Public Relations dan Keharmonisan Kerja (Study Korelasional tentang peranan Public Relations dalam menciptakan keharmonisan kerja karyawan di Hotel Danau Toba Internasional Medan)

(1)

PUBLIC RELATION DAN KEHARMONISAN KERJA

(Study Korelasional Tentang kegiatan Public Relation Dalam

Menciptakan Keharmonisan Kerja Karyawan di Hotel

Danau Toba Internasional Medan)

D

I

S

U

S

U

N

Oleh :

Nama

: Nursalam Panjaitan

NIM

: 080922030

Jurusan

: Ilmu Komunikasi Ekstensi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

ABTRAKSI

Penelitian ini berjudul Public Relations dan Keharmonisan Kerja (Study Korelasional tentang peranan Public Relations dalam menciptakan keharmonisan kerja karyawan di Hotel Danau Toba Internasional Medan).

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional adalah metode yang menjelaskan hubungan diantara variable, menguji hipotesisi atau prediksi, yang bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi pada suatu factor dengan factor lain yang saling berhungan. Populasi yang di ambil peneliti 7 % dari populasi yakni 35 orang dari total keseluruhan jumlah populasi yang ada, ini di ambil dari 12 departement, setiap department di ambil 2 sampai 3 orang responden. Teknik penarikan sample dalam penelitian ini menggunakan SRST (Simple Random Sampling

Technics), merupakan penarikan sampel (unit analisis) secara acak dengan cara

menetapkan “start number” Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan kerangka sampel dengan cara menentukan pilihannya, yakni dengan nomor handphone genap. Purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan pada karateristik populasi yang diketahui sebelumnya, Karakteristik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah karyawan tetap dan masih aktif bekerja di Hotel Danau Toba Internasional Medan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Penelitian Kepustakaan (Library Research) dengan menghimpun data dari buku-buku serta sumber bacaan yang relevan dengan masalah penelitian dan Penelitian Lapangan (Field Research) untuk memperoleh data dilokasi penelitian melalui kuesioner dan tanya jawab secara mendalam dengan Public Relations untuk mendapat gambaran yang lebih mendalam tentang Public

Relations dan Keharmonisan Kerja Karyawan, data yang diperoleh dari hasil penelitian di

analisa dengan menggunakan analisa deskriptif dan analisa korelasional, yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.0 for Windows karena sudah teruji untuk mengolah data dan diinterpretasikan.

Sedangkan hipotesa penelitian di lakukan dengan uji korelasional. Keterbukaan Informasi (APMCK) dan Kebijakan Perusahaan (BTTKLA), berdasarkan analisis statistik diketahui nilai nilai Fhitung 0,00, sementara nilai signifikansi yang digunakan α =

0,05, artinya jika nilai Fhitung lebih kecil dari nilai signifikansi yang digunakan α = 0,05

maka Ha diterima artinya terdapat hubungan antara keterbukaan informasi (APMCK) dan kebijakan perusahaan (BTTKLA). Hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa terdapat peranan Internal Public Relations dalam menciptakan keharmonisan kerja karyawan di Hotel Danau Toba Internasional Medan.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Bapa yang baik buat kitmat dan penyertaan-Nya yang begitu beguti indah buat penulis disepanjang mengerjakan skirpsi ini, mulai dari awalnya hingga pada akhirnya penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada “mamaku, papaku” yang paling ku sayangi I LOVE U MAM, PAK, aku sayang mama,papa, aku salut liat mama,papa, aku janji mam,pak akan ku tempah hidupku menjadi orang sukses, aku gak tahu lagi mau bilang apa, mamaku tercinta dan ayahku tersayang makasih atas bantuannya baik moril dan materi dan juga kamasih juga mam, pak yang sellu mendoakan, dan memberikan perhatian kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

Dalam kesempatan ini, penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan FISIP USU, Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA

2. Ketua Departement Ilmu Komunikasi FISIP USU, bapak Drs. Amir Purba, MA 3. Dosen Pembimbing saya, Bapak Drs. HR Danan Djaja, MA yang telah

meluangkan waktu dan membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini dari awal sampai akhir.

4. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang secara langsung telah memberikan bekal ilmu kepada punulis dari tingkat awal sampai selesai.

5. Seluruh staf di lingkungan FISIP USU, ka maya, kak ros, terimah kasih atas perhatian dan bantuanya selama saya kuliah di FISIP USU.

6. Bapak Hutasoit, selaku pembingbing saya selama melakukan penelitian di Hotel Danau Toba Internasional Medan. Dan terimakasih juga kepada Pakpahan, yang


(4)

telah membantu peneliti dalam menyebarkan menyebarkan questioner kepada karyawan

7. Buat abangku tersayang Prengki Panjaitan, Marihot Panjaitan, Prasman Panjaitan, Parlindungan Panjaitan, Ronal Thomson panjaitan, dan juga kakaku tersayang Mantikana Panjaitan, dan adekku yang paling manja Mariati Devi Juli Yanti Panjaitan yang terus memberikan perhatian dan mendukung penulis.

8. Buat saudaraku baik dari kelurga mama maupun keluarga papa, makasih banyak atas dukungan dan doannya, terutama bouku tercinta Dame panjaitan.I Love U Bou. Aku sayang bou, atas doa dan dukungannya.

9. Buat teman baikku Sari Ramadhani, Penti sumiarti, Trivina wulandari, mety, Friska, Elga, Indah, santa, terima kasih buat persahabatan kita khususnya selama di perkualiahan.

10. Teman-teman seperjuangannku Ilmu komunikasi ekstensi ’08 (inggrit, bib, tata, kak ester, kak ika, bang punggu, bang cris, dn yang lainnya yang masih belum banyak saya sebutkan satu persatu, terima kasih buat semuannya yang telah mendukung saya.

11. Buat teman-teman satu kosku kak oca, citra, vani, menda, endang, juni, yogi, meti, edi, mesdi, medi, jack dan lain-lain terima kasih buat semuannya atas doa dan dukungannya.

12. Buat abangku tercinta Paul, makasih banyak atas dukungan, bantuannya kepada saya selama menyusun skripsi ini.

13. Buat judur, melin, lisda, melpa, devi, natal, afni, semoga persahabatan kita tetap untuk selamanya.


(5)

14. Buat teman-temanku SMP, SMA, D3 yang telah mendukung saya dalam menyusun skripsi ini, maksaih banyak atas dukungan dan bantuannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu, penulis menerima saran maupun kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhinya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermamfaat bagi siapa saja yang memerlukannya.

Medan, April 2010 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Hal

ABTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Pumusan Masalah ... 4

1.3. Pembatasan Masalah ... 5

1.4. Tujuan dan Mamfaat Penelitian ... 5

1.5. Kerangka Teoritis ... 6

1.6. Kerangka Konsep ... 19

1.7. Model Teoritis ... 20

1.8. Operasinal Variabel ... 21

1.9. Hipotesa ... 24

BAB II LANDASAN TEORI II.1. Ruang Lingkup Dan Pengertian Komunikasi ... 25

II.2. Fungsi Komunikasi ... 27

II.3. Komunikasi Internal ... 29

II.4. Bentuk-Bentuk Komunikasi Antara Karyawan ... 31

II.5. Tujuan Public Relation ... 35


(7)

II.7. Fungsi Public Relations Dalam Perusahaan ... 41

II.8. Internal Public Relations ... 42

II.9. Public Relations Dan Human Relations ... 46

II.10. Keharmonisan Hubungan Kerja Sebagai Tujuan ... 47

II.11. Konflik Dan Keharmonisan Kerjasama ... 52

BAB III METEODOLOGI PENELITIAN III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 56

III.2. Klasifikasikan Hotel Danau Internasional Medan ... 60

III.3. Fasilitas Hotel Danau Toba Internasional Medan... 62

III.4. Sruktur Organisasi Perusahaan ... 66

III.5. Metode Penelitian ... 72

III.6. Teknik Penarikan Sampel ... 75

III.7. Teknik Pengumpulan Data ... 75

III.8. Teknik Analisis Data ... 76

BAB. IV. HASIL PENELITIAN IV.1. Analisa Deskriptif... 78

IV.2. Analisa Korelasional ... 78

BAB V PENUTUP V.1.Kesimpulan ... 96 V.2.Saran 98

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel Nama General Manager ... 60

Tabel Tarif Kamar ... 63

Tabel Populasi ... 74

Tabel 1 : Usia ... 79

Tabel 2 : Jenis Kelamin ... 79

Tabel 3 : Pendidikan Terakhir ... 80

Tabel 4 : Lama bekerja ... 81

Tabel 5 : Frekuensi Kegiatan Internal Public Relations ... 82

Tabel 6 : Hubungan Komunikasi Yang dilakukan Atasan Kepada bawahan ... 82

Tabel 7 : Komunikasi Atasan Yang persuasif... 83

Tabel 8 : Pelaksanaan Komunikasi Public Relations Dalam membina komunikasi ... 83

Tabel 9 : Kegiatan Penyebaran Informasi Kepada Bawahan ... 84

Tabel 10 : Rapat, Diskusi, Seminar dapat Meningkatkan Keharmonisan Kerja ... 84

Tabel 11 : Pelaksanaan Kegiatan Informal Menciptakan Keharmonisan ... 85


(9)

Tabel 12 : Komunikasi dengan Atasan Memenuhi Kebutuhan Karyawan ... 85

Tabel 13 : Mamfaat Konsultasi Kepada Atasan... 86

Tabel 14 : Mamfaat Kegiatan Informal yang dilaksanakan ... 87

Tabel 15 : Frekuensi Tanggapan Karyawan Tentang Kebijakan Perusahaan ... 87

Tabel 16 : Mamfaat Pengadaan Kotak Saran dan Papan Pengumuman... 88

Tabel 17 : keterbukaan Manajemen Tentang Perencanaan Dan Kebijakan Masa Depan ... 89

Tabel 18 : Tanggapan karyawan Tentang Kerja Sama di Hotel Danau Toba Internasional Medan ... 89

Tabel 19 :Sikap Kerja Responden Ketika Menerima Intruksi, Teguran, Undangan, Rapat dari Pimnan ... 90

Tabel 20 : Situasi Tempat Bekerja ... 90

Tabel 21 : Sikap Manajemen Dalam Menyikapi Protes Karyawan ... 91

Tabel 22 : Pemenuhan Kebutuhan ... 91

Tabel 23 : Kepuasan Karyawan Tentang Sistem Pengggajian yang diterapkan ... 92

Tabel 24 : Kerbukaan Informasi dan kebijakan perusahaan ... 93


(10)

ABTRAKSI

Penelitian ini berjudul Public Relations dan Keharmonisan Kerja (Study Korelasional tentang peranan Public Relations dalam menciptakan keharmonisan kerja karyawan di Hotel Danau Toba Internasional Medan).

