maka semakin bagus pula nilai IOSnya.

2. Struktur Modal

Struktur modal adalah proporsi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan, dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi atau panduan sumber yang berasal dari dana jangka panjang yang terdiri dua sumber utama, yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan Ali 2010).

Struktur modal adalah pembelanjaan permanen di dalam mencerminkan pertimbangan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri, dimana kedua golongan tersebut merupakan dana permanen atau

MBVA =

Asset – Total Ekuitas + (JUB x Clossing Price) Total Asset


(38)

17

dana jangka panjang. Dengan demikian maka struktur modal hanya merupakan sebagian saja dari struktur keuangan. Struktur keuangan mencerminkan perimbangan baik dalam artian absolut maupun relatif antara keseluruhan modal asing (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dengan modal sendiri. Struktur modal (capital structure) adalah sesuatu yang berkaitan dengan struktur pembelanjaan permanen perusahaan yang terdiri dari hutang jangka panjang dan modal sendiri (Rodoni dan Indoyama, 2007).

Menurut trade-off theory yang diungkap oleh (Myers (2001), Perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat utang tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress). Biaya kesulitan keuangan (financial distress) adalah biaya kebangkrutan (bankruptcy costs) atau reorganization, dan biaya keagenan (agency costs) yang meningkat akibat dari turunnya kredibilitas suatu perusahaan. Trade-off theory dalam menentukan struktur modal yang optimal memasukkan beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan (financial distress) tetapi tetap mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan symmetric information sebagai imbangan dan manfaat penggunaan utang. Sejauh manfaat lebih besar, penambahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena pengginaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak boleh diperbolehkan.


(39)

18

Menurut Moeljadi (2006) terdapat tiga teori utama yang menjelaskan tujuan perusahaan memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Ketiga teori itu berupaya menjelaskan suatu permasalahan bagaimana struktur modal dapat memaksimumkan nilai perusahaan. Ketiga teori tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1) Teori Tradisional

Pendekatan tradisonal menyatakan bahwa ada struktur modal optimal yang dapat memaksimumkan nilai pasar perusahaan dengan cara meminimumkan nilai pasar perusahaan dengan cara meminimumkan biaya modal rata-rata (avarage cost of capital).

2) Pendekatan Mogdiliani dan Millier (MM) Tanpa Pajak

Teori yang dikembangkan oleh Mogdiliani dan Millier mengasumsikan bahwa pasar modal bersifat sempurna dan tidak ada pajak. Dalam teori ini Mogdiliani dan Millier (MM) menyatakan bahwa nilai perusahaan dan posisi kemakmuran pemegang saham tidak dipengaruhi sturktur modal.

3) Pendekatan Mogdiliani dan Millier dengan pajak

Asumsi yang diubah adalah pajak terhadap penghasilan perusahaan (corporate income taxes). Dengan adanya pajak ini, MM menyimpulkan bahwa penggunaan hutang atau leverage akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bungan hutang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak (a-tax deductible expense).


(40)

19

Struktur keuangan adalah cara bagaimana perusahaan membiayai aktivanya dan dapat dilihat seluruh sisi kanan dari neraca yang terdiri dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal pemegang saham. Sedangkan struktur modal perusahaan adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Jadi, struktur modal suatu perusahaan hanya merupakan sebagian dari struktur keuangannya. Sedangkan struktur modal adalah bauran (proporsi) pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang ditunjukan oleh hutang, ekuitas saham preferen, dan saham biasa.

Pada dasarnya, keputusan pendanaan (financing) perusahaan berkaitan dengan penentuan sumber-sumber dana yang digunakan untuk membiayai usulan - usulan investasi yang telah diputuskan sebelumnya. Pemenuhan kebutuhan dana tersebut dapat disediakan atau diperoleh dari sumber internal maupun eksternal perusahaan. Apabila perusahaan memenuhi kebutuhan kebutuhan dananya dari sumber internal, maka perusahaan tersebut melakukan pendanaan internal (internal financing) yaitu dalam bentuk laba ditahan Sebaliknya, jika perusahan memenuhi kebutuhan dananya dari sumber eksternal, maka perusahaan tersebut melakukan pendanaan eksternal (external financing). Pemenuhan kebutuhan dana secara eksternal dipisahkan menjadi 2 yaitu pembiayaan hutang (debt financing) dan pendanaan modal sendiri (equity financing). Pembiayaan hutang diperoleh melalui pinjaman, sedangkan pendanaan modal sendiri berasal dari emisi atau penerbitan saham.


(41)

20 3. Pertumbuhan Perusahaan

Pertumbuhan perusahaan adalah perubahan (penurunan atau pengingkatan) total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Pertumbuhan asset dihitung sebagai persentase perubahan asset pada saat tertentu terhadap tahun sebelumnya (Saidi, 2004).

Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal maupun eksternal suatu perusahaan karena dapat memberikan suatu aspek yang positif bagi mereka. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu perusahaan merupakan tanda bahwa perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan, dan mereka mengharapkan rate of return (tingkat pengembalian) dari investasi mereka memberikan hasil yang lebih baik (Sriwardany, 2006).

