Pendidikan Islam Multikultural Kajian Teori Tentang Pendidikan Multikultural

menurut maslikhah mempunyai tujuh dimensi yaitu: dimensi fisik atau jasmani, akal, keyakinan, etika, kejiwaan, estetika, dan sosial kemasyarakatan. 20 Dalam hubungan ini, pendidikan Islam harus mampu menjadi transformatif, yakni Pendidikan yang mampu untuk memperkokoh rasa cinta tanah air, setia kawan, dan selalu berorientasi pada upaya mewujudkan islam sebagai rahmatan lil „alamin. Di samping itu, pendidikan Islam harus memodifikasi dirinya agar mampu menjalankan perannya sebagai subsistem Pendidikan Nasional. 21

F. Hasil Penelitian yang relevan

Penelitian yang berkaitan dengan masalah pendidikan multikultural dan pemikiran Gus Dur diperoleh dari kajian relevan penulis terhadap penulis sebelumnya. penelitian-penelitian tersebut mengupas berbagai hal berkaitan dengan persoalan paradigma pendidikan multikultural sebagai pendidikan alternatif yang patut dikembangkan dalam pendidikan umum maupun pendidikan Islam. Pemikiran-pemikiran Gus Dur yang Kompleks dan penuh paradoks mempunyai berbagai macam hasil penelitian di berbagai bidang, baik bidang sosial, agama, politik, dan sebagainya. Dari berbagai hasil penelitian tersebut tentunya penulis tidak bisa menghimpun kesemua penelitian yang relevan dengan hal tersebut. Penulis ingin membingkai dan mengembangkanya menjadi satu konsep tersendiri terhadap pemikiran Gus Dur tentang pendidikan multikultural. Adapun hasil kajian penelitian yang relevan tersebut antara lain : 1. Skripsi karya Miratul Hayati berjudul “rekontruksi pendidikan islam berbasis multikultural ”. Hasil penelitian yang telah dilakukannya mempunyai benang merah bahwa pendidikan Islam berbasis multikultural merupakan sebuah jawaban terhadap era globalisasi dan konflik-konflik kultur. 2. Skripsi karya Fauzan yang berjudul “Pendidikan Multikultural dalam Piagam Madinah”. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa pendidikan 20 Maslikhah, Op.cit, h. 168 21 Ngainun Naim dan Achmad Sauqi, Op.cit. h. 54 multikultural pernah diaplikasikan pada masa Rasulullah, namun konsepnya belum di rumuskan. Tetapi secara teknis, Rasulullah mengajarkan cara menghargai keragaman melalui piagam madinah tersebut. 3. Skripsi karya Subkhi Akhwani berjudul “pendidikan berspektif Multikultural studi pemikiran pendidikan multikultural menurut H.A.R Tilaar”. Penelitian ini menjelaskan pendidikan multikultural menurut H.A.R Tilaar melalui sketsa biografi dan hasil wawancara langsung antara peneliti dengan tokoh tersebut. 4. Buku Terjemah Biografi Gus Dur yang mengupas potret utuh gambaran seorang Gus Dur semasa hidupnya karya penulis dan peneliti terkenal Greg Barton. Dalam buku ini, Greg Barton mencoba membingkai sketsa biografi sekaligus pemikiran Gus Dur melalui beberapa pendekatan multidisipliner. Kemudian Greg Barton mencoba menggeneralisasi pemikiran Gus Dur dengan menempatkan Gus Dur kedalam Tokoh Neo- Modernisme Islam. 25

BAB III Metodologi Penelitian

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kepustakaan library research, yang bertumpu pada kajian referensi dan telaah teks literature dengan pendekatan deskriftif dan filosofis. Karena sumber-sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah data literatur. Tujuan dari desain penelitian ini adalah untuk melatih penulis untuk membaca secara kritis segala literatur yang ada. Tujuan lain dari jenis penelitian ini ialah melatih penulis dalam mengekspresikan semua bahan atau data mentah yang bermacam-macam menjadi suatu karya tulis yang panjang dan teratur. 1

B. Setting Penelitian

Setting Penelitian dalam penelitian ini adalah K.H Abdurrahman Wahid dan pemikiranya dalam pendidikan islam multikultural yang didapat dari berbagai kajian pustaka di berbagai perpustakaan. Penulis mengambil 2 perpustakaan utama yang menjadi tempat dalam melakukan penelitian antara lain: 1. Perpustakaan Utama dan Fakultas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan 1 Gorys Keraf, Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, Flores: Penerbit Nusa Indah, 1994 Cet-10.h. 165 2. Perpustakaan The Wahid Institute di Jalan Taman Amir Hamzah Matraman Jakarta Timur. Perpustakaan The Wahid Institute ini merupakan warisan peninggalan Gus Dur, dan menjadi basis para aktifis HAM dan Multikulturalisme.

C. Sumber Penelitian

Sumber penelitian yang digunakan penulis yaitu bersifat dokumenter atau data yang bersifat simbol, literatur kepustakaan, dan sebagainya. Kemudian sumber penelitian ini ada dua macam. Pertama, sumber primer yaitu pemikiran- pemikiran K.H Abdurrahman wahid tentang pendidikan multikultural yang tertulis dalam buku, jurnal, katalog dan sebagainya. Kedua, sumber-sumber sekunder, yaitu sumber bacaan yang relevan dengan sumber primer, baik dari koran, internet, dan sebagainya. 2

D. Teknik pengumpulan data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis melakukan telaah kepustakaan, yaitu dengan membaca kajian kepustakaan yang berkenaan dengan pemikiran-pemikiran K.H Abdurrahman Wahid tentang pendidikan multikultural. Setelah mengumpulkan data atau informasi mentah, kemudian data tersebut diseleksi menjadi kerangka penelitian yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Mekanisme teknik dalam mengumpulkan data tidak memungkinkan penulis untuk membaca semua buku yang ada pada perpustakaan. Faktor waktu dan tenaga menjadi alasan yang jelas, akan tetapi penulis memanfaatkan alat riset dan mekanisme standar yang biasa ada pada perpustakaan seperti katalog online, ensiklopedia, maupun internet. 3 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006 cet 13.h. 158 3 Gorys Keraf, Op.Cit. h. 166