4. Uji t
hitung
Uji parsial
Uji parsial dilakukan untuk menguji apakah faktor-faktor disiplin kerja yang terdiri dari varibel kompensasi X
1
, teladan pimpinan X
2
, dan sanksi X
3
berpengaruh terhadap disiplin kerja Y secara parsial. Tingkat kesalahan α = 5 dan derajat kebebasan df = n-k
n = jumlah sampel , n = 43 k = jumlah variabel yang digunakan, k = 4
maka derajat bebas = n-k = 43-4 = 39 Uji t
hitung
yang dilakukan adalah uji dua arah, maka t
tabel
yang digunakan adalah t
12
atau t
0,2539
= 2,021
Tabel 4.13 Uji Regresi Secara Parsial
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig.
B Std.
Error Beta
B Std.
Error 1
Constant 3.869
1.628 2.377
.022 Kompensasi
-.120 .236
-.100 -.508
.614 TeladanPimpinan
.246 .176
.240 1.399
.170 Sanksi
.309 .106
.508 2.905
.006
a Dependent Variable: Kedisiplinan Kerja Sumber : Data primer diolah dengan SPSS 15.00 for Windows September, 2010
Dari Tabel 4.13 dapat diinterpretasikan sebagai berikut : 2. Nilai t
hitung
variabel kompensasi adalah –0,508 dan t
tabel
bernilai 2,021 sehingga t
hitung
t
tabel
-0,508 2,021 dan nilai signifikan 0,614 lebih besar dari α = 0,05, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel kompensasi
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap disiplin kerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada jaminan bagi karyawan yang mempunyai
gaji yang besartinggi, akan memiliki disiplin kerja yang tinggi. Karyawan
Universitas Sumatera Utara
mematuhi setiap aturan bukan hanya dalam pengertian ekonomis kompensasi tetapi sebagai bentuk sikap loyalitas dan kerja sebagai tim dan
bukan sebagai azas manfaat. Penelitian terdahulu yaitu Harefa 2010, tidak sejalan dengan penelitian ini yang menyatakan bahwa variabel kompensasi
X
1
, berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap disiplin kerja karyawan.
3. Nilai t
hitung
variabel teladan pimpinan adalah 1,399 dan t
tabel
bernilai 2,021 sehingga t
hitung
t
tabel
1,399 2,021 dan nilai signifikan 0,170 lebih besar dari
α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel teladan pimpinan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap disiplin kerja karyawan. Hal
ini menunjukkan bahwa pimpinan belum mampu menjadi teladan yang baik bagi para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin
baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Penelitian terdahulu yaitu Harefa 2010, tidak sejalan dengan penelitian ini yang menyatakan bahwa
variabel teladan pimpinan X
2
, berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja karyawan.
4. Nilai t
hitung
variabel sanksi adalah 2,905 dan t
tabel
bernilai 2,021 sehingga t
hitung
t
tabel
2,905 2,021 dan nilai signifikan 0,006 lebih kecil dari α = 0,05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel sanksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja karyawan. Sanksi memegang peranan
penting bagi karyawan untuk menaati setiap aturan-aturan yang ada dalam perusahaan. Pemberian sanksi bagi yang melakukan pelanggaran mendorong
karyawan untuk bekerja secara profesional. Penelitian terdahulu yaitu Harefa
Universitas Sumatera Utara
2010, sejalan dengan penelitian ini yang menyatakan bahwa variabel sanksi X
3
, berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja karyawan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan terdiri dari kompensasi X
1
, teladan pimpinan X
2
, dan sanksi X
3
. a. Variabel Kompensasi
Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan memberikan insentif kepada karyawan sebagai penambah semangat dan motivasi karyawan dalam
bekerja. Sehingga menjadi penyemangat karyawan dalam meningkatkan kinerja mereka. Dengan adanya pemberian insentif karyawan merasa
mendapat perhatian dan pengakuan terhadap prestasi yang dicapainya, sehingga semangat kerja dan sikap loyal karyawan akan lebih baik.
b. Variabel Teladan Pimpinan Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan memiliki pimpinan yang
melakukan tanggung jawabnya dengan jujur. Pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawannya karena pimpinan dijadikan
teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pemimpin harus memberi contoh yang baik, berdisiplin, jujur, adil, serta sesuai kata dengan
perbuatan.
Universitas Sumatera Utara