Pertumbuhan dinyatakan sebagai pertumbuhan total aset dimana pertumbuhan aset masa lalu akan menggambarkan profitabilitas yang akan datang dan pertumbuhan yang datang. Growth adalah perubahan (penurunan atau peningkatan) total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Pertumbuhan asset dihitung sebagai persentase perubahan asset pada saat tertentu terhadap tahun sebelumnya.

Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan akan menunjukan sampai seberapa jauh perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya. Dalam hubungannya dengan leverage, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaannya agar tidak terjadi biaya keagenan (agency cost)


(42)

21

antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaan karena penggunaan hutang akan mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga secara teratur. (Kadek, 2011).

Menurut Antika (2011) realisasi pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan nilai pertumbuhan perusahaan yang meliputi pertumbuhan aktiva dan ekuitas. Aktiva perusahaan menunjukan keputusan penggunaan dana atau keputusan investasi pada masa lalu. Aktiva didefinisikan sebagai sumber daya yang mempunyai potensi memberikan manfaat ekonomis pada perusahaan dimasa yang akan datang. Sumber daya yang mampu mengahasilkan aliran kas masuk (cash inflow) atau kemampuan kas keluar (cash outflow) bisa disebut sebagai aktiva. Sumber daya tersebut akan diakui sebagai aktiva perusahaan memperoleh hak penggunaan aktiva tersebut sebagai hasil transaksi atau pertukaran pada masa lalu dan manfaat ekonomis masa mendatang bisa diukur, dikuantifikasikan dengan tingkat ketepatan yang memadai.

4. Return On Asset (ROA)

Menurut Robert (1997) dalam mengukur tingkat profitabilitas ada beberapa rasio yang bisa dipakai yaitu gross profit margin, net profit margin, rate of return on total asset, rate of return on investment, dan return on equity.


(43)

22 1) Gross Profit Margin (GPM)

Yaitu rasio yang menunjukan kemampuan penjualan dalam menghasilkan laba kotor. Sehingga bisa diketahui tingkat penjualan yang berhasil dilakukan akan memberikan tingkat pendapatan yang berupa laba kotor yang ditentukan dengan ketentuan laba kotor dibagi dengan penjualan bersih.

2) Net Profit Margin (NPM)

Yaitu Rasio yang menunjukan kemampuan penjualan dalam menghasilkan laba bersih. Laba yang dperbandingkan pada profit margin adalah dengan ketentuan laba sebelum pajak (earnings after tax) dibagi dengan penjualan bersih.

3) Rate Of Return on Total Asset

Yaitu rasio yang menunjukan kemampuan total aktiva menghasilkan laba bersih. Rasio ini ditentukan dengan ketentuan laba bersih dibagi dengan total aktiva.

4) Rate Of Return on Investment

Yaitu rasio yang menunjukan kemampuan aktiva rata-rata dalam menghasilkan laba setelah pajak. Rasio ini ditentukan dengan ketentuan laba setelah dipotong pajak dibagi dengan total aktiva rata-rata.

5) Return On Equity

Yaitu rasio yang menunjukan kemampuan modal sendiri dalam keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.


(44)

23

Rasio ini diukur dengan ketentuan laba setelah dipotong pajak dibagi dengan modal sendiri rata-rata.

6) Earning Power

Earning Power adalah hasil kali net profit margin dengan perputaran aktiva. Earning Power merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang digunakan. Rasio ini menunjukkan pula tingkat efisiensi investasi yang nampak pada tingkat perputaran aktiva. Apabila perputaran aktiva meningkat dan net profit margin tetap maka earning power juga meningkat. Dua perusahaan mungkin akan mempunyai earing power yang sama meskipun perputaran aktiva dan net profir margin keduanya berbeda.

Return On Asset (ROA) menurut Hanafi dan Halim (2004) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut.

ROA merupakan indikator kemampuan sebuah unit usaha untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh unit usaha tersebut. Return On Asset mengukur kinerja operasi yang menunjukkan sejauh manakah aktiva dikaryakan. Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik suatu


(45)

24

perusahaan. Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:

1. Adanya over investment dalam aktiva yang digunakan untuk operasi dalam hubungannya dengan volume penjualan yang diperoleh dengan aktiva tersebut.

2. Merupakan cermin rendahnya volume penjualan dibandingkan dengan ongkos-ongkos yang diperlukan.

3. Adanya inefisiesnsi baik dalam produksi, pembelian maupun pemasaran.

4. Adanya kegiatan ekonomi yang menurun.

ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang di investasikan secara keseluruhan aktiva yang belum mampu menghasilkan laba. Rumus yang digunakan untuk mengukur ROA adalah sebagai berikut:

5. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan terbuka, yang sering dikaitkan dengan harga saham (Sujoko dan Soebianto, 2007). Harga saham dan nilai perusahaan mengikhtisarkan penilaian kolektif investasi tentang seberapa baikkah keadaan suatu perusahaan, baik kinerja saat ini maupun proyek masa depannya. Oleh

Laba bersih x 100% Total aktiva ROA =

Total Aktiva Laba Bersih x 100%


(46)

25

sebab itu, peningkatan harga saham mengirimkan sinyal positif dari investor kepada manajer. Dan inilah keunggulan penting perusahaan go public. Perusahaan tertutup tidak bisa menggunakan harga saham sebagai ukuran kinerja (Myers dan Majluf 1984).