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional adalah metode yang menjelaskan hubungan diantara variable, menguji hipotesisi atau prediksi, yang bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi pada suatu factor dengan factor lain yang saling berhungan. Populasi yang di ambil peneliti 7 % dari populasi yakni 35 orang dari total keseluruhan jumlah populasi yang ada, ini di ambil dari 12 departement, setiap department di ambil 2 sampai 3 orang responden. Teknik penarikan sample dalam penelitian ini menggunakan SRST (Simple Random Sampling

Technics), merupakan penarikan sampel (unit analisis) secara acak dengan cara

menetapkan “start number” Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan kerangka sampel dengan cara menentukan pilihannya, yakni dengan nomor handphone genap. Purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan pada karateristik populasi yang diketahui sebelumnya, Karakteristik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah karyawan tetap dan masih aktif bekerja di Hotel Danau Toba Internasional Medan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Penelitian Kepustakaan (Library Research) dengan menghimpun data dari buku-buku serta sumber bacaan yang relevan dengan masalah penelitian dan Penelitian Lapangan (Field Research) untuk memperoleh data dilokasi penelitian melalui kuesioner dan tanya jawab secara mendalam dengan Public Relations untuk mendapat gambaran yang lebih mendalam tentang Public

Relations dan Keharmonisan Kerja Karyawan, data yang diperoleh dari hasil penelitian di

analisa dengan menggunakan analisa deskriptif dan analisa korelasional, yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.0 for Windows karena sudah teruji untuk mengolah data dan diinterpretasikan.

Sedangkan hipotesa penelitian di lakukan dengan uji korelasional. Keterbukaan Informasi (APMCK) dan Kebijakan Perusahaan (BTTKLA), berdasarkan analisis statistik diketahui nilai nilai Fhitung 0,00, sementara nilai signifikansi yang digunakan α =

0,05, artinya jika nilai Fhitung lebih kecil dari nilai signifikansi yang digunakan α = 0,05

maka Ha diterima artinya terdapat hubungan antara keterbukaan informasi (APMCK) dan kebijakan perusahaan (BTTKLA). Hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa terdapat peranan Internal Public Relations dalam menciptakan keharmonisan kerja karyawan di Hotel Danau Toba Internasional Medan.


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan terdiri dari sejumlah individu yang membentuk kelompok sosial dengan ciri-ciri tertentu yang disebut Public. Public terbentuk karena adanya kepentingan yang sama yang dirasakan oleh masing-masing individu, sehingga dalam suatu perusahaan ada Public Internal dan public eksternal. Untuk menghubungkan Public

Internal dan public eksternal tersebut dengan perusahaan yang bersangkutan, dibentuklah Public Relations yang bertujuan memberikan kepuasan terhadap semua pihak yang

berkepentingan, yaitu masyarakat umum, para karyawan dan para pemimpin perusahaan itu sendiri.

Bagi setiap perusahaan, Public Internal ini disebut karyawan atau pegawai. Mereka terdiri dari orang-orang yang memimpin dan dipimpin sebagai staf pelaksana yaitu mulai dari pesuruh sampai pimpinan puncak. Dalam perusahaan ini para karyawan memiliki dua peranan, pertama ia bekerja sebagai individu untuk dirinya dan kedua sebagai salah satu anggota kelompok dimana ia bekerja. Dengan demikian, mereka harus menyadari bahwa karyawan di satu pihak selalu mengharapkan perhatian kepada kebutuhan atau keinginan mereka, namun dilain pihak mempunyai kewajiban untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibebankan kepada mereka dan mereka dituntut agar tugas-tugasnya dilaksanakan dengan baik dan penuh tanggung jawab.


(12)

Karyawan merupakan harta yang paling berharga bagi suatu perusahaan sebab karyawan merupakan faktor yang dominan yang turut menentukan berhasil tidakanya usaha-usaha untuk mencapai tujuan dari perusahaan tersebut. Untuk itulah perlu memfungsikan Public Relations dengan kegiatannya yang memfokuskan pada kegiatan yang bersifat intenal.

Internal Public Relations yang dilaksanakan dalam suatu perusahaan

dimaksudkan untuk menyelenggarakan kegiatan komunikasi yang efektif, baik antara sesama karyawan maupun antara atasan dan bawahan. Komunikasi yang efektif tersebut diharapkan mampu menciptakan harmonisasi hubungan kerja di dalam perusahaan. Terciptanya suasana kerja yang harmonis akan mendorong para porsonil untuk bekerja lebih baik dan lebih produktif.

Salah satu kegiatan Internal Public Relations adalah mengeratkan hubungan dengan orang-orang didalam perusahaan agar terbentuk opini yang positif terhadap organisasi perusahaan. Karena seorang praktisi Public Relations bukan hanya duduk di belakang meja kantornya saja, melainkan harus beranjak dari ruang kerjanya untuk melakukan komunikasi langsung dengan para karyawan, harus senantiasa melakukan

personal contact, memantau keresahan terhadap masalah-masalah yang tidak

terungkapkan. Sikap para karyawan yang berupa keresahan terhadap masalah-masalah yang mereka hadapi, baik masalah keluarga maupun masalah pekerjaan yang tidak terungkapkan itu, pada suatu ketika bisa meledak dalam bentuk perilaku seperti mogok kerja disertai aksi pengerusakan. Jika hal ini terjadi, maka akan merugikan pihak perusahaan.


(13)

Karyawan dituntut agar bisa menjaga keharmonisan dengan sesama karyawan dan juga dengan perusahaan lainnya. Oleh sebab, itu pihak perusahaan harus memperhatikan kebutuhan dan keinginan karyawan.

Pemenuhan kebutuhan dan keinginan karyawan merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan keharmonisan kerja karyawan. Dilingkungan kerja, keharmonisan kerja seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor internal yaitu persepsi karyawan itu sendiri. suasana lingkungan kerja, faktor gaji, kedudukan, pangkat, fasilitas, penghargaan atas prestasi dan sebagainya. Keharmonisan kerja karyawan dapat ditumbuhkan melalui faktor internal tersebut, maka hasil kerjanya membawa konsekuensi pemenuhan kebutuhan.

Melihat betapa pentingnya keharmonisan karyawan terhadap suatu perusahaan, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti Peranan Internal Public Relations dalam menciptakan keharmonissan kerja karyawan.

Untuk mendukung penelitian ini, maka peneliti mengambil para karyawan Hotel Danau Toba Internasional Medan sebagai objek penelitian. Sebab para karyawan di hotel ini memiliki tingkat kerja yang cukup tinggi, dan dituntut dapat memberikan pelayanan sempurna dan terbaik.

Karyawan tentunya sangat rentan terhadap stres dan tekanan. Sehingga sangat memungkinkan terjadinya konflik didalam internal perusahaan itu sendiri, baik itu konflik antar sesama karyawan, hingga konflik antara depertemen dan perusahaan. Hal ini terjadi karena kesalahan sedikit informasi akan bisa menyebabkan kesalahpahaman dengan depertemen lain dan bisa memicu konflik internal didalam tubuh perusahaan sehingga bisa membuat layanan kepada publik pengguna tidak maksimal.


(14)

Hotel Danau Toba Internasional Medan ini merupakan salah satu hotel berbintang Lima (*****) di kota Medan. Hotel Danau Toba Internasional medan ini selalu mendapatkan tempat dihati para pengguna jasa untuk menggunakan fasilitas yang ada di hotel tersebut. Selain itu, memiliki tingkat hunian kamar yang cukup tinggi dan stabil. Dalam pemesanan kamar dan kegiatan-kegiatan lainnya seperti seminar, diskusi hingga resepsi pernikahan.

Hotel Danau Toba Internasional ini memiliki tingkat hunian dan kegiatan yang cukup padat. Sering kali pengunjung hanya untuk bertemu dengan kolega kerja hingga kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dari pihak luar hotel, sepeti kegiatan seminar, diskusi, jumpa pers, acara musik, hingga mengadakan resepsi pernikahan. Melihat adanya beragam bidang kegiatan yang cukup kompleks dan rumit, maka pihak perusahaan menyadari pentingnya Internal Public Relations dalam menangani hal-hal yang berhubungan dengan karyawan, khususnya dalam menumbuhkan keharmonisan karyawan terhadap perusahaan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut “Sejauhmanakah hubungan Internal Public Relations berperan dalam menciptakan keharmonisan kerja karyawan di Hotel Danau Toba Internasional, di jalan Imam Bonjol No.17 Medan, Sumatera Utara”.


(15)

Untuk menghindari terjadinya bias dan kekaburan dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:

1. Fokus penelitian adalah peranan Internal Public Relations dalam menciptakan keharmonisan kerja karyawan di Hotel Danau Toba Internasional Medan.

2. Penelitian ini di batasi di Hotel Danau Toba Internasional Medan mengingat antara lokasi penelitian dengan tempat tinggal penulis cukup ideal, sehingga penelitian ini layak diteliti

3. Dilihat ketersediaan data, dokumen, literatur, penelitian ini layak dilakukan serta dapat di selesaikan tepat pada waktunya

4. Unit analisis penelitian yang dipilih dan ditetapkan adalah karyawan tetap yang telah bekerja di Hotel Danau Toba Internasional Medan .

D. Tujuan dan Mamfaat Penelitian D.1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui peranan Internal Public Relations dalam menumbuhkan keharmonisan kerja karyawan.

2. Untuk mengetahui kegiatan Internal Public Relations yang dilakukan dalam mendukung tumbuhnya keharmonisan kerja karyawan.

D.2. Mamfaat penelitian

1. Secara akademis, penelitian ini disumbangkan kepada FISIP USU, khususnya department ilmu komunikasi dalam rangka pengembangan studi dan teori tentang Internal Public Relations.


(16)

Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dalam menciptakan keharmonisan kerja karyawan di kantor Hotel Danau Toba Internasional.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Hotel Danau Toba Internasional Medan dan diharapkan dapat menjadi kontribusi positif bagi peningkatan keharmonisan kerja karyawan yang bisa membuahkan hasil positif bagi perusahaan itu sendiri.

E. Kerangka Teoritis

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan untuk memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang mengambarkan dari sudut mana penelitian disoroti. Uraian di dalam kerangka teori merupakan hasil berpikir rasional yang di tuangkan secara tertulis meliputi aspek-aspek yanng terdapat di dalam masalah ataupun sub-sub masalah (Nawawi, 2001:39-40).

Teori adalah himpunan kontruk (konsep), defenisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (rakhmat, 1998:6).

Adapun teori-teori yang digunakan untuk membahas penelitian ini diantaranya adalah komunikasi Internal, Public Relations, Internal Public Relations dan keharmonisan kerja.


(17)

Untuk lebih memahami pengertian komunikasi, maka peneliti mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold D. Laswell dalam karyanya” the Structure and

Function of Human Communication in Society”yakni:

Who Say what In What Channel To Whom Whith What Effect

Formula ini menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsure yakni:

Who: Pihak-pihak yang menyampaikan pesan atau biasa disebut komunikator.

Say What: pertanyaan-pertanyaan yang didukung oleh lambang-lambang atau pesan. In what channel: merupakan sarana atau saluran yang mendukung pesan yang

disampaikan yaitu berupa lisan (spoken words) atau tulisan (printed word).

