Bentuk Kegiatan Yayasan Asing Yang Diperbolehkan

BAB III AKTIFITAS YAYASAN ASING DI INDONESIA BERDASARKAN PERATURAN

PEMERINTAH NO 63 TAHUN 2008

A. Bentuk Kegiatan Yayasan Asing Yang Diperbolehkan

Untuk dapat memahami dengan baik bentuk-bentuk kegiatan yang diperbolehkan oleh Yayasan yang didirikan oleh orang asing maka terlebih dahulu harus mengetahui apa yang diinginkan oleh perancang Peraturan Pemerintah ini mengenai bentuk-bentuk kegiatan Yayasan asing tersebut. Pasal 69 ayat 1 Undang-Undang Yayasan menyatakan “Yayasan asing yang tidak berbadan hukum Indonesia dapat melakukan kegiatannya di wilayah Negara Republik Indonesia, jika kegiatan Yayasan tersebut tidak merugikan masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia” 77 “ Yayasan asing dapat melakukan kegiatan di Indonesia hanya di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan”. Kemudian semakin diperjelas dalam Pasal 26 ayat 1 PP No 63 Tahun 2008 yang menyatakan : 78 1. Sosial Bentuk kegiatan Yayasan asing ini dapat dijabarkan antara lain: Dalam bidang sosial yang meliputi mendirikan rumah yatim piatu mendirikan rumah pemeliharaan orang yang lanjut usia mendirikan sekolah lemah mental, pendidikan informal seperti kursus-kursus keterampilan, pendidikan formal 77 Pasal 69 Undang-Undang No 16 Tahun 2001 jo Undang-Undang No 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan 78 Pasal 26 ayat 1 Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2008 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Yayasan Universitas Sumatera Utara seperti pendidikan dari tingkat kelompok bermain hingga perguruan tinggi, kesenian, olah raga dan perlindungan konsumen serta kegiatan usaha lainnya yang terkait 2. Keagamaan Dalam bidang keagamaan yang meliputi mendirikan rumah ibadah mesjid, vihara, gereja, atau klenteng pesanten, pemeliharaan taman makam, menyalurkan infaq dan sedekah serta kegiatan usaha lainnya yang terkait 3. Kemanusiaan Dalam bidang kemanusiaan yang meliputi mendirikan rumah sakit, medirikan poliklinik, mendirikan rumah singgah pelayanan jenasah penampungan pengusungsi ,HAM dan lingkunngan hidup, serta kegiatan usaha lainnya yang terkait. 79 Bentuk-bentuk kegiatan seperti dalam bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan yang dimaksud dalam ketentuan ini tidak termasuk kegiatan penelitian dan pengembangan. 80 Agar terciptanya keseragaman hukum dan tertib administrasi atas Yayasan yang didirikan oleh orang asing maka Yayasan asing yang telah melakukan kegiatan di Indonesia sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini wajib menyesuaikan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 26 paling lambat 3 tiga bulan terhitung sejak tanggal Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku. 81 79 AB.Susanto dkk, Reformasi Yayasan Perspektif Hukum Dan Managemen, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2002 hal 16 80 Penjelasan Pasal 26 ayat 1 Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2008 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Yayasan 81 Pasal 40 ayat 1 Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2008 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Yayasan Universitas Sumatera Utara Dan bagi Yayasan asing yang tidak menyesuaikan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud diatas setelah lewat jangka waktu 3 tiga bulan terhitung sejak tanggal Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku dapat dihentikan kegiatannya oleh instansi yang berwenang atau Kejaksaan untuk kepentingan umum. 82 Yang dimaksud dengan “instansi yang berwenang” adalah baik instansi yang memberikan izin untuk melakukan kegiatan di Indonesia maupun instansi yang memberikan izin orang asing masuk ke Indonesia. 