C. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Penyalahgunaan Narkotika yang
Dilakukan Oleh Anak
Anak merupakan bagian terpenting dari seluruh proses pertumbuhan manusia. Karena dari masa kanak-kanaklah sesungguhnya karakter seseorang
dibentuk mulai dari fungsi otak maupun emosionalnya. Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika merupakan suatu
fenomena global yang sangat menakutkan dan membahayakan bagi bangsa dan Negara. Hampir setiap hari, di media cetak, dan elektronik ditampilkan orang-
orang yang menyalahgunakan narkotika.
73
Hal ini memperjelas kita semua bahwa narkotika yang beredar di tengah-tengah masyarakat baik legal maupun illegal
sangat mudah untuk dijumpai sehingga mengakibatkan bagi para yang mengkonsumsinya untuk menyalahgunakan penggunaan narkotika itu yang
awalnya narkotika diperuntukkan untuk pengobatan dan kegiatan-kegiatan medis lainnya. Maraknya penyalahgunaan narkotika ini jelas berakibat buruk terhadap
kualitas sumber daya manusia Indonesia yang menjadi salah satu modal pembangunan nasional.
Bahaya penggunaan narkotika tidak mengenal waktu, tempat dan strata sosial seseorang. Narkoba akan selalu mengancam dan menghantui dimana pun
dan kemana pun manusia berada. Narkoba mampu menembus batas dimensi ruang dan waktu. Obat terlarang ini, mampu menyentuh dan merambah seluruh lapisan
masyakat. Mulai pelajar, mahasiswa, kalangan professional, selebritis, akademisi,
73
Hari Sasangka, Narkotika dan Psikotropika Dalam Hukum Pidana, Mandar Maju, Bandung, 2003, hlm.3
birokrat legislative maupun eksekutif, bahkan aparat penegak hukum oknum Polri-TNI.
74
Penyalahgunaan narkotika bukanlah suatu kejadian yang sederhana yang bersifat mandiri, melainkan merupakan akibat dari beberapa faktor yang kebetulan
terjalin menjadi suatu fenomena yang pada akhirnya memberikan dampak yang merugikan masyarakat.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak menggunakan narkotika, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal endogen berlangsung
melalui proses internalisasi diri yang keliru dalam menanggapi lingkungannya dan semua pengaruh dari luar. Tindakan yang mereka lakukan adalah merupakan
reaksi yang salah atau irrasional dari proses belajar. Faktor eksternal eksogen dikenal pula sebagai faktor alam sekitar, faktor sosiolagis adalah semua
perangsang dan pengaruh dari luar yang menimbulkan tingkah laku tertentu pada anak-anak.
75
1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan sebab-sebab yang mendasari seorang anak melakukan penyalahgunaan narkotika yang berasal dari aspek kepribadian,
kecemasan dan emosional anak. Ada beberapa hal yang menyebabkan kejiwaan yang mendorong
seseorang terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkotik, penyebab internal tersebut antara lain:
76
74
Ibid.
75
Kartini Kartono, Op.Cit., hlm.109.
76
Novalina Kristinawati Manurung, Kebijakan Kriminal Crimanl Policy Terhadap Anak Pemakai Narkoba Di Kota Medan
, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2009, hlm. 83
a. Reaksi Frustasi NegatifKegoncangan Jiwa
Hal ini timbul karena secara kejiwaan seorang anak tidak mampu menghadapi atau beradaptasi dengan keadaan zaman yang serba kompleks, cara
adaptasi yang salah terhadap tuntutan zaman yang serba kompleks, semua pola kebiasaan dan tingkah laku patologis sebagai akibat masuknya konflik batin yang
salah, sehingga menimbulkan reaksi yang keliru dan tidak cocok. Semakin berkembang dan pesatnya pembangunan di segala bidang yang mengakibatkan
semakin kompleksnya keadaan masyarakat, sehingga menyebabkan anak-anak perlu melakukan penyesuaian diri terhadap banyaknya perubahan sosial, lalu
mereka mengalami banyak kejutan, frustasi, ketegangan batin. Dalam jiwa yang labil ini, apabila ada pihak-pihak yang berkomunikasi dengannya mengenai
narkoba maka ia dengan mudah dapat terlibat dengan narkoba.
