xxix
a. Quick Ratio
Persediaan dan beban dibayar dimuka merupakan aktiva lancar yang paling tidak likuid. Dalam perusahaan dengan siklus operasi yang
panjang, kemungkinan dibutuhkan waktu beberapa bulan untuk mengkonversikan persediaan menjadi kas. Oleh karena itu, banyak
kreditor yang lebih menyukai Quick Ratio ketimbang rasio lancar
sebagai ukuran solvensi jangka pendek perusahaan. Rasio cepat tidak menyertakan persediaan dan beban dibayar dimuka sebagai dasar
aktiva lancarnya karena merupakan aktiva lancar yang paling tidak likuid. Quick Ratio
menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya dari aktiva cepatnya. Aktiva cepat adalah
aktiva yang dapat dengan segera dikonversikan menjadi kas. Quick Ratio
Rasio cepat merupakan pelengkap penting untuk rasio lancar. Rasio untuk menghitung rasio cepat adalah sebagai berikut:
Henry Simamora 2000:526, menyatakan bahwa dalam memutuskan apakah suatu rasio cepat itu memuaskan atau tidak, para
pemodal memperhitungkan kualitas surat berharga dan piutang perusahaan. Suatu akumulasi dari surat berharga atau piutang yang
Quick Ratio
=
Kas + Setara Kas + Surat Berharga + Piutang Kewajiban Lancar
xxx kualitasnya buruk, atau keduanya, dapat menyebabkan rasio cepatnya
tampak seolah-olah menguntungkan. Pada saat mengacu kepada surat berharga, kualitas yang buruk berarti surat berharga yang
kemungkinan besar akan mendatangkan kerugian pada waktu dijual. Piutang dagang bermutu rendah mungkin tidak akan tertagih atau tidak
dapat ditagih sebelum jatuh tempo. Kualitas piutang tergantung pada umur piutang, yang dapat dinilai dengan membuat skedul umur
piutang atau dengan menghitung tingkat putaran piutang dagang.
b. Current Ratio
Current Ratio rasio lancar merupakan ukuran likuiditas relatif
yang diperhitungkan perbedaan dalam ukuran absolut. Rasio ini dipakai untuk membandingkan perusahaan-perusahaan dengan jumlah
aktiva dan
kewajiban lancar
yang berbeda,
serta untuk
membandingkan likuiditas perusahaan yang sama dari tahun ke tahun. Rumus untuk menghitung rasio lancar adalah:
Rasio tersebut menunjukkan hubungan aktiva lancar dengan kewajiban lancar menurut nilai mata uangnya. Rasio yang rendah
dapat berarti bahwa perusahaan tidak akan sanggup melunasi utang jangka pendeknya dalam kondisi darurat. Rasio yang tinggi dianggap
Current Ratio
=
Aktiva Lancar Kewajiban Lancar
xxxi menguntungkan bagi kreditor. Walau kreditor jangka pendek
umumnya merasa nyaman melihat saldo modal kerja yang besar, saldo yang besar itu sendiri bukanlah menjadi jaminan bahwa utang usaha
akan dilunasi ketika jatuh tempo. John J Wild, et al 2005:188, mengungkapkan alasan
digunakannya rasio lancar secara luas sebagai ukuran likuiditas mencakup kemampuannya untuk mengukur:
i Kemampuan memenuhi kewajiban lancar. Semakin tinggi
perkalian kewajiban lancar terhadap aktiva lancar, semakin besar keyakinan bahwa kewajiban lancar akan dibayar.
ii Penyangga kerugian. Semakin besar penyangga, semakin kecil
risikonya. Rasio lancar menunjukkan tingkat keamanan yang tersedia untuk menutup penurunan nilai aktiva lancar nonkas
pada saat aktiva tersebut dilepas atau dilikuidasi. iii
Cadangan dana lancar. Rasio lancar menunjukkan keamanan terhadap ketidakpastian dan kejutan atas arus kas perusahaan.
Ketidakpastian dan kejutan, seperti adanya pemogokan dan kerugian luar biasa, dapat membahayakan arus kas secara
sementara dan tidak terduga. Meskipun rasio lancar merupakan ukuran yang berguna dan
relevan terhadap likuiditas dan solvabilitas jangka pendek, ia memiliki keterbatasan yang harus diperhatikan. Rasio lancar merupakan ukuran
xxxii statis atas sumber daya yang tersedia pada suatu waktu untuk
memenuhi kewajiban lancar. Cadangan sumber daya kas lancar tidak memiliki hubungan logis dan sebab akibat dengan arus kas masuk
masa depan. Pada hal arus kas masuk masa depan merupakan indikator likuiditas yang terbaik. Arus kas masuk ini tergantung dari faktor-
faktor yang tidak dicakup dalam rasio, seperti penjualan, pengeluaran kas, keuntungan, dan perubahan kondisi usaha.
c. Cash Ratio