To whom: pihak yang menerima pesan, atau disebut dengan komunikan.

With What Effect: suatu dampak yang timbul sebagai pengaruh dari penyampaian pesan (Effendy, 2004:10).

Dikaitkan dengan penelitian yang akan dilakukan, yang menjadi komunikator adalah praktisi Public Relations yang bekerja di Hotel Danau Toba Internasional. Pesan yang disampaikan adalah kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan ataupun informasi atau pemberitahuan dari manager ataupun pihak lain yang terkait, saluran atau media yang digunakan adalah lisan, melalui komunikasi tatap muka dan tulisan, melalui buletin, papan informasi, dan lain-lain, yang menjadi komunikan adalah seluruh karyawan yang bekerja di Hotel Danau Toba Internasional Medan. Effect yang diharapkan adalah terbinanya hubungan yang harmonis antara organisasi dan khalayak sehingga akan tercipta keharmonisan kerja karyawan.

Komunikasi yang terjadi dalam perusahaan harus lancar dimana informasi mengalir secara bebas dari atas kebawah atau sebaliknya. Segala sesuatu harus


(18)

dikomunikasikan secara terbuka. Terbuka dalam komunikasi bermakna transparan. Transparan dalam pengelolaan keuangan dan dalam hal visi, misi, dan tujuan organisasi. Ciri kedua dan yang paling penting adalah adanya umpan balik. Ini mutlak harus berlangsung, sehingga seorang manager atau Public Relations yang melancarkan komunikasinya dapat mengetahui dampak atau efek dari komunikasi yang dilakukannya. Dalam seluruh organisasi umpan balik dapat diutarakan dalam suasana saling percaya, saling tertarik, saling memperhatikan, dan saling menghormati (Arep, 2003:82-83).

E.1. Pengertian Public Relations

Sebelum menentukan definisi Public Relations ada baiknya kita kaji dahulu secara etimoligis. Public Relations terdiri dari dua buah kata, yaitu Public dan Relation. Dalam bahasa indonesia, kata pertama berarti publik (masyarakat) dan kata kedua berarti hubungan. Jadi, Public Relations adalah hubungan masyarakat.

Banyak pakar telah mengemukakan pendapatnya tentang pengertian Public

Relations. Menurut hasil survey yang telah diadakan oleh majalah Public Relations news

di Amerika Serikat pada tahun 1947, dua ribu orang terkemuka dalam bidang Public

Relations telah menyatakan defenisi mereka tentang Public Relations. Satu sama lain

berbeda pendapat, sebab masing-masing mempunyai dasar pandangan dan pemikiran sendiri-sendiri.

Dari dua ribu defenisi yang terkumpul itu, tiga diantaranya terpilih sebagai defenisi yang terbaik. Pilihan yang dilakukan oleh sebuah panitia yang beranggotakan para pakar Public Relations itu jatuh pada (Griswold, 1948:4).


(19)

Defenisi J.C.Seidel, seorang Public Relations Director pada division of Housing di New York, yang berbunyi, Public Relations adalah proses yang berkelanjutan dari usaha manajemen untuk memperoleh jasa baik dan pengertian dari para langgannya, pengawai-pengawainya, dan publik pada umumnya, kedalam mengatakan analisa dan kreksi (perbaikan-perbaikan) terhadap diri sendir, keluar mengadakan peryataan-pernyataan yang berarti menguntungkan.

Definisi W.Emerson Reck, seorang Public Relations director pada Colgate University, yazng berbunyi, Public Relations adalah kelanjutan dari proses penetapan kebijaksanaan, pelayanan, dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan jasa baik dari merek, sedangkan pelaksanaan kebijaksanaan, pelayanan, dan sikap itu adalah untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya.

Definisi Howard Bonham, seorang Vice Chairman pada American National Red Cross yang berbunyi, Public Relations adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperbesar kepercayaaan publik terhadap seseorang atau organisasi.

Menurut the International Public Relations (IPRA), Public Relations adalah berfungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan public nya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama, melibatkan manajemen mampu menanggapi opini publik, mendukung manajemen dalam mengikuti dan memamfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan


(20)

menggunakan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.(Ruslan, 1998:17).

Menurut professor Edward L. Bernays, mengatakan bahwa Public Relations mempunyai tiga pengertian yaitu:

a. Memberikan penerangan kepada masyarakat

b. Membujuk langsung terhadap masyarakat guna mengubah sikap dan tindakan.

c. Usaha-usaha pengintekrasian sikap dan tindakan dari perusahaan dengan masyarakat dan lain masyarakat dengan perusahaan kita.

Public Relations merupakan penujang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh

manajemen suatu perusahaan. Jadi Public Relations tidak mungkin dipisahkan dari manajemen, manajemen akan berhasil bila ditunjang oleh kegiatan Public Relations.

Adapun sasaran utama kegiatan Public Relations adalah public internal dan Public

Eksternal. Public eksternal terdiri dari orang-orang atau anggota masyarakat diluar

perusahaan, baik yang ada kaitannya dengan perusahaan seperti pelanggan dan balik masyarakat umum. Sedang Public Eksternal adalah orang-orang yang berada didalam perusahaan dan yang secara fungsional memilik tugas seperti karyawan dan pemengang saham.

E.2. Tugas Public Relations

Adapun tugas Public Relations yang perlu diperhatikan ada beberapa hal sebagai berikut:


(21)

persuasif.

Proses komunikasi lewat kegiatan dilakukan berencana dan terus menrus yang meliputi keterampilan komunikator, pesan yang disampaikan akurat, ojektif, punya daya tarik yang kuat, guna berhasilnya mencapai sasaran yang telah ditetapkan (Widjaja, 1995:53).

Inti tugas Public Relations sinkronisasi antara informasi dari perusahaan dengan reaksi dan tanggapan publik sehingga mencapai suasana akrab, saling pengertian, dan muncul suasana yang menyenangkan dalam interaksi perusahaan dan publik. Persesuaian yang menciptakan hubungan yang harmonis dimana satu sama lain saling memberi dan menerima hal-hal yang bisa menguntungkan kedua belah pihak. Berdasarkan adanya dua jenis publik bagi suatu badan atau perusahaan (Public Intern dan Public Ekstern), maka tujuan Public Relations pun diarahkan melalui dua macam tugas, yaitu di dalam dengan sebutan Internal Public Relations, dan di luar dengan sebutan Ekternal Public Relations. Dengan kata lain, Public Relations mengemban tugas atau tujuannya tadi, yaitu berkomunikasi ke dalam dengan Public Intern, dan keluar dengan Public Ekstern.

E.3 Fungsi dan Peranan Public Relations

Fungsi Public Relations menurut para pakar komunikasi dan praktisi Public

Relations diantaranya adalah:

Bertrand R.Canfield “Public Relations Principles dan problem” (didalam buku Widjaya, 1995:54), mengemukakan tiga fungsi Public Relations, adalah:


(22)

1. Mengabdi kepada kepentingan yang baik. 2. Memelihara komunikasi yang baik.

3. Menitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik

Maksudnya bahwa kegiatan Public Relations harus benar-benar di curahkan untuk kepentingan umum dengan menciptakan, membina serta memelihara hubungan kedalam serta keluar. Seorang Public Relations officer harus bisa menjadi perantara antara pemimpin dengan publiknya dengan membina komunikasi yang terarah dan efektif. Disamping itu seorang public relations akan mempunyai wibawa bila ia sendiri tidak cacat moral dan bertingkah laku baik, dalam arti harus jadi teladan.

Menurut Scoot M. Cutlip Allen H Center, “ Efektif Public Relations” (Di dalam buku Siswanto 1992:8) Fungsi Public Relations mengandung tiga unsur yaitu:

1. Mempengaruhi pendapat. 2. Penyajian yang dapat diterima. 3. Dengan komunikasi dua arah.

Maksudnya untuk mencapai hubungan yang efektif antara semua Public dalam perusahaan maka hubungan itu harus dapat diterima semua pihak dan dilaksanakan secara timbal, yaitu kedalam dan keluar dan keatas.

Menurut John Tondowidjojo, fungsi Public Relations dalam sebuah perusahaan ada beberapa bagian, diantaranya:

• Membantu menentukan dan merumuskan tempat dan tujuan organisasi dalam kehidupan bersama.


(23)

• Memberi masukan dalam kepemimpinan.

• Mengetahui situasi organisasi dan perkembangan dalam kehidupan bersama dan opini

Public.

Menetapkan adanya kelompok-kelompok Public yang relavan dari organisasi.

• Presentasi organisasi.

• Pembuatan dan pengurusan sarana-sarana komunikasi.

• Mengurus representasi organisasi.

Menurut Cultip dan Center, fungsi Public Relations meliputi: menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi, menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik pada perusahaan, melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan perusahaan dengan publik, baik internal maupun eksternal. Untuk itu diperlukan seorang Public Relations Officer yang cekatan dan terampil dan mampu mengerjakan banyak hal.

Seorang Public Relations harus mampu menciptakan berbagai jalur komunikasi internal. Ia mengenal setiap orang di organisasi serta mampu memperoleh kepercayaan dari semua orang. Sehingga ia bisa memperoleh informasi dari siapa saja, dan mampu mengakses informasi secara cepat dan terutama juga mampu memastikan keakuratan informasi itu, dan setiap orang juga dapat mempercayai informasi yang ia sampaikan. Dengan demikian, petugas Public Relations harus rajin menjumpai dan mengenal orang-orang di semua bagian dalam organisasi. Ia juga dituntut untuk mampu menciptakan berbagai jalur komunikasi eksternal. Artinya ia dikenali oleh publik sekaligus dipercaya


(24)

sebagi sumber informasi yang handal, karena setiap organisasi memerlukan sebanyak mungkin sumber informasi eksternal yang dapat diandalkan.

Seorang Public Relations juga bertindak sebagai mediator. Menampung segala keluhan, tanggapan, dan keinginan para karyawan, kemudian menyampaikan kepada pimpinan organisasi. Semuanya demi kelancaran jalannya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Seorang Public Relations harus peka terhadap pendapat umum. Jika ternyata negatif, harus segera diusahakan secara tuntas sehingga pendapat umum menjadi positif dalam arti kata pendapat umum menjadi favourable bagi organisasi, kalau tidak cepat ditangani pendapat umum tersebut akan berubah bentuk menjadi action yang lebih merugikan organisasi.

Seorang Public Relations harus melakukan hubungan manusiawi, yaitu interaksi orang-orang yang menuju suatu situasi kerja yang memotivasikan mereka untuk bekerjasama secara produktif dengan perasaan puas, baik ekonomis, psikologis, maupun sosial. Hubungan manusiawi dapat dilakukan untuk menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian, dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia. Seorang Public Relations harus mampu membawa penderita dari

problem situation ke problem solving behavior.

