II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Kota
Kota merupakan suatu kesatuan yang tertutup dan merupakan pusat aktivitas ekonomi, sosial, politik, dan kebudayaan, terletak pada posisi geografis tertentu
dan merupakan otak dari daerah sekelilingnya Richarson, 1977 dalam Affandi, 1994. Kota adalah suatu permukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih
besar dari kepadatan penduduk nasional, dengan struktur mata pencaharian non agraris dan tata guna yang beraneka serta kerapatan pembangunan yang tinggi.
Kota juga merupakan suatu kebulatan tatanan dari lingkungan sistem fisik, biologi, sosial dan ekonomi yang saling berintegrasi secara sederhana.
Soeriaatmaja 1977 mengemukakan bahwa kota merupakan suatu sistem yang sifatnya sementara dan sewaktu-waktu sulit untuk dikontrol.
Kota dipandang sebagai suatu kesatuan yang tertutup dan merupakan pusat aktivitas ekonomi, sosial, politik dan kebudayaan serta mempunyai otoritas
tertentu dalam suatu Negara, terletak pada posisi geografis tetap dan merupakan pusat dari daerah sekitarnya. Kota dapat dipelajari melalui berbagai fungsinya
yang terorganisir dalam skala waktu dan ruang yang tertentu dalam alam. Kota yang baik merupakan suatu kesatuan organis yang diterapkan sesuai dengan
keadaan kondisi teknologi dan cita-cita serta didasarkan pada masa lalu dan berorientasi masa depan. Kota pada akhirnya akan mati atau mundur apabila tidak
merupakan suatu organisasi yang dapat berfungsi dan berkembang serta dapat menyediakan kebutuhan sumberdaya alam seperti air minum, listrik, sarana
transportasi, sistem pembuangan sampah serta regenerasi kota bagi kesejahteraan penduduknya.
2.2. Pengaruh Perkembangan Kota terhadap Lingkungan
Perkembangan kota yang semakin pesat ditandai dengan semakin meningkatnya aktivitas manusia, seperti pengolahan lahan, permukiman,
perindustrian, dan sebagainya, menyebabkan kualitas lingkungan hidup diperkotaan cenderung menurun. Menurunnya kualitas lingkungan merupakan
perubahan lingkungan yang menyebabkan terganggunya kenyamanan penduduk perkotaan Tarsoen, 1991 dalam Affandi, 1994.
2.3. Perlunya Pengembangan Hutan Kota