KESIMPULAN SARAN KESIMPULAN DAN SARAN

40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Kesimpulan di dalam penelitian ini adalah : a. Hasil pemeriksaan karakteristik daun cocor bebek memenuhi syarat Materia Medika Indonesia yaitu kadar air 4,00, kadar sari larut dalam air 38,07, kadar sari larut dalam etanol 15,67, kadar abu total 6,9 dan kadar abu tidak larut dalam asam 0,62. b. Ekstrak etanol daun cocor bebek dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah mencit jantan dengan dosis efektif 100 mgkg BB.

5.2 SARAN

a. Disarankan untuk penelitian selanjutnya dilakukan uji efek penurunan kadar asam urat dari daun cocor bebek dengan menggunakan penginduksi lain seperti makanan yang mengandung purin tinggi. b. Disarankan bagi penderita gangguan ginjal, penggunaan dalam bentuk sediaan jamuseduhan dihindari karena cocor bebek mengandung kalsium oksalat. 41 DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. 1989. Materia Medika Indonesia. Jilid V. Cetakan Pertama. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI. Halaman 290-294. Depkes RI. 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Cetakan Keenam. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI. Halaman 247-251, 297-304, 321-325. Depkes RI a . 2000. Investaris Tanaman Obat Indonesia I. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 147-148. Depkes RI b . 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 1-17. Dewiyanti, I.D., Filailla, E., Megawati, dan Yuliani, T. 2012. The Antidiabetic Activity of Cocor Bebek Leaves Kalanchoe pinnata Lam. Pers. Ethanolic Extract from Various Areas. The Journal Of Tropical Life Science. 22: 37-39. Dipiro, J.T. 1997. Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach 3 th edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc. Halaman: 1755-1760. Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 9, 902. Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Keseharan Republik Indonesia. Halaman 855, 896, 898, 1035. Fajriah, S. 2011. Isolasi, Identifikasi dan Uji Aktivitas Biologi dari Fraksi Etil Asetat Daun Cocor Bebek Bryophyllum pinnatum Lam. Oken. Tesis. Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia Farnsworth, N.R. 1966. Biological and Phytochemical Screening Of Plants.

