Analisis Pengaruh Cost To Income Ratio (CIR), Debt To Equity Ratio (DER), Size Bank, Return On Asset (ROA), Earnings Per Share (EPS), Dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH COST TO INCOME RATIO (CIR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), SIZE BANK, RETURN ON ASSET (ROA),

EARNINGS PER SHARE (EPS), DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA

OLEH

WHISNU WIHAUDA 100503005

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ANALISIS PENGARUH COST TO INCOME RATIO (CIR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), SIZE BANK, RETURN ON ASSET (ROA), EARNINGS PER SHARE (EPS), DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan penulisan etika ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi saya, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan,

Yang membuat pernyataan,

Whisnu Wihauda NIM : 100503005


(3)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH COST TO INCOME RATIO (CIR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), SIZE BANK, RETURN ON ASSET (ROA), EARNINGS PER SHARE (EPS), DAN NON PERFORMING LOAN (NPL)

TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh cost to income ratio (CIR), debt to equity ratio (DER), size bank, return on asset (ROA), earnings per share (EPS), dan non performing loan (NPL) terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini memiliki jumlah sampel 25 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2013.

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dari 39 populasi perusahaan perbankan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS dengan menggunakan uji F dan uji t.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cost to income ratio (CIR), debt to equity ratio (DER), size bank, return on asset (ROA), earnings per share (EPS), dan non performing loan (NPL) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Secara parsial hanya return on asset (ROA), dan eaning per share (EPS) berpengaruh signifikan. Sedangkan, cost income ratio (CIR), debt equity ratio (DER), size bank, dan non performing loan (NPL) tidak berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI.

Kata kunci: Harga Saham, Cost To Income Ratio (CIR), Debt To Equity Ratio (DER), Size Bank, Return On Asset (ROA), Earnings Per Share (EPS), Dan Non Performing Loan (NPL).


(4)

ABSTRACT

THE ANALYS EFFECT OF FINANCIAL RATIO, CASH FLOW FROM OPERATING ACTIVITIES AND FIRM SIZE TO THE STOCK RETURN OF

PROPERTY AND REAL ESTATE COMPANIES LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study aims to identify and analyze the effect of cost to income ratio (CIR), debt to equity ratio (DER), size bank, return on assets (ROA), earnings per share (EPS), and non-performing loan (NPL) to the price shares in banking companies listed in Indonesia Stock Exchange. This study has a sample of 25 banking companies listed in Indonesia Stock Exchange from year 2009 to 2013.

Sample selection is done by purposive sampling method from 39 populations banking company. The data used in this research is using secondary data, financial statements published by the website www.idx.co.id. Model analysis used is multiple linear regression were performed with SPSS computer program using the F test and t test.

The results showed that the cost to income ratio (CIR), debt to equity ratio (DER), size bank, return on assets (ROA), earnings per share (EPS), and non-performing loan (NPL) have a significant effect simultaneously on stock prices in the banking companies listed on the Stock Exchange. Partially only return on assets (ROA), and eaning per share (EPS) significantly. Meanwhile, the cost income ratio (CIR), debt equity ratio (DER), size banks, and non-performing loan (NPL) has no effect on the stock price on the banking sector companies listed on the Stock Exchange.

Keywords : Share Price, cost to income ratio (CIR), debt to equity ratio (DER), size bank, return on asset (ROA), earnings per share (EPS), and non performing loan (NPL).


(5)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim, Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Cost To Income Ratio (CIR), Debt To Equity Ratio (DER), Size Bank, Return On Asset (ROA), Earnings Per Share (EPS), Dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta do’a dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Teristimewa untuk kedua orang tua saya yang sangat saya kagumi dan cintai, Suryadi dan Sutriati beserta saudara sanak famili yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, do’a, bahkan dukungan materi, nasehat serta semangat yang tulus untuk selamanya.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac.,Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bsinis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM.,Ak selaku Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Arifin Akhmad, MSI,. Ak, CA selaku Dosen Pembimbing saya yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, perhatian lebih, pengarahan, dan perbaikan yang sungguh menguras tenaga dan pikiran untuk tetap belajar dalam menyelesaikan skripsi ini serta sangat membatu dalam menambah kepribadian untuk lebih tangkas dan sikap lebih baik yang berguna selamanya untuk saya pribadi dimasa yang akan datang.

5. Bapak Drs. Sucipto MM., Ak selaku Dosen Pembanding dan Bapak Drs. Chairul Nazwar, MSi., Ak selaku Dosen Penguji saya yang telah membantu penulis dalam memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Yang sangat saya cintai kepada Orang Tua saya Ayah kandung Suryadi dan Ibu kandung Sutriati, abang kandung Saputra Andanis dan adik-adik kandung saya Ratih Suryandari, Eria Rahayu, Harun Muzakir yang selalu memberikan do’a, semangat serta kasih sayang yang tulus selama ini. Teman-teman teristimewa Dian Prandana, Fandi Arya, Soviatu Zahara, Lia,


(6)

Febri Larasati, Nurul, Riri, Laila azmi, Maya, Vicky, Faisal, Widya, Winda, Ezza, Santi, Suryani, Ovi, Rara, Vivi, Imam, Andes, Guan, Ricup, Ridho, Siska, Hilda, Opi, Hary Adryani serta semua keluarga dan pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan selama ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Mei 2015 Peneliti,

Whhisnu Wihauda NIM : 100503005


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYTAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 8

1.3Tujuan Penelitian ... 8

1.4Manfaat Penelitaian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1 Analisis Laporan Keuangan ... 10

2.1.2 Analisis Rasio ... 12

2.1.2.1Rasio Likuiditas ... 13

2.1.2.2Rasio Leverage ... 13

2.1.2.3 Rasio Aktiivitas ... ... 15

2.1.2.4 Rasio Profitabilitas ... 16

2.1.2.5 Rasio Pertumbuhan ... 18

2.1.2.6 Rasio Non Performing Loans(NPL) ... 19

2.1.3 Firm Size ... 20

2.1.4 Saham ... 22

2.1.4.1Jenis Saham ... 22

2.1.4.1.1 Dari segi peralihan... 23 2.1.4.1.2 Dari segi hak tagih... 23

2.1.4.2 Pengertian Harga Saham ... 23

2.1.4.3Pendekatan Penilaian Harga Saham ... 23

2.1.4.3.1Analisis Fundamental ... 23

2.1.4.3.2 Analisis Teknikal ... 24

2.1.4.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Harga Saham. ..…. 24 2.1.5 Hubungan antara Rasio Keuangan dengan Harga Saham ... 26

2.2 Tinjauan penelitian Terdahulu ... 28


(8)

2.3.1 Kerangka Konseptual ... 42

2.3.2 Hipotesis Penelitian ... 46

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Desain Penelitian ... 47

3.2Lokasi dan Waktu Penelitian... 47

3.3Populasi dan Sampel Penelitian ... 47

3.3.1 Populasi ... 47

3.3.2 Sampel peneltian ... 48

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 49

3.4.1Jenis Data ... 49

3.4.2Sumber Data ... 50

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 50

3.6 Defenisi Operasional dan Teknik Pengukuran variabel ... 50

3.6.1Variabel Dependen ... 50

3.6.2Variabel Independen ... 51

3.6.2.1 Cost Income Ratio (CIR) ... 51

3.6.2.2 Debt to Equity Ratio (DER) ... 51

3.6.2.3 Size Bank ... 51

3.6.2.4 Return on asset (ROA) ... 52

3.6.2.5 Earnings per share(EPS) ... 52

3.6.2.6 Non Performing Loans(NPL) ... 52

3.6.3Ikhtisar Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 53

3.7 Metode Analisis Data ... 54

3.7.1Regresi Linear Berganda ... 54

3.7.2Pengujian Asumsi Klasik ... 55

3.7.2.1Uji Normalitas ... 55

3.7.2.2Uji Multikolinieritas ... 57

3.7.2.3Uji Heterokedastisitas ... 58

3.7.2.4Uji Autokorelasi ... 58

3.7.3Uji Hipotesis Penelitian ... 59

3.7.2.1 Uji Koefisien Determinasi Adjusted �2 ... 59

3.7.2.2 Uji F ... 60

3.7.2.3Uji t... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 61

4.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 61

4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 65

4.3.1 Uji Normalitas Data ... 65

4.3.2 Uji Multikolinearitas ... 70

4.3.3 Uji Heterokedastisitas ... 71


(9)

4.4 Pengujian Hipotesis ... 74

4.4.1 Uji t ... 74

4.4.2 Uji F ... 80

4.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 81

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 84

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 84

5.3 Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1 Daftar Harga Saham……… 3

Tabel2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 35

Tabel 3.1 Sampel Penelitian ... 48

Tabel 3.2 Ikhtisar Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 53

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 62

Tabel 4.2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Sebelum Transformasi ... 67

Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi ... 69

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 70

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 73

Tabel 4.6 Hasil Uji t ... 74

Tabel 4.7 Hasil Uji F ... 80


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 KerangkaKonseptual ... 42

Gambar 4.1 UjiNormalitas (1) : Histogram Sebelum Transformasi ... 66

Gambar 4.2 UjiNormalitas (2) : Grafik PP Plots Sebelum Transformasi ... 66

Gambar 4.3 UjiNormalitas (1) : Histogram Stelah Transformasi ... 68

Gambar 4.4 UjiNormalitas (2) : GrafikPP Plots SetelahTransformasi... 68


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahan Bank

di Bursa Efek Indonesia... 90 Lampiran 2 Daftar Data Variabel Penelitian 2014 ... .. 91 Lampiran 3 Data Variabel Setelah Transformasi ... 95


(13)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH COST TO INCOME RATIO (CIR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), SIZE BANK, RETURN ON ASSET (ROA), EARNINGS PER SHARE (EPS), DAN NON PERFORMING LOAN (NPL)

TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh cost to income ratio (CIR), debt to equity ratio (DER), size bank, return on asset (ROA), earnings per share (EPS), dan non performing loan (NPL) terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini memiliki jumlah sampel 25 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2013.

