Definisi Lupus Eritematosus Sistemik Epidemiologi Lupus Eritematosus Sistemik Etiologi dan Faktor Predisposisi SLE

f Karena foto dalam bentuk elektronik, labeling dan mounting tidak diperlukan. Dan foto dapat dilihat hanya dengan beberapa kali klik. g Film dapat dikirim kemanapun dalam dokumen elektronik tanpa membuat duplikatnya. h Waktu penyinaran dapat dikurangi bahkan tanpa mengurangi kualitas hasil foto. 2. Kekurangan radiografi digital, yaitu: 13 a Diperlukan biaya yang besar untuk pembelian satu unit panoramik digital. b Diperlukan tambahan monitor komputer, printer dan jaringan internet. c Perbedaan cara dan sistem pengoperasian sehingga dibutuhkan waktu dan kemauan belajar digital.

2.4 Definisi Lupus Eritematosus Sistemik

Istilah lupus berasal dari bahasa latin yang berarti serigala, sedangkan eritematosusdari bahasa latin dapat berarti kemerah-merahan. Sistemik sendiri dapat berarti berdampak di seluruh tubuhatau sistem internal.Sehingga, SLE didefinisikan sebagai salah satu penyakit auto imun kronis, yang mana sistem imun menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri, sehingga menyebabkan terjadinya inflamasi dan kerusakan jaringan. SLE timbul dengan remisi dan eksaserbasi, namun tidak bersifat menular. 7,8

2.5 Epidemiologi Lupus Eritematosus Sistemik

Insiden tahunan lupus eritematosus sistemikdi Amerika Serikat sebesar 5,1 per 100.000 penduduk, sementara prevalensi SLE di Amerika dilaporkan 52 kasus per 100.000 penduduk,dengan rasio wanita dan laki-laki antara 10:1. 8 Di Indonesia, belum terdapat data epidemiologi mengenai penyakit SLE secara tepat. Namun, Kepala Badan Litbang Kesehatan Kemenkes RI, Dr. Trihono, dr., M. Sc., menyatakan bahwa di Indonesia, orang dengan lupus Odapus diperkirakan Universitas Sumatera Utara berjumlah 1.500.000 orang dengan 100.000 Odapus baru ditemukan setiap tahunnya. 16 Berdasarkan data Yayasan Lupus Indonesia, jumlah Odapus di Indonesia meningkat dari tahun 2004 sampai akhir tahun 2007 yaitu tercatat 8018 orang, sementara di RS. Hasan Sadikin Bandung terdapat 291 pasien SLE dari total pasien yang berobat ke Poliklinik Reumatologi selama tahun 2010. Hal tersebut menunjukkan bahwa di Indonesia, jumlah penduduk yang mengalami SLE makin bertambah setiap tahunnya. 17