E.4. Kegiatan Internal Public Relations

Sudah tentu suasana di dalam badan atau perusahaan itu sendiri yang menjadi target Internal Public Relations, terutama suasana diantara para karyawannya yang mempunyai hubungan langsung dengan perkembangan badan atau perusahaannya.


(25)

Kegiatan Public Relations kedalam perusahaan tersebut diperlukan untuk memupuk adanya suasana yang menyenangkan diantara para karyawannya, komunikasi antara bawahan dan pimpinan atau atasan terjalin dengan akrab dan tidak kaku, serta menyakini rasa tanggung jawab akan kewajibannya terhadap perusahaan.

Tiap anggota dari badan atau perusahaan itu, dari tingkat pimpinan sampai pada pesuruh, merupakan Public Relations Officer yang tidak resmi. Mereka harus menyadari bahwa sebagai anggota atau keluarga dari perusahaan, mereka akan selalu mendapat sorotan dari publik yang ada diluar. Sikap, sifat, tingkah laku, dan perbuatan seorang karyawan atau keluarganya dapat mempengaruhi nama baik instansi atau perusahaan dimana mereka bekerja. Dengan kesadaran dan keyakinan tersebut diharapkan muncul kegairahan kerja dan tercipta keharmonisan kerja. Keadaan demikian dapat diciptakan apabila pimpinan atau majikan selalu memperhatikan kepentingan para pengawainy. Baik secara ekonomi, sosial maupun secara psikologis.

Sebaliknya, perusahaan memerlukan pengawai yang memeiliki sifat-sifat disipilin, penuh tanggung jawa, dan sopan terhadap atasan dan sesamanya. Keseraian hubungan di antara para pengawai, baik vertikal maupun horizontal diharapkan akan memperkuat tim kerja dalam perusahaan itu. Tidak saja terbatas pada pengawainya yang langsung berada di dalam perusahaan, keluarganya pun mempunyai andil yang besar dalam memupuk hubungan yang baik ini. Ketentaram dan kesejahteraan keluarga akan selalu menjamin ketentaraman bekerja para pengawai perusahaan itu. Dengan demikian,

Internal Public Relations dapat menciptakan keharmonisan kerja karyawan.

Adapun kegiatan Internal Public Relations di Hotel Danau Toba Internasional Medan adalah:


(26)

1. Melaksanakan penyebaran informasi persuasive dan informative, hal ini dapat dilaksanakan dengan cara tertulis, lisan dan konseling.

2. Mengadakan kegiatan-kegiatan yang sifatnya informal untuk lebih mengeratkan hubungan, hal ini dapat dilakukan dengan cara mengadakan olah raga, hiburan dan darma wisata, kegiatan keagamaan dan lain-lain.

3. Pengadaan kotak saran dan papan pengumuman

4. Study tour dan pelatihan, memberikan hadiah dan penghargaan.

Internal Public Relations yang baik adalah memperlakukan tiap karyawan dengan

sikap yang sama, tanpa membeda-bedakan pangkat, pendidikan dan lain-lain. Tapi bertindak adil, tidak memihak satu golongan, jujur dan bijaksana, karena tiap anggota mulai dari pimpinan sampai pesuruh merupakan bagian dari keseluruhan badan itu. Bila ditarik garis besar hubungan perusahaan dengan public karyawan seperti upah yang cukup, perlakuan adil, ketenangan kerja, penghargaan atas prestasi kerja dan jaminan sosial yang baik, baik bagi karyawan itu sendiri maupun keluarga.

E.5. Tujuan Pubic Relations

Charles S. Steinberg mengemukakan bahwa tujuan Public Relations adalah menciptakan opini publik yang menyenangkan tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh badan atau perusahaan yang bersangkutan. Pandangan lain datang dari Dimock Marchall bersama rekan-rekannya, Edward, Gladys, Odgen Dimock, dan louis W. Koenig, melalui bukunya yang berjudul Public Administration, membagi tujuan Public


(27)

1. Berusaha mendapatkan dan menambah penilaian serta jasa baik suatu organisasi atau perusahaan.

2. Untuk membelah diri terhadap pendapat masyarakat yang bernada negatif, bila mana diserang dan serangan itu wajar, padahal organisasi atau perusahaan itu tidak salah (terjadi kesalahpahaman). Dengan demikian, tindakan ini merupakan salah satu aspek penjagaan atau pertahanan.

E.6. Keharmonisan Kerja

Menurut Riyono (1995:50), pengertian hubungan yang harmonis dalam kegiatan

internal Public Relations mencakup:

1. Public Relations harus mampu menciptakan keterbukaan diantara public yang

berkepentingan.

a. Public Relations harus mampu menciptakan kejujuran diantara public yang

berkepentingan.

b. Public Relations harus mampu menciptakan kerja sama diantara public yang

berkepentingan.

c. Public Relations harus mampu menciptakan saling pengertian diantara public

yang berkepentingan.

d. Public Relations harus mampu menciptakan rasa kepuasan diantara public yang


(28)

Internal Public Relations diharapkan mampu menumbuhkan keharmonisan kerja

karyawan dengan melakukan usaha-usaha yang dapat menciptakan suasana lingkungan kerja yang menyenangkan dengan menciptakan komunikasi yang baik antara pimpinan dan bawahan, fasilitas dan gaji yang cukup, dan sebagainya. Disamping itu, hubuungan antara karyawan dapat dilakukan kegiatan seprti olahraga, tour wisata, dan kegiatan kemanusiaan lainnya.

Membentuk suatu keharmonisan kerja yang baik pada karyawan dan bawahan seluruhnya di dalam perusahaan, merupakan salah satu tujuan Internal Public Relations khususnya hubungan dengan karyawan.

Yang dimaksud dengan karyawan disini ialah semua pekerja baik pekerja halus baik yang berpakaian bersih diruangan kantor yang serba bersih, sampai pada pekerja yang paling bawah.

Stimuli juga berupa motivasi yang diberikan oleh Public Relations, motivasi mempersoalkan bagaimana caranya menciptakan keharmonisan kerja dan mendorong gairah kerja karyawan bawahan agar mereka mau bekerja keras dan memberikan semua kemapuan dan ketrampilannya demi mewujudkan tujuan perusahaan. Pada dasarnya perusahaan bukan hanya mengharapkan karyawan yang mampu dan terampil tetapi yang penting mereka mau bekerja keras dan bekeinginan untuk mencapai hasil kerja yang

optimal.

Dengan adanya hubungan dengan karyawan, dengan memberikan pendapat, saran, memecahkan kesulitan, mendengarkan keluhan, memberikan harapan-harapan dan sebagainya dengan tujuan untuk memberi semangat dan kekuatan lahir batin pada


(29)

perusahaan, membentuk suatu pengabdian atau loyalitas yang baik pada perusahaan serta mengatur kerjasama antar karyawan.

F. Kerangka Konsep

Setelah sejumlah teori diuraikan dalam kerangka teori, maka langkah selanjutnya adalah merumuskan kerangka konsep sebagi hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai (Nawawi, 1998:37).

Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam rangka memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai (Nawawi, 2005:40) Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diuraikan, yaitu:

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur lain (Nawawi, 2005:56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah karateristik responden dan kegiatan Internal Public Relations.

2. Variable Terikat (Y)

Variabel terikat adalah sejumlah atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variable bebas (Nawawi, 2005:57). Variabel terikat dalam penelitianadalah keharmonisan kerja di Hotel Danau Toba Internasional Medan.


(30)

Berdasarkan uraian diatas maka vaiable-variable dalam penelitian dapat dalam penelitian dapat digambarkan dalam satu model teoritis, sebagai berikut:

Gambar.2. Model Teoritis

H. Operasinal Variable

Berdasarkan kerangka teori yang telah di jelaskan, ada baiknya batasan operasional variable agar lebih jelas penggunaannya di lapangan yang dibuat dalam bentuk table sepertio di bawah ini.

Tabel 1

Operasionalisasi Variable

No Variabel Teoritis Variabel Operasional

1 Variabel bebas (X) 1. Karateristik responden

2. Kegiatan internal public

relation

- Usia

- Jenis Kelamin - Pendidikan - Jabatan - Lama Bekerja

1. Komunikasi yang formal dan persuasif - Tertulis : Surat, bulletin

- Lisan : Rapat dan brifing, diskusi, majalah.

- Konseling atau konsultasi 2. Kegiatan yang bersifat informal

- Kegiatan olah raga, ulang tahun - Hiburan dan darma wisata, kegiatan keagamaan

3. Pengadaan kotak saran dan papan pengumuman.

4. Study tour dan pelatihan, memberikan hadiah dan penghargaan.

Variable Bebas (X) Kegiatan Internal Public

Variable Terikat (Y) Keharmonisan Kerja


(31)

2 Variabel Terikat (Y) Keharmosisan kerja

- Keterbukaan - Kejujura - Kerjasama - Saling pengertian - Rasa kepuasan

I. Defenisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variabel adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variable (Singarimbun, 1994:420).

Adapun defenisi operasinal variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Bebas (X)

Pada variabel bebas (kegiatan Internal Public Relations dan karateristik responden)

a. Karateristik responden

1) Usia adalah tingkat umur responden

2) Jenis kelamin adalah penggolongan sex pada responden, yakni laki-laki atau perempuan

3) Pendidikan adalah mengelompokkan responden yang berpendidikan terakhir, SLTP, SLTA, Akademi, dan Sarjana.

4) Jabatan adalah mengelompokkan responden yang merupakan karyawa tetap dan masih aktif.

5) Lama bekerja adalah: mengelompokkan responden yang lama bekerja. b. Kegiatan Internal Public Relations

1) Jenis Kegiatan Internal Public Relations (kegiatan yang bersifat formal dan persuasif.)


(32)

i. Tertulis adalah penyampaian pesan kepada Public Internal dengan menggunakan media perantara, yaitu:

• Surat : yang merupakan pemberitahuan yang berisikan tentang teguran, kenaikan, pangkat, undangan dan sebagainya.

• Buletin : Media cetak berupa selebaran atau majalah, berisi warta singkat atau peryataan tertulis yang diterbitkan secara periodik oleh suatu perusahaan atau lembaga untuk kelompok profesi tertentu.

ii. Lisan adalah penyampaian pesan kepada Public Internal secara langsung yaitu dengan cara: Rapat atau brifeing, diskusi.

iii. Konseling adalah bimbingan terhadap Public Internal untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan tentang masalah pekerjaan.

2. Kegiatan yang bersifat informal adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan diluar jam kerja yang dilaksanakan oleh perusahaan maupun secara pribadi karyawan. Contohnya olahraga, Hiburan dan darma wisata, kegiatan keagamaan, ulang tahun, kursus dan lain-lain.

3. Pengadaan Kotak saran dan papan pengumunan: kotak saran merupakan sarana yang digunakan untuk menampung aspirasi karyawan.

4. Study tour dan pelatihan, memberikan hadiah dan penghargaan

2. Variabel Terikat (Keharmonisan Kerja)

a. Keterbukaan adalah : transparansi manajemen Public Relations tentang rencana dan kebijakan perusahaan dimasa mendatang.


