Hubungan Inflasi dan Harga Minyak Dunia Hubungan Inflasi dan Harga Pangan Dunia Hubungan Inflasi dan Uang Beredar

2.1.3. Identifikasi Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Inflasi 2.1.3.1. Hubungan Inflasi dan Nilai Tukar Menurut Zainusyukur 2005 perubahan nilai tukar rupiah berpengaruh nyata dan menjadi determinan penting terhadap laju inflasi di Indonesia. Hal ini disebabkan karena penurunan nilai tukar atau depresiasi akan meningkatkan biaya impor untuk barang-barang impor. Kenaikan harga untuk impor barang modal dan bahan baku akan memengaruhi kenaikan biaya produksi didalam negeri. Sehingga ketika nilai tukar terdepresiasi, maka akan meningkatkan laju inflasi.

2.1.3.2. Hubungan Inflasi dan Harga Minyak Dunia

Menurut Blanchard dalam Purwanti 2011, mekanisme transmisi dampak oil price shock terhadap harga dan inflasi dapat dijelaskan melalui model mark- up . Ketika terjadi kenaikan harga minyak dunia maka perusahaan akan merespon dengan menaikan markup sehingga harga akan naik, karena hubungan antara keduanya berbanding lurus. Dengan asumsi upah tetap, peningkatan harga minyak akan menyebabkan peningkatan biaya produksi dan mendorong perusahaan untuk meningkatan harga.

2.1.3.3. Hubungan Inflasi dan Harga Pangan Dunia

Menurut Braun 2008 kenaikan pada harga pangan dapat meningkatkan inflasi dan ketidakseimbangan makroekonomi. Pada sebagian negara, pola kenaikan harga pangan dunia diikuti oleh kenaikan harga pangan domestik. Pada negara berkembang, kenaikan harga pada pangan dapat meningkatkan inflasi. Hal ini dapat terjadi karena rata-rata konsumsi pangan menempati porsi terbesar dari tingkat konsumsi masyarakat. Jadi, kenaikan harga pangan dunia dapat memengaruhi kenaikan inflasi. 1 2 1 3 1 3 1 1 P 4 P 3 P 2 P 1 AD 2 4 2 Y Ye AD 1 AD 3 AD 4 AS 1 AS 2 AS 3 AS 4 P

2.1.3.4. Hubungan Inflasi dan Uang Beredar

Bagi kalangan monetaris, meningkatnya jumlah uang beredar secara terus menerus akan meyebabkan terjadinya inflasi. Hubungan kedua variabel ini ditunjukkan pada Gambar 2.2 Mishkin, 2008. Gambar 2.2. Dampak Kenaikan Uang Beredar Sumber: Mishkin, 2008 Awalnya perekonomian berada pada titik 1 dengan output natural dan tingkat harga P1 perpotongan kuva AD 1 dan kurva AS 1 . Jika jumlah uang beredar meningkat, kurva permintaan agregat bergeser ke kanan AD 2 sehingga perekonomian berpindah ke titik 1 1 dan output meningkat diatas tingkat alamiah. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan pengangguran dibawah tingkat awal yang mengakibatkan kenaikan upah. Kurva penawaran agregat akan bergeser ke kiri dan akan berhenti pada titik AS 2 . Pada waktu perekonomian meningkat kembali di tingkat output awal dengan kurva penawaran agregat jangka panjang, terjadi keseimbangan baru di titik 2 sehingga harga meningkat dari P 1 ke P 2 . Apabila jumlah uang beredar meningkat pada tahun berikutnya, kurva AD akan bergeser ke kanan menjadi AD 3 dan kurva AS akan bergeser dar AS 2 ke E E 1 AD 1 AD AS AS 3 . Perekonomian kemudian akan bergerak dari titik 2 1 ke 3 dan tingkat harga meningkat ke P 3 . Jika jumlah uang beredar terus tumbuh, perekonomian akan terus bergerak pada tingkat harga yang lebih tinggi. Selama jumlah uang yang beredar meningkat dalam proses terus menerus, inflasi akan timbul.

2.1.3.5. Hubungan Inflasi dan PDB