Metabolisme Asam Urat Hiperurisemia Gout

10

2.3 Asam Urat

Asam urat merupakan produk akhir katabolisme purin dalam tubuh yang tidak memiliki tujuan fisiologis sehingga dapat dianggap sebagai produk buangan Katzung, dkk., 2002. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel, yakni makanan dari tanaman sayur, buah, kacang-kacangan atau pun hewan daging, jeroan, ikan sarden. Asam urat sebagian besar dieksresi melalui ginjal dan sebagian kecil melalui saluran cerna Nucleus, 2011. Asam urat pada serum normal pada laki-laki adalah 5,1 ± 1.0 mgdl dan pada perempuan adalah 4,0 ± 1.0 mgdl. Nilai ini akan meningkat sampai 9-10 mgdl pada seseorang dengan gout Price dan Wilson, 2005. Sedangkan pada mencit normal kadar asam uratnya adalah 0,5-1,4 mgdl dan mencit dikatakan hiperurisemia jika kadar asam uratnya berkisar antara 1,7-3,0 mgdl Muhtadi, dkk., 2012. Manusia memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi dari hewan mamalia lain karena manusia tidak memiliki enzim urikase, yaitu enzim yang menguraikan asam urat menjadi allantoin yang mudah larut Katzung, 2002.

2.3.1 Metabolisme Asam Urat

Nukleotida purin yang utama pada manusia adalah adenosine monofosfat AMP dan guanosin monofosfat GMP. Kedua nukleotida tersebut akan dipecah menjadi bentuk nukleosida oleh fosfomonoesterase menjadi adenosine dan guanosin. Adenosine akan mengalami deaminasi menjadi inosin oleh enzim adenosine deaminase. Fosforilasi ikatan N-glikosinat inosin dengan guanosin dikatalis oleh nukleosida purin fosforilase sehingga akan dilepaskan senyawa ribose-1-fosfat dan basa purin. Setelah itu, hipoxantin dan guanin membentuk 11 xantin yang masing-masing dikatalis oleh enzim xantin oxidase dan guanase. Xantin yang terbentuk akan kembali dikatalisis oleh xantin oxidase menjadi asam urat Murray, dkk., 2003.

2.3.2 Hiperurisemia

Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat darah di atas normal. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kadar asam urat dalam darah serta merupakan faktor penyebab terjadinya hiperurisemia adalah sebagai berikut: a. Peningkatan produksi asam urat overproduction i. Penyebab primer yaitu terjadi peningkatan aktivitas phosporibosyl pyrophosphate synthetase PRPP synthetase akan meningkat menyebabkan peningkatan PRPP yang merupakan kunci sintesa purin dan terjadi defisiensi hypoxantine guanine phosporibosyl transferase HGPRT akan meningkatkan metabolisme guanin dan hipoxantin menjadi xantin. ii. Penyebab sekunder adalah terjadi peningkatan asupan purin, konversi asam nukleat meningkat, penguraian ATP meningkat. b. Penurunan eksresi asam urat underproduction Hal ini dapat terjadi karena penyebab primer dan penyebab sekunder yaitu berupa insufiensi ginjal, terjadi inhibisi pengeluaran asam urat, dan peningkatan reabsorbsi tubular Gaw, dkk., 2011.

2.3.3 Gout

Gout adalah penyakit metabolik yang ditandai arthritis akut berulang karena endapan kristal asam urat di persendiaan dan tulang rawan. Istilah gout digunakan untuk menggambarkan keadaan penyakit yang berkaitan dengan 12 hiperurisemia. Gout adalah diagnosis klinis sedangkan hiperurisemia adalah kondisi biokimia Mariani, dkk., 2012. Gout dapat bersifat primer dan sekunder. Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan ekskresi asam urat. Gout sekunder disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat-obat tertentu Price dan Wilson, 2005. Terdapat empat tahap perjalanan klinis gout yang tidak terobati, yaitu: a. Tahap hiperurisemia asimtomatik Pada tahap ini pasien tidak menunjukkan gejala-gejala selain dari peningkatan kadar asam urat serum. Hanya 20 dari pasien hiperurisemia asimtomatik yang berlanjut menjadi serangan gout akut. b. Tahap arthritis gout akut Serangan gout akut terjadi ketika kristal urat mulai terbentuk pada cairan sinovial. Pada tahap ini gejala yang muncul sangat khas, yaitu radang sendi yang akut dan timbul sangat cepat dalam waktu singkat. Keluhan berupa nyeri, bengkak, merah dan hangat, disertai keluhan sistem berupa demam, menggigil dan merasa lelah. c. Tahap interkritis Tahap interkritis merupakan kelanjutan stadium gout akut, dimana secara klinik tidak muncul tanda-tanda radang akut, meskipun pada cairan sendi masih ditemukan kristal urat, yang menunjukkan proses kerusakan sendi yang terus berlangsung progesif. Stadium ini bisa berlangsung beberapa tahun sampai 10 13 tahun tanpa serangan akut dan tanpa tata laksana yang adekuat akan berlanjut ke stadium gout kronik. d. Tahap gout kronik Pada tahap ini terjadi kerusakan persendian dan bahkan persendian mengalami kehancuran total oleh adanya deposit kristal asam urat, terjadi kerusakan yang ekstensif dan permanen Price dan Wilson, 2005.

2.4 Obat Antihiperurisemia