Menurut Christiawan dan Tarigan, 2007), terdapat beberapa konsep nilai yang menjelaskan nilai suatu perusahaan antara lain:

a. Nilai nominal yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan, dan juga ditulis jelas dalam surat saham kolektif.

b. Nilai pasar, sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawarmenawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan dijual di pasar saham. c. Nilai intrinsik merupakan nilai yang mengacu pada perkiraan

nilai riil suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekadar harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.

d. Nilai buku, adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep akuntansi.


(47)

26

e. Nilai likuidasi itu adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa itu merupakan bagian para pemegang saham. Nilai likuidasi bisa dihitung berdasarkan neraca performa yang disiapkan ketika suatu perusahaan akan likuidasi.

Nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh profitabilitas (Hermuningsih, 2013). Meningkatkan laba perusahaan dan memaksimumkan nilai perusahaan merupakan tujuan perusahaan yang saling berkaitan untuk meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham, sehingga tujuan tersebut akan menjadi kriteria penting untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

Menurut Haraphap dan Wardhani (salah satu cara untuk mengukur

nilai perusahaan adalah dengan menggunakan Tobins’Q. Rasio Q adalah

rasio pasar terhadap nilai buku yang dihitung dari rasio harga pasar ekuitas perusahaan ditambah hutang dibagi dengan nilai aset perusahaan.

Selain menggunakan Tobins’Q , dalam menilai value of firm dapat menggunakan metode PBV (Price Book Value).

Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk manajemen mengelola kekayaannya, hal ini bisa dilihat dari pengukuran kinerja keuangan yang diperoleh. Suatu perusahaan akan berusaha untuk memaksimalkan nilai perusahaannya. Peningkatan nilai perusahaan biasanya ditandai dengan naiknya harga saham di pasar.


(48)

27 C. Keterkaitan antar variabel

1. Investment Opportunity Set (IOS) dengan Nilai Perusahaan

Fama (1978). mengatakan bahwa nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa keputusan investasi itu penting, karena untuk mencapai tujuan perusahaan hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan. Keputusan investasi tidak dapat diamati secara langsung.

Beberapa studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan investasi antara lain oleh Myers (1977) yang memperkenalkan IOS. IOS memberi petunjuk yang lebih luas dimana nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang. Jadi prospek perusahaan dapat ditaksir dari Investment Opportunity Set (IOS). IOS didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi di masa yang akan datang dengan net present value positif.

Dalam teori manajemen keuangan, ada trade-off antara risiko dan retrun. Jika risiko suatu investasi lebih tinggi, return yang diharapakan juga tinggi dan banyak para manajer mengetahui risiko untuk mempertimbangkan dalam menilai dan mengambil keputusan investasi. Penilaian dan pemahaman trade-off antara risiko dan return membentuk landasan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Secara umum investor enggan terhadap risiko (overse risk). Jika risiko lebih besar, investor mengharapkan return yang lebih besar. Return yang tinggi


(49)

28

tidak selalu disertai investasi berisiko. Investasi yang berisiko tidak akan dilakukan oleh investor jika investasi tidak memberi harapan tingkat return yang tinggi atau nilai perusahaan yang baik.

Dengan demikian banyak perusahaan melakukan investasi yang menguntungkan bagi perusahaan tentunya dengan memilih risiko yang terkecil, hal ini akan bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam mencapai profitabilitas yang nantinya jika profitabilitas tercapai akan dapat membagikann deviden yang besar, dan secara tidak langsung harga saham naik, dan tentunya berpengaruh pada naiknya nilai perusahaan. Hal ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Astriani (2013) yang menyatakan investment opportunity set (IOS) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian keterkaitan antara investment opportunity set (IOS) dengan nilai perusahaan dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut:

Ha1 : IOS berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. 2. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan

Pemilik sebuah perusahaan mungkin dapat mempergunakan hutang yang berjumlah relatif besar untuk membatasi manajernya. Rasio hutang yang tinggi akan meningkatkan ancaman kebangkrutan untuk menjadi lebih berhati-hati dan tidak menghambur-hamburkan uang para pemegang saham. Pengambil alihan perusahaan dan pembelian melalui hutang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dengan mengurangi arus kas bebas yang tersedia bagi para manajer (Brigham dan Houston, 2004).


(50)

29

Struktur modal terkait dengan harga saham. Aturan struktur finansial konservatif menghendaki agar perusahaan tidak mempunyai hutang yang lebih besar daripada jumlah modal sendiri, dalam keadaan bagaimanapun. Pada sisi lain, konsep cost off capital menyatakan bahwa perusahaan akan berusaha untuk memperoleh struktur modal yang dapat meminimumkan biaya penggunaan modal rata-rata. Minimalisasi biaya modal rata-rata ini tidak mengharuskan komposisi jumlah modal eksternal yang lebih sedikit dari jumlah modal sendiri.