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dari 39 populasi perusahaan perbankan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS dengan menggunakan uji F dan uji t.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cost to income ratio (CIR), debt to equity ratio (DER), size bank, return on asset (ROA), earnings per share (EPS), dan non performing loan (NPL) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Secara parsial hanya return on asset (ROA), dan eaning per share (EPS) berpengaruh signifikan. Sedangkan, cost income ratio (CIR), debt equity ratio (DER), size bank, dan non performing loan (NPL) tidak berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI.

Kata kunci: Harga Saham, Cost To Income Ratio (CIR), Debt To Equity Ratio (DER), Size Bank, Return On Asset (ROA), Earnings Per Share (EPS), Dan Non Performing Loan (NPL).


(14)

ABSTRACT

THE ANALYS EFFECT OF FINANCIAL RATIO, CASH FLOW FROM OPERATING ACTIVITIES AND FIRM SIZE TO THE STOCK RETURN OF

PROPERTY AND REAL ESTATE COMPANIES LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study aims to identify and analyze the effect of cost to income ratio (CIR), debt to equity ratio (DER), size bank, return on assets (ROA), earnings per share (EPS), and non-performing loan (NPL) to the price shares in banking companies listed in Indonesia Stock Exchange. This study has a sample of 25 banking companies listed in Indonesia Stock Exchange from year 2009 to 2013.

Sample selection is done by purposive sampling method from 39 populations banking company. The data used in this research is using secondary data, financial statements published by the website www.idx.co.id. Model analysis used is multiple linear regression were performed with SPSS computer program using the F test and t test.

The results showed that the cost to income ratio (CIR), debt to equity ratio (DER), size bank, return on assets (ROA), earnings per share (EPS), and non-performing loan (NPL) have a significant effect simultaneously on stock prices in the banking companies listed on the Stock Exchange. Partially only return on assets (ROA), and eaning per share (EPS) significantly. Meanwhile, the cost income ratio (CIR), debt equity ratio (DER), size banks, and non-performing loan (NPL) has no effect on the stock price on the banking sector companies listed on the Stock Exchange.

Keywords : Share Price, cost to income ratio (CIR), debt to equity ratio (DER), size bank, return on asset (ROA), earnings per share (EPS), and non performing loan (NPL).


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar modal (capital market) adalah pasar yang menyediakan sumber pembelanjaan dengan jangka waktu yang relatif panjang, yang diinvestasikan pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan akhirnya meningkatkan keuntungan perusahaan (Latumaerissa, 2011:314). Pasar modal sebagai pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan yang dapat menunjang sekaligus menjadi salah satu indikator terpenting dalam mendukung kemajuan perekonomian suatu negara. Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (emiten) dalam tranksaksi pemindahan dana. Bagi investor, pasar modal dapat memberikan alternatif investasi yang lebih variatif sehingga memberikan peluang untuk meraih keuntungan yang lebih besar. Bagi emiten, pasar modal dapat memberikan sumber pendanaan lain untuk melakukan kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan. Modal yang diperjualbelikan dalam pasar modal terbagi menjadi dua, yaitu Debt Capital atau modal hutang dan Equity Capital atau modal ekuitas (Gitosudarmo dan Basri, 2002:239).


(16)

Investasi dalam bentuk sekuritas umumnya dilakukan dalam bentuk saham dan obligasi, namun yang lebih populer adalah dalam bentuk saham. Penjualan dan pembelian saham pada umumnya dapat dilakukan di pasar modal, yaitu tempat bertemunya pihak-pihak yang kelebihan dana dengan pihak-pihak yang kekurangan dana. Pihak-pihak yang membutuhkan dana dapat menerbitkan sahamnya dan memasarkannya ke pasar modal dengan tujuan untuk mendapatkan dana yang akan dapat digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan atau untuk memperluas usaha. Pihak yang kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya dalam bentuk saham yang diterbitkan perusahaan penerbit dengan harapan bahwa dana yang diinvestasikan tersebut dapat menghasilkan pengembalian yang diharapkan.

Saham merupakan salah satu jenis modal ekuitas yang diperjualbelikan dalam pasar modal. Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas (Syahyunan, 2004:15). Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.

Investor yang rasional dalam membuat keputusan investasi membutuhkan informasi. Investor seringkali menggunakan informasi yang diumumkan kepada publik karena informasi tersebut mempunyai sinyal mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang. Investor memerlukan informasi yang dapat dijadikan acuan dalam mengkomunikasikan keputusan investasinya, sehingga informasi keuangan suatu entitas bisnis yang berkualitas sangat diperlukan sebagai


(17)

pertanggungjawaban atas pengelolaandana yang ditanamkan. Informasi mengenai pengumuman harga saham suatu entitas bisnis merupakan salah satu informasi yang sangat penting bagi investor dalam berinvestasi. Harga saham yang tinggi mencerminkan keadaan suatu perusahaan yang baik demikian sebaliknya.

Fenomena yang terjadi berkaitan dengan penaikan maupun penurunan harga saham suatu entitas bisnis menjadi layak untuk dibahas lebih lanjut. Beberapa perusahaan sering sekali mengalami penaikan maupun penurunan harga saham yang drastis atau bahkan tidak mengalami kenaikan secara signifikan dari tahun ke tahun, sebagai contoh untuk perusahaan periode tahun 2009-2012 pada tabel 1.1 (dalam rupiah).

Tabel 1.1. Daftar Harga Saham

No Nama Perusahaan 2009 2010 2011 2012

1 Bank Capital Indonesia Tbk 98 102 160 120

2 Bank Mutiara Tbk 50 50 50 50

3 Bank Mandiri 4700 6500 6750 8100

Sumber: Factbook, www.idx.co.id (diakses : 29/08/2014)

Dari Tabel 1.1 diatas tampak bahwa terjadi perubahan harga saham Bank Capital Indonesia dari tahun 2009-2012, sementara untuk Bank Mutiara Tbk sendiri harga saham tidak mengalami kenaikan secara signifikan dari tahun 2009-2012 dan tergolong sangat rendah dibandingkan dengan harga saham perusahaan perbankan lainnya seperti Bank Mandiri Tbk. Untuk Harga saham Bank Mandiri


(18)

itu sendiri dapat terlihat sangat melonjak tinggi dibandingkan dengan kedua harga saham perusahaan perbankan lainnya dari tahun 2009-2012. Dari fenomena diatas tampak jelas bahwa banyak faktor-faktor baik yang berasal dari keuangan maupun non keuangan yang mempengaruhi perubahan harga saham suatu entitas atau perusahaan yang patut diteliti lebih lanjut.

Faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham antara lain adalah rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas, rasio pasar dan ukuran perusahaan itu sendiri. Cost to Income Ratio (CIR) merupakan salah satu proksi dari rasio profitabilitas. MenurutWijaya (2000dalam Juliana, 2013:3) menyatakan bahwa Cost to Income Ratio (CIR) adalah“Rasio biaya operasional yaitu perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasi”. Semakin rendah CIR berarti semakin efisien bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakinbesar sehingga pada akhirnya akan menaikkan harga saham bank tersebut.Penelitian yang dilakukan olehIndriana (2008 dalam Juliana, 2013)menyatakan bahwa Cost to Income Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham sementara penelitian yang dilakukan oleh Juliana (2013) menyatakan bahwa Cost to Income Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Debt to Equity Ratio ratio ini menunjukkan pinjaman jangka panjang yang diberikan oleh para kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh


(19)

pemilik perusahaan. Hal ini biasanya digunakan untuk mengukur financial leverege dari suatu perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Nadeak (2011) menyatakan bahwa Debt to Equity Ratioberpengaruh signifikan terhadap harga saham sementara penelitian yang dilakukan oleh Cory (2010) menyatakan Debt to Equity Ratiotidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Size Bank ini merupakan salah satu indikator lain tetapi tidak termasuk rasio keuangan namun dapat menjadi faktor fundamental dalam menentukan harga saham adalah ukuran perusahaan. Dimana perusahaan besar memiliki pertumbuhan yang relative besar dibandingkan dengan perusahaan kecil. Ukuran perusahaan atau dapat disebut dengan size firm dapat digunakan untuk mewakili karakteristik keuangan perusahaan. Perusahaan besar cenderung lebih beresiko dari pada perusahaan dengan ukuran yang lebih kecil. Ini tentu akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Munte (2009) yang menyatakan bahwa return on equity (ROE), current ratio (CR), price book value (PBV), cash flow from operating debt (CFOD), dan ukuran perusahaan (SIZE) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham sedangkan secara parsial hanya variabel Return On Equity (ROE) yang berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Dari penelitian terdahulu ukuran perusahaan memaparkan pengaruhnya terhadap return saham dalam hal ini peneliti akan mengaitkan bagaimana hubungannya terhadap harga saham.

Retrun On Assetmerupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan. Dimana semakin tinggi rasio ini, semakin baik


(20)

keadaan suatu perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Nadeak (2011), Qilsby (2013), dan Juliana (2013) menyatakan bahwa Retrun On Assetberpengaruh signifikan terhadap harga saham sementara penelitian yang dilakukan oleh Kielsan (2010 dalam Nadeak 2011) menyatakan bahwa Retrun On Asset tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Earning Per Sharemenggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Para calon pemegang saham tertarik dengan Earning Per Share(EPS) yang besar karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan. Semakin tinggi EPS menggambarkan semakin meningkatnya harga saham suatu perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Qilsby (2013) menyatakan bahwa EPS berpengaruh signifikan terhadap harga sahamsementara penelitian yang dilakukan oleh Ferawati (2010 dalam Qilsby 2013)Earning Per Sharetidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Non Performing Loans merupakan salah satu indikator kesehatan kualitas aset bank. NPL yang digunakan adalah yang sudah disesuaikan yaitu NPL netto. Penilaian terhadap kualitas aset bank merupakan penilaian terhadap kondisi aset bank dan kecukupan manejemen resiko kredit. NPL merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyanggah resiko kegagalan pengembangan kredit oleh debitur. Darmawan (2004, dalam Savitri 2011). Sebelum investor mengambil keputusan sekiranya dapat memantau dari laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan secara transparan guna untuk menilai kesehatan aset suatu entitas apakah kinerja perusahaan dalam


(21)

menyanggah atau manejemen resiko sudah dalam kriteria kesehatan perusahaan dalam operasional bisnis.

