Latar belakang Masalah Gerakan Sosial Politik: Studi Deskriptif “Revolusi Sosial” Sumatera Timur

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang Masalah

Gerakan sosial di Indonesia merupakan bagian terpenting serta tak terpisahkan dari perjalanan Indonesia sebagai sebuah bangsa. Kemerdekaan Indonesia itu sendiri, pada dasarnya tidaklah semata-mata muncul dari gerakan bersenjata, tapi juga lewat gerakan sosial, yang tumbuh sebagai manifestasi dari kesadaran sejumlah kaum muda, waktu itu, akan realitas. Gerakan inilah yang kemudian memaksa Sukarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.Gerakan sosial pula yang kemudian mengukuhkan semangat kemerdekaan itu dengan melakukan sebuah rapat besar di Lapangan Ikada.Sejak itu, gerakan sosial seakan-akan menjadi penyebab utama perubahan Indonesia. 1 Giddens mendefinisikan gerakan sosial sebagai suatu upaya atau gerakan untuk mencapai kepentingan dan tujuan bersama melalui tindakan kolektif collective action di luar lingkup lembaga-lembaga yang mapan.Pendapat serupa juga diutarakan oleh Tarrow.Tarrow mendefinisikan gerakan sosial sebagai politik perlawanan yang dilakukan oleh rakyat biasa yang bergabung dengan kelompok Bahkan kelak, setelah 21tahun Sukarno berkuasa, Orde Lama tumbang karena gerakan sosial. Digantikan Soeharto sebagai penguasa Orde Baru yang tumbang juga karena gerakan sosial setelah 32 tahun berkuasa. 1 Hosnan. 2011. Gerakan Sosial Politik Dalam Mewujudkan Demokratisasi. Universitas Airlangga. Press.Political Science, Juli 2011. 2 masyarakat yang lebih berpengaruh. Menggalang kekuatan bersama dengan tujuan melawan para elite, pemegang otoritas ataupun pihak-pihak lawan yang lain. Perlawanan ini berubah menjadi sebuah gerakan sosial ketika didukung oleh jaringan sosial yang kuat serta resonansi kultural dan simbol-simbol aksi yang menimbulkan interaksi berkelanjutan dengan pihak lawan. 2 Sementara gerakan menurut kamus antropologi adalah aktivitas dan terencana dan berulang-ulang yang dilancarkan berbagai macam organisasi untuk mewujudkan cita-cita atau tujuan.Sedangkan gerakan sosial, adalah suatu gerakan dari kelompok sosial untuk kepentingan sosial dan tujuan sosial, sehingga dapat mempertahankan, mengubah, dan mengganti atau menghapus hal-hal yang kurang sesuai dari suatu masyarakat.Sedangkan menurut kamus sosiologi, gerakan sosial adalah suatu organisasi informal yang mungkin mencakup unit-unit yang terorganisasi secara formal yang bertujuan mencapai tujuan-tujuan tertentu. 3 2 Putra, Fadillah dkk.Gerakan Sosial: Konsep, Strategi, Aktor, Hambatan dan Tantangan Gerakan Sosial di Indonesia. Malang: Averroes Press, 2006. Hal. 1 3 Sinuhaji, Wara.2007. Patologi Sebuah Revolusi: Catatan Anthony Reid tentang Revolusi Sosial di Sumatera Timur Maret 1946. Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Sastra USU, Historisme, Edisi No. 23Tahun XIJanuari 2007 Pada awal kemerdekaan, gerakan sosial seolah menjadi sebuah tren tersendiri.Gerakan demikian dimanfaatkan sebagai sebuah media untuk mencapai kepentingan tertentu terutama dalam segi pemerintahan.Salah satu gerakan sosial yang paling awal terjadi pascarkemerdekaan adalah ‘Pembantaian Massal’terhadap kaum bangsawan di Sumatera Timur yang memuncak pada 4 Maret 1946. 