Tabel 4 Kebutuhan air industri berdasarkan beberapa proses industri
Jenis Industri Jenis Proses Industri
Kebutuhan Air literhari
Industri rumah tangga Belum ada, rekomendasi dapat disesuaikan dengan
kebutuhan air rumah tangga. Industri kecil
Industri sedang Minuman ringan
1.600 - 11.200 Industri es
18.000 - 67.000 Kecap
12.000 - 97.000 Industri besar
Minuman ringan 65.000 – 7.800.000
Industri pembekuan ikan 225.000 – 1.350.000
dan biota perairan lainnya Industri tekstil
Proses pengolahan tekstil 400 – 700 literkapitahari
Sumber: Pedoman Konstruksi dan Bangunan, Dep. PU, 2005.
Untuk pekerja industri, kebutuhan air merupakan kebutuhan air domestik yang telah disesuaikan dengan kebutuhan pekerja pabrik. Adapun kebutuhan air
tersebut adalah 60 literpekerjahari.
2.8.3. Kebutuhan air ternak
Kebutuhan air ternak merupakan tingkat kebutuhan air yang diperlukan untuk pengoperasian peternakan, yang meliputi pemberian air minum untuk
ternak, tempat makan ternak, dan kebutuhan lainnya Purwanto, 2006. Kebutuhan air untuk ternak berdasarkan jenisnya dapat dilihat pada Tabel 5:
Tabel 5 Konsumsi air pada beberapa jenis ternak per ekor per hari
Jenis Ternak Intake air literekorhari
Sapi, Kerbau, Kuda 40
Domba dan Kambing 5
Babi 6 Unggas Ayam, Itik, dll
0,6
Sumber: Technical Report National Water Policy, 1992.
2.9. Pengelolaan Vegetasi dan Hasil Air
Pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai dengan melakukan pengelolaan vegetasi atau tataguna lahan adalah agar daerah aliran sungai secara keseluruhan
dapat berperan atau memberikan manfaat sebesar-besarnya secara lestari bagi manusia didalam memenuhi kebutuhan hidup serta kesejahteraannya Dahuri et
al., 1996, sehingga selain dapat menampung perkembangan dan dinamika
kegiatan ekonomi masyarakat setempat, maka pengelolaan tersebut diharapkan dapat mengantisipasi permasalahan yang mungkin terjadi.
Kegiatan tataguna lahan yang bersifat merubah tipe atau jenis penutup lahan, seringkali dapat memperbesar atau memperkecil hasil air. Perubahan dari
satu jenis vegetasi ke jenis vegetasi lainnya adalah umum dalam suatu pengelolaan sumberdaya alam. Penebangan hutan, peladangan berpindah, atau
perubahan tataguna lahan hutan menjadi areal perkebunan, padang rumput atau pemukiman adalah contoh kegiatan yang sering dijumpai pada wilayah yang
sedang bertumbuh. Terjadinya perubahan tataguna lahan dan jenis vegetasi tersebut dalam skala besar dan bersifat permanen akan dapat mempengaruhi
ketersediaan air. Kebanyakan persoalan sumberdaya air berkaitan dengan waktu dan
penyebaran aliran air. Kekeringan dan banjir adalah dua contoh klasik yang kontras tentang perilaku aliran air sebagai akibat perubahan kondisi tataguna
lahan dan faktor meteorologi, terutama curah hujan. Hasil penelitian jangka panjang yang telah dilakukan di berbagai penjuru dunia menunjukkan bahwa
pengaruh tataguna lahan dan aktivitas lain terhadap perilaku aliran air dapat terjadi dengan cara Hibbert, 1983; Bosch and Hewlett, 1982 dalam Asdak, 1995:
1 Penggantian atau konversi vegetasi dengan transpirasi atau intersepsi tahunan tinggi menjadi vegetasi dengan transpirasi atau intersepsi rendah dapat
meningkatkan volume aliran air dan mempercepat waktu yang diperlukan untuk mencapai debit puncak. Mekanisme peningkatan volume aliran air ini terjadi
ketika hujan turun, kelembaban tanah awal cenderung meningkat dan karenanya daya tampung air dalam tanah menjadi berkurang.
2 Kegiatan yang bersifat memadatkan tanah seperti penggembalaan yang intensif, pembuatan jalan dan bangunan lainnya, dan penebangan hutan. Kegiatan-
keiatan tersebut dalam batas tertentu dapat meningkatkan volume dan waktu berlangsungnya air limpasan, dan dengan demikian memperbesar debit puncak.
Kegiatan yang bersifat memacu infiltrasi diharapkan dapat memberikan pengaruh sebaliknya.
2.10. Ruang Terbuka Hijau Untuk Peresapan Air