Oleh karena terdapat ketidakkonsistenan dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap harga saham, memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian kembaliterhadap faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Penelitian ini merupakan replikasidari penelitian yang dilakukan oleh Corry (2010), Nadaek (2011), Sidabutar (2012), Qilsby (2013) dan Juliana (2013). Beda penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah (1) penelitian ini mengambil beberapa variabel dari penelitian-penelitian terdahulu dan mengkombinasikan beberapa variabel dari masing-masing penelitian terdahulu yaitu variabel Cost to Income Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Assset dan Earning Per Share, Non Performing Loans serta peneliti menambah satu variabel yang bukan berasal dari rasio keuangan yaitu Ukuran Perusahaan (Size Bank) yang diukur dengan menggunakan Logaritma Natural Total asset. (2) penelitian ini menggunakan objek penelitian yaitu perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode terbaru yaitu tahun 2010-2013.

Objek penelitian ini adalah Perusahaan Perbankan. Karena bank memang merupakan lembaga keuangan yang menyediakan berbagai jasa keuangan dinegara maju bank bahkan sudah merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat setiap kali bertransaksi. Peneliti memilih perusahaan perbankan dikarenakan lembaga keuangan bank juga dianggap sebagai sektor yang sangat berpengaruh bagi dunia usaha yang sekaligus menjadi indikator terpenting didalam mendukung


(22)

kemajuan suatu negara. Tanpa keberadaan perbankan maka kegiatan usaha suatu organisasi atau kelompok bahkan masyarakat tidak akan berjalan dengan baik. Perusahaan perbankan identik dengan kepercayaan masyarakat. Bentuk penaikan dan penurunan harga saham yang tidak wajar dari tahun ketahun patut diperkirakan oleh masyarakat dalam menilai kesehatan suatu bank.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dimuka, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Cost Income Ratio

(CIR), debt to equity ratio (DER), Firm Size atau ukuran perusahaan, Return On Asset (ROA),Earnings Per Share (EPS), dan Non Performing Loan (NPL) terhadap harga saham sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar kajian dalam penelitian ini adalah “Apakah Cost Income Ratio (CIR), debt to equity ratio (DER), Firm Size atau ukuran perusahaan, Return On Asset (ROA), Earnings Per Share (EPS), dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh signifikan secara simultan maupun parsial terhadap harga saham pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009-2013? “.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Cost Income Ratio (CIR), debt to equity ratio (DER), Firm


(23)

Size atau ukuran perusahaan, Return On Asset (ROA), Earnings Per Share (EPS), dan Non Performing Loan (NPL) secara simultan maupun parsial terhadap harga saham pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2009-2013.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dan informasi dalam melakukan penelitian selanjtnya, dan diharapkan dapat memperbanyak pengetahuan di bidang keuangan khususnya mengenai penilaian harga saham. 2. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan peneliti pada bidang keuangan

khususnya mengenai penilaian harga saham.

3. Bagi calon investor, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan atas suatu investasi.

4. Bagi manajemen perusahaan, sebagai bahan masukan dalam menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Tinjauan Teoritis

2.1.1 Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan melibatkan dua kata yaitu analisis dan laporan keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini, kita dapat menjelaskannya dari masing-masing kata. Analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan adalah terdiri dari Neraca, Laba/Rugi, dan Arus Kas (Dana). Kemudian dari masing-masing kata tersebut digabungkan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lainnya baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan sebuah keputusan yang tepat (Syafri, 2013:190).

Analisis neraca merupakan refleksi hasil yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu dan modal yang digunakan untuk melaksanakan dan mencapainya dan menyorot dari beberapa diantaranya yaitu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir tahun. Analisis Laba/Rugi merupakan media untuk mengetahui keberhasilan operasional perusahaan dan yang termasuk didalamnya dari ikhtisar pendapatan


(25)

dan beban selama periode waktu tertentu, misalnya setahun. menurut Syafri ( 2013:105) laporan keuangan adalah menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau janngka waktu tertentu. Adapun jenis laporan yang ladzim dikenal yaitu Neraca atau Laporan Laba/Rugi, atau hasil usaha, laporan Arus Kas, dan laporan perubahan posisi keuangan. dimana untuk menilai kinerja keuangan di masa depan.

Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Kasmir (2014:105) menyatakan Rasio Keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporaan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antarkomponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun bebrapa periode. Dalam praktiknya, analisis rasio keuangan suatu perusahaan dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Rasio neraca yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari neraca.

b. Rasio laporan laba-rugi yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari laporan laba rugi.


(26)

c. Rasio antarlaporan yaitu membandingkan angka-angka dari dua sumber (data campuran), baik yang ada di neraca maupun di laporan laba rugi.

2.1.2 Analisis Rasio

Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satupos laporan keuangan dengan pos-pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan misalnya antara Utang dan Modal, antara Kas dan Total Aset, antara Harga Pokok Produksi dengan Total Penjualan,dan sebagainya. (Syafri, 2013:297).

Analisis Rasio Keuangan sangat penting untuk para pemilik kepentingan yang berada didalamnya seperti Menurut Margaretha (2011:24).”Analisis Rasio Keuangan sangat penting bagi para Manajer, analis kredit dan analis sekuritas. Rasio perbandingan unsur-unsur/elemen-elemen/pos-pos dari laporan keuangan”.

Menurut Fahmi (2013:48-49), “yang dimaksud dengan “Rasio” dalam analisis keuangan adalah sebagai hasil yang diperoleh antara satu jumlah dengan jumlah lainnya. Dengan begitu Rasio Keuangan adalah suatu kajian yang melihat perbandingan antara jumlah-jumlah yang terdapat pada laporan keuangan dengan menggunakan formula-formula yang dianggap representatif untuk diterapkan. Rasio Keuangan atau financial ratiosangat penting gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Bagi investor jangka pendek dan menengah pada ummnya lebih banyak tertarik kepada kondisi keuangan jangka pendek dna kemampuan perusahaan membayar dividen yang memadai.informasi tersebut daat diketahui dengan cara yang lebih sederhana yaitu dengan menghitung rasio-rasio keuangan sesuai dengan keinginan.


(27)

Weston dalam Kasmir (2014 : 106) mengatakan bahwa bentuk-bentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut: Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio), Rasio Aktivitas (Activity Ratio), Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio), Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio), Rasio Penilaian (Valuation Ratio).

2.1.2.1Rasio Likuiditas

Kasmir (2014:110) menyatakan bahwa Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewjiban jangka pendek. Fungsi lain rasio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo baik kepada pihak luar perusahaan maupun likuiditas perusahaan.

Rasio likuiditas atau serimg disebut rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan seluruh komponen yang ada di aktiva lancar dengan komponen di passiva lancar (utang jangka pendek). Ada 2 jenis rasio likuiditas rasio lancar (current ratio) dengan membandingkan aset lancar dengan utang lancar rasio dikali dengan 100% dan sangat lancar (quick ratio atau acid test ratio) yaitu cash asset dibagi dengan total deposit dan dikalikan dengan 100% cara ini mengukur kemampuan bank untuk membayar kewajibannya kepada deposan.

2.1.2.2Leverage Ratio(Rasio Solvabilitas)

Kasmir (2014 : 157) menyebutkan bahwa debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini


(28)

dicari dengan membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini berfungsi untuk mengetahui rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang.

Rasio Leverage Ratio(Solvabilitas) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Adapun rasio-rasio yang terdapat pada leverage ratio: debt to asset ratio (debt ratio) perbandingan total debt dengan total assets dikali 100%, debt to equity ratio perbandingan total utang dengan ekuitas dikali 100%, long term debt to equity ratio (LTDtER) perbanndingan long term debt dengan equity dikali 100%, tangible assets debt coverege, current liabilities to net worth, times intrest earned, dan fixed change covarege.

Adapun didalam Leverage Ratio (Solvabilitas) jenis rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt Equity Ratio (DER).

2.1.2.2.1 Debt to Equity Ratio (DER)

Bagi Bank (kreditor), semakin besar rasio ini semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi diperusahaan. Namun bagi perusahaan semakin besar rasio ini semakin baik karena menurut James C. Horne ddan Jhon M. Wachowich dalam Fahmi (2013:73) ‘’ Alternatively, the book value of a company’s coomon stock (at par) plus additional paid-in capital and retainerd earning’s. Dalam


(29)

persoalan debt to equity ratio ini yang perlu dipahami bahwa, tidak ada batasan seberapa batasan debt to equity ratio bagi perusahaan, namun untuk konservatif biasanya debt to equity ratio yang lewat 66% atau 2/3 sudah dianggap beresiko’’.

