Metode Pengolahan Air a.

batang-batang yang berjarak kira-kira 0,75 hingga 1 inchi 20 hingga 50 mm dipergunakan disini Linsley, 1996. ii. Aerasi Menurut Linsley 1996, aerasi adalah bentuk perpindahan gas dan dipergunakan dalamberbagai variasi operasi yang meliputi sebagai berikut: a penambahan oksigen untuk mengoksidasi besi dan mangan terlarut b pembuangan karbondioksida c pembuangan hidrogen sulfida untuk menghapuskan bau dan rasa d pembuangan minyak yang mudah menguap dan bahan-bahan penyebab bau dan rasa serupa yang dikeluarkan oleh ganggang serta mikroorganisme. iii. Pencampuran Bahan- bahan yang dipergunakan untuk pengolahan air dapat dimasukkan dengan mesin pemasukan larutan atau mesin pemasukan kering, agarefektifitas bahan-bahan kimia ini harus tersebar dengan baik dalam air dengan pencampuran yang sempurna Linsley, 1996. iv. Flokulasi Jika bahan-bahan pengental kimia ditambahkan ke dalam air yang keruh, akan terbentuk kumpulan partikel yang turun mengendap koagulasi. Untuk melakukan pembuangan kumpulan partikel yang pada awalnya sangat kecil ini, pengadukan cepat harus diikuti dengan suatu jangka waktu pengadukan halus flokulasi selama 20 menit hingga 30 menit. Hal ini akan menyebabkan tumbukan kumpulan-kumpulan partikel kecil yang akan membentuk partikel- partikel yang lebih besar dan jumlahnya lebih sedikit. Terkait dengan ukuran dan kerapatannya, partikel-partikel besar ini dapat dibuang dengan pengendapan gaya berat Linsley, 1996. v. Pengendapan Laju pengendapan suatu partikel di dalam air tergantung pada kekentalan dan kerapatan air maupun ukuran, bentuk dan berat jenis partikel yang bersangkutan. Air hangat kurang rapat, sehingga partikel akan mengendap lebih cepat dari pada di dalam air yang dingin. Partikel-partikel anorganik terapung yang terdapat di dalam air mempunyai berat jenis yang berkisar dari 2,65 untuk partikel-partikel pasir yang terlepas, hingga kira-kira 1,03 untuk partikel-partikel lumpur yang terkumpul. Kumpulan-kumpulan kimiawi mempunyai kisaran berat jenis yang serupa, tergantung pada jumlah kandungan air dalam kumpulan itu Linsley, 1996. Pemurnian air dengan cara pengendapan dimaksudkan untuk menciptakan suatu kondisi sedemikian rupa, sehingga bahan-bahan terapung di dalam air dapat diendapkan ke luar. Kolam pengendapan yang direncanakan dengan baik akan menghilangkan 50-80 bahan padat terapung yang ada di dalam air Linsley, 1996. vi. Filtrasi Filter yang biasa terdiri dari selapis pasir, atau pasir dan tumbukan batubara yang ditunjang di atas suatu tumpukan kerikil. Suatu lapisan pasir setebal 24-30 inci 60-75 cm dengan ukuran butir yang seragam bergaris tengah 0,35- 0,45 mm memberikan hasil yang baik. Pasir itu biasanya diletakkan di atas suatu lapisan kerikil setebal 12-18 inci 30-45 cm yang butir-butirnya tersusun menurut besarnya. Suatu lapisan batubara antrasit batubara yang keras dan mengkilat kadang-kadang dipergunakan di dalam filter Linsley, 1996.

b. Metode pengolahan kimiawi

Koagulasi dan disinfeksi adalah merupakan proses yang paling umum dipergunakan dalam pengolahan air. Pelembutan presipitasi, pertukaran ion, adsorpsi dan oksidasi kimiawi dipergunakan bila kondisi setempat menuntut demikian. i. Koagulasi Bila bahan padat terapung di dalam air ukurannya halus atau koloidal, sering dipergunakan bahan-bahan kimia untuk menghilangkan benda-benda terapung dengan lebih sempurna. Koagulan bereaksi dengan air dan partikel- partikel yang membuat keruh untuk membuat endapan flokulan. Selama flokulasi masing-masing partikel kumpulan diubah menjadi partikel-partikel yang lebih besar pada waktu bertumbukan satu sama lain. Partikel-partikel yang lebih besar mempunyai kerapatan yang cukup untuk memungkinkan pembuangannya dengan cara pengendapan gravitasi. Koagulan yang paling dikenal adalah alum Al2SO43.18H2O yang bereaksi dengan alkalinitas di dalam air untuk membentuk kumpulan alumunium hidroksida. Bila air tidak mengandung alkalinitas yang diperlukan, maka mungkin perlu ditambahkan kapur CaO atau abu soda Na 2 CO 3 disamping alum untuk memperoleh flokulasi yang tepat. Silika yang diaktifkan kadang-kadang ditambahkan ke air untuk menjadi inti bagi pembentukan kumpulan. Dosis alum yang biasa adalah 10 hingga 40 mgl kira-kira 75 hingga 300 lb per juta gallon. Jumlah bahan kimia pelengkap yang digunakan tergantung pada sifat air. Ferro sulfat FeSO 4 dan ferri klorida FeCl 3 juga dipergunakan sebagai koagulan. Bahan ini membentuk endapan hidroksida besi. Garam ferro membutuhkan kapur sebagai bahan kimia pelengkap, kalau tidak garam ferro harus diubah ke dalam bentuk ferri dengan menambahkan klorin Linsley, 1996. ii. Disinfeksi Lebih dari 50 bakteri yang berbahaya di dalam air akan mati dalam waktu 2 hari dan 90 akan mati pada akhir 1 minggu. Klorin telah terbukti merupakan disinfeksi yang ideal. Bila dimasukkan ke dalam air akan mempunyai pengaruh yang segera dan membinasakan banyak makhluk mikroskopis Linsley, 1996. Dua jenis reaksi akan terjadi bila klorin dimasukkan ke dalam air, yaitu hidrolisis dan ionisasi. Reaksi hidrolisisadalah Cl 2 + H 2 O HOCl + H + + Cl - Gas klorin asam hipoklorit Raksi ionisasi adalah HOCl OCl + H + Asam hipoklorit ion hipoklorit karena klorin dalam bentuk asam hipoklorus 40 hingga 80 kali lebih efektif daripada ion hipoklorit, maka disinfeksi dengan klorin akan paling efektif pada nilai-nilai pH yang asam. Klorin cair didapat dalam wadah bertekanan dan dimasukkan kedalam air melalui suatu klorinator. Klorinator kecil memasukkan