Industri dan Perdagangan Peternakan Perkembangan Kota

4.3. Kependudukan

Data kependudukan Kota Ambon sampai tahun 2006 masih meliputi data yang tersaji dalam 3 kecamatan, sebelum dimekarkan menjadi 5 kecamatan dengan Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 2 Tahun 2006. Namun untuk memudahkan penelitian, data kependudukan dicatat berdasarkan desa dan kelurahan, untuk selanjutnya dikelompokkan dalam 5 kecamatan. Jumlah penduduk Kota Ambon pada tahun 2007 adalah 271.972 jiwa, yang tersebar di Kecamatan Sirimau 105.010 jiwa, Kecamatan Nusaniwe 82.760 jiwa, Kecamatan Leitimur Selatan 9.063 jiwa, Kecamatan Teluk Ambon Baguala 47.149 jiwa, dan Kecamatan Teluk Ambon 27.990 jiwa. Jumlah penduduk menunjukkan indikasi meningkat dari tahun ke tahun, dengan laju pertumbuhan sebesar 10,47 terjadi pada tahun 2001 seiring dengan pulihnya keamanan pasca konflik sosial yang menyebabkan banyak penduduk yang mengungsi kembali lagi ke Kota Ambon. Tabel 8 Jumlah dan laju pertumbuhan penduduk Kota Ambon tahun 2000-2007 Tahun Kecamatan Kota Ambon Laju Pertumbuhan Nusaniwe Sirimau Teluk Ambon TA Baguala Leitimur Selatan 2000 67.082 73.326 17.952 41.828 8.909 209.097 2001 69.796 89.351 18.598 44.240 9.002 230.987 10,47 2002 73.671 84.361 19.637 46.709 8.921 233.299 1,00 2003 77.496 91.094 22.956 44.630 8.714 244.890 4,97 2004 81.820 98.029 23.411 45.506 9.008 257.774 5,26 2005 83.315 99.831 23.992 46.619 9.210 262.967 2,01 2006 82.550 100.903 26.315 44.503 8.875 263.146 0,07 2007 82.760 105.010 27.990 47.149 9.063 271.972 3,35 Sumber: Kota Ambon Dalam Angka 2000-2008, BPS Kota Ambon diolah.

4.4. Industri dan Perdagangan

Di Kota Ambon sebelumnya terdapat industri plywood di daerah Passo, namun kegiatan industri tersebut telah terhenti karena pasokan bahan baku yang semakin sulit diperoleh. Saat ini di Kota Ambon tidak terdapat industri besar, namun ada beberapa industri kecil dan kerajinan rakyat yang menyebar merata di seluruh Kota Ambon. Jenis industri yang terdapat di Kota Ambon antara lain pembuatan cone-block, industri logam, mesin, dan kimia, industri hasil pertanian dan kehutanan, dan lainnya. Selain itu terdapat juga industri kerajinan rakyat seperti kerajinan pengolahan kerang laut, pengolahan rotan dan kayu serta pengolahan minyak kayu putih. Tabel 9 Jumlah dan jenis industri di Kota Ambon menurut Kecamatan tahun 2007 Kecamatan Kota Industri Pangan Industri Tekstil Industri Bahan Bangunan Industri Mesin, Logam dan Elektronik Industri Kerajinan Umum Industri Kimia dan Percetakan Nusaniwe 16 7 2 29 6 19 Sirimau 52 11 7 25 35 67 Teluk Ambon - - 1 1 - 1 TA Baguala 1 - 9 9 4 4 Leitimur Selatan - - - - 1 - Kota Ambon 69 18 19 64 46 91 Sumber: Kota Ambon Dalam Angka 2008, BPS Kota Ambon.

4.5. Peternakan

Kota Ambon tidk memngkinkan adanya peternakan besar, namun demikian peternakan dalam skala kecil banyak dilakukan oleh masyarakat. Jenis ternak yang diusahakan oleh peternak adalah sapi, kambing, ayam, itik, dan babi. Kebutuhan konsumsi sebenarnya cukup besar, namun potensi ini tidak dapat dipenuhi oleh masyarakat sendiri, sehingga ternak didatangkan dari luar Kota Ambon. Tabel 10 Jumlah dan jenis ternak di Kota Ambon menurut Kecamatan tahun 2007 Kecamatan Jenis Ternak Sapi Kerbau Kambing Babi Itik Ayam Nusaniwe 195 0 187 507 289 16725 Sirimau 79 65 145 221 157 10699 Teluk Ambon 139 0 167 107 123 3975 TA Baguala 140 0 110 168 106 5236 Leitimur Selatan 78 0 136 148 163 4737 TOTAL 631 65 745 1151 838 41372 Sumber: Kota Ambon Dalam Angka 2008, BPS Kota Ambon.

4.6. Perkembangan Kota

Arah perkembangan fisik Kota Ambon sampai saat ini dapat dilihat dari kecenderungan perkembangan kawasan terbangun Kota Ambon. Dari pengamatan di lapangan dan peta penggunaan lahan yang ada, ternyata perkembangan kawasan terbangun yang cepat mengarah dari kawasan Batu Merah ke arah Galala, Passo dan Poka mengikuti jalan arteri primer menyusuri pantai ke arah Bandar Udara Pattimura. Pembangunan kawasan terbagun antara lain untuk kegiatan permukiman, pemerintahan, perdagangan dan jasa serta industri. Khusus perkembangan kawasan terbangun ke arah daratanperbukitan didominasi oleh kawasan permukiman yang berlokasi di sepanjang pantai di jalan arteri primer Ambon – Laha. Kawasan permukiman sebagian tidak sesuai dengan arahan rencana karena memanfaatkan lereng-lereng perbukitan dengan kemiringan 30 yang dapat merusak kelestarian lingkungan.

4.7. Ruang Terbuka Hijau