Rumus untuk menghitung debt to equity ratio dapat digunakan sebagai berikut: Debt to equity ratio=���������� (����)

����� (������) x100%

2.1.2.3Rasio Aktivitas

Kasmir (2014:172) menyatakan bahwa Rasio Aktivitas (activity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan. Penggunaan rasio aktivitas adalah dengan cara membandingkan antara tingkat penjualan dengan investasi dalam aktiva untuk satu periode. Artinya diharapkan adanya keseimbangan seperti yang diinginkan antara penjualan dengan aktiva seperti sediaan, piutang, dan aktiva tetap lainnya. Adapun jenis rasio yang terdapat didalam rasio aktivitas: perputaran piutang (receivable turn over) perbandingan penjualan kredit dengan rata-rata piutaang dikaali 100%, hari rata-rata penagihan piutang (days of receivable) perbandingan piutang rata-rata dikali 360 dengan penjualan kredit, perputaran sediaan (inventory turn over), hari rata-rata penagihan sediaan (days of inventory), perputaran modal kerja (working capital turn over), perputaran aktiva tetap (fixed assets turn over), dan perputaran aktiva (assets turn over).


(30)

2.1.2.4 Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

(Kasmir 2014 : 114) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai perusahan dalam mencari keuntunganatau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi. Dikatakan rentabilitasnya baik apabila mampu memenuhi target laba yang telah ditetapkan dengan menggunakan aktiva atau modal yang dimilikinya. Rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas dibagi dua yaitu: (1) rentabilitas ekonomi yaitu dengan membandingkan laba usahadengan seluruh modal (modal sendiri atau asing) (2) rentabilitas usaha (sendiri) yaitu membandingkan laba yang disediakan untuk pemilik dengan modal sendiri rentabilitas tinggi lebih penting dari keuntungan yang besar.Menurut Veithzal dkk (2013 : 480) menyatakan rentabilitas adalah hasil perolehan dari investasi (penanamaan modal) yang dikatakan dengan persentase dari besarnya investasi.Adapun jenis rasio yang terdapat didalam rasio profitabilitas: profit margin (profit margin on sales) penjualan bersih dikurang dengan harga pokok penjualan dibagi dengan sales, net profit magin perbandingan earning after interest and tax (EAIT) dengan sales dikali 100%, return on invesment (ROI) perbandingan EAIT dengan totalassets dikali 100%, ROI dengan duo point ROI sama dengan ROA= net profit margin dikali total assets turn over=EAT

�����x �����

����� ������ , jadi ROA= EAT

����� ������return on equity (ROE)

perbandingan EAIT dengan equity dikali 100%, net interest margin (NIM) perbandingan pendapatan bersih (pendapatan bunga – beban bunga) dengan


(31)

aktiva produktif dikali 100%, CIR perbandingan biaya atau beban operasional dengan pendapatan operasional dikali 100%, fee base income ratio perbandingan pendapatan operasional lagi dengan pendapatan operasional dikali 100%. Dalam rasio profitabilitas ini peneliti menggunakan Return On Asset (ROA) dan Cost to Income Ratio (CIR)

2.1.2.4.1 Return On Asset (ROA)

Menurut Wira (2014:84) Return On Asset adalah rasio yang dihitung dengan membagi laba dengan total aset perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. ROA menunjukkan seberapa efisien perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba. Menghitung ROA dinyatakan dalam persentase sebagai berikut :

Rumus : ROA= ��������������� ℎ(��������� )

����������� (����� ������) x 100%

2.1.2.4.2 Cost to Income Ratio (CIR)

Menurut Veithzal dkk (2013 : 482) cost to Income Ratio (CIR) adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Menurut Kasmir (2012 : 301) penilaian didasarkan pada rentabilitas suatu bank yang dilihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian ini didasarkan dua hal yaitu 1. Rasio laba terhadap tota aset (ROA) 2. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) atau cost income ratio (CIR). Adapun rumus untuk mengukur kegiatan operasi suatu perusahaan bank melalui CIR adalah: CIR= �����(�����)�������


(32)

‘’Cost to income Ratio is important the profitability of a bank. The ratio gives a clear view of how efficiently the bank. The lower the bank ratio, the more profitable the bank.Changes in the ratio also highlight potential problems-if the ratio rises from one period to the next, it means that cost to income ratio and the bank’s profitability. Cost to income ratio of bank=���������� �������

��������� ������ x100%’’(2015,site.SPTulsian.com/invesment

adviser) 30 january 2015.

Dalam hal ini perlu diketahui bahwa usaha utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan selanjutnya menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit sehingga beban bunga dan hasil bunga merupakan porsi terbesar bagi bank.

2.1.2.5 Rasio Pertumbuhan

Rasio pertumbuhan (Growth Ratio) merupakan rasio yang mrnggambarkan kemanpuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya ditengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. Adapun rasio yang terdapat didalam rasio pertumbuhan: pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba bersih, pertumbuhan pendapatan per saham, earnings per share (EPS) dan pertumbuhan dividen per saham. Dalam rasio pertumbuhan (Growth Ratio)ini peneliti menggunakanEarnings Per Share (EPS)

2.1.2.5.1 Earnings Per Share (EPS)

Menurut Kasmir (2014 : 207) Rasio per lembar saham atau yang disebut juga nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham.

Investor biasanya lebih tertarik dengan ukuran profitabilitas dengan menggunakan dasar saham yang dimiliki. Alat analisis yang dipakai untuk melihat keuntungan dengan dasar saham adalah earning per share yang dicari


(33)

dengan laba bersih dibagi saham yang beredar. Rasio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham. Adapun menghitung EPS dinyatakan dalam persentase adalah sebagai berikut:

Laba Per Lembar Saham (EPS)= ������ ℎ�������

��ℎ������������������ x 100%

2.1.2.6 Rasio Non Performing Loans(NPL)

Menurut Darmawan : 2004 Non Performing Loans Merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyanggah risiko kegagalan pengembangan kredit oleh debitur. Non performing loan mencerminkan risiko kredit, semakin kecil non performing loan semakin kecil pula resiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank. Bank dalam memberikan kredit harus melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya. Setelah kredit diberikan bank wajib melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya. Bank melakukan peninjauan, penilaian dan pengikatan terhadap agunan untuk memperkecil resiko kredit (Ali : 2004).

Penilaian aspek kredit bermasalah suatu bank lebih dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana atau berapa kredit yang telah salurkan kepada debitur mengalami gangguan pada pengembalian. Terdapat tiga kategori kredit bermasalah, yaitu kredit kurang lancar, kredit diragukan dan kredit macet. (Mulyono, 1990). Semakin besar non performing loan yang ditanggung bank menunjukkan bahwa kinerja bank dalam penyaluran kredit terjadi masalah, yang berdampak pada penurunan laba yang diperoleh bank (Wijaya, 2007). Adapun


(34)

untuk menghitung rasio NPL suatu perusahan bank dinyatakan dalam persentase berikut : NPL= ������������ ℎ

����������� � 100%

Sedangkan menurut surat edaran BI No. 3/33/DPNP tanggal 14 desember 2001 tentang perhitungan rasio keuangan yang dirumuskan berikut :Non performing loans=��������������� ℎ

����������� �100%

Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio non performing loans berikut Rasio Predikat

NPL ≤5% sehat NPL ≥5% Tidak Sehat

Kriteria penilaian tingkatkesehatan rasio Non Performing Loans berdasarkan tabel diatas, Bank Indonesia menetapkan nilai NPL adalah sebesar 5% apabila bank melebihi batas yang diberikan maka bank tersebut dikatakan tidak sehat.

2.1.3 Firm Size

Ukuran perusahaan (Firm Size) dapat dinyatakan dalam total aset, penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aset, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan tersebut. Ketiga variabel ini digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut, semakin besar aset maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang, dan semakin besar kapitalisasi pasar semakin besar pula perusahaan dikenal masyarakat. Tambahan pula, menurut Sudarsi (2002) dalam Danica (2013) menyatakan hal berupa :

“Firm Size merupakan simbol ukuran perusahaan. Proxy ini dapat ditentukan melalui log natural dari total assets tiap tahun. Faktor ini menjelaskan bahwa perusahaan besar dapat lebih mudah mengakses pasar modal dibandingkan dengan perusahaan kecil.Semakin besar ukuran


(35)

perusahaan semakin mudah untuk mendapatkan modal eksternal dalam jumlah yang lebih besar terutama dari hutang”.

Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 2 (dua) kategori yaitu perusahaan besar dan perusahaan kecil. Perusahaan yang secara fisik besar atau luas akan tetapi jumlah asetnya sedikit tidak dapat dikatakan sebagai perusahaan besar. Hal itu dikarenakan perusahaan yang besar berarti perusahaan yang memiliki total aset yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai pendukung kegiatan operasi bukan dilihat dari fisik atau luasnya suatu perusahaan. Namun sebaliknya perusahaan yang secara fisik kecil atau tidak luas, akan tetapi nilai asetnya besar maka ini yang dapat dikatakan sebagai perusahaan besar. Perusahaan yang memiliki total aset besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam kondisi ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap mempunyai prospek yang bagus dalam jangka waktu yang lama.

Berdasarkan Undang-Undang No.9 tahun 1995 tentang : usaha kecil, ukuran perusahaan dikelompokkan atas:

• Perusahaan kecil yaitu perusahaan yang memiliki aset yang kurang dari Rp200.000.000,- di luar tanah dan bangunan.

• Perusahaan menengah yaitu perusahaan yang memiliki aset lebih dari Rp200.000.000,- dan kurang dari Rp 5.000.000.000,- di luar tanah danbangunan.

• Perusahaan besar yaitu perusahaan yang memiliki aset lebih dari Rp5.000.000.000,-.


(36)

2.1.4 Saham

Menurut Fahmi (2013:270) menyatakan bahwa saham adalah sebagai berikut :

1. Tanda bukti penyertaaan kepemilikkan modal/ Dana pada suatu perusahaan.

2. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya.