b. Perasaan EgoisEmosional Pada Anak
Perasaan egois merupakan sifat yang dimiliki setiap orang.sifat ini sering mendominasi perilaku seseorang dengan tanpa sadar, begitu juga dengan
orang yang terlibat dengan narkoba atau para pengguna dan pengedar narkoba. Suatu waktu ketika rasa egois dapat mendorong anak untuk memiliki dan atau
menikmati secara penuh apa yang dapat diperoleh dari narkoba.
c. Kehendak Ingin Bebas
Kehendak ingin bebas adalah merupakan salah satu sifat alamiah manusia, setiap manusia ingin memiliki kebebasan yang penuh tanpa dikekang
oleh suatu apapun, apalagi anak yang menjelang remaja sangat ingin memiliki kehendak bebas, tetapi tidak ingin diatur atau dikekang oleh suatu aturan. Mereka
beranggapan bahwa aturan akan menyebabkan mereka terkekang, tidak ada lagi kehendak bebas. Sementara dalam tata pergaulan masyarakat banyak sekali
norma-norma serta aturan yang membatasi kehendak bebas tersebut. Kehendak ingin bebas ini muncul dan terwujud ke dalam perilaku setiap kali mengahdapi
himpitan dalam melakukan interaksi dengan orang lain sehubungan dengan narkoba, maka akan dengan sangat mudah mereka terjerumus pada suatu tindak
pidana narkoba.
d. Rasa Keingintahuan
Perasaan ini cenderung lebih dominan melekat pada anak-anak, perasaan tidak ingin terbatas pada hal-hal yang positif tetapi juga kepada hal-hal
yang sifatnya negatif. Rasa ingin tahu mendorong anak-anak menggunakan narkoba dari ingin coba-coba sehingga menimbulkan ketergantungan dan
menyebabkan anak menjadi susah terlepas dari narkoba.
2. Faktor Ekternal
Banyak sekali faktor eksternal yang menyebabkan anak menggunakan narkotika, diantaranya yang paling penting adalah:
a. Faktor Keluarga
Keluarga adalah merupakan tempat pertama proses terjadinya sosialisasi dan sivilisasi pribadi anak. Di dalam keluarga seorang anak belajar
untuk mengenal cinta, kasih saying, simpati, loyalitas, ideology,bimbingan, agama dan pendidikakn. Peranan keluarga sangat penting bagi tumbuh dan
berkembangnya jiwa anak.
77
Keluarga yang baik tentu akan memberikan dampak yang positif terhadap tumbuh kembang pada anak. Begitu pula sebaliknya,
keluarga yang buruk tentu akan memberikan dampak negative terhadap tumbuh kembang anak.
Keluarga merupakan kelompok masyarakat yang terkecil, akan tetapi merupakan lingkungan yang paling kuat dalam membesarkan anak terutama pada
anak-anak yang belum sekolah. Oleh karena itu keluarga mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan anak.
78
Oleh karena sebagian besar waktu dari anak-anak dihabiskan di dalam keluarga, maka sepantasnya penyalahgunaan
narkotika yang dilakukan oleh anak-anak sebagian besar juga merupakan pengaruh bagaimana keadaan keluarganya itu sendiri.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi sehingga menyebabkan anak menggunakan narkoba:
79
1 Rumah Tangga Berantakan Broken Home
Apabila rumah tangga terus menerus dipenuhi konflik yang serius, sehingga menyebabkan keluarga retak dan pada akhirnya mengakibatkan
terjadinya perceraian maka mulailah terjadi banyak kesulitan pada semua anggota
77
Ibid., hlm.86.