Bagi perusahaan, penentuan struktur modal dengan menggunakan hutang pada tingkat tertentu (sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang masih diperkenankan) sebagai sumber pendanaannya dapat meningkatkan profitabilitas dan nilai perusahaan (Mahatma Dewi dan Wirajaya, 2013). Dengan demikian keterkaitan antara struktur modal dengan nilai perusahaan dapat dirumuskan melalui hipoestis sebagai berikut:

Ha2 : Struktur Modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. 3. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan

Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal maupun eksternal suatu perusahaan karena dapat memberikan suatu aspek yang positif bagi mereka. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu perusahaan merupakan tanda bahwa perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan dan mereka mengharapkan rate of return dari investasi mereka memberi hasil yang lebih baik (Sriwardany, 2007).


(51)

30

Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat mempengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Pertumbuhan perusahaan (growth) adalah seberapa jauh perusahaan menempatkan diri dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi industri yang sama (Machfoedz, 1996).

Wahyudi dan Parwestari (2006) mengungkapkan bahwa kegiatan investasi akan memberi sinyal tentang pertumbuhan perusahaan yang diharapkan di masa mendatang dan mampu meningkatkan nilai pasar saham perusahaan. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan perusahaan sehingga pertumbuhan perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Dengan demikian, keterkaitan antar pertumbuhan perusahaan dengan nilai perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ha3 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

4. Return On Asset (ROA) dengan Nilai Perusahaan

Menurut Hanafi dan Hakim (2004) return on asset (ROA) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan yang menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai asset tersebut. Hasil pengembalian investasi yang diukur dari laba bersih setelah pajak terhadap total asset menunjukkan produktivitas dari seluruh kinerja


(52)

31

peusahaan. Semakin kecil atau rendah rasio ini maka akan semakin kurang baik kinerja peusahaannya. Demikian pula sebaliknya apabila semakin besar atau tinggi rasio ini maka akan semakin baik kinerja perusahaan.

Return On Asset (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki perusahaan (Haryati dan Ayem, 2014). Penelitian yang di lakukan oleh Pertiwi dan Pratama (2012) dan Haryati dan Ayem (2014) menemukan hasil bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Dengan demikian, keterkaitan antar Profitabilitas dengan nilai perusahaan dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut:

Ha4 : Profitabilitas berpengaruh positif dengan nilai perusahaan. 5. Investment Opportunity Set (IOS), Struktur Modal, Pertumbuhan

Perusahaan, dan Return On Asset (ROA) dengan Nilai Perusahaan

Menurut penelitian yang dilakukan Eno Fuji Astriani (2013) menyatakan bahwa investment opportunity set (IOS) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan Mahatma Dewi dan Wirajaya (2013) menyatakan struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian yang dilakukan Sriwardany (2007) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Hayati dan Ayem (2014) menyatakan bahwa return on asset berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.


(53)

32

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Eno Fuji Astriani (2013), Dewi dan Wirajaya (2013), Sriwardany (2007), dan Hayati dan Ayem (2014) dapat disimpulkan bahwa secara simultan investment opportunity set (IOS), struktur modal, pertumbuhan perusahaan, dan return on asset (ROA) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian keterkaitan antara faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan dapat dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut:

Ha5: investment opportunity set, struktur modal, pertumbuhan perusahaan, dan return on asset berpengaruh terhadap nilai perusahaan. D. Hasil-hasil penelitian terdahulu

Berikut adalah hasil penelitian serta persamaan dan perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.1 di halaman berikut.

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu Peneliti/Judul

Penelitian/Tahun

Variabel dan metode penelitian

sebelumnya Hasil Penelitan

Persamaan Perbedaan Puspita, Novita

Santi dan Mahfud Khaliq/ Analisis Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan/ Semarang/ 2011

1. Menggunakan variabel independen struktur modal dan pertumbuhan perusahaan dan variabel dependen nilai perusahaan 2. Menggunakan

data sekunder dari BEI

1. Mengganti variable independen ukuran perusahaan dengan Investment Opportunity Set 2. Mengganti

proksi profitabilitas ROE menjadi ROA

1. Struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan 2. Pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan


(54)

33

Tabel 2.1 (lanjutan) Peneliti/Judul

Penelitian/Tahun

Variabel dan metode penelitian

sebelumnya Hasil Penelitan

Persamaan Perbedaan

Li-Ju Chen, Shun-Yu/ The Influence of Profitability on Firm Value With Capital Structure as The Mediator and Firm Size and Industry as Moderators/ Taiwan/2011

1. Menggunakan variabel independen profitabilitas dengan proksi ROA

2. Menggunakan data sekunder

1. Tidak

menggunakan variabel moderating 2. Meghilangkan

variabel moderating dan menambahkan variaben independen yaitu, IOS, pertumbuhan perusahaan dan struktur modal

1. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan Yuliani, dkk/ Diversification, Investment Opportunity Set, Envinronmental Dynamics and Firm Value (Empirical Study of Manufacturing Sectors in Indonesia Stock Exchange)/ Indonesia/2012

1. Menggunakan variabel independen investment opportunity set dan variabel dependen nilai perusahaan

1. Mengganti variabel diversification dan environmental dynamics menjadi struktur modal, pertumbuhan perusahaan, dan ROA.