3. Persediaan yang siap untuk dijual.

Dipergunakannya saham sebagai salah satu alat untuk mencari tambahan dana. Menurut Qilsby (2013 : 15) persoalan mendasar bagi setiap investor dipasar modal adalah bagaimana menentukan harga saham yang seharusnya serta melakukan peramalan (forecasting) terhadap perubahan harga saham pada masa yang akan datang sehingga dapat dijadikan dasar untuk melakukan investasi. Ada beberapa konsep dasar nilai atau harga saham yang merupakan cakupan atau pokok bagian didalamnya, yaitu nilai buku per lembar saham, harga pasar, harga teoritis / intrinsic value, harga nominal. Nilai buku per lembar saham adalah nilai kekayaan bersih ekonomis dibagi dengan jumlah saham biasa yang beredar. Kekayaan bersih ekonomis merupakan selisih total aktiva dengan total kewajiban. Harga pasar adalah harga yang terbentuk dipasar jual beli saham. Harga teoritis adalah harga saham yang seharusnya terjadi, sedangkan harga nominal adalah harga yang tercantum pada saham biasa.

2.1.4.1 Jenis Saham

Menurut Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2007) dalam Nadeak (2011:6) menyatakan beberapa jenis saham yang dikenal yaitu dari segi peralihan dan hak tagih.


(37)

a. Dari segi peralihan

• Saham atas tunjuk (bearer stocks)

Merupakan saham yang tidak mempunyai nama atau tidak tertulis nama pemilik dalam saham tersebut. Saham jenis ini mudah untuk dialihkan atau dijual kepada pihak lainnya.

• Saham atas nama (registered stocks) Di dalam saham tertulis nama pemilik saham tersebut dan untuk dialihkan kepada pihak lain diperlukan syarat dan prosedur tertentu.

b. Dari segi hak tagih

• Saham biasa (common stocks)

Bagi pemilik saham ini hak untuk memperoleh dividend akan didahulukan lebih dulu kepada saham preferen. Begitu pula dengan hak terhadap harta apabila perusahaan dilikuidasi.

• Saham preferen (preferrend stocks)

Merupakan saham yang memperoleh hak utama dalam dividend dan harta apabila pada saat perusahaan dilikuidasi.

2.1.4.2 Pengertian Harga Saham

Menurut Haugen (1990 : 577), “the market value of a common stock is based on the discounted value of expected dividends throughout the life of the firm”. Nilai pasar saham biasa adalah berdasarkan nilai diskonto dividen yang diharapkan sepanjang masa hidup perusahaan. Harga saham juga dapat didefinisikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi antara para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap keuntungan perusahaan.

2.1.4.3 Pendekatan Penilaian Harga Saham

Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001 : 55) Untuk melakukan analisis dan memilih saham atau pendekatan penilaian harga saham terdapat dua pendekatan yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.

2.1.4.3.1Analisis Fundamental

Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001 : 55) Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan


(38)

mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang (seperti penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya, kebijakan deviden, dan sebagainya), dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperlukan taksiran harga saham. Sedangkan menurut Baridwan dan Legowo (2002, site /taqialaf.blogspot.com/20011/11) menyatakan salah satu alat dalam analisis fundamental adalah analisa laporan keuangan.

2.1.4.3.2 Analisis Teknikal

Analisis tehnikal adalah analisis pasar atau sekuritas yang memusatkan perhatian pada indeks saham, harga atau statistik pasar lainnya dalam menemukan pola yang mungkin dapat memprediksikan gambaran yang telah dibuat. Atau analisis yang menganggap bahwa saham adalah komoditas perdagangan yang pada gilirannya, permintaan dan penawarannya merupakan manifestasi kondisi psikologis dari pemodal (Ahmad, 2004 dalam Nadeak 2011 : 11).

2.1.4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham

Beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham sebagaimana diuraikan berikut ini.

1. Cost to Income Ratio (CIR) Menurut Veithzal dkk (2013 : 482) menyatakan semakin kecil rasio biaya (beban) operasionalnya akan lebih baik, karena bank yang bersangkutan dapat menutup biaya (beban) operasionalnya dengan pendapatan operasionalnya. Usaha utama bank adalah menghimpun dana masyarakat dan selanjutnya menyalurkan kembali kemasyarakat dalam bentuk kredit, sehingga beban bunga dan hasil bunga merupakan porsi terbesar bagi bank. Dalam pengoptimalan menghasilkan laba bank yang mampu melakukan hal


(39)

tersebut dapat menarik para investor, jadi berdampak pada peningkatan harga saham bank tersebut.

2. Debt to Equity Ratio (DER) Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang (Darsono dan Ashari, 2005 : 54). Sehingga para investor akan memilih suatu perusahaan dengan tingkat DER yang rendah untuk melakukan investasinya dan dapat meningkatkan harga saham perusahaan tersebut.

3. Ukuran perusahaan menunjukkan jumlah pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dan tingkat risiko dalam mengelola investasi yang diberikan para stakeholder untuk meningkatkan kemakmuran mereka. Perusahaan yang memiliki total asset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengahasilkan laba. Jika perusahaan memiliki total asset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap menghasilkan laba, dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil (Ninna Daniati dan Suhairi : 2006). Hal ini menyebabkan saham


(40)

perusahaan tetap menarik bagi investor dan akhirnya saham tersebut mampu bertahan pada harga yang tinggi secara relatif.

4. Return On Asset (ROA) Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah aset yang digunakan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan (Darsono dan Ashari, 2005 : 57). Semakin tinggi ROA menunjukkan kinerja perusahaan baik dalam memaksimalkan laba karena ROA merupakan porsi tersendiri keuntungan yg diperoleh untuk para pemegang saham sehingga investor cenderung memilih perusahaan dengan ROA yang tinggi dan berdampak pada peningkatan harga saham perusahaan tersebut.

5. Earning Per Share (EPS) Investor biasanya lebih tertarik dengan ukuran profitabilitas dengan menggunakan dasar saham yang dimiliki. Alat analisis yang dipakai untuk melihat keuntungan dengan dasar saham adalah earning per share yang dicari dengan laba bersih dibagi saham yang beredar. Rasio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham (Darsono dan Ashari, 2005 : 57). Semakin tinggi profit yang diterima oleh investor akan memberikan tingkat pengembalian investasi yang cukup baik. Hal ini akan menjadi motivasi bagi investor untuk mau melakukan investasi yang lebih besar lagi yang otomatis akan menaikkan harga saham perusahaan.


(41)

6. Non Performing Loans (NPL). Menurut Darmawan (2004 dalam Savitri, 2011) Non Performing Loans Merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengantisipasi risiko kegagalan pengembangan kredit oleh debitur. Non performing loan mencerminkan risiko kredit, semakin kecil non performing loan semakin kecil pula resiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank Dampak yang terjadi terhadap harga saham akan meningkat, begitu sebaliknya. perusahaan dengan keefektifannya dalam mengelola aset produktif agar tidak meningkatnya resiko kredit yang timbul akibat dari kredit bermasalah akan dapat perhatian dari investor untuk menginvestasikan dana mereka.

Informasi yang bersifat teknis misalnya perkembangan kurs, keadaan pasar, volume, frekuensi transaksi, dan kekuatan pasar. Informasi yang berhubungan dengan kondisi sosial, ekonomi, politik misalnya terdiri dari tingkat inflasi, kebijakan moneter, musim, neraca pembayaran dan APBN, kondisi ekonomi, dan kondisi politik. Investor yang bijak senantiasa tidak terpaku hanya pada satu informasi saja. Hal ini dikarenakan bahwa harga saham boleh berfluktuasi karena faktor psikologis tetapi dasar dan titik awal suatu penilaian tetap pada kinerja perusahaan. Berarti dalam penilaian saham, investor perlu melihat kedua faktor tersebut, yaitu faktor psikologi dan performa perusahaan(Lubis, 2008 : 124).

2.1.5 Hubungan antara rasio keuangan dengan harga saham

Tujuan pelaporan keuangan diupayakan mempunyai cakupan yang luas agar memenuhi berbagai kebutuhan para pemakai laporan keuangan dan


(42)

melayani kepentingan umum dari berbagai pemakai yang potensial, bukan hanya untuk kebutuhan khusus pihak-pihak tertentu saja. Salah satu pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan adalah investor. Dalam membuat keputusan investasinya, investor perlu mengetahui dan memahami terlebih dahulu bagaimana kinerja keuangan perusahaan, baru kemudian dapat membuat penilaian dan menentukan keputusan investasinya. Oleh karena itu, investor akan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan. Dari laporan keuangan yang diterbitkan setelah dianalisis akan bisa diperoleh rasio keuangan, yang berguna untuk mengungkapkan kekuatan yang potensial, dalam menilai ketidakpastian penerimaan dari dividen dan bunga di masa yang akan datang. Selain itu, dari rasio keuangan yang diperoleh, maka manajemen perusahaan yang bersangkutan maupun para investor akan dapat melakukan tindakan, setelah menilai kinerja perusahaan yang dilihat dari rasio keuangan tersebut dan melakukan penilaian terhadap nilai saham perusahaan.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Mondal and Imran (2012) dengan judul Determinants of Stock Price: A Case Study On Dhaka Stock Exchange.Penelitian ini menggunakan 5 variabel independen yaitu rasio liquiditas yang diukur dengan arus kas operasi, rasio laverege yang diukur dengan menggunakan debt to equityratio, rasio profitabilitas yang diukur dengan menggungkan return on investment, rasio pertumbuhan yang diukur dengan earnings per share, ukuran perusahaan (firm size), dan dividen ratio. Penelitian ini menggunakan data skunder dari bursa efek di Dhaka Bangladesh dengan menggunakan regression


