jenuh dengan atom karbon lebih dari C
8.
Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang dikandung. Minyak sawit berwarna kuning karena kandungan beta karoten yang
merupakan bahan vitamin A. Pahan, I. 2012
2.3.2. Sifat Fisiko-Kimia Minyak Kelapa Sawit
Sifat fisiko-kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau dan flavor, kelarutan, titik cair dan polimorphisme, titik didih boiling point, titik pelunakan,
slipping point, shot melting point; bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan turbidity point, titik asap, titik nyala dan titik api.
Tabel 2.2. Nilai Sifat Fisiko-Kimia Minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit Sifat
Minyak Sawit Minyak Inti Sawit
Bobot Jenis pada suhu kamar
0,900 0,900-0,913
Indeks bias D 40 C
1,4565-1,4585 1,495-1,415
Bilangan Iod 48-56
14-20 Bilangan Penyabunan
196-205 244-254
Warna minyak ditentukan adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses pemucatan, karena asam-asam lemak dan gliserida tidak berwarna. Warna orange atau
kuning disebabkan adanya pigmen karoten yang larut dalam minyak. Bau dan flavor dalam minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat adanya asam-asam lemak
berantai pendek akibat kerusakan minyak. Bau khas minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan beta ionone. Titik cair minyak sawit berada dalam nilai kisaran
suhu, karena minyak kelapa sawit mengandung beberapa macam asam lemak yang mempunyai titik cair yang berbeda-beda.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3. Standar Mutu
Standar mutu merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak yang bermutu baik. Ada beberapa faktor yang menentukan standart mutu yaitu: kandungan
air dan kotoran dalam minyak, kandungan asam lemak bebas, warna dan bilangan peroksida. Faktor lain yang mempengaruhi standar mutu adalah titik cair dan kandungan
gliserida, refining loss, plastisitas dan spreadability, kejernihan kandungan logam berat dan bilangan penyabunan. Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air
kurang dari 0,1 persen dan kadar kotoran lebih kecil dari 0,01 persen. Kandungan asam lemak bebas serendah mungkin kurang lebih 2 persen atau kurang bilangan peroksida
di bawah 2, bebas dari warna merah dan kuning harus berwarna pucat tidak berwarna hijau, jernih, dan kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas dari ion logam.
Tabel 2.3. Standar mutu SPB Special Price Bleach
Kandungan SPB
Ordinary Asam Lemak Bebas
1-2 3-5
Kadar Air 0,1
0,1 Kotoran
0,002 0,01
Besi ppm 10
10 Tembaga ppm
0,5 0,5
Bilangan iod 53±1,5
45-56 Karoten ppm
500 500-700
Tokoferol ppm 800
400-600
Faktor lain yang mempengaruhi standar mutu adalah titik cair dan kandungan gliserida, refining loss, plastisitas dan spreadability, kejernihan kandungan logam berat
dan bilangan penyabunan. Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1 persen dan kadar kotoran lebih kecil dari 0,01 persen. Kandungan asam
Universitas Sumatera Utara
lemak bebas serendah mungkin kurang lebih 2 persen atau kurang bilangan peroksida di bawah 2, bebas dari warna merah dan kuning harus berwarna pucat tidak berwarna
hijau, jernih, dan kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas dari ion logam. Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1 persen dan
kadar kotoran lebih kecil dari 0,01 persen. Kandungan asam lemak bebas serendah mungkin kurang lebih 2 persen atau kurang bilangan peroksida di bawah 2, bebas dari
warna merah dan kuning harus berwarna pucat tidak berwarna hijau, jernih dan kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas dari ion logam.
Ketaren, 1986 Standar mutu pabrik harus lebih baik daripada standar mutu perdagangan
Internasional karena makin baik mutu yang dihasilkan pabrik akan memberi kemungkinan lebih baik pula sesampainya ditempat tujuan negara pengimpor.
Setyamidjaja, 2000
2.3.4. Keunggulan Minyak Sawit