3 Definisi gerakan di atas sangat sesuai untuk manggambarkan dan menganalisis peristiwa Maret 1946 di Sumatera Timur.Gerakan sosial di Sumatera Timur merupakan gerakan dari kelompok sosial yang bertujuan untuk mengubah, mengganti, dan menghapus hal-hal yang kurang sesuai dengan tata sosial suatu masyarakat. Peristiwa Maret 1946 digerakkan oleh Persatuan Perjuangan atau Volksfrontyang merupakan aliansi berbagai macam organisasi perjuangan di Sumatera Timur—di mana pejabat terasnya adalah pimpinan-pimpinan Gerindo, Partai Komunis Indonesia PKI, dan Partai Nasional Indonesia PNI atau golongan pemuda radikal yang prorepublik. Masa antara 1945-1947 adalah masa–masa revolusi fisik di mana jargon-jargon nasionalisme, antifeodalisme, dan imperialisme merupakan senjata untuk mencegah kembalinya kekuasaan penjajah. 4 Mengutip Reid, dalam bukunya Blood of the People, istilah Revolusi Sosial yang menggambarkan tragedi berdarah 4 Maret 1946 dicetuskan pertama kali oleh dr. Amir, Wakil Gubernur Sumatera Timur kala itu. 5 4 Sinuhaji, Wara. 2007. Op.cit. 5 Basarshah II, Tuanku Luckman Sinar. Bangun dan Runtuhnya Kerajaan Melayu di Sumatera Timur.Hal. 542. Revolusi ini dipicu oleh gerakan kaum komunis yang hendak menghapuskan sistem kerajaan dengan alasan antifeodalisme, anti dengan sistem sosial politik yang memberikan kekuasaan besar kepada golongan bangsawan.Revolusi melibatkan mobilisasi rakyat yang berujung pada pembunuhan anggota keluarga Kesultanan Melayu, yang dikenal pro-Belanda namun juga golongan menengah pro-Republik dan pimpinan lokal administrasi 4 Republik Indonesia. 6 Banyak bangsawan meregang nyawa dengan cara brutal. Dan yang paling ‘berdarah’ adalah Kerajaan Langkat, juga Asahan. 7 Namun, dalam penelitian ini, istilah Revolusi Sosial akan diganti dengan istilah Pembantaian Massal. Hal ini disebabkan makna revolusi sosial tak sesuai dengan fakta sebenarnya yang terjadi pada Maret 1946 tersebut. Menurut Kepala Peneliti Pusat Studi Ilmu Sejarah Pusis Universitas Negeri Medan Phil Icwan Azhari, istilah Pembantaian Massal jauh lebih tepat digunakan. Sebab gerakan sosial politik yang terjadi bukanlah revolusi sosial, melainkan sebuah gerakan yang akhirnya kebablasan. 8 Secara teoritis, revolusi adalah wujud perubahan sosial paling spektakuler; sebagai tanda perpecahan mendasar dalam proses historis; pembentukan ulang masyarakat dari dalam dan pembentukan ulangmanusia. Revolusi tidak menyisakan apapun dari keadaan sebelumnya. 9 Perihal Langkat, terjadinya pembantaian tersebut bermula saat Sukarno-Hatta menyatakan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 di Jakarta. Kabar tersebut sampai di Langkat setelah utusan dari Sumatera, M. Amir dan Tengku Hassan kembali dari Jawa. Setelah informasi kemerdekaan tersebut menyebar di Sumatera Timur, barulah pada 4 Oktober 1945 bendera Merah Putih dikibarkan di Sehingga memperkuat, bahwa pembantaian ini sukar disebut sebagai sebuah revolusi sosial. 6 Kahin, George McTurnan. 2003. Nasionalism and Revolution in Indonesia.Cornell University Press.Hal 412. 7 http:www.lenteratimur.commaret-berdarah-di-sumatera-timur-67-tahun-silam diakses 24 Maret 2015.Pukul

13.28 WIB.