(43)

linear berganda melalui uji t dan uji f. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara simultan (bersama-sama) rasio liquiditas, rasio laverege, ratio pertumbuhan, ukuran perusahaan (firm size), dan ratio dividen berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sedangkan, secara parsial hanya variabel ukuran perusahaan (sizefirm) yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Koefisien determinasi sebesar 0,65 atau 65 % artinya dari seluruh variabel yaitu rasio liquiditas, rasio laverege, ratio pertumbuhan, ukuran perusahaan (firm size), dan ratio dividen mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap harga saham sebesar 65% sedangkan sisanya diijelaskan oleh variabel-variabel lain sebesar 35% yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Sidabutar (2012) dengan judul Pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Industri Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia penelitian ini menggunakan 3 variabel independen yaitu Current Ratio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendek dan utang yang akan jatuh tempo, rasio solvabilitas yang diukur dengan debt to equity ratio (DER) dan rasio profitabilitas perusahaan yang diukur dengan return on equity (ROE)untuk mengetahui apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian ini menggunakan data skunder dari bursa efek indonesia dengan menggunakan regression linear berganda melalui uji t dan uji f. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara simultan (bersama-sama) bahwa variabel Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), Dan Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan tehadap harga


(44)

saham. secara parsial pengujian variabel Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), Dan Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh secarasignifikan. Koefisien determinasi sebesar 0,839 atau 83,9% artinya dari seluruh variabel yaitu Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), Dan Return On Equity (ROE)mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap harga saham sebesar 83,9% sedangkan sisanya diijelaskan oleh variabel-variabel lain sebesar 16,1% yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan oleh CORY (2010) dengan judul Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Long Term Debt To Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Investment, Return On Equity, Dan Price Earnings Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bei penelitian ini menggunakan rasio likuiditas yang diukur dengan current rasio (CR), rasio solvabilitas yang diukur dengan (ROI) dan (ROE), dan rasio efektivitas yang diukur dengan Total Assets Turn Over untuk mengetahui apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian ini menggunakan data skunder dari bursa efek indonesia dengan menggunakan regression linear berganda melalui uji t dan uji f. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara simultan (bersama-sama) bahwa variabel Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Long Term Debt To Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Investment, Return On Equity, Dan Price Earnings Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham, secara parsial pengujian variabel Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Long Term Debt To Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Investment, Return On Equity, Dan Price Earnings Ratio tidak


(45)

berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Koefisien determinasi sebesar 0,542 atau 54,2% artinya dari seluruh variabel yaitu Current Ratio, Debt To Equity Ratio,Long Term Debt To Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Investment, Return On Equity, Dan Price Earnings Ratio mampu menjelaskan pengruhnya terhadap harga saham sebesar 54,2% sedangkan sisanya diijelaskan oleh variabel-variabel lain sebesar 45,8% yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Qilsby (2010) dengan judul Pengaruh Ekonomic Value Added (EVA), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan Earnings Per Share (EPS) terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan pada Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan 4 variabel independen yaitu Value Added (EVA) untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, ratio profitabilitas perusahaan yang diukur denganReturn On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan ratio pertumbuhan yang diukur dengan earnings per share (EPS) untuk mengetahui apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian ini menggunakan data skunder dari bursa efek indonesia dengan menggunakan regression linear berganda melalui uji t dan uji f. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara simultan (bersama-sama) Ekonomic Value Added (EVA), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan Earnings Per Share (EPS) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sedangkan, secara parsial hanya variabel Earnings Per Share (EPS) yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Koefisien determinasi sebesar 0,132 atau 13,2% artinya dari seluruh variabel yaitu Ekonomic Value


(46)

Added (EVA), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan EarningsPer Share (EPS) mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap harga saham sebesar 13,2% sedangkan sisanya diijelaskan oleh variabel-variabel lain sebesar 86,8% yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan Nadeak (2011) dengan judul pengaruh return on assets (ROA), return on equity (ROE), return on investment (ROI), debt to equity ratio (DER), dan book value per share (BVPS) secara empiris terhadap harga saham. Penelitian ini menggunakan data skunder dari bursa efek indonesia dengan menggunakan regression linear berganda melalui uji t dan uji f. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara simultan (bersama-sama) return on assets (ROA), return on equity (ROE), return on investment (ROI), debt to equity ratio (DER), dan book value per share (BVPS) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, secara parsial hanya book value per share (BVPS) berpengaruh secara signifikan. Koefisien determinasi sebesar0,339383 atau 33,94% artinya dari seluruh variabel yaitu return on assets (ROA), return on equity (ROE), return on investment (ROI), debt to equity ratio (DER), dan book value per share (BVPS) mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap harga saham sebesar 33,94% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lainya sebesar 66,06% yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Juliana (2013) dengan judul penelitian Pengaruh Return On Assets (ROA) Dan BOPO Terhadap Harga Saham (Sensus Pada Emiten Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei). Hasil penelitian menyatakan bahwa secara simultan variabel Return On Assets (ROA) Dan BOPO


(47)

berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sementara secara parsial hanya BOPO yang berpengaruh signifikan terhadap harga sahamPenelitian ini menggunakan data skunder dari bursa efek indonesia dengan menggunakan regression linear berganda melalui uji t dan uji f. Koefisien determinasi sebesar 0,617 atau 61,7% artinya dari seluruh variabel yaitu Return On Assets (ROA) Dan BOPO mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap harga saham sebesar 61,7% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain sebesar 38,3% yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Sitohang (2010) dengan judul Pengaruh Economic Value Added, Return On Assets,Net Profit Margin Dan Earning Per Share TerhadapHarga Saham Perusahaan Manufaktur YangTerdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan 4 variabel independen yaitu Value Added (EVA) untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, ratio profitabilitas perusahaan yang diukur denganReturn On Assets (ROA), Return On Equity(ROE), dan ratio pertumbuhan yang diukur dengan earnings per share (EPS) untuk mengetahui apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian ini menggunakan data skunder dari bursa efek indonesia denganmenggunakan regression linear berganda melalui uji t dan uji f. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EVA, ROA, NPM dan EPS secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur. Secara parsial hanya EVA dan NPM tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur. Koefisien determinasi sebesar 0,416 atau 41,6% artinya dari seluruh variabel yaitu Ekonomic Value


(48)

Added (EVA), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan EarningsPer Share (EPS) mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap harga saham sebesar 41,6% sedangkan sisanya diijelaskan oleh variabel-variabel lain sebesar 58,4% yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Simatupang (2010) dengan judul penelitian Pengaruh Rasio Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Industri Barang Konsumen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara simultan variabel debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR), dan ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh terhadap harga saham, sementara secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham Penelitian ini menggunakan data skunder dari bursa efek indonesia dengan menggunakan regression linear berganda melalui uji t dan uji f. Koefisien determinasi sebesar 0,846 atau 84,6% artinya dari seluruh variabel yaitu debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR), dan ukuran perusahaan (SIZE) mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap harga saham sebesar 84,6% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain sebesar 15,4% yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Penelitian terdahulu mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap harga saham menunjukkan hasil-hasil yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian-penelitian terdahulu.ikhtisar mengenai penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1


(49)

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti (tahun) Judul penelitian Variabel penelitian Indikator pengukuran Skala pengu kuran Cara pengelolaan data Hasil penelitia n Mondal dan Imran (2012) Penentu Harga Saham : Studi Kasus di Bursa Efek Dhaka Variabel dependen : Harga Saham(Y) Variabel independe n:Likuidit as, leverage, profitabilit as, pertumbuh an, kapitalisas i pasar, dividen rate. Likuiditas diukur dengan menggunakkan cash flows from operation. Leverage diproksikan dengan menggunakan debt equity ratio. Profitabilitas diproksikan dengan return on invesment(ROI ) Pertumbuhan diproksikan dengan earning per share (EPS) Kapitalisasi pasar diproksikan dengan logaritma natural total asset Dividen rate diukur dengan persentasi dividen kas yang

Rasio Data diolah dengan menggunakan SPSS 17 model yang digunakan adalah model regresi berganda melalui uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis baik secara parsial maupun simultan Hanya variabel kapitalisa i pasar yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham sementara variabel lain seperti Likuiditas , leverage, profitabili tas, pertumbu han, dividen rate tidak berpengar uh signifikan terhadap harga saham


(50)

dibayarkan kepada pemegang saham biasa. Harga saham diukur dengan close price Sidabutar (2012) Pengaruh Current Ratio (Cr), Debt To Equity Ratio (Der), Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Industri Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Variabel dependen : Harga Saham(Y) Variabel Independ en:Curren t Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) Current Ratio (CR)yaitu harta lancar dibagi dengan utang lancar Debt equity ratio (DER) merupakan pembagian antara total utang dengan total ekuitas Return On Equity (ROE)adalah total laba setelah pajak dibagi dengan ekuitas Harga saham diukur dengan close price

Rasio Data diolah dengan menggunakan SPSS 17 model yang digunakan adalah mode model regresi berganda melalui uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis baik secara parsial maupun simultan variabel Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio, (DER) dan Return On Equity (ROE) tidak berpengar uh signifikan terhadap harga saham

C o r y (2010) Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Long Term Debt To Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Investment, Return On Variabel dependen : Harga Saham(Y) Variabel independe n:Current Ratio (CR), Debt to Equity Curent Ratio adalah asset lancar dibagi dengan utang lancar

Debt to Equty Ratio adalah pembagian antara total utang dengan total ekuitas

Rasio Data diolah dengan menggunakan SPSS 18 model yang digunakan adalah mode model regresi berganda melalui uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis baik menunjuk kan bahwa variabel CR, DER, LTDtER, TATO, ROI, ROE, dan PER tidak berpengar


(51)

Equity, Dan Price Earnings Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bei Ratio (DER), Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER), Total Assets Turn Over (TATO), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), dan Price Earnings Ratio (PER) LTDtER adalah total utang jangka panjang dibagi dengan total Ekuitas Total Assets Turn Over (TATO) adalah total penjualan dibagi dengan total asset Return on invesment (ROI) adalah total laba setelah pajak dibagi dengan investasi Return On Equity (ROE) adalah pembagian antara laba setelah pajak dengan total ekuitas Price Earnings Ratio (PER) adalah pembagian market price dengan Earning per share (EPS) Harga saham diukur dengan close price secara parsial maupun simultan uh signifikan terhadap harga saham Qilsby (2013) Pengaruh Economic Variabel dependen Economic value added

