Kerajaan Purba Kerajaan Silimakuta Kerajaan Raya

62 Siahaan.Dikhawatirkan bergabungnya Rajamuda Sidamanik ke dalam TKR menimbulkan kesan TKR sama dengan Tentara Keamanan Raja. 82 Meskipun Raja Purba Tuan Mogang Purba telah mengungsi ke Markas Langit bersama anaknya Tuan Jamin Purba, tetapi keduanya tewas secara misterius. Tuan Jamita Purba dan Tuan Lintar Purba tewas disekitar Tigaras. Semuanya berlangsung di sekitar bulan April tahun 1947 agresi kedua. Pantai Haranggaol pada masa itu dikabarkan penuh dengan mayat-mayat manusia yang tewas dibantai dengan sadis, sampai-sampai orang tidak mau memakan ikan dari danau Toba, karena sering kedapatan jari manusia dalam perut ikan itu. Pada tahun 1947 pemangku raja Purba Tuan Karel Tanjung gelar Parajabayak tewas terbunuh oleh BHL di Haranggaol. Anaknya Tuan Madja Purba pejabat pemerintah RI yang pernah menjadi Bupati Simalungun dan dikudeta tokoh PKI Urbanus Pardede pasca revolusi dan pejabat Gubernur Sumatera Utara. Keturunan raja Purba yang lain Mr. Tuan Djaidin Purba pernah menjabat sebagai walikota Medan. Tuan Djomat Purba Tuan Anggi terakhir Kolonel TNI aktif memimpin pasukan Blaw Pijper NST untuk mempertahankan diri dari pelaku revolusi.Baik Tuan Mogang dan Tuan Djomat adalah putera Simalungun yang pantas dibanggakan, keduanya adalah anak yang dilahirkan Puangbolon Kerajaan Purba dari Siantar.

4. Kerajaan Purba

83 82 Ibid. 83 Ibid. 63

5. Kerajaan Silimakuta

Raja Silimakuta yang sudah aktif di Markas Agung juga tewas dan tidak diketahui di mana makamnya, sewaktu mengungsi ke Tanah Karo. Bersama beliau turut tewas dibunuh dokter pertama orang Simalungun dr. Djasamen Saragih anak Pangulubalei Djaudin Saragih. Keluarga raja Silimakuta kemudian mendirikan tugu baginya di Tigaraja Kec. Silimakuta Barat. Konon mayat Raja Silimakuta dihanyutkan di sungai Lau Dah dekat Kabanjahe.Turut juga ditangkap Pangulubalei Djaudin Saragih abang Pdt. J. Wismar Saragih dan ditahan di Raya Berastagi tetapi beliau mujur masih hidup diselamatkan TRI. 84 Raja Dologsilou terakhir Tuan Bandar Alam Purba Tambak berhasil diselamatkan rakyatnya sendiri dari keganasan pasukan BHL dan berdiam di Pematangsiantar. 6.Kerajaan Dologsilou 85 Nasib nahas menimpa pemangku raja Raya Tuan Jaulan Kaduk Saragih Garingging gelar Tuan Raya Kahean.Beliau seorang maestro seni Simalungun yang tidak ada tandingannya sampai hari ini dan perintis pembangunan jalan penghubung Sondiraya-Sindarraya. Semasa dia menjabat

7. Kerajaan Raya

84 Ibid. 85 Ibid. 64 sebagai penguasa swapraja di Raya, sungguh banyak pembangunan yang dirasakan masyarakat seperti pengadaan listrik dan air minum serta transportasi bus yang diberi nama “Sinanggalutu” dengan rute Pematangsiantar-Pematang Raya. Beliau ditangkap pasukan BHL sewaktu menghadiri acara keluarga saudaranya Tuan Manakraya, bersama Opas Radan Sitopu dan Penilik Sekolah Schoolopziner Saulus Siregar.Ketiganya ditangkap dan dibawa ke bawah jembatan Bah Hutailing dekat Sirpang Sigodang. Opas Radan Sitopu dapat meloloskan diri dengan berpura-pura mati dan menjatuhkan dirinya ke sungai, sedangkan Saulus Siregar dan Tuan Kaduk tewas dipenggal lehernya dan dihanyutkan di sungai Bah Hutailing tersebut. Mayatnya kemudian ditemukan TRI dan dibawa ke Pematangsiantar dan dimakamkan secara agama Kristen di belakang Gereja HKBP Kampung Kristen Pematangsiantar oleh pendeta HKBP.Pada waktu dia meninggal baru dua orang anaknya yang sudah berumahtangga dari 12 orang putera-puterinya. Salah seorang yang terkenal di antaranya adalah Tuan Bill Amirsjah Rondahaim Saragih yang dikenal sebagai seorang komponis jazz yang lama berdiam di Australia dan Aberson Marle Sihaloho yang dikenal selaku politisi. Tuan Anggi Raya yang dikenal dengan gelar Tuan Pamah Tuan Pusia Saragih Garingging memilih harakiri gantung diri di kampung Hutadolog Merekraya ketimbang ditangkap BHL.Keluarga bangsawan Raya lainnya melarikan diri ke hutan atau tempat yang aman. Menurut Dja Sarlim Sinaga, turut dibunuh Bisa Lingga, Willem Saragih, Bungaronim Damanik, Parudo Girsang dari Saribudolok. Mereka-mereka ini adalah orang yang 65 sebenarnya tidak ada hubungan darah dengan raja Raya, tetapi dibantai juga.Sasaran BHL bukan lagi kaum bangsawan, tetapi juga mereka yang kebetulan posisinya sebagai pejabat sipil, tenaga medis dokter, mantri, bidan, guru bahkan mereka yang kesan hidupnya terlihat kebarat- baratan.Revolusi sosial dilihat sebagai sebagian orang sebagai ajang balas dendam dengan motif-motif pribadi yang berdampak sampai sekarang ini. 86 Di Serdang keadaan sedikit berbeda dengan kerajaan-kerajaan lain. Berkat adanya dukungan yang positif dari Sultan Sulaiman Serdang terhadap kaum