Manajemen Pendayagunaan Zakat pada Pos Keadilan Peduli Umat
Dalam melaksanakan pengorganisasian maka adanya pelimpahan wewenang yang disesuaikan dengan keahliannya. Langkah-langkah yang
diterapkan Pos Keadilan Peduli Umat PKPU adalah sebagai berikut: a. Membagi-bagi
dan menggolongkan
tindakan pada
setiap devisikesatuan yaitu setiap fasilitator membina 3 daerah yang telah
ditentukan melalui forus diskusi dan bertanggung jawab untuk melakukan pembinaan kemudian hasilnya dilapaorkan kepada
penanggung jawab. b. Penanggung jawab bidang pendayagunaan dipimpin oleh seorang
kepala bidang manajer yang dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada para fasilitator dan daerah-daerah yang
menjadi objek binaannya. c. Masing-masing devisi memegang peranan penting dan bertanggung
jawab pada pelaksanaan tugas sehari-hari. Setelah menetapkan dan menggolongkan tindakan-tindakan dengan
sesuai sengan bidangnya. Pos Keadilan Peduli Umat PKPU kemudian menentukan dan merumuskan tugas masing-masing kesatuandevisi, serta
menempatkan pelaksana untuk melakukan tugasnya. Dalam menentukan objek untuk merealisasikan sebuah program
Pos Keadilan Peduli Umat PKPU adanya tahapan yang akan dilakukan untuk mengidentifikasi calon penerima manfaat antara lain sebagai
berikut: a. Assesment wawancara
b. Survey
c. Forum Group Diskusi FGD d. Bekerja sama dengan dengan pemerintah lokal untuk memberikan
data masyarakat yang membutuhkan bantuan.
5
Proses pendayagunaan yang diterapkan oleh Pos Keadilan Peduli Umat PKPU dalam menarik donatur antara lain:
1. Berdasarkan permintaan masyarakat Untuk merealisasikan kegiatan tersebut masyarakat datang
membawa proposal kegiatan yang akan diselenggarakan misalnya kegiatan baksos, pembangunan masjid dll. Kemudian dari pihak Pos
Keadilan Peduli Umat PKPU melakukan survey dan apabila layak dan dananya mencukupi maka hal tersebut barulah terealisasikan.
2. Berdasarkan dana Corporate Social Responsibility CSR Proses pendayagunaan akan terealisasikan ketika ada bantuan
berupa dan CSR bantuan terikat yang diberikan oleh sebuah perusahaanlembaga kemasyarakatan sekitar yang direalisasikan dalam
program yang telah ditetapkan oleh Pos Keadilan Peduli Umat PKPU. 3. Pos Keadilan Peduli Umat PKPU yang langsung memberikan
pemberdayaan ke daerah yang memang memerlukan bantuan. 4. Pendayagunaan berdasarkan kebutuhan
a. Charity Santunan Yaitu bantuan yang diberikan dengan sistem putus, bantuan yang
diberikan oleh
Pos Keadilan
Peduli Umat
PKPU tidak
berkesinambungan, misalnya terdapat orang yang sedang kelaparan
5
Wawancara pribadi dengan Bapak Bobby Cahyono SDM Bagian Pelatihan PKPU Jakarta Pusat, 07 Januari 2014 pukul 11.00 – 11.30 WIB.
meminta bantuan, biaya sekolah dan lain-lain. Bantuan tersebut sifatnya tidak berkala dan tidak ada pendampingan.
b. Program Yaitu bantuan yang diberikan secara berkala dan prosesnya jangka
panjang. Pos Keadilan Peduli Umat PKPU memberikan bentuk pelatihan, motivasi dan pendampingan agar usaha mereka meningkat,
minimalnya modal yang diberikan tidak habis.
6
Agar proses pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan selain adanya pembagian wewenang maka perlu juga adanya
pergerakan yaitu manusia sebagai penggerak utama dalam hal ini adalah para anggota maupun relawan Pos Keadilan Peduli Umat PKPU yang
merupakan unsur
terpenting dalam
suatu organisasi.
Dalam merealisasikannya maka Pos Keadilan Peduli Umat PKPU melakukan
langkah-langkah seperti: 1. Pelatihan
Pelatihan kepada para kader seperti ibu-ibu tentang pentingnya gizi dan kesehatan bagi para ibu terutama bagi ibu yang sedang hamil,
setelah mereka mengerti maka dilibatkan untuk memberikan pelatihan tersebut kepada Ibu-ibu yang lainnya bersama Pos Keadilan Peduli
Umat PKPU dalam program BUDARZI Ibu sadar gizi.
6
Wawancara pribadi dengan Bapak Bobby Cahyono SDM Bagian Pelatihan PKPU Jakarta Pusat, 07 Januari 2014 pukul 11.00 – 11.30 WIB.
2. Bimbingan Bimbingan diberikan khusus untuk program pendayagunaan
yaitu bimbingan enterpreneur kewirausahaan.