Rasio Data diolah dengan

Economic value


(1)

Data Sampel Penelitian Tahun 2009-2013 Variabel Independen No Kode

perusahaan

Variabel NPL

Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 INPC 2,83 2,00 1,85 0,80 1,76

2 AGRO 7,48 8,82 3,55 3,68 2,27

3 BBKP 2,81 3,22 2,88 2,66 2,26

4 BNBA 1,71 0,70 0,50 0,00 0,00

5 BACA 0,24 0,99 0,69 1,57 0,19

6 BCIC 9,53 4,84 4,46 3,16 3,61

7 BNGA 1,06 1,92 1,46 1,11 1,66

8 BDMN 2,4 0,0 0,0 0,2 0,0

9 BAEK 1,11 0,36 0,74 0,28 0,92

10 BVIC 0,44 0,00 0,22 1,26 0,00

11 SDRA 0,71 0,86 1,09 1,31 1,78

12 BKSW 5,33 1,01 0,82 0,31 0,10

13 BMRI 0,32 0,54 0,45 0,37 0,37

14 MAYA 0,49 2,01 1,51 2,14 0,64

15 MEGA 1,70 0,90 0,98 2,09 2,10

16 BBNI 1,70 0,90 0,98 2,09 2,10

17 NISP 1,44 0,94 0,59 0,37 0,35

18 BBNP 1,81 0,63 0,78 0,58 0,45

19 PNBN 1,60 2,68 0,92 0,48 0,75

20 BNLI 1,5 0,7 0,55 0,41 0,31

21 BBRI 3,52 2,78 2,30 1,78 1,55

22 BSWD 1,42 2,62 1,41 0,86 0,81

23 BBTN 2,75 2,66 2,23 3,12 3,04

24 BTPN 0,5 1,1 0,7 0,6 0,7

25 MCOR 1,04 1,12 1,42 1,44 1,33

Sumber :

Data Sampel Penelitian Tahun 2009-2013 Variabel Dependen No Kode

perusahaan

Variabel Harga saham

Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 INPC 76 107 96 111 91

2 AGRO 141 168 118 147 118

3 BBKP 375 650 580 620 620

4 BNBA 133 164 139 165 157

5 BACA 98 102 160 120 88

6 BCIC 4,850 6,400 8,000 9,100 9,600

7 BNGA 710 1,910 1,220 1,100 920

8 BDMN 4,550 5,700 4,100 5,650 3,775


(2)

10 BVIC 138 160 129 117 125

11 SDRA 280 290 220 670 890

12 BKSW 740 1,040 710 690 450

13 BMRI 4,700 6,500 6,750 8,100 7,850

14 MAYA 1,670 1,330 1,430 3,400 2,750

15 MEGA 2,300 3,175 3,500 3,350 2,050

16 BBNI 1,980 3,875 3,800 3,700 3,950

17 NISP 1,000 1,700 1,080 1,530 1,230

18 BBNP 1,300 1,230 1,300 1,300 1,480

19 PNBN 760 1,140 780 630 660

20 BNLI 800 1,790 1,360 1,320 1,260

21 BBRI 7,650 10,500 6,750 6,950 7,250

22 BSWD 600 600 600 690 450

23 BBTN 840 1,640 1,210 1,450 870

24 BTPN 3,900 13,200 3,400 5,250 4,300

25 MCOR 112 150 188 178 127

Sumber :

Lampiran 3 Data Setelah Transformasi Sampel Penelitian Tahun 2009-2013 Variabel

Independen

No Kode

perusahaan

tahun Variabel

CIR DER SIZE ROA EPS

1 INPC 2009 3.3808 15.0200 10.1800 0.4400 2.2091

2 AGRO 2009 9.8975 7.5700 9.4700 0.1800 2.0785

3 BBKP 2009 9.6296 13.6500 10.5700 1.4600 7.9429

4 BNBA 2009 7.1120 4.7900 12.3300 2.0500 3.5468

5 BACA 2009 9.2752 6.8500 12.5400 1.4200 2.7803

6 BCIC 2009 9.6260 12.2300 13.8800 3.8400 0.6269

7 BNGA 2009 9.1093 8.5400 10.0200 2.1000 8.0944

8 BDMN 2009 9.2628 5.2300 10.9900 1.5000 13.6514

9 BAEK 2009 8.8199 9.7500 10.3400 2.2100 11.1355

10 BVIC 2009 9.5943 10.6900 12.8700 1.1000 3.6180

11 SDRA 2009 9.2385 8.4700 11.3800 2.4100 4.8713

12 BKSW 2009 9.8214 12.1500 12.3700 0.3000 2.5239

13 BMRI 2009 8.4095 10.2300 11.4800 3.1300 18.4857

14 MAYA 2009 9.6850 6.6700 10.8800 0.9000 3.9937

15 MEGA 2009 9.1187 10.6600 31.7800 1.7700 13.0000

16 BBNI 2009 9.2688 10.8800 10.6000 1.7700 12.7671

17 NISP 2009 8.7681 7.9500 10.6200 1.9100 8.6689

18 BBNP 2009 9.4604 9.5400 9.5900 1.0200 9.6437

19 PNBN 2009 7.2180 6.1600 10.8900 1.7500 8.7172

20 BNLI 2009 9.4446 10.5600 10.7400 1.4000 7.8740


(3)

22 BSWD 2009 8.6354 4.0800 12.1900 3.5300 6.5574

23 BBTN 2009 9.3963 9.8300 10.7600 1.4700 8.8318

24 BTPN 2009 6.7119 9.9200 10.3500 3.4000 21.0950

25 MCOR 2009 9.5818 8.2800 12.4400 1.0000 2.4207

26 INPC 2010 8.6943 15.1800 8.7600 0.7600 3.1241

27 AGRO 2010 9.7964 9.9700 9.4800 0.6700 2.0248

28 BBKP 2010 9.2185 15.4400 10.6700 1.6200 9.0056

29 BNBA 2010 7.3607 5.1200 9.4200 1.5200 3.4886

30 BACA 2010 9.5786 8.0800 9.6400 0.7400 2.2605

31 BCIC 2010 9.0416 12.9200 10.3200 2.5300 0.5657

32 BNGA 2010 8.7636 9.4200 11.1600 2.7500 10.3179

33 BDMN 2010 9.0056 5.3900 11.0700 2.7000 18.5181

34 BAEK 2010 8.7361 8.3400 10.3300 1.7800 10.5357

35 BVIC 2010 9.3920 12.8700 10.0100 1.7100 5.2545

36 SDRA 2010 8.9051 7.2400 11.5100 2.7800 5.1449

37 BKSW 2010 9.7760 13.5400 12.4100 0.1700 1.3928

38 BMRI 2010 8.0895 9.8100 11.6500 3.5000 20.9614

39 MAYA 2010 9.4958 5.8100 9.5100 1.2200 4.9890

40 MEGA 2010 8.8199 10.8900 10.7100 2.4500 16.7033

41 BBNI 2010 8.8199 6.5000 10.7100 2.4500 16.3095

42 NISP 2010 9.1241 8.8100 10.7000 1.2900 7.7104

43 BBNP 2010 9.2288 9.2400 9.7100 1.5000 12.3693

44 PNBN 2010 12.6095 7.8100 11.0300 1.7600 9.3536

45 BNLI 2010 9.2087 8.3100 10.8700 1.9000 11.2694

46 BBRI 2010 8.4178 10.0200 8.6100 4.6400 21.8714

47 BSWD 2010 8.5645 3.9200 9.2100 2.9300 6.3246

48 BBTN 2010 9.0769 9.6000 10.8200 2.0500 10.2470

49 BTPN 2010 4.3267 7.1800 10.5300 4.0000 27.1846

50 MCOR 2010 9.5504 7.3500 9.5400 1.1100 2.9682

51 INPC 2011 5.9749 15.6200 10.7500 0.7200 3.4220

52 AGRO 2011 9.5734 10.0100 9.4700 1.3900 3.0463

53 BBKP 2011 9.0581 12.0700 9.6700 1.8700 9.7299

54 BNBA 2011 8.2177 5.2200 10.1200 2.1100 4.2953

55 BACA 2011 9.6343 6.7100 8.2200 0.8400 2.4759

56 BCIC 2011 9.3392 12.1000 11.1500 2.1700 0.6205

57 BNGA 2011 8.7235 8.0800 10.3800 2.8500 11.2592

58 BDMN 2011 8.9051 4.5300 10.0700 2.6000 19.3388

59 BAEK 2011 9.0000 8.4700 11.7000 1.4900 9.5394

60 BVIC 2011 8.8504 8.7300 9.5500 2.6500 5.9372

61 SDRA 2011 8.9459 9.7400 8.7400 3.0000 6.2354

62 BKSW 2011 10.0409 3.0200 9.5100 45.7500 1.3638

63 BMRI 2011 8.1988 7.2000 10.7900 3.3700 23.0072

64 MAYA 2011 9.1313 6.7800 10.7900 2.0700 7.4431


(4)