J. Pharm. Sci. 553: 264.

Gaw, A., Murphy, M.J. Robert, O’reilly, C.D., Stewart, M.J., dan Stepherd, J. 2011. Biokimia Klinis: Teks Bergambar. Edisi ke-4. Diterjemahkan oleh: dr.Albertus Agung Mahode dan July Manurung. Jakarta: EGC. Halaman: 12-14. 42 Haidari, F., Seid, K. A., Majid, M. S., Soltan, A. M., dan Mohammad, R. R. 2011. Effect of Parsley Petroselinum crispum and Its Flavonol Constituents, Kaempferol and Quercetion, on Serum Uric Acid Level, Biomarkers of Oxidative Stress, and Liver Xantine Oxidoreductase Activity in Oxonate-Inducated Hyperuricemic Rats. Iranian journal of pharmaceutical research. 104: 811-819. Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Terjemahan Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro. Bandung: Penerbit ITB. Halaman 4, 70-72, 127, 155. Harmita. dan Radji, M. 2008. Buku Ajar Analisis Hayati. Edisi III. Jakarta: Penerbit EGC. Halaman: 24. Hasyim, N., Pare, K.L., Junaid, I., dan Kurniati, A. 2012. Formulasi dan Uji Efektivitas Gel Luka Bakar Ekstrak Daun Cocor Bebek Kalachoe pinnata L. pada Kelinci Oryctolagus cuniculus. Majalah Farmasi dan Farmakologi. 162: 89-94. Katzung, B.G. 2002. Farmakologi: Dasar dan Klinik. Jilid 3. Diterjemahkan oleh: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UNAIR. Jakarta: Salemba Medika. Halaman: 246. Kristiani, R.D., Rahayu, D., dan Subarnas, A. 2013. Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Akar Pakis Tangkur Polypodium feei pada Mencit Jantan. Bionatura-Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati dan Fisik. ISSN 1411-0903: 174-177. Mariani, I., Bahri, S., dan Awaluddin, S. 2012. Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Herba Suruhan Peperomia pellucida L. Kunth pada Mencit Jantan. Journal of Pharmaceutics and Pharmacology. 11: 37-43. Mazzali, M., Hugnes, J., Kim, Y.G., Jefferson, J., Kang, D. H., Gordon, K. L., Lan, H. Y., Krvlighn, S., dan Johnson, R. J. 2001. Elevated uric acid increases blood pressure in the rats by a novel independent mechanism. Hypertension. 322001:1101-1106. Muhtadi, Suhendi, A., Nurcahyanti, W., dan Sutrisna, E.M. 2012. Potensi Daun Salam Syzigium polyanthum Walp. dan Biji Jinten Hitam Nigella sativa Linn Sebagai Kandidat Obat Herbal Terstandar Asam Urat. Pharmacon 131: 30-36 Murray, K.R., Granner, K.D., dan Rodwell, W.V. 2003. Biokimia Harper. Edisi 27. Jakarta: EGC. Halaman: 216. 43 Nucleus, T. 2011. Asam Urat atau Gout. Jakarta: PT. Nucleus Precise Newsletter. Halaman 1-5. Price, S. A., dan Wilson, L. M. 2005. Patofisiologi, konsep klinis proses-proses penyakit. Diterjemahkan oleh : Dharma Adji. Edisi VI. Jakarta: Penerbit EGC. Halaman 437-446. Safitri, A.R., Andre, M., dan Irsan, A. 2013. Uji Efek Analgetik Infusa Daun Cocor Bebek Kalanchoe pinnata Lam. Pers. terhadap Mencit Jantan Galur Swiss yang Diinduksi dengan Asam Asetat. Skripsi. Pontianak: Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura. Simarmata, Y.B.C., Awaluddin, S., dan Bahri, S. 2012. Efek Hipourikemia Ekstrak Daun Sidaguri Sida rhombifolia L pada Mencit Jantan. Journal of Pharmaceutics and Pharmacology. 11: 21-28. Tayeb, R., Amelia, V., dan Usmar. 2012. Pengaruh Pemberian Infus Sarang Semut Myrmecodia pendens terhadap Kadar Asam Urat Darah pada Kelinci Oryctolagus cuniculus. Majalah Farmasi dan Farmakologi. 161: 31-36. Trubus, T. 2013. 100 Plus Herbal Indonesia Buku Ilmiah dan Racikan. Depok: PT. Trubus Swadaya. Halaman: 574-575. Umameswari, M. 2013. Virtual Screening Analysis and In-Vitro Xantine Oxidase Inhibitory Activity os some Commercially Available Flavonoids. Iran J Pharm Res.123: 317-323. Utami, P. 2003. Tanaman Obat untuk Mengatasi Asam Urat dan Rematik. Jakarta: Agromedia Pustaka. Halaman 28-30. Watanabe, S., Kimura, Y., Shindo, K., dan Fukui, T. 2006. Effect of Human Placenta Extract on Potassium Oxonate-induced Elevation of Blood Uric Acid Concentration. Journal of Health Science. 526: 738-742. WHO. 1998. Quality Control Methods for Medicinal Plant Material. Geneva: WHO. Halaman: 34, 36-39. Wirda. 2001. Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek Kalanchoe pinnata Lamk. pada Tikus Putih. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara. 44 Zastrow, V. M., dan Bourne, R. H. 2001. Reseptor dan Farmakodinamika Obat. Dalam: Farmakologi dasar dan Klinik. Edisi I. Jakarta: Selemba Medika. Halaman: 12. 45 Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan 46 Lampiran 2. Surat Persetujuan Etik ethical clearance 47 Lampiran 3. Tumbuhan Cocor Bebek Gambar Tumbuhan Cocor Bebek 48 Lampiran 4. Daun Segar dan Simplisia Daun Cocor Bebek a. Daun cocor bebek segar b. Simplisia daun cocor bebek 49 Lampiran 5. Serbuk Simplisia Cocor Bebek Gambar Serbuk Simplisia Cocor Bebek 50 Lampiran 6. Hasil Pemeriksaan Mikroskopik Daun Cocor Bebek a. Mikroskopik penampang melintang daun cocor bebek Keterangan : 1. Epidermis 2. Jaringan Palisade 3. Xilem 4. Floem 5. Stoma 5. Jaringan Kolenkim 1 2 3 4 5 6 51 Lampiran 6. Lanjutan b. Mikroskopik serbuk simplisia daun cocor bebek Keterangan : 1. Stomata tipe anomositik 2. Parenkim dengan kristal kalsium oksalat 3. Xilem 4. Hablur kalsium oksalat 1 2 3 4 52 Lampiran 7. Bagan alur penelitian Dicuci dari pengotor hingga bersih Ditiriskan Dikeringkan di lemari pengering Pemeriksaan makroskopis Dihaluskan Daun cocor bebek Serbuk Simplisia Karakterisasi simplisia Skrining fitokimia Penetapan: - Kadar air - Kadar sari larut dalam air - Kadar sari larut dalam etanol - Kadar abu total - Kadar abu tidak larut dalam asam Pemeriksaan: - Steroidtriterpenoid - Alkaloid - Flavonoid - Glikosida - Saponin - Tanin - Antrakinon 53 Lampiran 7. Lanjutan Dimaserasi dengan 75 bagian etanol 70 Dimaserasi dengan 25 bagian etanol 70 Dipekatkan menggunakan rotary evaporator antihiperurisemia Serbuk simplisia 400 g Ekstrak etanol kental 138,26 g Maserat I + II Pengukuran kadar asam urat Pemeriksaan: - Steroidtriterpenoid - Alkaloid - Flavonoid - Glikosida - Saponin - Tanin - Antrakinon Skrining fitokimia Ampas Pengujian aktivitas antihiperurisemia Ampas Maserat I 54 Lampiran 8. Perhitungan penetapan kadar air serbuk simplisia daun cocor bebek No. Berat sampel g Volume air ml Kadar 1. 5,002 0,2 4 2. 5,001 0,2 4 3. 5,003 0,2 4 1. Kadar air I = 0,2 ml 5,002 g x 100 = 4 2. Kadar air II = 0,2 ml 5,001 g x 100 = 4 3. Kadar air III = 0,2 ml 5,003 g x 100 = 4 Kadar rata-rata = 4 +4 +4 3 = 4 55 Lampiran 9. Perhitungan penetapan kadar sari larut dalam air dari serbuk simplisia daun cocor bebek No. Berat sampel g Berat sari g Kadar 1. 5,002 0,381 38,06 2. 5,003 0,383 38,27 3. 5,001 0,379 37,89 Kadar sari larut etanol = Berat sari g Berat sampel g × 100 20 × 100 1. Kadar sari larut dalam air I = 0,381 g 5,002 g x 100 20 x 100 = 38,06 2. Kadar sari larut dalam air II = 0,383 g 5,003 g x 100 20 x 100 = 38,27 3. Kadar sari larut dalam air III = 0,379 g 5,001 g x 100 20 x 100 = 37,89 Kadar rata-rata = 38,06 +38,27 +37,89 3 = 38.07 56 Lampiran 10. Perhitungan penetapan kadar sari larut dalam etanol dari serbuk simplisia daun cocor bebek No. Berat sampel g Berat sari g Kadar 1. 5,003 0,13 13 2. 5,004 0,18 18 3. 5,002 0,16 16 Kadar sari larut etanol = Berat sari g Berat sampel g × 100 20 × 100 1. Kadar sari larut etanol I = 0,13 g 5,003 g x 100 20 x 100 = 13 2. Kadar sari larut etanol II = 0,18 g 5,004 g x 100 20 x 100 = 18 3. Kadar sari larut etanol III = 0,16 g 5,002 g x 100 20 x 100 = 16 Kadar rata-rata = 13 +18 +16 3 = 15,67 57 Lampiran 11. Perhitungan penetapan kadar abu total serbuk simplisia daun cocor bebek No. Berat sampel g Berat abu total g Kadar 1. 2,025 0,142 7,01 2. 2,022 0,138 6,82 3. 2,023 0,139 6,87 Kadar abu total = Berat abu total g Berat sampel g × 100 1. Kadar abu total I = 0,142 g 2,025 g x 100 = 7,01 2. Kadar abu total II = 0,138 g 2.022 g x 100 = 6,82 3. Kadar abu total III = 0,139 g 2,023 g x 100 = 6,87 Kadar rata-rata = 7,01 +6,82 +6,87 3 = 6,9 58 Lampiran 12. Perhitungan penetapan kadar abu tidak larut dalam asam serbuk simplisia daun cocor bebek No. Berat sampel g Berat abu g Kadar 1. 2,025 0,014 0,69 2. 2,022 0,013 0,64 3. 2,023 0,011 0,54 Kadar abu tidak larut asam = Berat abug Berat sampel g × 100 1. Kadar abu tidak larut dalam asam I = 0,014 g 2,025 g x 100 = 0,69 2. Kadar abu tidak larut dalam asam II = 0,013 g 2.022 g x 100 = 0,64 3. Kadar abu tidak larut dalam asam III = 0,011 g 2,023 g x 100 = 0,54 Kadar rata-rata = 0,69 +0,64 +0,54 3 = 0,62 59 Lampiran 13. Volume Maksimum Sesuai Jalur Pemberian Dan Konversi Dosis