Metode pengolahan kimiawi TINJAUAN PUSTAKA

yang biasa adalah 10 hingga 40 mgl kira-kira 75 hingga 300 lb per juta gallon. Jumlah bahan kimia pelengkap yang digunakan tergantung pada sifat air. Ferro sulfat FeSO 4 dan ferri klorida FeCl 3 juga dipergunakan sebagai koagulan. Bahan ini membentuk endapan hidroksida besi. Garam ferro membutuhkan kapur sebagai bahan kimia pelengkap, kalau tidak garam ferro harus diubah ke dalam bentuk ferri dengan menambahkan klorin Linsley, 1996. ii. Disinfeksi Lebih dari 50 bakteri yang berbahaya di dalam air akan mati dalam waktu 2 hari dan 90 akan mati pada akhir 1 minggu. Klorin telah terbukti merupakan disinfeksi yang ideal. Bila dimasukkan ke dalam air akan mempunyai pengaruh yang segera dan membinasakan banyak makhluk mikroskopis Linsley, 1996. Dua jenis reaksi akan terjadi bila klorin dimasukkan ke dalam air, yaitu hidrolisis dan ionisasi. Reaksi hidrolisisadalah Cl 2 + H 2 O HOCl + H + + Cl - Gas klorin asam hipoklorit Raksi ionisasi adalah HOCl OCl + H + Asam hipoklorit ion hipoklorit karena klorin dalam bentuk asam hipoklorus 40 hingga 80 kali lebih efektif daripada ion hipoklorit, maka disinfeksi dengan klorin akan paling efektif pada nilai-nilai pH yang asam. Klorin cair didapat dalam wadah bertekanan dan dimasukkan kedalam air melalui suatu klorinator. Klorinator kecil memasukkan gas tersebut secara langsung ke dalam air, sedangkan klorinator besar biasanya melarutkan gas di dalam air, kemudian mengisi larutan itu. Klorinator harus dijaga pada suhu 70ºF 21ºC untuk mencegah kondensasi gas klorin di pipa-pipa pengisian Linsley, 1996. Air yang mengalami disinfeksi cukup baik setelah melalui proses klorinasi selama 10 menit akan menghasilkan residu klorin bebas sebanyak 0,2 mgl. Klorin akan sangat efektif bila pH air rendah. Bila persediaan air mengandung fenol, penambahan klorin ke air akan mengakibatkan rasa yang kurang enak akibat pembentukan senyawa klorofenol. Rasa ini dapat dihilangkan dengan menambahkan amoniak sebelum klorinasi. Campuran klorin dan ammonia membentuk kloramin, yang merupakan disinfektan, namun tidak seefektif hipoklorit Linsley, 1996. Klorinasi akhir, yaitu pemakaian klorin setelah pengolahan, merupakan metode yang umum.Klorinasi awal, yaitu pemakaian klorin sebelum pengolahan, akan menyempurnakan koagulasi, mengurangi beban filter dan mencegah tumbuhnya ganggang. Klorinasi awal dan ahir sering dipergunakan bersama-sama sehingga meninggalkan residu besar yang berlebihan superklorinasi sering dipergunakan untuk menghilangkan rasa dan bau tertentu. Superklorinasi harus diikuti dengan deklorinasi yang biasanya berupa pengolahan dengan sulfur dioksida atau dengan melewatkan air yang bersangkutan melalui suatu filter butirankarbon yang diaktifkan Linsley, 1996.

c. Metode-metode Pengolahan Khusus

i. Pembuangan rasa dan bau Rasa dan bau di dalam air disebabkan oleh gas-gas terlarut, zat-zat organik hidup, zat-zat organik yang membusuk, limbah industri dan klorin, baik sebagai residu atau dalam gabungan dengan fenol atau bahan-bahan organik yang membusuk. Aerasi, adsorpsi dan oksidasi adalah beberapa metode yang telah dipergunakan untuk menghilangkan rasa dan bau Linsley, 1996. ii. Pembuangan besi dan mangan Diantara metode yang dipergunakan untuk menghilangkan besi dan mangan adalah oksidasi dan presipitasi, penambahan bahan-bahan kimia dan pengendapan serta filtrasi, filtrasi melalui zeolit mangan, dan pertukaran ion Linsley, 1996.

2.6 Klorinasi

2.6.1 Pengertian

Klorinasi adalah proses pemberian klorin kedalam air yang telah menjalani proses filtrasi dan merupakan langkah yang maju dalam proses purifikasi air. Klorin ini banyak digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam renang, dan air minum di negara-negara sedang berkembang karena sebagai desinfektan, biayanya relatif lebih murah, mudah, dan efektif. Senyawa-senyawa klor yang umum digunakan dalam proses klorinasi, antara lain, gas klorin, senyawa hipoklorit, klor dioksida, bromine klorida, dihidroisosianurate dan kloramin Chandra, 2006. Senyawa klor dapat mematikan mikroorganisme dalam air karena oksigen yang terbebaskan dari senyawa asam hypochlorous mengoksidasi beberapa bagian yang penting dari sel-sel bakteri sehingga rusak. Teori lain menyatakan bahwa proses pembunuhan bakteri oleh senyawa chlor, selain oleh oksigen bebas juga disebakan dengan protoplasma. Beberapa percobaan menyebutkan bahwa kematian mikroorganisme disebabkan reaksi kimia antara asam hipoclorous dengan enzim pada sel bakteri sehingga metabolismenya terganggu. Senyawa klor yang sering digunakan sebagai desinfektan adalah hipoklorit dari kalsium dan natrium, kloroamin, klor dioksida, dan senyawa kompleks dari klor Joko, 2010. Senyawa klor dalam air akan bereaksi dengan senyawa organik maupun anorgank tertentu membentuk senyawa baru. Beberapa bagian klor akan tersisa yang disebut sisa klor. Pada mulanya sisa klor merupakan klor terikat, selanjutnya jika dosis klor ditambah maka sisa klor terikat akan semakin besar, dan pada suatu ketika tercapai kondisi break point chlorination. Penambahan dosis klor setelah titik ini akan memberi sisa klor sebanding dengan penambahan klor. Keuntungan dicapainya break point yaitu : a. Senyawa amonium teroksidir sempurna b. mematikan bakteri patogen secara sempurna c. mencegah pertumbuhan lumut

2.6.2 kegunaan klorin

Adapun kegunaan dari klorin menurut Chandra, 2006 antara lain: a. memiliki sifat bakterisidal dan gerimisidal b. dapat mengoksidasi zat besi