1. Investment Opporunity Set berpengaruh negatif terhadap nlai perusahaan

Eno Fuji Astriani/ Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Leverage, profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Investment Opportunity Set Terhadap Nilai Perusahaan/ Padang/2013

1. Menggunakan variabel independen set peluang

investasi 2. Menggunakan

variabel dependen nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q

3. Menggunakan data sekunder

1. Mengganti variabel independen kepemilikan manajerial dan leverage menjadi pertumbuhan perusahaan dan struktur modal. 2. Data yang

digunakan seluruh perusahaan, bukan hanya perusahaan manufaktur.

1. Profitabilitas berpengaruh positif (+) terhadap nilai perusahaan. 2. Investment

Opportunity Set berpengaruh positif (+) terhadap nilai perusahaan


(55)

34

Tabel 2.1 (lanjutan) Peneliti/Judul

Penelitian/Tahun

Variabel dan metode penelitian

sebelumnya Hasil Penelitan

Persamaan Perbedaan

Muniandy, Balachandran, Hillier John/ Internal Corporate Governance, Investment Opportunity Set firm Performance in South Africa/Australia/ 2013

1. Menggunakan variabel independen Invesment Opportunity Set

2. Menggunakan data sekunder 1. Menghilangkan variabel board independence dan financial performance 2. Menambahkan variabel independen, struktur modal, ROA, dan pertumbuhan perusahaan 1. Investment Opporunity Set berpengaruh negatif terhadap Good Corporate Governance Hermuningsih, Sri/ Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity¸ Struktur Modal, terhadap Nilai Perusahaan/ Yogyakarta/ 2013

1. Menggunakan variabel struktur modal sebagai variabel independen dan nilai perusahaan sebagai variabel dependen 2. Menggunakan

data sekunder

1. Mengganti proksi ROE menjadi ROA 2. Mengganti variabel Growth Opportunity menjadi pertumbuhan perusahaan dan investment opportunity set 3. Menggunakan

program aplikasi komputer eviews

1. Profitabilitas, growth opportunity, struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

Haryati, Winur dan Ayem, Sri/

Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity, dan

Earning Per Share terhadap Nilai Perusahaan/ Yogyakarta/ 2014

1. Menggunakan variabel independen Return On Asset

1. Menganti variabel independen Debt to Equity dan Earning Per Share menjadi Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, dan Investment Opportunity Set

1. Return On Asset berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan


(56)

35

Tabel 2.1 (lanjutan) Peneliti/Judul

Penelitian/Tahun

Variabel dan metode penelitian

sebelumnya Hasil Penelitan

Persamaan Perbedaan Dewi, Ayu Sri

Mahatma dan Wirajaya Ary/ Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan pada Nilai Perusahaan/ Bali/ 2013

1. Menggunakan variabel independen struktur modal 1. Mengganti variabel ukuran perusahaan menjadi pertumbuhan perusahaan dan investment opportunity set 2. Mengganti proksi

profitabilitas ROE menjadi ROA

1. Struktur modal berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan 2. Profitabilitas

berpengaruh terhadap nilai perusahaan 3. Ukuran

perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan

E. Kerangka Pemikiran

Hubungan variabel independen, dan variabel dependen dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1


(57)

36

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Pengaruh, Investment Opportunity Set (IOS), Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, dan Return on Asset (ROA) Terhadap Nilai Perusahaan

Bursa Efek Indonesia (BEI)

Seluruh Perusahaan go publik yang terdaftar di BEI

Nilai Perusahaan (Y)

Investment Opportunity Set (X1) Struktur Modal (X2)

Pertumbuhan Perusahaan (X3)

Return On Asset (X4)

Pemilihan Model Regresi Panel Metode Estimasi Data Panel

Pooled Least Square Fixed Effect Random Effect

Uji Hausman

Uji Langrangge Multiplier

Uji Chow

Uji Asumsi Klasik

Heterokedastisitas Multikolonieritas

Normalitas

Uji F Uji t Adjusted R2 Uji Signifikansi


(58)

37 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termaksud penelitian kausal komparatif yaitu penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian ex post facto, yaitu tipe penelitian terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu fakta atau peristiwa (Indriantoro dan Bambang, 1999). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penekanan pada pengujian teori melalui pengukuran penekanan analisis data dengan prosedur statistik. Pendekatan kuantitatif ini berasal dari data yang diperoleh dari laporan keuangan sehingga data yang diukur dalam suatu skala numeric (angka). Sifat dan jenis dari penelitian ini adalah deskriptif dengan metode yang digunakan berdasarkan survei literature. Penelitian keilmuan yang digunakan adalah ekonomi positif.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah investment opportunity set (IOS), struktur modal, pertumbuhan perusahaan, dan return on asset (ROA) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini mengambil sampel selama 3 tahun, yaitu tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.