(33)

kinerja, nasib, serta masa depan karyawan.

b. Kerja sama adalah : Sikap untuk menerima, mengikuti serta melaksanakan intruksi atasan dalam hal pekerjaan.

1) Saling pengertian adalah : sikap untuk memahami dan menerima tentang kebijakan-kebijakan yang diberlakukan perusahaan.

2) Rasa kepuasan adalah : pemenuhan kepuasan karyawan baik secara ekonomi, sosial maupu n psikologis.

J . Hipotesa

Hipotesa adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena merupakan instrument kerja dari teori (Singarimbun, 1995 : 43).

Hipotesa adalah kesimpulan yang masih belum final, dalam arti masih harus dibuktikan atau diuji kebenarannya (Nawawi, 1991: 44). Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah adalah sebagai berikut:

Ho : ” Tidak terdapat hubungan antara kegiatan internal Public Relations dalam menciptakan keharmonisan kerja karyawan di Hotel Danau Toba Internasional Medan”.

Ha : ”Terdapat hubungan antara kegiatan internal Public Relations dalam menciptakan keharmonisan kerja karyawan di Hotel Danau Toba Internasional Medan”.


(34)

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. RUANG LINGKUP DAN PENGERTIAN KOMUNIKASI II.I.I. Ruang Lingkup Komunikasi

Komunikasi adalah salah satu ativitas yang sangat fundamental dalam kehidupan umat manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya, diakui oleh hampir semua orang dan telah ada sejak Adam dan Hawa, sifat manusia untuk menyampaiakan keinginannya dan untuk mengetahui hasrat orang lain, merupakan awal ketrampilan manusia berkomunikasi secara otomatis melalui lambang-lambang, isyarat, kemudian disusul dengan kemampuan untuk memberikan arti setiap lambang-lambang itu dalam bentuk bahasa verbal. Komunikasi berusaha menjembatani antara pikiran, perasaan, dan kebutuhan seseorang dengan dunia luarnya.

Sementara Shannoon dan Weaver (1949) mengatakan, bahwa komunikasi sebagai bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh-mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaj, tidak terbatas pada bentuk komunikasi yang menggunakan bahsa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi, karena itu jika kita berada dalam suatu situasi berkomunikasi maka kita memiliki beberapa kesamaan dengan orang lain (Cangara, 2006 : 18-19).


(35)

Istilah komunikasi sudah sedemikian popular dan dipergunakan oleh kebanyakan orang. Manusia sebagai mahkluk individu maupun sebagai mahluk social, memiliki dorongan ingin tahu, ingin maju dan berkembang, maka sebagai salah satu syaratnya adalah komunikasi, karena komunikasi merupakan kebutuhan yang mutlak bagi kehidupan manusia.

Selanjutnya, kalau kita sedikit melangkah memasuki komunikasi maka komunikasi itu merupakan suatu kegiatan manusia yang sedimikian otomatis. Dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan informasi, ide, pengetahuan, perasaan, sikap, perbuatan, dan sebagainya kepada sesamanya secara timbale balik, baik sebagai penyampai maupun penerima komunikasi.

Melalui komunikasi orang dapat mempengaruhi dan mengubah tingkah laku orang lain, membentuk suatu consensus, yang dikenal sebagai pendapat umum. Dari komunikasi kemungkinan suatu ide tersebar dan dihayati orang, dituntut ataupun ditolak, berhasil atau gagalnya suatu rencana atau program.

Harold D.Laswell (1948) menerangkan suatu tindakan komunikasi dengan menjawab pertanyaan ”Who say, What, In What Channel, To Whom, With What Effect”. Formula ini menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur:

1. Who say : Pihak-pihak yang menyampaikan pesan atau biasa disebut komunikator,

bisa terdiri dari satu orang tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok.

2. What : Pernyataan-pertanyaan yang didukung oleh lambing-lambang atau disebut

pesan, dapat disampaikan secara tatap muka/lisan, dan melalui media. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, informasi hiburan, nasihat, atau propaganda. Bentuk pesan dapat bersifat informatif (memberitahukan keterangan-keterangan), persuasif


(36)

(membangkitkan pengertian/kesadaran), dan koersif (memaksa dengan menggunakan sanksi).

3. In What Channel : Merupakan sarana atau saluran yang mendukung pesan yang

disampaikan yaitu berupa lisan (Spoken Word) atau tulisan (printerd word), dalam komunikasi antar pribadi media yang digunakan seperti telepon, surat, telegram, sedangkan media yang digunakan dalam komunikasi massa dapat dibedakan atass dua macam yaitu media cetak, seperti: surat kabar, majalah, buku, brosur, spanduk, dan sebagainya, dan media elektronik, seperti: radio, televisi, film, dan komputer.

4. To Whom : Pihak yang menerima pesan, atau disebut dengan komunikan, bisa terdiri

dari satu orang atau lebih, dalam bentuk kelompok, atau massa.

5. With What Effect : Suatu dampak yang timbul sebagai pengaruh dari penyampaian

pesan, perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Effect juga diartikan sebagai penguatan atau perubahan keyakinan pada pengetahuan, sikap, perilaku seseorang sebagai akibatpenerima pesan (Effendy, 2004:10).

II.2. FUNGSI KOMUNIKASI

Apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta dan ide maka fungsinya dalam setiap system sosial adalah sebagai berikut:

1. Informasi: Pengumpulan, pemprosesan, penyebaran berita, data dan gambar, fakta, pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat mengerti dan berekasi secara


(37)

jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapt mengambil kepentingan yang benar.

2. Sosialisasi (permasyarakatan): Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang effektif sehingga ia sadarakan funsinya sosialnya dan ia dapat akktif dalam masyrakat.

3. Motivasi: Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menetukan pilhannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar. 4. Perdebatan dan diskusi : Menyediakan dan saling menukar fakta yang perlu untuk

memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah public, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kepentingan bersama, ketingkat nasional dan lokal.

5. Pendidikan : Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak dan pedidikan ketrampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

6. Memajukan kebudayaan : Penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon seorang, pembangunan imajinasi dan dorongan kreativitas.

7. Hiburan : Penyebarluasan sinyal, simbol, suara dan gambar dari drama, tari kesenian kesusastraan, musik, olah raga, permainan dan lain-lain untuk rekreasi, kesenangan kelompok dan individu.


(38)

8. Intergrasi : Menyediakan suatu bangsa, kelompok dan individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka saling kenqal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.

II.3. KOMUNIKASI INTERNAL

Lawrence D. Brennan (di dalam buku Effendi, 1992:122), mendefenisikan komunikasi internal adalah pertukaran gagasan diantara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan struktur yang khas dan pertukaran gagasabb secara horizontal dan vertical didalam perusahaan atau jawata yang menyebabkan pekerjaan berlangsung.

Perusahaan sebagai kerangka yang menunjukkan adanya pembagian tugas antara orang-orang didalam perusahaan. Untuk menyelenggarakan dan mengawasi pelaksanaan tujuan yang akan dicapai, perusahaan atau pimpinan tidak mungkin melakukan komunikasi langsung dengan seluruh karyawan.

Menurut H. Frazier Moore dan Frank B.Kalupa, the function of internal

communication is to let employess know what management is thinking and to let management know what employees are thiking. Berdasarkan pengertian diatas bahwa fungsi internal Public Relations adalah untuk mengetahui apa yang dipikirkan karyawan

oleh manajemen (pimpinan), dan begitu juga sebaliknya.

Untuk itulah peranan, fungsi dan tugas Public Relations officer berupaya untuk membina hubungan komunikasi masyarakat internal atau terhadap para karyawannya dengan perusahaan. Perusahaan tersebut berfkaitan dengan “apa dan bagaimana”seorang


(39)

praktisi Public Relations dapat menjadi corong informasi dari para karyawan kepada pihak perusahaann terhadap para karyawan.

Pada dasarnya dalam internal Public Relations ada dua yang harus diperhatikan dalam komunikasi agar dapat secara maksimal yakni:

a. Tidak semua keterbukaan selalu baik.

b. Makin banyak komunikasi tidak sedlalu baik.

Sedangkan menurut Ruslan, komunikasi hubungan masyarakat Internal dapat menjadi komunikasi yang efektif, yaitu apabila:

a. Adanya keterbukaan manajemen perusahaan (management system) terhadap para karyawannya.

b. Saling menghormati atau menghargai (mutual appreciation)antara satu sama lain, baik ia bertindak sebagai pimpinan maupun sebagai bawahan demi tercapainya tujuan utama perusahaan.

c. Adanya kesadaran atau pengakuan dari pihak perusahaan akan nilai-nilai dan pentingnya suatu komunikasi timbale balik dengan para karyawannya.

d. Keberadaan seorang humas, yang tidak hanya memiliki kemampuan dan berpengalaman sebagai seorang komunikator, tetapi juga harus didukung dengan sumber daya teknis yang canggih dan sekaligus sebagai media komunikannya.

Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa keterbukaan yang dimaksud harus selalu disertai dengan kebijaksanaan dan terlalu banyak komunikasi dapat membingungkan dan menimbulkan salah paham. Komunikasi maksimal (kerebukaan total dan terlalu banyak


(40)

komunikasi) sulit untuk mencapai sasaran yang diinginkan, campur tangan orang lain dalam semua hal akan menghambat lancarnya kegiatan.

Pimpinan harus berusaha mencapai komunikasi yang optimal dengan cara: a. Mengusahakan informasi yang relevan (terkait yang diperlukan)

b. Melindungi anggota dari over informasi (dilanda banjir komunikasi) c. Memahami dengan tepat tentang informasi yang diperlukan.

Komunikasi seorang pemimpin harus lebih baik, tidak hanya memimpin, menentukan tugas dan memberikan perintah.

II.4. BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI ANTARA KARYAWAN

Dalam Public Relations komunikasi antara sesama karyawan mempunyai dua bantukyaitu komunikasi informal dan formal. Komunikasi formal mempunyai dua bentuk, yaitu:

a. Lisan, seperti : Perundingan, rapat, intruksi dan lain-lain b. Melalui berbagai media.

Dalam komunikasi formal agak sulit dibagi dan sering kali merupakan akibat dari gagalnya komunikasi formal. Bentuk seringkali merupakan pertemuan yang kebetulan terjadi seperti pembicaraan dikantin, dalam suatu resepsi atau berbagai pertemuan lainnya.


(41)

Setiap organisasi harus mempunyai program yang rinci tentang komunikasi horizontal, vertikal, baik keatas maupun kebawah.

Komunikasi keatas: karyawan harus dapat mengungkapkan pendapatnya tentang organisasi dan mengembangkan pikiran tentang pekerjaan melalui kelompok kerja atau komisi keselamatan kerja, perwakilan atau dewan perwakilan dan lain-lain (Widjaja: 1993:55).

Dari uraian diatas komunikasi tersebut berbentuk pelaksanaan perintah secara tertulis dan lisan, atau laporan dari hasil pekerjaan, serta sumbang saran dari pihak peekerja kepada pimpinan perusahaan.