83 Terhadap orang asing, pelayanan dan pengawasan di bidang keimigrasian dilaksanakan berdasarkan prinsif yang bersifat selektif selective policy. Berdasarkan prinsif ini hanya orang-orang asing yang dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat, bangsa dan Negara republik Indonesia serta tidak membahayakan keamanan dan ketertiban serta tidak bermusuhan baik terhadap rakyat, bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang diizinkan masuk atau keluar wilayah Indonesia 84 Dalam rangka mewujudkan prinsip “selective policy” diperlukan pengawasan terhadap orang asing. Pengawasan ini tidak hanya pada saat mereka masuk, tetapi selama mereka berada di wilayah Indonesia termasuk kegiatan-kegiatannya. Pengawasan keimigrasian mencakup penegakan hukum keimigrasian baik yang bersifat administratif maupun tindak pidana keimigrasian 85 82 Pasal 40 ayat 2 Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2008 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Yayasan 83 Penjelasan Pasal 40 ayat 2 Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2008 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Yayasan 84 Penjelasan Umum atas Undang-Undang No 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian 85 Hadi Setia Tunggal, Himpunan Undang-Undang Keimigrasian Beserta Peraturan Pelaksananya, Jakarta: Harvarindo,2008, hal 6 Universitas Sumatera Utara Kepentingan nasional adalah sebagai kepentingan seluruh rakyat Indonesia, oleh karena itu pengawasan terhadap orang asing memerlukan juga partisiasi masyarakat untuk melaporkan orang asing yang diketahui atau diduga berada di wilayah Indonesia secara tidak sah atau menyalahgunakan izin keimigrasiannya. Untuk meningkatkan partisipasi tersebut perlu dilakukan usaha-usaha meningkatkan kesadaran hukum masyarakat. 86 1. Diketahui atau diduga terlibat dengan kegiatan sindikat kejahatan internasional B.Bentuk Kegiatan Yayasan Asing Yang Dilarang Setiap bentuk kegiatan Yayasan asing di Indonesia dapat dilarang pelaksanaannya apabila kegiatan tersebut dinilai dapat merugikan masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk menghindari munculnya kegiatan Yayasan asing yang dapat menimbulkan kerugian masyarakat bangsa dan Negara Indonesia yaitu berupa upaya penangkalan, pengawasan dan tindakan keimigrasian terhadap orang asing dan Yayasan yang didirikannya. Penangkalan terhadap orang asing dan Yayasan yang didirikannya dilakukan karena : 2. Pada saat berada di negaranya sendiri atau di negara lain bersikap bermusuhan terhadap Pemerintah Indonesia atau melakukan perbuatan yang mencemarkan nama baik bangsa dan Negara Indonesia 3. Diduga melakukan perbuatan yang bertentangan dengan keamanan dan ketertiban umum, kesusilaan, agama dan adat kebiasaan masyarakat Indonesia 86 Ibid, hal 27 Universitas Sumatera Utara 4. Atas permintaan suatu negara, orang asing yang berusaha menghindarkan diri dari ancaman dan pelaksanaan hukuman di negara tersebut karena melakukan kejahatan yang juga diancam pidana menurut hukum yang berlaku di Indonesia 5. Pernah diusir atau dideportasi dari wilayah Indonesia 6. Alasan-alasan lain yang berkaitan dengan keimigrasian. 87 Selain upaya penangkalan kegiatan orang asing dan Yayasan yang didirikannya juga memerlukan Pengawasan yang meliput i: a. Masuk dan keluarnya orang asing ke dan dari wilayah Indonesia b. Keberadaan serta kegiatan orang asing di wilayah Indonesia. 88 1. Pengumpulan dan pengolahan data orang asing yang masuk atau ke luar wilayah Indonesia Pengawasan terhadap kegiatan orang asing dan Yayasan yang didirikannya dilaksanakan dalam bentuk dan cara: 2. Pendaftaran orang asing yang berada di wilayah Indonesia; 3. Pemantauan, pengumpulan, dan pengolahan bahan keterangan dan informasi mengenai kegiatan orang asing 4. Penyusunan daftar nama-nama orang asing yang tidak dikehendaki masuk atau ke luar wilayah Indonesia; dan 5. kegiatan lainnya. 89 Upaya terakhir yang dapat dilakukan terhadap kegiatan orang asing dan Yayasan yang didirikannya adalah tindakan keimigrasian yang dilakukan terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonesia yang melakukan kegiatan yang berbahaya atau patut 87 Pasal 17 Undang-Undang No 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian 88 Pasal 38 Undang-Undang No 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian 89 Pasal 40 Undang-Undang No 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian Universitas Sumatera Utara diduga akan berbahaya bagi keamanan dan ketertiban umum, atau tidak menghormati atau menaati peraturan perundang undangan yang