(59)

38 B. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2012 sampai dengan 2014. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dalam hal ini lebih khusus pada penggunaan metode judgment sampling. Judgment sampling merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu yang umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian (Indrianto dan Supomo, 1999).

Adapun kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Seluruh perusahaan go public yang terdaftar di BEI selama periode penelitian yaitu tahun 2012 – 2014

2. Perusahaan tidak berubah sektor industrinya selama periode penelitian

3. Data laporan keuangan perusahaan tersedia selama periode penelitian

4. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember selama periode penelitian

5. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap.


(60)

39

6. Perusahaan memiliki data harga penutupan saham akhir tahun dimana saham tersebut aktif diperdagangkan selama periode penelitian.

7. Perusahaan yang mengalami profit selama periode penelitian. C. Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, sumber data menjadi hal penting dalam menentukan teknik pengumpulan data. Ada dua macam sumber data yang bisa digunakan dalam penelitian, yaitu data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini digunakan data sekunder. Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara atau telah diperoleh dan dicatat oleh pihak lain yang umumya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan atau yang tidak dipublikasikan. Data sekunder lebih mudah untuk diperoleh karena sudah tersedia dan peneliti tinggal mengolah data tersebut. Dalam menggunakan data sekunder peneliti harus lebih hati-hati karena suatu data yang dilaporkan sumber yang berbeda ada kemungkinan datanya juga berbeda (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002).

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti, penelusuran data ini dilakukan dengan cara penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil cetakan. Data yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan antara lain berupa jurnal, buku, skripsi dan thesis dan penelusuran dengan menggunakan


(61)

40

komputer untuk data dalam format elektronik. Data ini antara lain berupa laporan keuangan perusahaan, IDX fact book, ICMD (ringkasan kinerja). D. Metode Analisis Data

Sesuai dengan data yang telah diperoleh maka pendekatan yang sesuai dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menekankan pada angka-angka dalam penelitiannya. Dari data angka yang telah diperoleh maka diharap dapat memberikan kesimpulan yang tepat. 1. Metode Data Panel

Menurut Winarno (2011), data panel atau pooled data merupakan data yang terdiri atas data seksi silang (beberapa variabel) dan data runtut waktu (berdasar waktu). Analisis regresi data panel adalah analisis regresi yang didasarkan pada data panel untuk mengamati hubungan antara variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen).

Model dengan data cross section :

Yi = α + β Xi + Ɛi ; i = 1,2,…,N

N = Banyaknya data cross section Model dengan data time seris :

Yt = α + β Xt + Ɛi ; t = 1,2,…,T

T = Banyaknya data time series

Melihat data panel merupakan gabungan antara data cross section dan data time series maka model yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :


(62)

41 Dimana :

N = Banyaknya data cross section T = Banyaknya data time series N x T = Banyaknya data panel

Keunggulan penggunaan metode data panel dibandingkan metode time series atau cross section adalah:

1. Estimasi data panel dapat menunjukkan adanya heterogenitas dalam tiap individu.

2. Dengan data panel, data lebih informasif, lebih bervariasi, mengurangi kolinearitas antar variabel, meningkatkan derajat kebebasan (degree of freedom), dan lebih efisien.

3. Studi data panel lebih memuaskan untuk menentukan perubahan dinamis dibandingkan dengan studi berulang dari cross section.

4. Data panel lebih mendeteksi dan mengukur efek yang secara sederhana tidak dapat diukur oleh data time series atau cross section.

5. Data panel membantu studi untuk menganalisis perilaku yang lebih kompleks.

6. Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh agregasi individu atau perusahaan karena unit data lebih banyak.

2. Pemodelan data panel

Terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan dalam mengestimasi data panel, yaitu : 1) pendekatan OLS biasa (Pooled Least Square), 2)


(63)

42

pendekatan efek tetap (Fixed Effect Model), dan 3) pendekatan efek acak (Random Effect Model).

a. Pendekatan Pooled Least Square (PLS)

Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling sederhana karena menggabungkan data cross section dan data time series sebagai analisisnya. Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi antar individu maupun rentang waktu, sehingga model ini dapat pula dapat pula disebut sebagai model OLS biasa karena menggunakan kuadrat terkecil.

b. Pendekatan Fixed Effect Model (FEM)

Metode efek tetap ini dapat menunjukan perbedaan antar objek meskipun dengan regresor yang sama. Model ini dikenal dengan model regresi Fixed Effect (efek tetap). Efek tetap ini dimaksudkan adalah bahwa sutu objek, memiliki konstan yang tetap besarannya untuk berbagai periode waktu. Demikian juga dengan koefisien regresinya, tetap besaranya dari waktu ke waktu (time invariant).