Salah satu usaha untuk mengatasi kesulitan hubungan dari bawah ke atas (upward

Communication) adalah memberikan kesempatan pada karyawan untuk menyatakan

pendapatnya dengan bebas, sebagai seorang partisipan dalam usaha-usaha memajukan badan atau instansi, maka penggunaan sebuah ”kotak saran” sangat bermamfaat sekali bila diaturnya dengan seksama

Kotak saran diletakkan diletakkan ditempat-tempat yang strategis dan para wanita diminta untuk memasukkan ide-ide, keluhan-keluhan atau komentar-komentar mereka ke dalam kotak saran tersebut.

Komunikasi kebawah: Tujuan komunikasi adalah pemahaman dan penerimaan dari pihak karyawan tentang rencanan dan kebijakan organisas. Untuk itu diperlukan pelatihan komunikasi bagi manger dan pimpinan. Satunya kata dan pembuatan dalam komunikasi, keterbukaan mengenai nasib dan masa depan karyawan, penempatan, rapat umum, majalah perusahaa, edaran, dan sarana lain yang serupa dapat meningkatkan komunikasi untuk karyawan ( Widjaja : 1995 : 55).


(42)

Kurangnya komunikasi kebawah ke atas dapat mengakibatkan: a. Pimpinan akan kehilangan stimulan dan partisipasi bahawan.

Ide bawahan yang bermamfaat dan mengerti masalah dan pendapat bawahan. Pimpinan tidak akan mengetahui dan mengerti masalah dan pendapat bawahan.

b. Kurang informasi yang tepat untuk menilai dan menentukan sesuatu keputusan atau peraturan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi yang diadakan oleh pimpinana dapat mempunyai pengaruh besar terhadap para karyawan. Bila komunikassi dapat berjalan dengan efektif, maka akan lahirlah hubungan yang harmonis antara pimpinan dengan yang dipimpin, dan secara pribadi seorang pemimpinan memerlukan juga hubungan dan pengertian.

Media yang digunakan dalam bentuk komunikasi lisan (Perintah atau intruksi) dan tulisan (nota, peraturan, surat edaran, dan lain-lain).

Komunikasi horizontal: sasaran dari komunikasi ini adalah untuk mencapai koordinasi dan pemahaman antar bagian dalam organisasi melalui skema yang jelas dari organisasi yang menunjukkan hubungan antara bagian dan karyawan, hadirnya perwakilan satu bagian dalam rapat dari bagian yang lain, dan dorongan agar saling berpartisipasi secara wajar. Petugas harus dapat memfaatkan kesempatan tatap muka antara karyawan.

Komunikasi horizontal, terdiri dari penyampaian informasi diantara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja yang sama.


(43)

Tujuan komunikasi horizontal adalah: a. Untuk mengkordinasikan penugasan kerja.

b. Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan.

c. Untuk memecahkan dan menyelesaikan menyelesaikan masalah bersama.

d. Untuk berunding, mendamaikan, dan menengahi perbedaan sehingga memperoleh pemahaman bersama.

e. Untuk menumbuhkan dukungan antar personal.

Dari uraian diatas disimpulkan bahwa dalam komunikasi horizontal terdapat hubungan antara orang-orang yang masing-masing mempunyai keahlian atau tugas dalam bidang tertentu. Media komunikasi yang dipakai adalah berupa pemberitahuan, pengumuman, sampai kepada penggunaan media humas, yaitu seperti buletin, majalah internal dan new letter yang dibagikan kepada karyawan atau ditempelkan di papan pengumuman.

Konflik bisa terjadi antar sesama karyawan yang disebabkan berbagai faktor, misalnya: salah paham, perasaan bahwa tugas yang satu lebih superior dari pada superior dari pada yang lainnya, hal tersebut dapat diatatasi diantaranya dengan:

a. Mengadakan personal contact.

b. Menyampaikan informasi harus lebih jelas dan timely/tepat. c. Menanamkan bahwa tugas sama pentingnya.


(44)

Komunikasi yang jelas tergantung pada feedback yang berlangsung terus menerus pada semua tingkatan. Semakin cepat kesalahpahaman itu diketahui maka akan semakin cepat pula kesalah pahaman itu dapat diselesaikan.

II.6. TUJUAN PUBLIC RELATIONS

Tujuan dari Public Relations adalah mengembangkan hubungan yang harmonis dengan pihak lain yakni (umum, masyarakat) untuk menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di satu pihak dengan publik dil ain pihak dengan komunikasi yang harmonis dan timbal balik (Widjaja; 1995:55).

Public Relations juga bertujuan untuk mencapai pengertian umum, kepercayaan

umum, bantuan umum dan kerja sama umum.

Dari sekian banyaknya hal yang bisa dijadikan tujuan kegiatan Public Relations disebuah perusahaan, beberapa diantaranya yang pokok adalahsebagai berikut:

1. Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan.

2. Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapat pengakuan.

3. Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya, sehubungan dengan terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman dan salah paham di kalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan.

4. Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi pimpinan perusahaan dalam kehidupan sosial sehari-hari.


(45)

5. Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan dalam kehidupan sosial sehari-hari. 6. Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor dari suatu acara.

II.7. PERANAN PUBLIC RELATIONS DALAM PERUSAHAAN

Peranan Public Relations dalam suatu organisasi adalah menciptakan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan karyawannya maupun antara sesama karyawan dengan melakukan komunikasi timbal balik. Dalam melakukan komunikasi timbal balik,

Public Relations secara garis besar berperan sebagai: 1. Communicator.

Kemampuann sebagai komunikator baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media ataupun tulisan, disamping itu juga bertindak sebagai mediator dan persuator.

2. Back up management.

Melaksanakan dukungan atau menunjang kegiatan lain seperti manajemen promosi pemasaran, operasional, personalia dan lain sebagainya untuk mencapai tujuan pokok perusahaan.

3. Image maker.

Menciptakan suatu citra positif yang merupakan prestasi, reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas Public Relations dalam memainkan peranannya dalam perusahaan. Peranan Public Relations diharapkan “mata” dan “telinga” serta “tangan kanan” bagi top managemen dari suatu perusahaan (Ruslan, 1997:20).

Sehubungan dengan itu, ruang lingkup tugasnya antara lain meliputi aktivitas: a. Membina hubungan kedalam (Public Internal).


(46)

Yang dimaksud Public Internal adalah Public yang menjadi bagian dari unit perusahaan itu sendiri, serta mampu mengidentifikasikan hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif dari dalam masyarakat sebelum kebijaksanaan itu dijalankan oleh organisasi.

b. Menbina hubungan keluar (Public Eksternal).

Yang dimaksud dengan Publik Eksternal adalah publik umum (masyarakat)

Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif publik terhadap lembaga yang diwakilinya. Dalam organisasi, seorang Public Relations berfungsi sebagai ”pusat saraf” karena ia berada ditengah-tengah jaringan kontak dengan semua pihak yang ada kaitannya dengan organisasi. Ia mengetahui lebih banyak mengenai organisasinya selain managernya. Ia mengkomunikasikan informasi kepada orang-orang yang berpengaruh yang melakukan pengawasan terhadap organisasinya.

Adapun tugas-tugas utama dari petugas Public Relations dapat diperinci antara lain:

a. Menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik atas organisasinya, baik itu yang berkenaan dengan kebijakan, produk, jasa, maupun dengan para personalnya.

b. Memantau pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan citra, kegiatan, maupun kepntingan organisasi, dan menyampaikan setiap informasi yang penting ini langsung kepada pihak manajemen untuk ditanggapi dan ditijaklanjuti. c. Memberi nasihat atau masukan kepada pihak manajemen mengenai berbagai masalah

komunikasi yang penting berikut berbagai teknik untuk mengatasinya.

d. Menyediakan berbagai informasi bagi khalayak, perihal kebijakan organisasi, kegiatan, produk, jasa, dan personalia selengkap mungkin demi menciptakan suatu


(47)

pengetahuan yang maksimal dalam rangka menjangkau pengertian khalayak (Anggoro, 2000:110)

Kerjasama antara pihak manajemen (puncak pimpinan) dengan manajemen Public

Relations akan berjalan dengan baik jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Seorang manajer Public Relations yang baik harus mampu menciptakan jalur-jalur komunikasi Internal dan Eksternal, serta mampu memperoleh kepercayaan dari semua orang. Sehingga ia bisa memperoleh informasi dari siapa saja dan setiap orang juga mempercayai informasi yang disampaikannya.

b. Manajer Public Relations haruslah seorang praktisi profesional yang benar-benar kompoten agar sosoknya benar-benar diakui dan dimamfaatkan oleh kalangan manajemen sebagai seorang ahli yang senantiasa dapat diandalkan serta dipercayai. c. Manajer Public Relations harus mampu mendukung pihak manajemen agar mereka

senantiasa siap menghadapi wawancara, memberi pidato atau sambutan resmi, serta tampil baik didepan publik. Manager Public Relations yang akan membantu menyediakan berbagai macam informasi, bahan-bahan atau segala macam masukan yang sekiranya amat diperlukan.

d. Pihak manajemen juga harus bersedia mempercayakan dan menyerahkan informasi-informasi terpenting berkenaan dengan organisasi secara langsung dan dini kepada manajer Public Relations nya. Itu berarti pihak manajemen harus bersedia menerima dan berhubungan dengan manager Public Relations setiap saat (Jefkins, 2001:201)


(48)

Dalam yang rangka menggalakkan fungsi Public Relations diperusahaan, Charles H. Prout dalam karyanya yang berjudul”Organization and function of the crporate Public

Relations Departement” menyatakan adanya empat jenis pelayanan dasar yang harus

dipraktekkan yaitu:

1. Nasihat (advise and counsel)

Nasihat yang harus disampaikan kepada manajer Perusahaan tidak menyangkut kebijaksanaan dan keputusan perusahaan yang mendasar, melainkan hal-hal yang berkaitan dengan operasionalisasi ketika menjumpai sesuatu masalah.

2. Pelayanan komunikasi (communication Service)

Yang dikomunikasikan ialah informasi mengenai perusahaan dan segala kegiatannya kepada berbagai publik yang berkepentingan melalui kepentingan yang tepat.

3. Pengkajian Humas (Public Relations Research)

Merupakan komunikasi dari luar kedalam, yaitu penelaah terhadap opini publik yang berpengaruh kepada perusahaan.

4. Promosi Humas (Public Relations Promotion)

Dalam perusahaan kegiatan promosi yang dilaksanakan Public Relations amat menunjang upaya pencapaian tujuan, tentunya dalam peningkatan produksi, yang pada gilirannya berupa keuntungan finansia. Pada kegiatan inilah para praktisi Public

Relation diuji kemampuanya, terutama kreativitas dalam mengembangkan Goodwill Public kepada perusahaan. Pada aspek inilah akan dapat diketahui sejauh mana

derajat penguasaan kehumasan yang dimiliki para pengelolanya, sebab diperlukan teknik-teknik khusus dalam menghadapi berbagai jenis publik yang menjadi sasarannya.