78
Sudarsono, Kenakalan Remaja, Rineka Cipta, Jakarta, 1995, hlm.125
79
Kartini Kartono, Op.cit., hlm.120.
keluarga terlebih lagi pada anak-anak. Keadaan ini menyebabkan anak menjadi sangat bingung dan merasa jiwanya hampa dan merasakan ketidakpastian
emosional.
80
Dalam broken home pada prinsipnya struktur keluarga itu tidak lengkap lagi disebabkan karena adanya:
81
a Salah satu orang tua atau keduanya meninggal dunia;
b Perceraian orang tua;
c Salah satu atau kedua orang tua terlalu sibuk sehingga tidak hadir
secara rutin ke dalam keluarga untuk waktu yang cukup lama. Pada saat orang tua bertengkar di depan anak, maka timbullah rasa
cemas, tertekan, emosi dan batin si anak akan merasa terluka, kemuadian muncullah konflik batin dan kegalauan jiwa, anak menjadi tidak tenang belajar,
tidak betah tinggal dirumah.
82
Untuk melupakan luka batin dan penderitaannya maka anak melampiaskan kemarahannya dengan cara menjadi nakal, urakan,
berandalan, tidak mau mengenal aturan dan norma sosial di masyarakat, terlibat dengan anggota geng dan untuk menghilangkan luka batin maka mereka
menggunakan narkotika. 2
Perlindungan berlebih dari orang tua Jika orang tua terlalu memanjakan dan melindungi anaknya,
mengakibatkan lemahnya jiwa anak sehingga menghindarkan diri anak dari sifat kemandirian. Maka anak tersebut akan selalu bergantung kepada orang tua dan
80
Abu Haraerah, Kekerasan Terhadap Anak, Nuansa, Bandung, 2006, hlm.86.
81
Sudarsono, Log.cit.
82
Abu Haraerah, Log.Cit.
tidak dapat mengambil tindakan sendiri semua hal mengandalkan orang tua.
83
Hal ini menyebabkan jiwa anak menjadi tidak sehat maka anak akan mudah merasa
cemas, bimbang serta ragu-ragu dan kepercayaan dirinya menjadi hilang. Tanpa adanya perintah yang diberikan orangtua membuat anak tidak
mampu untuk berbuat sesuatu, sehingga semua tindakan yang akan dilakukannya semua atas perintah dari kepala geng yang secara tidak langsung menyebabkan
dirinya terlibat kepada narkoba. 3
Penolakan Orangtua Ada orang tua yang tidak dapat melakukan tanggungjawabnya sebagai
orang tua. Orang tua ingin terus melanjutkan hidupnya seperti kebiasaannya yang lama bersenang-senang sendiri sama seperti sebelum kawin.
84
Kehadiran anak yang tidak diharapkan ini akan menimbulkan perasaan cemas sehingga membuat keadaan jiwanya menjadi tidak tenang.
Kebencian dari orang tua yang mampu dirasakan oleh anak, membuatnya mencari jalan lain untuk dapat melupakan perilaku yang tidak sewajarnya dari orangtuanya
yaitu dengan menggunakan narkoba. 4
Pengaruh Buruk dari Orangtua Sikap buruk dari orang tua dengan melakukan tindakan kriminal atau
asusila suka main perempuan, korupsi, senang berjudi, menghisap ganja, menggunakan obat-obat terlarang, kebiasaan meminum minuman keras, bersikap
83
Kartini Kartono, Op.Cit., hlm.121.
84
Ibid., hlm.122.
otoriter dan sebagainya dari orang tua atau salah satu anggota keluarga akan bisa memberikan pengaruh negative menular pada anak.