Keuntungan metode efek tetap ini adalah dapat membedakan efek individual dan efek waktu dan tidak perlu mengasumsikan bahwa komponen eror tidak berkolerasi dengan variabel bebas yang mungkin sulit dipenuhi. Dan kelemahan metode efek tetap ini adalah ketidaksesuaian model dengan keadaan yang sesungguhnya. Kondisi tiap objek saling berbeda, bahkan satu objek pada suatu waktu akan sangat berbeda dengan kondisi objek tersebut pada waktu yang lain.


(64)

43

c. Pendekatan Random Effect Model (REM)

Keputusan untuk memasukan variabel boneka dalam model efek tetap (fixed effect) tidak dapat dipungkiri akan dapat menimbulkan konsekuensi (trade off). Penambahan variabel boneka ini akan dapat mengurangi banyaknya derajat kebebasan (degree of freedom) yang pada akhirnya akan mengurangi efisiensi dari parameter yang diestimasi. Model panel data yang didalamnya melibatkan kolerasi antar error term karena berubahnya waktu karena berbedanya observasi dapat diatasi dengan pendekatan model komponen eror (eror component model) atau disebut juga model efek acak (random effect) Metode ini digunakan untuk mengatasi kelemahan metode efek tetap yang menggunakan variabel semu, sehingga model mengalami ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel semu, metode efek menggunakan residual, yang diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar objek. Syarat untuk menganalisis efek random yaitu objek data silang harus lebih besar dari pada banyaknya koefisien (Winarno, 2007).

3. Pemilihan Model Data Panel

Ada dua tahap dalam memilih metode dalam data panel. Pertama kita harus membandingkan PLS dengan FEM terlebih dahulu. Kemudian dilakukan uji F-test. Jika hasil menunjukkan model PLS yang diterima, maka model PLS lah yang akan dianalisa. Tapi jika model FEM yang diterima, maka tahap kedua dijalankan, yakni melakukan perbandingan


(65)

44

lagi dengan model REM. Setelah itu dilakukan pengujian dengan Hausman test untuk menentukan metode mana yang akan dipakai, apakah FEM atau REM.

a. Uji Chow

Uji ini dilakukan untuk mengetahui model Pooled Least Square (PLS) atau FEM yang akan digunakan dalam estimasi. Relatif terhadap Fixed Effect Model, Pooled Least Square adalah restricted model dimana ia menerapkan intercept yang sama untuk seluruh individu. Padahal asumsi bahwa setiap unit cross section memiliki perilaku yang sama cenderung tidak realistis mengingat dimungkinkan saja setiap unit tersebut memiliki perilaku yang berbeda. Untuk mengujinya dapat digunakan restricted F-test, dengan hipotesis sebagai berikut.

H0: Model Pooled Least Square (PLS) H1: Model Fixed Effect

Jika nilai F-hitung > F-tabel, atau nilai probabilitas (P-Value) < a 5%, maka H0 ditolak, artinya model panel yang baik untuk digunakan adalah Fixed Effect Model, dan sebaliknya jika H0 diterima, maka model Pooled Least Square yang dipakai dan dianalisis. Namun jika H0 ditolak, maka model FEM harus diuji kembali untuk memilih apakah memakai model FEM atau REM baru dianalisis.


(1)

120

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 1.023836 (118,234) 0.4345

Cross-section Chi-square 148.608014 118 0.0297

Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: NP

Method: Panel Least Squares Date: 08/31/15 Time: 23:59 Sample: 2012 2014

Periods included: 3

Cross-sections included: 119

Total panel (balanced) observations: 357

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. IOS 0.524918 0.007759 67.65534 0.0000 SM -0.004855 0.004650 -1.044077 0.2972 GROWTH 0.038679 0.015627 2.475168 0.0138

ROA 0.241163 0.120384 2.003280 0.0459

C 0.471536 0.016691 28.25157 0.0000

R-squared 0.929779 Mean dependent var 0.982483 Adjusted R-squared 0.928981 S.D. dependent var 0.754828 S.E. of regression 0.201157 Akaike info criterion -0.355552 Sum squared resid 14.24343 Schwarz criterion -0.301242 Log likelihood 68.46597 Hannan-Quinn criter. -0.333950 F-statistic 1165.182 Durbin-Watson stat 2.292230 Prob(F-statistic) 0.000000


(2)

121

Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled

Test cross-section random effects Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 18.088181 4 0.0012

** WARNING: estimated cross-section random effects variance is zero.

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

IOS 0.505248 0.524918 0.000058 0.0101

SM 0.011648 -0.004855 0.000025 0.0009

GROWTH 0.019705 0.038679 0.000125 0.0899

ROA 0.103361 0.241163 0.018403 0.3097

Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: NP

Method: Panel Least Squares Date: 08/31/15 Time: 23:59 Sample: 2012 2014

Periods included: 3

Cross-sections included: 119

Total panel (balanced) observations: 357

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.485352 0.021873 22.18981 0.0000

