31 Berdasarkan hasil skrining fitokimia diatas, menunjukkan bahwa tanaman
cocor bebek mengandung hampir semua metabolit sekunder, kecuali antrakinon. Adanya metabolit sekunder seperti tersebut di atas sangat berhubungan dengan
khasiat tanaman ini secara farmakologi. Adanya steroidtriterpenoid maupun flavonoid yang terdapat di dalam tanaman ini sangat mendukung tanaman ini
sebagai obat antihiperurisemia. Menurut Wirda 2001, steroidtriterpenoid berperan dalam menghilangkan nyeri. Nyeri biasanya dialami oleh penderita
hiperurisemia, sedangkan flavonoid berperan sebagai inhibitor xantin oksidase Umameswari, 2013.
4.3 Pengujian efek penurunan kadar asam urat
Hiperusemia pada mencit dilakukan dengan cara diinduksi dengan menggunakan larutan kalium oksonat. Pengukuran kadar asam urat dilakukan
dengan menggunakan alat pengukur kadar asam urat Easy Touch
®
. Kalium oksonat dapat digunakan sebagai penginduksi asam urat, karena kalium oksonat
dapat bekerja menghambat enzim urikase yang mengubah asam urat menjadi allantoin sehingga kadar asam urat darah meningkat.
Untuk menentukan dosis dalam penelitian ini, dilakukan orientasi dosis terlebih dahulu dengan dosis 50, 100, 200 dan 400 mgkg BB. Pada saat orientasi
dosis 400 mgkg BB menunjukkan hasil penurunan kadar asam urat yang tidak berbeda dengan kelompok 200 mgkg BB, sehingga akhirnya dipilih hanya tiga
dosis yaitu dosis 50, 100 dan 200 mgkg BB. Hasil pengukuran kadar asam urat dapat dilihat pada tabel dan grafik kadar asam urat rata-rata dari berbagai
perlakuan dibawah ini:
32
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Kadar Asam Urat
Kelompok Perlakuan
Berat Badan
g Kadar
Puasa mg dL
Perlakuan Induksi
1 jam 2 jam
3 jam CMC Na
1 Kontrol
Negatif 24.5
1.5 3.3
3.5 3.9
4.3 25.0
1.6 4.2
4.5 5.0
5.2 24.8
1.6 3.2
3.4 3.4
3.8 25.1
1.5 3.5
3.6 4.6
5.0 24.3
1.5 3.3
3.3 3.5
4.2
Rata-rata 24.74
1.54 3.5
3.66 4.08
4.5
Allopurinol Positif
25.0 1.5
3.8 3.4
2.5 2.1
23.6 1.5
3.6 2.8
2.4 2.0
24.5 1.7
3.5 3.1
2.2 2.0
24.2 1.5
3.7 3.2
2.2 2.0
24.8 1.6
3.5 2.6
2.3 2.0
Rata-rata 24.42
1.56 3.62
3.02 2.32
2.02
EEDCB 50 mg Kg
BB 24.4
1.5 3.5
3.1 2.8
2.5 25.1
1.5 3.4
3.1 2.5
2.4 24.5
1.6 3.5
3.2 2.9
2.6 24.8
1.7 3.8
3.4 2.8
2.7 24.5
1.6 3.6
3.2 2.7
2.7
Rata-rata 24.64
1.58 3.56
3.2 2.74
2.58
EEDCB 100 mg Kg
BB 24.6
1.5 3.5
2.7 2.3
2.1 25.2
1.6 3.8
2.9 2.5
2.0 24.3
1.6 3.6
3.2 2.3
2.1 25.0
1.7 3.4
3.0 2.4
2.0 24.7
1.6 3.6
3.3 2.3
2.1
Rata-rata 24.76
1.6 3.58
3.02 2.32
2.06
EEDCB 200 mg Kg
BB 25.1
1.5 3.4
2.6 2.3
2.0 24.2
1.7 3.8
3.5 2.4
2.1 24.5
1.5 3.6
3.3 2.3
2.0 24.5
1.5 3.7
3.1 2.4
2.1 23.9
1.6 3.5
2.8 2.4
2.0
Rata-rata 24.44
1.56 3.6
3.06 2.32
2.04
33
Gambar 4.1 Grafik Kadar Asam Urat Rata-rata Vs Waktu
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa setelah terinduksi, kelompok perlakuan yang diberikan CMC Na 1 , suspensi allopurinol 10 mgkg BB,
suspensi EEDCB 50 mgkg BB, suspensi EEDCB 100 mgkg BB dan suspensi EEDCB 200 mgkg BB, kadar asam uratnya mengalami kenaikan. Hal ini
disebabkan kalium oksonat telah bekerja menghambat enzim urikase sehingga kadar asam urat di dalam darah mencit meningkat.
Pada jam ke-1, ke-2, dan ke-3, kelompok yang diberikan suspensi allopurinol 10 mgkg BB, suspensi EEDCB 50, 100 dan 200 mgkg BB
memberikan efek penurunan kadar asam urat. Kelompok yang diberikan suspensi CMC Na 1 tidak memberikan efek penurunan kadar asam urat.
Untuk melihat kekuatan ektrak etanol daun daun cocor bebek dan allopurinol dalam menurunkan kadar asam urat, maka dihitung persen penurunan
kadar asam urat. Data persen penurunan kadar asam urat dianalisa secara statistik dengan metode ANAVA lalu dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tukey HSD untuk
semua kelompok perlakuan dari jam ke-1 sampai dengan jam ke-3 dan dilakukan
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5 4
4,5 5
Puasa Setelah
terinduksi Jam ke-1
Jam ke-2 Jam ke-3
suspensi Allopurinol 10 mgkg BB
kontrol positif suspensi EEDCB 50
mgkg BB suspensi EEDCB 100
mgkg BB suspensi EEDCB 200
mgkg BB suspensi CMC Na 1
kontrol negatif
K ada
r A
sa m
U ra
t mg
dl
Waktu jam
Grafik Pengukuran Kadar Asam Urat Rata-rata
34 perhitungan persen penurunan kadar asam urat rata-rata setiap kelompok
perlakuan setelah pemberian suspensi allopurinol dan suspensi ekstrak etanol daun daun cocor bebek. Hasil perhitungan persen penurunan kadar asam urat rata-rata
setiap kelompok perlakuan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.4 Persen Penurunan Kadar Asam Urat
Kelompok Perlakuan
Berat Badan
g Kadar
Puasa mgdL
Perlakuan 1 jam
2 jam 3 jam
Allopurinol Positif
25.0 1.5
10.53 34.21
44.74 23.6
1.5 22.22
33.33 44.44
24.5 1.7
11.43 37.14
42.86 24.2
1.5 13.51
40.54 45.95
24.8 1.6
25.71 34.29
42.85
Rata-rata 24.42
1.56 16.68
35.90 44.17