(49)

II.8. FUNGSI PUBLIC RELATIONS DALAM PERUSAHAAN

Secara umum Public Relations dapat diartikan sebagai”penyambung lidah” perusahaannya dalam hal mengadakan hubungan timba balik dengan pihak luar dan dalam perusahaan. Jadi tidak hanya bertugas sebagai a channel of information (saluran informasi) dari perusahaan kepada publiknya, melainkan juga merupakan saluran informasi dari publik kepada perusahaa. Informasi yang datang dari publik itu merupakan opini publik sebagai umpan balik dari informasi yang diberikan oleh perusahaan. Demikian pula fungsi Public Relations sebagai a channel of information (saluran informasi), tidak hanya bagi pihak luar saja, melainkan juga merupakan sumber informasi bagi publik di dalam perusahaan, terutama bagi pimpinan perusahaan.

Dengan kedua fungsi utamanya itu Public Relations tidak saja merupakan media komunikasi yang menyalurkan penerangan atau informasi kepada publik luar dan dalam perusahaan, tetapi juga harus mendengar, mencium, merasakan, dan melihat opini publiknya itu. Public Relations harus bias mendengar, mencium, apa yang terjadi di kalangan publiknya setelah mereka menerima informasi yang disampaikan. Public

Relations harus bisa melihat bahkan merasakan sendiri akibat-akibat dari kebijaksanaan

perusahaannya yang timbul ditengah-tengah masyaraka. Karena itu, Public Relations bukan saja merupakan corong dari perusahaannya, namun juga merupakan pendengar, pencium, perasa, dan menjadi mata bagi perusahaan. Bukan saja merupakan mulut perusahaan, melainkan sebagai panca indera perusahaan. Dalam hal ini fungsi Public


(50)

Tegasnya, Public Relations merupakan jembatan penghubung antara pimpinan perusahaan dengan publiknya. Baik publik intern perusahaan maupun Public Ekstern. Jembatan penghubung yang menerjemahkan bahasa pimpinan perusahaan ke dalam bahasa Public (masyarakat) dan sebalikny, sehingga terjadi suatu pengertian yang dapat memeprlancar jalannya perusahaan dalam hal mencapai tujuannya ditengah-tengah masyarakat. Dengan kata lain, Public Relations merupakan interpreter yang menerjemahkan kebijaksanaan pimpinan perusahaa, dengan menerjemahkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan ke dalam bahasa oporitif bagi Public Intern serta bahasa masyarakat bagi Public Ekstern, begitu pula sebaliknya.

Secara organisatoris, Public Relations jelas harus berada dibawah kekuasaan pimpinan perusahaan, tetapi lebih atas dari pada bagian-bagian yang ada dalam perusahaan itu. Kedudukan dimaksud diartikan dengan fungsi menurut herarkhi karja dari unsur-unsur yang ada dalam perusahaan, dilihat secara vertikal.

II.9. INTERNAL PUBLIC RELATIONS

Internal Public Relations adalah usaha-usaha untuk dapat lebih mengeratkan

hubungan antara para karyawan, agar mereka lebih dapat mengenal satu sama lainnya termasuk keluarganya, maka kegiatan-kegiatan olah raga, darma wisata, ajang sono dan kegiatan-kegiatan lainnya dapat dilakukan dan fasilitas-fasilitasnya disediakan (Abdurrachman Oemi; 34;1995).

Internal Public Relations yang baik adalah memperlakukan sikap karyawan

dengan sikap yang sama, tanpa membeda-bedakan karyawan. Salah satu usaha Internal


(51)

karyawan, diantaranya mengadakan upgrading atau menberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pendidikan lannya yang secara psikologis dapat menaikkan martabat karyawan.Internal Public Relations pada intinya merupakan bentuk dari Public

Relations yang menitikberatkan kegiatannya kedalam.

Hubungan masyarakat internal (Internal Public Relations) dalam suatu perusahaan, terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu:

1. Hubungan dengan pekerja atau karyawan (Employeed Relations) pada umumunya, beserta keluarga karyawan khususnya.

2. Hubungan dengan pihak jajaran pimpinan dalam manajemen perusahaan (Management Relations), baik dilevel korporat atau level sebagai pelaksana.

3. Hubungan dengan pemilik perusahaan atau pemengang saham (stock holder, Suhandang, 2004: 74).

Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada hubungan dengan pekerja atau karyawan (Employeed Relations). Internal Public Relations dimaksudkan sebagai salah satu bentuk dari Public Relations yang menitikberatkan kegiatannya kadalam (suhandang, 2004:74). Internal Public Relations, melalui kegiatannya, dilaksanakan untuk menciptakan komunikasi yang bersifat “two ways communications”.

Karyawan atau pekerja merupakan aset yang cukup penting dalam suatu perusahaan dan karyawan itu sendiri berkaitan erat denagn status atau kedudukan antara satu dengan yang lainnya, yang mempunyai perbedaan-perbedaan yang sangat mencolok, misalnya tingkat kemampuan, pengalaman, pendidikan, pangkat, gaji, usia dan lain-lain. Perbedaan-perbedaan tersebut disebabkan karena memang pada dasarnya terdapat perbedaan yang mendasar dalam lingkungan hidupnya masing-masing secara individual.


(52)

Untuk itulah suatu perusahaan perlu memfungsikan Internal Public Relations untuk menangani masalah-masalah yang mungkin muncul akibat perbedaan-perbedaan tersebut, baik antara karyawan maupun antara karyawan dengan pimpinan.

Internal Public Relations bertujuan untuk mempererat hubungan antara pimpinan dan

karyawan dan antara sesama karyawan dalam Public Internal.

Seorang Public Relations Officer harus mampu melakukan komunikasi yang informatif dan persuasif. Untuk menyelenggarakan komunikasi yang sifatnya persuasif dan informatif, seorang Public Relations Officer harus:

1. Mengadakan analisa tentang polisi kepegawaian, termasuk gaji atau upah dan kesejahteraan karyawan.

2. Menganalisa apa yang telah dilaksanakan oleh Internal Public Relations.

3. Mengadakan survey tentang”attitudes” para karyawan terhadap perusahaannya, kebijaksanaan perusahaan dan kegiatan-kegiatan lainya (Abdurrachman, 1993:35).

Maksudnya adalah untuk mengetahui sikap para karyawan seperti sikap acu tak acuh, salah pengertian, tidak ”well informed”, dan lain-lain yang dapat menimbulkan sesuatu yang tidak diharapkan agar dilakukan perbaikan-perbaikan demi tercapainya keuntungan dan kepuasan bersama.

Kegiatan internal Public Relations dalam menyelenggarakan komunikasi yang informatif dan persuasif tersebut dapat dilakukan dengan cara:

a. Tertulis, yaitu dengan menggunakan surat-surat, papan informasi, bulletin b. Lisan, yaitu mengadakan rapat, diskusi, brifing, dan lain sebagainya.


(53)

karyawan.

d. Usaha-usaha untuk dapat lebih mengeratkan hubungan antara karyawan, agar mereka lebih dapat mengenal satu sama lainnya termasuk keluarganya, maka kegiatan-kegiatan olag raga, darma wisata, anjang-sono dan kegiatan-kegiatan-kegiatan-kegiatan lannya dapat dilakukan dan fasilitas-fasilitasnya disediakan, (Abdurrachman, 1993:34).

Selanjutnya kegiatan Internal Public Relations dalam suatu perusahaan dapat dilaksanakan melalui berbagai macam aktivitas dan program, yaitu:

1. Program pendidikan dan pelatihan. 2. Program Penghargaan.

3. Program acara khusus.

Serangkaian aktivitas Internal Public Relations khususnya hubungan dengan karyawan, pada umumnya bertujuan untuk:

1. Memberi spirit atau semangat dan kekuatan batin pada organisasi.

2. Membentuk suatu pengabdian atau loyalitas yang baik pada pengawai-pengawai dan bawahan seluruhnya dalam perusahaan.

3. Mengatur kerjasama antara berbagai pegawai dan berbagai macam pekerjaan.

Dalam organisasi, Seorang Public Relations berfungsi sebagai ”pusat saraf” karena ia berada ditengah-tengah jaringan kontak dengan semua pihak yang ada kaitannya dengan organisasi. Ia menerima banyak informasi dari luar yang oleh karyawan jarang diperolehnya. Sebaliknya, ia mengkomunikasikan banyak informasi keberbagai pihak yang oleh karyawan kurang dilakukan. Seorang Public Relations juga memiliki peranan sebagai juru bicara, yaitu mengkomunikasikan informasi kepada orang-orang yang berpengaruh yang melakukan pengawasan terhadap organisasinya.


(54)

II.10. PUBLIC RELATIONS DAN HUMAN RELATIONS

Human Relations yang dibahas disini hanya meliputi pergaulan orang-orang

dalam pekerjaan dalam suatu perusahaan yang didalamnya terdapat suatu organisasi yang mengatur segala kegiatan badan itu.

Didalam Human Relations, motivasi orang-orang yang timbul karena adanya keinginan atau kebutuhan, merupakan hal yang penting sekali yang dapat menjadi kunci segala kegiatan. Kebutuhan mereka yang tergabung dalam kegiatan sesuatu badan pada dasarnya meliputi kebutuhan ekonomi, psikologis, dan sosial. Sehubungan dengan hal-hal tersebut, Davis (didalam buku Abdurrachman; 1995:52), mengatakan bahwa human relations yang efektif adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu, memberi kepuasan kepada mereka dengan batas-batas kemampuan badan itu.

Tiap orang berbeda kebutuhan dan keiginannya, ia bekerja di suatu badan dengan harapan salah satu kebutuhan atau keinginannya terpenuhi, sehingga ia akan mendapatkan kepuasan.

Untuk mencapai kerja sama yang efektif antara karyawan perlu untuk menciptakan lingkungan kerja yang dapat memberi kepuasan secara keseluruhan pada karyawan, sehingga perusahaan itu memperoleh hasil yang produktif sebagaimana yang diharapkan. Sehubungan dengan hal itu, perlu diperhatikan setiap orang yang bekerja mempunyai dua peranan.Ia bekerja sebagai individu dan juga sebagai kelompok. Oleh karena itu, walaupun ia mempunyai kesadaran pribadi dan keinginan atau kebutuhan sendiri, ia tidak akan lepas dari pengaruh lingkungannya, latarb belakangnya, termasuk kebudayaannya (Abdurrachman; 1995:53).


(55)

Jadi Human Relations merupakan salah satu cara untuk dapat lebih mengefektifkan kinerja karyawan sehingga produktifitas kerja dapat dicapai, Human

Relations merupakan pendekatan kepada karyawan yanmg lebih menekankan pada aspek

psikologis.

II.11. KEHARMONISAN HUBUNGAN KERJA SEBAGAI TUJUAN

Keharmonisan kerja merupakan salah satu factor memotivasi para karyawan sehingga produktivitas perusahaan meningkat. Pemenuhan kebutuhan karyawan adalah salah satu cara dalam menciptakan suasana yang harmonis.