IOS 0.505248 0.010868 46.48930 0.0000

SM 0.011648 0.006788 1.715972 0.0875

GROWTH 0.019705 0.019169 1.027954 0.3050

ROA 0.103361 0.181052 0.570889 0.5686

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.953689 Mean dependent var 0.982483 Adjusted R-squared 0.929544 S.D. dependent var 0.754828 S.E. of regression 0.200358 Akaike info criterion -0.110756 Sum squared resid 9.393584 Schwarz criterion 1.225270 Log likelihood 142.7700 Hannan-Quinn criter. 0.420639 F-statistic 39.49824 Durbin-Watson stat 3.370224 Prob(F-statistic) 0.000000


(3)

122

Uji Lagrangge Multiplier

Lagrange Multiplier Tests for Random Effects Null hypotheses: No effects

Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided (all others) alternatives

Test Hypothesis

Cross-section Time Both

Breusch-Pagan 0.331928 74.77732 75.10924

(0.5645) (0.0000) (0.0000)

Honda -0.576132 8.647388 5.707240

-- (0.0000) (0.0000)

King-Wu -0.576132 8.647388 8.500645

-- (0.0000) (0.0000)

Standardized Honda -0.479620 12.42000 -1.660251

-- (0.0000)

-- Standardized King-Wu -0.479620 12.42000 8.923804

-- (0.0000) (0.0000)

Gourierioux, et al.* -- -- 74.77732

(< 0.01) *Mixed chi-square asymptotic critical values:

1% 7.289

5% 4.321


(4)

123

Uji Normalitas

0 10 20 30 40 50 60 70

-0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6

Series: Standardized Residuals Sample 2012 2014

Observations 357 Mean -2.13e-16 Median -0.007771 Maximum 0.597132 Minimum -0.502896 Std. Dev. 0.200024 Skewness 0.264392 Kurtosis 3.283792 Jarque-Bera 5.357242 Probability 0.068658

Uji Multikolinieritas

IOS SM GROWTH ROA

IOS 1.000000 -0.015299 -0.070112 0.098061 SM -0.015299 1.000000 0.285933 -0.083930 GROWTH -0.070112 0.285933 1.000000 -0.002018 ROA 0.098061 -0.083930 -0.002018 1.000000


(5)

124

Uji Park

Dependent Variable: LOG(RES2) Method: Panel Least Squares Date: 09/01/15 Time: 00:04 Sample: 2012 2014

Periods included: 3

Cross-sections included: 119

Total panel (balanced) observations: 357

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.948027 0.165205 5.738483 0.0000

IOS -0.030283 0.076796 -0.394323 0.6936 SM -0.038648 0.046030 -0.839627 0.4017 GROWTH -0.106081 0.154676 -0.685829 0.4933

ROA 0.004796 1.191571 0.004025 0.9968

R-squared 0.004968 Mean dependent var 0.846083 Adjusted R-squared -0.006340 S.D. dependent var 1.984793 S.E. of regression 1.991074 Akaike info criterion 4.229132 Sum squared resid 1395.461 Schwarz criterion 4.283442 Log likelihood -749.9001 Hannan-Quinn criter. 4.250734 F-statistic 0.439336 Durbin-Watson stat 1.769768 Prob(F-statistic) 0.780167


(6)

125

Pooled Least Square

Dependent Variable: NP Method: Panel Least Squares Date: 08/31/15 Time: 23:58 Sample: 2012 2014

Periods included: 3

Cross-sections included: 119

Total panel (balanced) observations: 357

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. IOS 0.524918 0.007759 67.65534 0.0000 SM -0.004855 0.004650 -1.044077 0.2972 GROWTH 0.038679 0.015627 2.475168 0.0138

ROA 0.241163 0.120384 2.003280 0.0459

C 0.471536 0.016691 28.25157 0.0000

R-squared 0.929779 Mean dependent var 0.982483 Adjusted R-squared 0.928981 S.D. dependent var 0.754828 S.E. of regression 0.201157 Akaike info criterion -0.355552 Sum squared resid 14.24343 Schwarz criterion -0.301242 Log likelihood 68.46597 Hannan-Quinn criter. -0.333950 F-statistic 1165.182 Durbin-Watson stat 2.292230 Prob(F-statistic) 0.000000

Uji t (SPSS)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .472 .017 28.252 .000

ios .525 .008 .963 67.655 .000 .985 1.015

sm -.005 .005 -.015 -1.044 .297 .911 1.098

growth .039 .016 .037 2.475 .014 .913 1.095

roa .241 .120 .029 2.003 .046 .983 1.018


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Deviden Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

2 116 92

Pengaruh Kemampulabaan Dan Invesment Opportunity Set Serta Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 37 96

Pengaruh Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan, Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012

0 44 107

Pengaruh Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan, Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012

1 36 108

Pengaruh Investment Opportunity Set, Return on Investment, dan Net Profit Margin Terhadap Devidend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 34 89

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

Pengaruh Investment Opportunity Set dan Profitabilitas terhadap Return Saham dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 59 170

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

1 49 103

Pengaruh Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 7 92

Pengaruh Leverage, Return On Asset, Investment Opportunity Set, dan Dividend Payout Ratio terhadap Nilai Perusahaan. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Tahun 2009-2013)

1 8 99