85
b. Faktor Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah lingkungan pendidikan formal kedua yang merupakan wadah setelah keluarga bagi anak remajapelajar. Sekolah adalah salah satu
pembentuk sumber daya manusia yang yang sangat dominan dan faktor moral utama ke arah yang lebih baik. Sekolah juga mempunyai sifat formal yang sangat
besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak. Salah satu faktor resiko anak memakai narkoba adalah rendahnya
prestasi sekolah anak. Prestasi sekolah yang rendah dapat menyebabkan anak mengalami frustasi, rendahnya rasa kepercayaan diri anak, merasa dikucilkan di
lingkungan masyarakat tetapi dapat pula terjadi bahwa rendahnya prestasi di sekolah karena remaja mengalami masalah yang tidak dapat diselesaikan sehingga
disalurkan ke dalam tingkah laku negatif seperti membolos dan tidak mengabaikan prestasi.
Anak-anak yang memasuki sekolah tidak semuanya berwatak baik, dalam sisi lain, anak-anak yang masuk sekolah ada yang berasal dari lingkungan
keluarga yang buruk dan ada pula yang berasal dari lingkungan keluarga yang baik yang selalu memperhatikan kepentingan anak untuk belajar. Sesuai dengan
keadaan seperti ini, sekolah-sekolah sebagai tempat pendidikan anak-anak
85
Ibid., hlm.124.
menjadi sumber terjadinya konflik psikologis yang pada prinsipnya memudahkan anak menjadi delikuen.
86
Banyak hal yang membuat anak didik merasa terlantar disekolah antara lain di sekolah anak merasa kurang diperhatikan, hal ini disebabkan pengaruh
negative dari perekonomian yang dialami oleh pendidik sehingga secara tidak langsung mengurangi perhatiannya kepada anak didik.
87
Dewasa ini sering terjadi perlakuan guru yang tidak adil, hukumansanksi-sanksi yang kurang menunjang tercapainya tujuan pendidikan,
ancaman yang tiada putus-putusnya, terjadi disharmonisasi antara peserta didik dan pendidik. Kurikulum selalu berubah-ubah tidak menentu sehingga membuat
bingung para pengajar maupun murid, selain itu materi yang selalu ketinggalan zaman dan tidak bisa menyerap aspirasi anak.
88
Keadaan seperti ini tentu akan memberikan efek yang buruk dalam proses pembelajaran anak. Dapat
menyebabkan anak malas belajar, gampang jenuh, dan lelah secara psikis. Proses belajar yang kurang menguntungkan bagi anak tentu member pengaruh langsung
atau pun tidak langsung terhadap perilaku negatif yang dilakukan oleh anak . Minat belajar anak menjadi menurun, sebaliknya mereka menjadi lebih tertarik
tentang hal-hal non persekolahan, misalnya: masalah seks, hidup santai, minum minuman keras, menghisap ganja dan bahan narkotik lainnya, suka membolos
sekolah dan berkumpul dengan teman sekelompoknya berkeliaran dijalan raya.
89
86
Sudarsono, Op.Cit., hlm.130
87
Ibid.
88
Ibid., hlm.131
89
Ibid.
c. Faktor Milieu Lingkungan Sekitar
Tempat tinggal di daerah hitam, atau terlalu padat penduduk, suasana hiburan yang menggoda bagi anak-anak awal remaja kebiasaan hidup yang
dipenuhi aktivitas-aktivitas dunia hiburan akan membawa dampak buruk bagi perkembangan anak. Lingkungan ada kalanya dihuni oleh orang dewasa serta
anak-anak muda kriminal dan anti sosial, yang dapat menimbulkan reaksi emosional buruk pada anak-anak yang masih labil jiwanya, sehingga anak mudah
terjangkit oleh pola tindakan kriminal, asusila dan anti sosial.
90
Oleh karena itu agar anak tidak terpengaruh oleh lingkungan yang tidak baik anak harus diberikan
kasih saying dan perhatian yang cukup serta diberikan pemahaman agama yang baik sehingga kemungkinan anak terpengaruh hal yang buruk semakan kecil.