2.6 Etiologi dan Faktor Predisposisi SLE

Lupus eritematosus sistemikmerupakan penyakit inflamasi yang etiologi penyakit ini belum diketahui secara pasti, serta manifestasi klinis perjalanan penyakit dan prognosis yang sangat beragam.Penyakit ini terutama menyerang wanita usia reproduksi dengan angka kematian yang cukup tinggi. Namun, diduga ada beberapa faktor predisposis yang berperan terhadap terjadinya SLE.Adapun faktor yang memicu seseorang menderita SLE, antara lain: 1,2 a Faktor genetik Faktor genetik memberi pengaruh dengan meningkatkan penemuan auto imun dibandingkan dengan populasi lain. Berdasarkan riwayat keluarga dan kecenderungan meningkatnya SLE yang terjadi pada anak kembar identik menggambarkan adanya kemungkinan faktor genetik sebagai faktor predisposisi. Namun keterlibatan faktor genetik hanya 5-10. 1,2,12 b Faktor imunologik 1. Antigen Terjadi perubahan imunogenik berbagai molekul, selama aktifasi sel, apoptosis, dll.Sel apoptosis yang meningkat, molekul bakteri, atau virus yang menginduksi sel T dan B yang autoreaktif molecular mimcry dan adanya auto antigen dalam jumlah besar. 1,2 Universitas Sumatera Utara 2.Kompleks Imun dan Antibodi Kompleks imun terdiri dari asam nukleat dan antibodi yang pada umumnya terdapat pada jaringan yang rusak pada pasien lupus eritematosus sistemik. Pasien dengan peningkatan sirkulasi kompleks imun juga menderita beberapa penyakit terutama ginjal. Komplek imun juga menyebabkan kerusakan jaringan di sistem saraf pusat, kulit, dan paru-paru. c Faktor hormonal Faktor hormonal seks mempunyai peran penting dalam perkembangan dan penelitian klinis pada SLE. Pada Odapus perempuan dipengaruhi oleh status hormon esterogen, sehingga saat menstruasi,hamil dan melahirkan dapat pemicu kekambuhan, yang mana kadar esterogen pada Odapus ditemukan meningkat, hingga menyebabkan terjadinya gejala SLE yang lebih buruk. Sedangkan pada Odapus laki-laki, ditemukan tingkat hormon androgen dan testosteron yang lebih rendah dibandingkan laki-laki normal. 1,2 d Faktor lingkungan 1. Infeksi Virus dan Bakteri Agen infeksius seperti Epstein Barr Virus EBV pada anak-anak dapat menyebabkan lupus pada anak-anak serta bakteri streptococcus dan klebsiella. 1,2 2. Paparan sinar UV Sinar ultra violet mengurangi supresi imun sehingga terapi menjadi kurang efektif, sehingga SLE kambuh atau bertambah berat. Hal ini disebabkan karena sel kulit mengeluarkan sitokin dan prostaglandin sehingga terjadi inflamasi di tempat tersebut maupun secara sistemik melalui peredaran pembuluh darah. 1,2 3. Stres Stres fisik maupun psikis secara berlebihan membuat daya tahan tubuh menurun sehingga menimbulkan demam. Demam yang tak kunjung membaik akan terjadi komplikasi. Komplikasi merupakan tanda awal dari SLE. Hal ini dapat terjadi karena stress diduga dapat mempengaruhi kondisi imunitas individu yang Universitas Sumatera Utara bersangkutan yakni berupa penurunan imunitas Odapus hingga rentan infeksi virus. 1,2 4. Obat-obatan Obat pada pasien tertentu dan diminum dalam jangka waktu tertentu dapat menyebabkan lupus Drug Induced Lupus Erythematosus atau DILE. Jenis obat yang dapat menyebabkan Lupus Obat adalah : 1. Obat yang pasti menyebabkan lupus obat : kloropromazin, metildopa, hidralasin, prokainamid, dan isoniazid. 2. Obat yang mungkin menyebabka lupus obat : dilantin, penisilamin, dan kuinidin. 1,2 Manifestasi klinis SLE sangat luas, meliputi keterlibatan kulit dan mukosa, sendi, darah, jantung, paru, ginjal, susunan saraf pusat SSP dan sistem imun. Pada 1000 pasien SLE di Eropa yang diikuti selama 10 tahun, manifestasi klinis terbanyak berturut-turut adalah artritis sebesar 48,1, ruam malar 31,1, nefropati 27,9, fotosensitiviti 22,9, keterlibatan neurologik 19,4 dan demam 16,6 sedangkan manifestasi klinis yang jarang dijumpai adalah miositis 4,3, ruam diskoid 7,8 , anemia hemolitik 4,8, dan lesi subkutaneus akut 6,7. 1,2

2.7 Klasifikasi dan Gambaran Klinis

Dokumen yang terkait

Kehilangan tulang alveolar mandibula regio kiri secara radiografi panoramik dihubungkan dengan penyakit periodontal pada masyarakat Kecamatan Medan Selayang

4 69 74

Prevalensi Manifestasi Oral pada Pasien Systemic Lupus Erythematosus di Komunitas Lupus (Cinta Kupu) Sumatera Utara

19 96 66

Manifestasi Oral Lupus Eritematosus Sistemik (Tinjauan Pustaka).

0 0 8

Manifestasi Sistemik Lupus Eritematosusterhadapkehilangan Tulang Kortikalmandibula Akibat Pemakaian Obat Kortikosteroid Pada Komunitas Cinta Kupu Medan Berdasarkan Radiografi Panoramik

0 0 3

Manifestasi Sistemik Lupus Eritematosusterhadapkehilangan Tulang Kortikalmandibula Akibat Pemakaian Obat Kortikosteroid Pada Komunitas Cinta Kupu Medan Berdasarkan Radiografi Panoramik

0 2 12

Manifestasi Sistemik Lupus Eritematosusterhadapkehilangan Tulang Kortikalmandibula Akibat Pemakaian Obat Kortikosteroid Pada Komunitas Cinta Kupu Medan Berdasarkan Radiografi Panoramik

0 0 2

Manifestasi Sistemik Lupus Eritematosusterhadapkehilangan Tulang Kortikalmandibula Akibat Pemakaian Obat Kortikosteroid Pada Komunitas Cinta Kupu Medan Berdasarkan Radiografi Panoramik

0 0 5

Manifestasi Sistemik Lupus Eritematosusterhadapkehilangan Tulang Kortikalmandibula Akibat Pemakaian Obat Kortikosteroid Pada Komunitas Cinta Kupu Medan Berdasarkan Radiografi Panoramik

0 1 28

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Prevalensi Manifestasi Oral pada Pasien Systemic Lupus Erythematosus di Komunitas Lupus (Cinta Kupu) Sumatera Utara

0 0 18

DI KOMUNITAS LUPUS (CINTA KUPU) SUMATERA UTARA

0 0 10