Menurut Otto Lerbinger dan Albert J. Sullivan, Information Influence and

Communication, (didalam buku Abdurrachman; 1995:62), kebutuhan manusia meliputi:

1. Affiliative needs yaitu: kebutuhan untuk diterima sebagai anggota sesuatu kelompok

dan anggota masyarakat.

2. Status needs yaitu: Kebutuhan akan kekuasaan atau kekuatan, popularitas, dan sebagainya.

Menurut teori dasar kebutuhan manusia, Dr. Abraham Maslow, (didalam buku Ruslan, 2003:66) yaitu mengenai tingkatan kebutuhan dasar yang berkaitan dengan: 1. Physical needs, yaitu kebutuhan dasar secara fisik.

2. Safety needs, yaitu kebutuhan dasar masalah keamanan.

3. Love needs, yaitu kebutuhan tentang penghargaan diri.


(56)

Berdasarkan teori diatas, pemenuhan kebutuhan karyawan atau kesejahteraan haruslah diperhatikan perusahaan tanpa membeda-bedakan karyawan. Selanjutnya perusahaan juga harus memperhatikan hubungan dengan karyawan (Employeed

Relations) yang dilaksanakan oleh Public Relations.

Kegiatan Employeed Relations dalam suatu perusahaan dapat dilaksanakan dalam bentuk, yaitu:

1. Program pendidikan dan pelatihan.

Program pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan perusahaan yakni dalam upaya meningkatkan kinnerja dan ketrampilan karyawan, dan kualitas maupun kuantitas pemberian jasa pelayanan sebagainya.

2. Program motivasi kerja berprestasi.

Program tersebut dikenal dengan istilah Achievement Motivation Training (ATM), dimana dalam pelatihan tersebut diharapkan dapat mempertemukan antara motivasi dan prestasi (etos) kerja serta disiplin karyawan dengan harapan-harapan atau keinginan dari pihak perusahaan dalam mencapai produktivitas yang tinggi.

3. Program penghargaan.

Program penghargaan disini dimaksudkan adalah upaya pihak perusahaan (pimpinan) memberikan suatu penghargaan kepada pada karyawan, baik yang berprestasi kerja maupun cukup lama masa pengabdian pekerjaannya yang diberikan itu akan menimbulkan loyalitas dan rasa memiliki yang tinggi terhadap perusahaan.


(1)

BAB V

KESIMPUALN DAN SARAN V.1.Kesimpulan

Dengan melihat pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis membuat suatu kesimpulan untuk memudahkan pembaca memahami lebih lanjut, kesimpulan tersebut yaitu:

1. Internal Public Relations itu sangat berperanan dalam menumbuhkan

keharmonisan kerja karyawan di Hotel Danau Toba Internasional Medan. Dengan adanya Internal Public Relations, karyawan Hotel Danau Toba Internasional dapat merasakan keharmonisan kerja karyawan.

2. kegiatan Internal Public Relations sangat mendukung tumbuhnya keharmonisan kerja karyawan di Hotel Danau Toba Internasional Medan. Adapun kegiatan

Internal Public Relations adalah kegiatan yang bersifat formal dan persuasif).

Tertulis adalah penyampaian pesan kepada Public Internal dengan menggunakan media perantara, yaitu: Surat : yang merupakan pemberitahuan yang berisikan tentang teguran, kenaikan, pangkat, undangan dan sebagainya. Buletin : Media cetak berupa selebaran atau majalah, berisi warta singkat atau peryataan tertulis yang diterbitkan secara periodik oleh suatu perusahaan atau lembaga untuk kelompok profesi tertentu.

Lisan adalah penyampaian pesan kepada Public Internal secara langsung yaitu dengan cara: Rapat atau brifeing, diskusi. Konseling adalah bimbingan terhadap Public Internal untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan tentang masalah pekerjaan.


(2)

• Kegiatan yang bersifat informal adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan diluar jam kerja yang dilaksanakan oleh perusahaan maupun secara pribadi karyawan. Contohnya olahraga, Hiburan dan darma wisata, kegiatan keagamaan, ulang tahun, kursus dan lain-lain. Pengadaan Kotak saran dan papan pengumunan: kotak saran merupakan sarana yang digunakan untuk menampung aspirasi karyawan. Study tour dan pelatihan, memberikan hadiah dan penghargaan

3. Pelaksanaan kegiatan Internal Public Relations sangat berpengaruh untuk menciptakan keharmonisan kerja karyawan, kegiatan informal juga dapat meningkatkan keharmonisan kerja karyawan di Hotel Danau Toba Internasional Meda, karena kegiatan tersebut sangat besar mamfaatnya untuk menciptakan kedekatan dan keakraban diantara karyawan dengan pihak manajemen atau diantara sesama karyawa. Tetapi dalam beberapa kegiatan perusahaan tersebut, sebagian besar karyawan masih jarang mengikutinya.

4. Berdasarkan analisis statistik diketahui nilai Fhitung 0,00, sementara nilai signifikansi yang digunakan α = 0,05, artinya jika nilai Fhitung lebih kecil dari nilai

signifikansi yang digunakan α = 0,05 maka Ha diterima artinya terdapat hubungan

antara keterbukaan informasi (APMCK) dan kebijakan perusahaan (BTTKLA). Kesimpulan dapat yang diajukan terdapat hubungan antara kegiatan Internal

Public Relations dalam menciptakan keharmonisan kerja karyawan di Hotel

Danau Toba Internasional Medan.

5. Dapat dilihat dari hasil analisa bahwa terdapat hubungan positif antara, kegiatan


(3)

Hotel Danau Toba Internasional Medan, sehingga Internal Public Relations meningkatkan peranannya, maka keharmonisan kerja karyawan akan semakin meningkat, karena Ho ditolak dan Ha diterima.

V.2.Saran

Beberapa saran yang diajukan berdasarka hasil penelitian dilapangan dan aalisa data adalah sebagai berikut:

1. Karena Internal Public Relations dapat berperan dalam meningkatkan keharmonisan kerja karyawan maka peranannya lebih ditingkatkan lagi. Melalui pemberian informasi dari manajemen kepada karyawan, dan menyampaikan informasi tentang karyawan (aktivitas karyawan dilapangan) kepada pihak manajemen.

2. Internal Public Relations lebih aktif dan peduli lagi melihat peningkatan

semangat kerja karayawan, sebagai mediator atau pendorong semangat kerja karyawan dan menginspirasikan karyawan untuk bekerja lebih baik lagi, dan lebih transparan dalam hal pemberian informasi adanya promosi dan peningkatan karier untuk masa depankaryawan secara menyeluruh.

3. melakukan komunikasi yang lebih terbuka sehingga tidak terjadi kesalahpahaman (miss komunikasi) antara karyawan.

4. Selalu memberi informasi secara up to date vyang seharusnya diketahui oleh seluruh karyawan, baik mengenai kebijakan, kegiatan, ataupun perkembangan perusahaan.


(4)

5. Harus lebih menjembatani komunikasi antara atasan dengan bawahannya, dengan sering melakukan interaksi dan hubungan secara langsung kepada karyawan. 6. Lebih sering mencari masukan dari karyawan melalui internet atau media lain

sehingga dapat menyelaraskan antara visi perusahaan dengan keinginan karyawan dan mengadakan diskusi antara karyawan via email sehingga dapat menggali ide-ide dari karyawan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachman, Oemi, Dasar-dasar Public Relations, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995.

Arep, Ishak, Hendri Tanjung, manajemen Motivasi, PT. Grasindo, Jakarta, 2003.

Anggoro, M. Linggar, Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2000.

Bulaeng, Andi, Metode Penelitian Kontemporer. Penerbit Andi, Yogyakarta, 2004. Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2006.

Effendy, Onong Uchjana, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis . PT. Remaja Rosdakarya, 2004.

---, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, 2002.

---, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya 1992.

Jefkins, Frank, Public Relations Edisi-4, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2001. Kustadi Suhandang, Public Relations Perusahaan, Nuansa, 2004.

Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta, 2005.

--- ---, Metode Penelitian Bidang Sosial, Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta, 2001.

---, Metode Penelitian Bidang Sosial, Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta, 1998.

---, Metode Penelitian Bidang Sosial, Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta, 1991.


(6)

Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung.1998.

Ruslan, Rosady, Managemen Humas dan Managemen Komunikasi, Raja Grafindon Persada, Jakarta, 2003.

---, Managemen Humas dan Managemen Komunikasi, Raja Grafindon Persada, Jakarta, 1998.

---, Managemen Humas dan Managemen Komunikasi, Raja Grafindon Persada, Jakarta. 1997.

Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1995. ---, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1994. Siswanto, Bambang, Humas: Teori dan Praktek, Bumi Aksara, Jakarta, 1992.

Widjaya, AW, Komunikasi, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Bina Aksara, Jakarta, 1995.

---, Komunikasi, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Bina Aksara, Jakarta.1993.


Dokumen yang terkait

Public Relations Dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Tentang Peranan Kegiatan Internal Public Relations Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Grand Swiss Bell Hotel Medan)

33 247 127

Peranan Internal Public Relations Dan Motivasi Karyawan (Studi Korelasional Tentang Peranan Internal Public Relations dalam Meningkatkan Motivasi Karyawan PT. BTN Medan)

1 69 115

Internal Public Relations Dan Motivasi Kerja Karyawan (Studi Korelasional Tentang Peranan Kegiatan Internal Public Relations Dengan Motivasi Kerja Karyawan Pada HO PT. Wilmar Group Medan)

7 65 92

Peranan Public Relations Dalam Meningkatkan Hasil Penjualan Kamar Di Danau Toba International Hotel Medan

1 58 59

Strategi Public Relations Dalam Menciptakan Citra Positif (Studi Korelasional Strategi Public Relations dalam Menciptakan Citra Positif terhadap Tamu Menginap di Hotel GranDhika Medan)

0 0 17

Strategi Public Relations Dalam Menciptakan Citra Positif (Studi Korelasional Strategi Public Relations dalam Menciptakan Citra Positif terhadap Tamu Menginap di Hotel GranDhika Medan)

0 0 2

Strategi Public Relations Dalam Menciptakan Citra Positif (Studi Korelasional Strategi Public Relations dalam Menciptakan Citra Positif terhadap Tamu Menginap di Hotel GranDhika Medan)

0 0 4

Strategi Public Relations Dalam Menciptakan Citra Positif (Studi Korelasional Strategi Public Relations dalam Menciptakan Citra Positif terhadap Tamu Menginap di Hotel GranDhika Medan)

0 0 31

Strategi Public Relations Dalam Menciptakan Citra Positif (Studi Korelasional Strategi Public Relations dalam Menciptakan Citra Positif terhadap Tamu Menginap di Hotel GranDhika Medan)

0 0 2

Strategi Public Relations Dalam Menciptakan Citra Positif (Studi Korelasional Strategi Public Relations dalam Menciptakan Citra Positif terhadap Tamu Menginap di Hotel GranDhika Medan)

0 0 21