Dalam penularan DBD di Indonesia, nyamuk Ae.aegypti di perkotaan merupakan vektor endemik yang paling penting. Di daerah perkotaan nyamuk
Ae.aegypti selalu menggigit di dalam rumah sedangkan nyamuk Ae.albopictus menggigit di luar rumah karena perindukan nyamuk ini berada di kebun dan
pohon-pohon Soedarmo, 2009. Ae. aegypti juga dikenal sebagai vektor penular penyakit demam kuning yellow fever, sehingga sering disebut yellow fever
mosquito.
2.4. Gambaran Umum mengenai Nyamuk
Aedes spp 2.4.1 Asal Mula Nyamuk
Aedes, spp
Nyamuk Ae.aegypti pada awalnya berasal dari Mesir dan menyebar ke seluruh dunia melalui kapal laut dan kapal udara. Ae.aegypti adalah spesies
nyamuk tropis dan subtropis yang ditemukan, biasanya berada diantara 40 LU dan 40 LS seperti Asia, Afrika, Australia, dan Amerika Hadinegoro dan Satari, 2004.
Distribusi Aedes juga dibatasi oleh ketinggian. Nyamuk aedes ini biasanya tidak ditemukan diatas 1000 m.
Nyamuk Ae. albopictus adalah spesies hutan yang beradaptasi dengan lingkungan hidup manusia di pedesaan, pinggiran kota dan perkotaan. Di
laboratorium, nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus dapat menularkan virus dengue secara vertikal melalui nyamuk betina ke telur sampai keturunannya,
walaupun albopictus lebih cepat melakukannya WHO, 2004.
2.4.2. Klasifikasi Nyamuk Aedes spp
Mudah untuk membedakan nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus dari bentuknya, pada albopictus garis toraksnya tidak mempunyai garis yang
melengkung. Ae. albopictus sering dijumpai diluar rumah Soedarto, 1990. Ciri
Universitas Sumatera Utara
utama nyamuk Ae. aegypti adalah ada dua garis lengkung yang berwarna putih keperakan dikedua sisi lateral dan dua buah garis putih sejajar di garis median dari
punggungnya yang berwarna dasar hitam sehingga sering disebut black white mosquito Soegijanto, 2006. Di Indonesia nyamuk ini sering disebut sebagai
salah satu nyamuk rumah. Aedes spp pengebarannya sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis
di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, Aedes aegypti merupakan pembawa utama primary vektor dan bersama Aedes albopictus menciptakan
siklus persebaran dengue di desa dan di kota. Mengingat keganasan penyakit DBD masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara – cara
mengendalikan jenis nyamuk ini untuk membantu mengurangi persebaran penyakit DBD Wikipedia, 2014.
Kedudukan nyamuk Aedes spp dalam klasifikasi hewan adalah sebagai berikut:
Filum: Arthropoda Kelas: Insecta
Ordo: Diptera
Famili: Culicidae Genus: Aedes
Spesies: Aedes spp Sembel, 2009.
2.4.3. Morfologi Nyamuk Aedes spp
Nyamuk Aedes spp biasanya berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan ukuran nyamuk rumah Culex quinquefasciatus. Telur Aedes spp
Universitas Sumatera Utara
mempunyai dinding bergaris-garis dan membentuk bangunan menyerupai gambaran kain kasa. Sedangkan larva Aedes spp Nyamuk Aedes spp dewasa
memiliki ukuran sedang, dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan garis-garis putih keperakan.
Di bagian punggung tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari Spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh
nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk tua. Ukuran dan warna nyamuk ini sering kali berbeda
antar populasi, tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk jantan umumnya lebih kecil dari nyamuk
betina dan terdapat rambut-rambut tebal pada antena nyamuk jantan. Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang Gandahusada, ilahude dan Pribadi,
1998.
2.4.4. Siklus Hidup Nyamuk Aedes spp