berlaku. Tindakan keimigrasian tersebut dapat berupa: a. Pembatasan, perubahan atau pembatalan izin keberadaan; b. Larangan untuk berada di suatu atau, beberapa tempat tertentu di wilayah Indonesia; c. Keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di wilayah Indonesia; d. Pengusiran atau deportasi dari wilayah Indonesia atau penolakan masuk ke wilayah Indonesia 90 Ketentuan peralihan PP No 63 Tahun 2008 menegaskan kewajiban tersebut. Yayasan asing yang telah melakukan kegiatan di Indonesia sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini wajib menyesuaikan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 26 paling lambat tiga bulan terhitung sejak tanggal Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku. Pasal 26 yang dimaksud dalam rumusan ini adalah kewajiban bermitra dengan Yayasan lokal. Untuk mempermudah kemitraan itu, PP No 63 Tahun 2008 membuka peluang dua Yayasan atau lebih bergabung. C.Kemitraan Yayasan Asing Dengan Yayasan Indonesia Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Tentang Yayasan mewajibkan seluruh Yayasan asing yang berdiri di Indonesia untuk menyesuaikan diri. Salah satu penyesuaian itu adalah bermitra dengan Yayasan yang didirikan orang Indonesia. Selain itu, Yayasan nasional yang dijadikan mitra mempunyai maksud dan tujuan yang sama dengan Yayasan asing. Hal ini menegaskan penyesuaian diri Yayasan asing dengan aturan baru itu harus sudah terlaksana paling lambat tiga bulan sejak Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2008 ini berlaku. 90 Pasal 42 Undang-Undang No 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian Universitas Sumatera Utara Dalam menjalankan kewajiban bermitra, PP No 63 Tahun 2008 membuat syarat tegas. Kemitraan harus aman dari aspek politis, yuridis, teknis dan sekuriti. Secara politis, berarti kegiatan Yayasan harus sesuai dengan politik luar negeri Indonesia dan bingkai negara Pancasila dan UUD 1945. Yayasan juga tidak boleh menafikan kebhinekaan masyarakat Indonesia. Secara yuridis, berarti kegiatan Yayasan asing tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Secara teknis, kegiatan Yayasan dapat terlaksana dengan baik di lapangan. Terakhir, dari aspek sekuriti, berarti kegiatan yayasan tidak ditujukan untuk kegiatan intelijen asing di Indonesia. 91 Dalam praktek, sejumlah Yayasan asing yang melakukan kemitraan dengan Yayasan nasional memperoleh bantuan dari asing atau negara. Peratuan Pemerintah No 63 Tahun 2008 ini mendorong Yayasan yang mendapatkan bantuan negara untuk menerapkan prinsip akuntabilitas. Buktinya, ada kewajiban Yayasan semacam itu untuk membuat dan menyampaikan laporan tahunan sekali setahun kepada Menteri terkait atau lembaga negara yang memberikan bantuan . Kemitraan Yayasan asing dengan Yayasan lokal dapat berupa program-program seperti peningkatan program pemerintahan, mengurangi kemiskinan, membantu pelayanan kesehatan, meningkatkan infrastruktur lokal, bekerja sama dalam penguatan hukum dan sistem peradilan, memperkuat peranan wanita dan masih banyak yang lainnya. 9 2 Sebagai tambahan bahwa Yayasan asing dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya wajib bermitra dengan Yayasan yang didirikan oleh Orang Indonesia Yayasan nasional sedangkan Yayasan yang mengandung unsur asing tidak perlu 91 Penjelasan Pasal 26 Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2008 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Yayasan 92 http:www.hukumonline.com, “Yayasan Asing Harus Bermitra Dengan Yayasan Lokal”,terakhir diakses tanggal 19 Oktober 2009 Universitas Sumatera Utara bermitra dengan Yayasan nasional dan berhak melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan. 93 Identitas pendiri yang dibuktikan dengan paspor yang sah serta surat pernyataan pendiri bahwa kegiatan Yayasan yang didirikan tidak merugikan masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia. Yayasan yang mengandung unsur asing bermakna bahwa Yayasan tersebut didirikan bersama-sama oleh orang indonesia dan orang asing namun dalam pendiriannya menggunakan hukum indonesia secara mutlak.

D. Izin Dan Dokumen Yayasan Asing Dalam Melakukan Kegiatan Di Indonesia