7
Menurut M. Daud Ali Pemanfaatanpendayagunaan zakat dapat digolongkan ke dalam empat kategori:
1 Pendayagunaan zakat yang konsumtif tradisional sifatnya.
Dalam kategori ini zakat dibagikan kepada orang yang berhak menerimanya untuk dimanfaatkan langsung oleh yang
bersangkutan, seperti zakat fitrah yang diberikan kepada fakir- miskin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau zakat harta
yang diberikan kepada korban bencana alam. 2
Pendayagunaan zakat konsumtif kreatif. Maksudnya zakat yang diberikan dalam bentuk alat-alat sekolah atau beasiswa dan lain-
lain. 3
Pendayagunaan zakat produktif tradisional. Maksudnya zakat yang diberikan dalam bentuk barang-barang produktif, misalnya
kambing, sapi, mesin jahit, alat-alat pertukangan dan sebagainya.
4 Pendayagunaan zakat produktif kreatif. Pendayagunaan zakat
yang diwujudkan dalam bentuk modal yang dapat dipergunakan, baik untuk membangun suatu proyek sosial maupun untuk
7
Wawancara Pribadi dengan Bapak Sukismo Manager Humas PKPU Jakarta Pusat, 17 Desember 2013 pukul 08.00 – 10.00 WIB.
membantu atau menambah modal seseorang pedagang atau pengusaha kecil.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI bahwa yang dimaksud dengan pendayagunaan yaitu
1. Pengusaha agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat. 2. Pengusaha tenaga dan sebagainya agar mampu menjalankan tugas
dengan baik. Dari pendapat diatas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa
pendayagunaan adalah pemanfaatan dana zakat agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat baik secara konsumtif maupun produktif dalam
meningkatkan kesejahteraan umat. Dengan demikian apabila di korelasikan dengan pengertian
manajemen maka yang dimaksud manajemen pendayagunaan adalah proses kegiatan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan
pengontrolan dalam memanfaakan dana zakat untuk kepentingan umat baik secara konsumtif maupun produktif yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu apabila dilihat dari manajemen pendayagunaan yang
diterapkan oleh Pos Keadilan Peduli Umat PKPU khususnya dalam pemberdayaan ekonomi berdasarkan teori diatas maka penulis mengambil
kesimpulan bahwa pendayagunaan yang diterapkan oleh Pos Keadilan Peduli Umat PKPU sudah sesuai khususnya yang berkaitan dengan manjemen dan
pendayagunaan yaitu penentuan lokasi pendayagunaan, rancangan biaya anggaran, penentuan jadwal kegiatan, dan penentuan prosedur agar proses
pendayagunaan berjalan efektif dan efisien sesuai dengan yang diharapkan selain itu adanya pembinaan berupa pelatihan dan bimbingan dalam
meningkatkan produktifitas para penerima manfaat mustahik yang direalisasikan dalam beberapa programnya yaitu :
1. KUMM Komunitas Usaha Masyarakat Mandiri Yaitu berupa pemberian modal bergulir kepada kelompok
masyarakat untuk mengembangkan usaha dengan jenis yang berbeda misalnya makanan ringan, sembako dan lain-lain. Sedangkan yang
menjadi objek untuk merealisasikan program tersebut adalah pedagang kecil dan pedagang kaki lima, warung juga memberikan pengadaan
gerobak sebagai alat untuk melakukan penjualan dan adanya pembinaan secara berkala selama setahun. Sehingga hasil yang dicapai dari program
ini yaitu dana yang diberikan mustahik sebagai modal bergulir maka supaya dana tersebut dapat produktif dan berkembang sehingga
bertambahnya penerima manfaat lainnya sehingga penerima manfaat akan terus berkembang bahkan mendirikan koperasi.
a Angsuran Dana Bergulir Angsuran dana bergulir KUMM sampai dengan berakhirnya
masa pendampingan atau pekan pertama bulan April telah mencapai 86 atau Rp. 14.620.000,- dari angsuran jatuh tempo per April pekan
pertama sebesar Rp. 17.037.500,-. Pengembalian dana bergulir ini lebih baik dari yang di harapkan yaitu minimal 75.
Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Pengembalian Dana Bergulir
b Pertumbuhan Pendapatan Anggota Kelompok Perkembangan pendapatan anggota KUMM Al-Kautshar dari
sebelum program di gulirkan diantaranya 36 atau 4 orang dari 11 orang anggota kelompok mengalami kenaikan, 18 atau 2 orang
stagnan, dan
46 atau
5 orang
mengalami penurunan
pendapatan.Yang mengalami penurunan pendapatan mayoritas pedagang warung sembakokarena mengalami penurunan omset
penjualan akibat dari semakin banyaknya pesaing terutama totko-toko modern. Lainnya karena ada anggota kelompok yaitu Bapak
Kustiawan yang berhenti usaha setelah mendapat musibah kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan dirinya menderita luka-luka dan sampai
saat ini belum bisa beraktifitas.
