Sejarah Pajus Latar Belakang Masalah

18 Entrepreneur Memulai Usaha Kecil Menengah Study Korelasional Kuantitatif Pada Pajus Karona di Jl.Jamin Ginting Padang Bulan

1.1.1 Sejarah Pajus

Pada tahun 1998 saat krisis ekonomi melanda negeri ini, banyak terjadi PHK tak terkecuali di Kota Medan. Ditengah kesulitan mencari kerja mulailah orang-orang ini membuka usaha berdagang di sekitar kampus USU. Mereka menganggap, kampus merupakan lahan potensial karena banyak calon pembeli. Makin lama makin banyak pula pedagang yang bermunculan dan menyebabkan lingkungan di luar kampus USU semrawut, dimana ada lahan kosong disitu orang berjualan hasilnya USU terlihat seperti pasar malam belum lagi ditambah dengan keadaan kampus yang mulai tidak kondusif, karena adanya tempat para pedagang tadi yang mana banyak mahasiswa yang berjudi dan melakukan hal yang tidak positif lainnya. Melihat kondisi ini, rektor kampus menginstruksikan pihak cikal agar mengkoodinasikan “pajak” tersebut untuk dipindahkan kedalam kampus USU dan membuatnya menjadi lebih tertata dengan syarat tidak ada lagi tempat perjudian. Sejak itulah, Pajus mulai beroperasi didalam kampus. Para pedagang di Pajus juga dikenakan retribusi, untuk uang keamanan dan kebersihan mereka harus membayar sesuai dengan yang ditentukan. Pedagang juga dikenakan biaya sewa kios dengan tarifnya yang bervariasi, bahkan ada yang sampai lima juta pertahun. Dana ini disetor ke pihak pengelola yang ditangani oleh Kepala Keamanan. Dari iuran ini, kesejahteraan satpam pun meningkat seiring dengan banyaknya usaha yang berdiri dan meningkatnya pendapatan para pedagang yang ada berusaha di pajus. Namun pada 18September2010 Pajus dilalap sijago merah. Diduga, penyebab kebakaran adalah meledaknya genset di sebuah toko sepatu dan kerugian diperkirakan melebihi 1 miliar rupiah. Dan setelah vakum dalam beberapa waktu pajus baru pun dibangun Universitas Sumatera Utara 19 dengan kesepakatan yang telah dirundingkan pihak-pihak yang berkepentingan. Pajus Baru ketika operasional menjadi pusat perbelanjaan yang menyediakan segala macam pernak- pernik ponsel, peralatan sekolahkuliah, buku, majalah, VCDDVD, dan kuliner. Pajus Baru dibangun juga atas bantuan dana langsung para pedagang yang jadi korban kebakaran Pajus lama. Pajus Baru memiliki 200 kios di atas lahan 4.000 meter persegi, terletak di depan Kompleks Pamen, Padang Bulan dan berada di jalan paling ramai di kawasan ini, pembeli lebih banyak dari Pajus Lama, tak hanya mahasiswa tapi juga masyarakat umum, dan pengunjung yang datang perharinya pun semakin meningkat menembus angka lebih dari sepuluh ribu perharinya hal tersebut dapat dipastikan dilihat dari manajemen operasionalnya, seperti parkir kendaraan yang terdiri dari 5 stand, belum termasuk yang tidak menggunakan kendaraan. Hal ini didukung juga oleh pihak Pajus yang bekerja sama dengan Bank Mandiri memberikan fasilitas mesin ATM Bank Mandiri di lokasi Pajus Baru. Yang tentunya mempermudah pengunjung dan pedagang dalam melakukan transaksi jual beli pada saat membutuhkan uang tunai. Dan Pajus yang dikelola oleh Bapak Aseng ini telah diresmikan oleh walikota pada bulan Juni 2013.

1.1.2 Gambaran Lokasi Pajus