Perhitungan Korelasi Antar Variabel Bebas Pengujian Koefisien Regresi Linier Ganda

= { } { } 2 2 44.970 108.521.02 21 1.406 104.176 21 970 . 44 1.406 3.246.837 21 − − − = 0,673 Nilai yang positif menandakan hubungan yang searah antara jumlah kelahiran dengan jumlah posyandu. Artinya penambahan jumlah kelahiran akan meningkatkan jumlah posyandu, dan sebaliknya penurunan jumlah kelahiran akan menurunkan jumlah posyandu. Hubungan antara jumlah kelahiran dengan jumlah posyandu tergolong cukup kuat, ini ditandai dengan nilai r yang diperoleh yaitu 0,673.

4.7 Perhitungan Korelasi Antar Variabel Bebas

1. Koefisien korelasi antara pasangan usia subur X 1 dengan akseptor KB X 2 . r 12 = { } { } 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 X X n X X n X X X X n ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ = { } { } 2 2 214.037 147 2.490.006. 21 367.865 331 7.107.936. 21 214.037 367.865 238 4.195.876. 21 − − − = 0,986 2. Koefisien korelasi antara pasangan usia subur X 1 dengan jumlah posyandu X 3 r 13 = { } { } 2 3 2 3 2 1 2 1 3 1 3 1 X X n X X n X X X X n ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ = { } { } 2 2 1.406 104.176 21 367.865 331 7.107.936. 21 1.406 367.865 25.877.431 21 − − − Universitas Sumatera Utara = 0,483 3. Koefisien korelasi antara akseptor KB X 2 dengan jumlah posyandu X 3 r 23 = { } { } 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 X X n X X n X X X X n ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ = { } { } 2 2 1.406 104.176 21 214.037 147 2.490.006. 21 1.406 214.037 15.132.466 21 − − − = 0,456 Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa : 1. Variabel X 1 Pasangan Usia Subur berkorelasi positif dan kuat terhadap X 2 Akseptor KB. 2. Variabel X 1 Pasangan Usia Subur berkorelasi positif dan agak rendah terhadap X 3 Jumlah Posyandu 3. Variabel X 2 Akseptor KB berkorelasi positif dan agak rendah terhadap X 3 Jumlah Posyandu

4.8 Pengujian Koefisien Regresi Linier Ganda

Pengujian dapat dilakukan dengan merumuskan hipotesis berikut : H : b i = 0 dimana i = 1,2,..k variabel bebas X i tidak berpengaruh terhadap Y Universitas Sumatera Utara H 1 : b i ≠ 0 dimana i = 1,2,..k variabel bebas X i berpengaruh terhadap Y Dimana : Terima H jika t hitung t tabel Tolak H jika t hitung t tabel Untuk menguji hipotesis ini, maka menggunakan rumus kekeliruan baku Koefisien b i adalah sebagai berikut : 2 2 2 ... 12 . 1 i i k y bi R x s s − ∑ = Maka : 2 1 2 1 2 123 . 1 1 R x s s y b − ∑ = = 9721 , 1 663.904.99 449,69 − = 0,1095 2 2 2 2 2 123 . 2 1 R x s s y b − ∑ = = 0,2332 1 3 308.490.08 449,69 − = 0,1549 Universitas Sumatera Utara 2 3 2 3 2 123 . 3 1 R x s s y b − ∑ = = 0,2079 1 10.041 449,69 − = 5,1909 Sehingga diperoleh distribusi t i dengan perhitungan i i i sb b t = sebagai berikut : 1 1 1 sb b t = = 0,1095 0,064 = 0,584 2 2 2 sb b t = = 0,1549 0,022 = 0,142 3 3 3 sb b t = = 5,1909 13,704 = 2,64 Dari tabel distribusi t dengan dk = 17 dan α = 0.05 diperoleh t tabel sebesar 2,11 dan dari hasil perhitungan diatas diperoleh : Universitas Sumatera Utara 1. t 1 = 0,584 nilai mutlak t tabel = 2,11 2. t 2 = 0,142 nilai mutlak t tabel = 2,11 3. t 3 = 2,64 nilai mutlak t tabel = 2,11 Sehingga dari koefisien regresi tersebut variabel X 3 jumlah posyandu memiliki pengaruh yang berarti atau signifikan terhadap persamaan regresi yang didapat. Sedangkan X 1 Pasangan Usia Subur dan X 2 akseptor KB tidak memiliki pengaruh yang berarti atau signifikan terhadap persamaan regresi yang didapat. Universitas Sumatera Utara BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan diuraikan tentang implementasi system dengan menggunakan program SPSS 16.0. Uraian ini dimulai dari pengertian implementasi system, peranan komputer dalam statistika, cara kerja SPSS, pengoperasian SPSS, serta interpretasi output SPSS.

5.1 Pengertian Implementasi Sistem