Gambar 4.5 Grafik Prosentase Perkembangan Usaha
Tabel 4.1 Data Perkembangan Usaha Anggota
NO NAM A
Jenis Usaha Pendapatan Usaha
Keterangan Aw al
Akhir
1
Nani Kustini
Dagang Nasi 1,500,000
2,550,000 Tumbuh
70 2
Kasri
Warung Indomie pulsa 2,000,000
2,000,000 St agnan
- 3
M. Yahya
St iker Print ing M ot or 2,000,000
2,450,000 Tumbuh
23 4
Rokyatun
Wat ung Sembako 2,000,000
1,025,000 Turun
49 5
Siti Marpuah
Jual Kue2 800,000
800,000 St agnan
- 6
Fidyah Widuri
Pulsa,t upperw are 2,000,000
966,000 Turun
52 7
Kustiawan
Jual Es Kacang M erah 1,700,000
- Turun
100 8
Maemunah
Warung Sem bako 1,500,000
1,190,000 Turun
21 9
Rohana
Wat ung Sembako 1,500,000
1,270,000 Turun
15 10
Fauziah Doa
Warung Sem bako 1,200,000
1,600,000 Tumbuh
33 11
Karna Sukarna
Nasi Uduk 2,000,000
2,200,000 Tumbuh
10
c Kendala- kendala yang terjadi pada program ini adalah: 1 Kehadiran anggota kelompok dalam pertemuan rutin pekanan
kurang optimal. 2 Angsuran anggota kelompok masih ada yang kurang lancar.
3 Ada anggota kelompok yaitu Bpk Kustiawan yang sakit berkepanjangan dan sdh 3 bulan tidak menjalankan usahanya.
4 Legalitas kelompok yang rencananya menjadi sebuah LKM Mikro berbadan hukum koperasi belum terealisasi.
2. KUBE Komunitas Usaha Bersama Yaitu berupa pembuatan lahan usaha untuk dikelola oleh suatu
kelompok misalnya terdapat kelompok yang mahir mekanik maka Pos Keadilan Peduli Umat PKPU mendirikan bengkel untuk dikelola oleh
kelompok tersebut sebagai usaha mereka dengan adanya pembinaan secara berkala selama setahun. Kemudian hasil yang dicapai dari
program tersebut adalah lahan usaha yang diberikan oleh Pos Keadilan Peduli Umat PKPU apabila sudah berkembang maka dibuatlah lahan
usaha baru agar lebih banyak kelompok yang mendapatkan pemberdayaan dalam usahanya.
a Pertumbuhan Pendapatan Anggota Kelompok Sampai dengan akhir bulan maret terdapat 11 sebelas
anggota yang masih aktif menjahit majun. 8 delapan orang atau 73 diantaranya mengalami pertumbuhan pendapatan, walaupun
belum sesuai dengan harapan yaitu pendapatannya tumbuh menjadi Rp. 500.000,- lima ratus ribu rupiah perbulan, 3 tiga orang
atau 27 mengalami penurunan pendapatan.
Tum buh Turan
8 3
Gambar 4.6 Grafik Pertumbuhan Pendapatan Anggota
Tabel 4.2 Data Pendapatan Usaha Anggota Kelompok
NO NAM A
Pendapatan Usaha Keterangan
Aw al Akhir
1
Djasiah
208,898 270,600
Tum buh 30
2
Sadiah
196,420 202,400
Tum buh 3
3
Wahyuni
110,600 162,900
Tum buh 47
4
Wiwi
78,455 119,800
Tum buh 53
5 Subiyant i
33,768 120,000
Tum buh 255
6
Umi
92,290 56,000
Turun 39
7
Mirah
173,184 21,000
Turun 88
8
Kholinah
21,060 20,700
Turun 2
9
Sumarni
- 54,800
Tum buh 10
Sri Rustini
- 18,200
Tum buh 11
Siti Maemunah
- 50,400
Tum buh
b Kendala Dinamika kelompok kurang berjalan dengan baik karena
kesibukan dan dominasi pengurus khususnya ketua yang merupakan perintis awal berdirinya usaha tersebut, serta sikap ketua yang
cenderung memposisikan dirinya sebagai owner, dan menganggap anggota kelompok sebagai pekerjanya, sehingga rencana pertemuan
resmi anggota kelompok yang akan membahas pengembangan usaha sulit untuk di selenggarakan, rencana kerja kelompok tidak
bisa tersusun dengan baik, pencatatanpengadministrasian kelompok dan usaha kurang rapi dan cenderung tertutup, anggota sering
keluar masuk. Dengan kondisi seperti ini tujuan dari pendampingan kelompok yaitu untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
anggota kelompok sulit terwujud 3. OVOP One Village One Product
Yaitu berupa pemberian modal dan pembinaan bagi satu komunitas dalam meningkatkan produktivitasnya misalnya komunitas unggulan
sebuah daerah untuk mengembangkan salah satu produk unggulan di daerah tersebut seperti kelapa sawit, bawang merah dan lain-lain.
64