Menurut Sutherland dalam teorinya assosiasi diffrensial menyatakan bahwa perilaku jahat merupakan suatu perbuatan dari proses belajar. Demikian
juga dengan anak yang memakai narkoba pada umumnya mereka memakai narkoba karena belajar dari lingkungannya melalui suatu proses interaksi
pergaulan yang akrab. Dengan kata lain anak yang memakai narkoba terlihat dalam suatu interaksi yang akrab dengan orang-orang yang ada disekitar
lingkungannya. Dari interaksi-interaksi dengan orang-orang yang ada disekitar
lingkungannya, terkadang memungkinkan anak bertemu dengan sekelompok teman yang sebaya dengan dirinya. Dimana mereka merasa dekat satu dengan
lainnya, mempunyai rasa senasib sepenanggungan, rasa solidaritas yang tinggi
90
Kartini Kartono, Op.cit.,hlm.126-127.
antar sesama sehingga membentuk sebuah kelompok diantara mereka geng. Dengan munculnya kelompok seperti ini dikalangan anak-anak membuat mereka
dengan mudah untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan menurut mereka sekalipun hal-hal tersebut merupakam tindak kejahatan delikuen.
Kelompok teman sebaya ini dapat menjadi awal bagi anak dalam mengenal dan mencoba narkoba. Terjadi dilemma di dalam diri remaja, disatu sisi
menyadari bahaya dan dampak yang akan ditimbulkan dari narkoba tersebut disisi lain mereka membutuhkan penerimaan dan pengakuan dari kelompok. Dukungan
kelompok dan proses seleksi pada kelompok sangat berarti terutama bagi anak yang sangat bergantung secara emosional terhadap kelompoknya sehingga semua
aturan yang diperintahkan oleh kelompoknya berlaku dan sangat dipatuhi oleh setiap anggota kelompok sebaya tersebut.
Menurut Graham Blaine, seorang psikiater, sebab-sebab penyalahgunaan narkoba adalah:
91
1 Untuk membuktikan keberanian dalam melakukan tindakan-
tindakan yang berbahaya dan yang memiliki risiko, sehingga agar keberaniannya timbul maka mereka mempergunakan
naroba, misalnya: berkelahi, lomba, balapan motor illegal, ngebut dan tindakan berbahaya lainnya;
2 Untuk menentang suatu otoritas yaitu terhadap orang tua, guru,
hukum atau instansi yang berwenang lainnya, ada anggapan bahwa mereka adalah merupakan pengekang terhadap
kebebasan;
3 Untuk melepaskan diri dari rasa kesepian, hal ini terjadi karena
pemakai merasa dirinya kurang diperhatikan, merasa disingkirkan sehingga memakai narkoba karena dirinya dianggap
ada;
4 Untuk melepaskan diri dari masalah dan ingin pikiran yang
tenang, sehingga dengan menggunakan narkoba, mereka pemakai dapat menemukan arti hidup.
91
Hari Sasangka, Op.Cit., hlm.5
5 Mengikuti kemauan kawan dan untuk memupuk solidaritas
dengan kawam-kawan; 6
Karena didorong rasa ingin tahu curiosity dan arena iseng just for kicks
. Di dalam Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2013 terdapat beberapa
langkah pembinaan yang dapat dilakukan dalam rangka mencegah generasi muda dan anak usia sekolah dalam penyalahgunaan Narkotika antara lain:
92
1
melaksanakan penyuluhan mengenai bahaya penyalahgunaan
Narkotika khususnya kepada generasi muda dan anak usia sekolah; dan 2
memasukkan pendidikan mengenai bahaya penyalahgunaan Narkotika ke dalam kurikulum sekolah dasar sampai dengan sekolah lanjutan
tingkat atas, berkoordinasi dengan menteri terkait.
92
Pasal 52, Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2013 Tentang Pelaksanaan Atas UU No.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
65
BAB III PENGATURAN BERKAITAN MENGENAI ANAK SEBAGAI KORBAN