66 BBNI 2011 9.0465 6.9000 12.0900 2.2900 17.6635

67 NISP 2011 8.9359 8.0700 11.0100 1.9100 10.3383

68 BBNP 2011 9.2612 10.2600 11.6700 1.5300 12.8062

69 PNBN 2011 12.8452 6.8400 9.3100 2.0200 8.7172

70 BNLI 2011 9.2423 10.0900 10.8500 1.6600 11.3137

71 BBRI 2011 8.1664 8.4300 10.6600 4.9300 25.0781

72 BSWD 2011 8.2164 5.0000 9.8000 3.6600 7.4162

73 BBTN 2011 9.0416 11.1700 11.9200 2.0300 11.0905

74 BTPN 2011 7.3485 7.3000 12.6100 4.4000 15.7162

75 MCOR 2011 9.6421 10.5700 10.8200 0.9600 3.1448

76 INPC 2012 9.6260 9.6100 12.5400 0.6600 3.9433

77 AGRO 2012 9.3027 10.8600 12.7500 1.6300 3.0545

78 BBKP 2012 9.0233 12.1400 10.1800 1.8300 10.2127

79 BNBA 2012 8.8289 5.6600 14.2900 2.4700 4.9749

80 BACA 2012 9.3193 7.6100 14.1900 1.3200 3.2404

81 BCIC 2012 9.6416 11.2500 14.4000 1.0600 0.4637

82 BNGA 2012 8.4676 7.7100 10.1500 3.1800 12.9784

83 BDMN 2012 8.6603 4.4200 12.8800 2.7000 20.4590

84 BAEK 2012 9.4932 8.4500 12.6600 1.0200 8.4853

85 BVIC 2012 1.4731 8.7600 11.8000 2.1700 5.5937

86 SDRA 2012 9.0272 13.1600 9.5800 2.7800 7.1631

87 BKSW 2012 10.5608 4.3800 10.8100 27.7600 2.8775

88 BMRI 2012 7.9956 6.7700 10.8900 3.5500 25.7771

89 MAYA 2012 8.9549 8.3000 9.9100 2.4100 9.2412

90 MEGA 2012 8.7596 9.4100 11.1700 2.7400 14.0712

91 BBNI 2012 8.7596 6.6500 12.7400 2.7400 19.4422

92 NISP 2012 8.8843 7.8400 11.4000 1.7900 10.7875

93 BBNP 2012 9.2293 11.4100 9.9100 1.5700 14.3178

94 PNBN 2012 13.8203 7.4300 11.1700 1.9600 9.3536

95 BNLI 2012 9.1176 9.5400 12.7400 1.7000 12.2474

96 BBRI 2012 7.7414 7.4900 11.7400 5.1500 27.5184

97 BSWD 2012 8.5035 5.7900 11.4000 3.1400 7.9373

98 BBTN 2012 8.9855 9.8700 10.9500 1.9400 12.1655

99 BTPN 2012 7.3485 6.6400 10.7700 4.7000 18.4662

100 MCOR 2012 9.0410 7.5900 9.8100 2.0400 4.9173

101 INPC 2013 4.0373 7.1100 11.9900 1.3900 4.1569

102 AGRO 2013 9.2671 5.1200 12.7000 1.6600 3.1718

103 BBKP 2013 9.0956 10.1700 10.8400 1.7500 10.7958

104 BNBA 2013 9.2715 6.1600 12.6000 2.0500 4.9528

105 BACA 2013 9.2941 6.8700 12.8500 1.5900 3.7789

106 BCIC 2013 13.1833 9.6000 13.1600 7.5000 0.3924

107 BNGA 2013 8.5901 7.4500 11.3400 2.7600 13.0537

108 BDMN 2013 9.1049 4.8300 11.2600 2.5000 20.5348


(5)

110 BVIC 2013 9.0305 10.6500 10.2800 1.9900 6.3008

111 SDRA 2013 9.1913 13.2400 12.9100 2.2300 7.3075

112 BKSW 2013 9.7601 6.3000 10.0400 18.7300 0.7937

113 BMRI 2013 7.9000 6.7200 11.8600 3.6600 27.9313

114 MAYA 2013 8.8645 8.9500 12.7100 2.5300 10.5257

115 MEGA 2013 8.8972 9.8600 10.8200 2.1400 8.6603

116 BBNI 2013 8.8972 7.1000 10.8200 2.1400 22.0454

117 NISP 2013 8.8335 6.2200 10.9800 1.8100 11.3530

118 BBNP 2013 9.2871 8.4800 11.2100 1.5800 13.3417

119 PNBN 2013 16.0219 7.2100 12.2000 1.8500 9.6861

120 BNLI 2013 9.2190 10.7300 14.7900 1.5500 12.7279

121 BBRI 2013 7.7833 6.8900 15.5500 5.0300 29.4146

122 BSWD 2013 1.9494 6.9100 12.5000 69.0900 9.6954

123 BBTN 2013 9.0659 10.3500 11.0500 1.7900 12.2066

124 BTPN 2013 7.2801 6.0300 10.8400 4.5000 19.1050

125 MCOR 2013 9.2136 6.6400 9.8900 1.7400 4.2544

Sumber : Data Peneliti, 2014

Data Setelah Transformasi Sampel Penelitian Tahun 2009-2013 Variabel Independen

No Kode perusahaan

Variabel NPL

Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 INPC 2.8300 2.0000 1.8500 0.8000 1.7600

2 AGRO 7.4800 8.8200 3.5500 3.6800 2.2700

3 BBKP 2.8100 3.2200 2.8800 2.6600 2.2600

4 BNBA 1.7100 0.7000 0.5000 0.0000 0.0000

5 BACA 0.2400 0.9900 0.6900 1.5700 0.1900

6 BCIC 9.5300 4.8400 4.4600 3.1600 3.6100

7 BNGA 1.0600 1.9200 1.4600 1.1100 1.6600

8 BDMN 2.4000 0.0000 0.0000 0.2000 0.0000

9 BAEK 1.1100 0.3600 0.7400 0.2800 0.9200

10 BVIC 0.4400 0.0000 0.2200 1.2600 0.0000

11 SDRA 0.7100 0.8600 1.0900 1.3100 1.7800

12 BKSW 5.3300 1.0100 0.8200 0.3100 0.1000

13 BMRI 0.3200 0.5400 0.4500 0.3700 0.3700

14 MAYA 0.4900 2.0100 1.5100 2.1400 0.6400

15 MEGA 1.7000 0.9000 0.9800 2.0900 2.1000

16 BBNI 1.7000 0.9000 0.9800 2.0900 2.1000

17 NISP 1.4400 0.9400 0.5900 0.3700 0.3500

18 BBNP 1.8100 0.6300 0.7800 0.5800 0.4500

19 PNBN 1.6000 2.6800 0.9200 0.4800 0.7500

20 BNLI 1.5000 0.7000 0.5500 0.4100 0.3100

21 BBRI 3.5200 2.7800 2.3000 1.7800 1.5500


(6)

23 BBTN 2.7500 2.6600 2.2300 3.1200 3.0400

24 BTPN 0.5000 1.1000 0.7000 0.6000 0.7000

25 MCOR 1.0400 1.1200 1.4200 1.4400 1.3300

Sumber : Data Peneliti, 2014

Data Setelah Transforfasi Sampel Penelitian Tahun 2009-2013 Variabel Dependen

No Kode perusahaan

Variabel Harga saham

Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 INPC 8.7178 10.3441 10.5357 12.3018 9.5394

2 AGRO 11.8743 12.9615 12.1244 12.3040 10.8628

3 BBKP 19.3649 25.4951 24.8998 12.3062 24.8998

4 BNBA 11.5326 12.8062 12.8452 12.3083 12.5300

5 BACA 9.8995 10.0995 10.9545 12.3105 9.3808

6 BCIC 2.2023 2.5298 3.0166 12.3127 3.0984

7 BNGA 26.6458 1.3820 1.0488 12.3149 30.3315

8 BDMN 2.1331 2.3875 2.3770 12.3170 1.9429

9 BAEK 1.6432 1.5811 1.0000 12.3192 1.3038

10 BVIC 11.7473 12.6491 10.8167 12.3214 11.1803

11 SDRA 16.7332 17.0294 25.8844 12.3236 29.8329

12 BKSW 27.2029 1.0198 26.2679 12.3257 21.2132

13 BMRI 2.1679 2.5495 2.8460 12.3279 2.8018

14 MAYA 1.2923 1.1533 1.8439 12.3301 1.6583

15 MEGA 1.5166 1.7819 1.8303 12.3323 1.4318

16 BBNI 1.4071 1.9685 1.9235 12.3344 1.9875

17 NISP 1.0000 1.3038 1.2369 12.3366 1.1091

18 BBNP 1.1402 1.1091 1.1402 12.3388 1.2166

19 PNBN 27.5681 1.0677 25.0998 12.3409 25.6905

20 BNLI 28.2843 1.3379 1.1489 12.3431 1.1225

21 BBRI 2.7659 3.2404 2.6363 12.3453 2.6926

22 BSWD 24.4949 24.4949 26.2679 12.3475 21.2132

23 BBTN 28.9828 1.2806 1.2042 12.3496 29.4958

24 BTPN 1.9748 3.6332 2.2913 12.3518 2.0736

25 MCOR 10.5830 12.2474 13.3417 12.3540 11.2694


Dokumen yang terkait

Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Ukuran Perusahaan Dan Status Kepemilikan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 53 116

Pengaruh Return On Assets (Roa), Debt To Equity Ratio (Der) Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2010-2013

8 121 96

Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Return on Assets dan Status Penanaman Modal Terhadap Harga Saham Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 80 93

Pengaruh Return On Asset, Debt to Equity Ratio, dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan LQ 45 yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 93 78

Pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS) terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 74 97

Pengaruh Pertumbuhan Laba, Return on Asset, Return on Equity, Capital Adequacy Ratio dan Non Performing Loan Terhadap Loan to Deposit Ratio pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Effek Indonesia

1 76 125

Pengaruh Return on Asset (ROA), Earning per Share (EPS) dan Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham : Studi Empiris di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012

0 35 85

Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return On Investment ( ROI), Debt to Equity Ratio ( DER), dan Book Value (BV) Per Share Terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Indonesia

2 71 93

Analisis Pengaruh Cost To Income Ratio (CIR), Debt To Equity Ratio (DER), Size Bank, Return On Asset (ROA), Earnings Per Share (EPS), Dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH COST TO INCOME RATIO (CIR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), SIZE BANK, RETURN ON ASSET (ROA), EARNINGS PER SHARE (EPS), DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESI

0 0 12