4. Stratum Lusidum Stratum lusidum hanya hadir pada kulit yang tebal
5. Stratum Korneum Pada stratum korneum terdapat 25-30 lapisan sel keratinosit mati yang
terdiri dari banyak protein keratin. Keratinosit yang mati akan dilepaskan dan digantikan dengan keratinosit baru pada lapisan yang lebih dalam.
Gambar 2.3 . Lapisan pada epidermis sumber: Gerard J. Tortora, Principles of Anatomy And Physiology 12
th
edition .2009
B. Dermis Lapisan pada dermis adalah elemen struktur yang paling besar. Di dermis
terdapat matriks fibrosa, jaringan vaskular, jaringan limfatik, jaringan saraf, fibroblas predominan, makrofag dan sedikit adiposit pada perbataasan dari
lapisan sebasea. Di dermis juga terdapat kelenjar sebasea. Dermis terdiri dari
regio papilar dan regio retikular. Regio papilar terdiri dari jaringan ikat areolar dengan kolagen yang tebal dan jaringan elastik yang halus. Pada regio papilar
juga terdapat ujung saraf bebas. Regio retikular terdiri dari jaringan ikat padat dengan gulungan kolagen dan serat elastin. Tempat diantara serat terdiri dari
sel adiposit, folikel rambut, saraf, kelenjar sebasea, dan kelenjar sudorifera.
a. Kelanjar Sebasea
Kelenjar sebasea terkoneksi dengan folikel rambut. Sekresi dari kelenjar sebasea berada di dermis dan kemudian berjalan menuju leher dari folikel
rambut. Sebum berfungsi untuk melapisi permukaan rambut, mencegah mereka untuk kering dan menjadi rapuh. Sebum juga berfungsi untuk
mencegah evaporasi dari air yang sangat luas dari kulit agat kulit menjadi lembut.
C. Hipodermis Hipodermis berperan sebagai integritas mekanik. Banyak sekali pembuluh
darah dan saraf yang berkaitan dengan kulit kepala secara fungsional sama dengan kulit yang menutupi seluruh tubuh. Proses pelepasan stratum korneum
sebagai proses regular yang terjadi pada kulit kepala juga sama prosesnya diseluruh bagian kulit yang menutupi bagian tubuh.
17
2.1.2. Ketombe
2.1.2.1.Definisi Ketombe atau dandruff dandruff, dandriffe berasal dari bahasa Anglo-
saxon kombinasi dari “tan” yang berarti “tetter” penyakit kulit yang menyebabkan gatal
dan “drof” yang berarti “dirty” kotor.
1
Ketombe biasa dikenal melalui berbagai istilah medis seperti pityriasis capitis,
seborrhea sicca, pityriasis sicca, sicca capitis, atau dermatitis seboroik ringan pada bagian kepala.
6
menurut kamus kedokteran Dorland ketombe dapat diartikan menjadi dua pengertian. Pertama ketombe dapat diartikan
sebagai benda bersisik yang terlepas dari epidermis. Pelepasan ini dapat tergolong normal atau berlebihan. Yang kedua ketombe dapat diartikan
sebagai dermatitis seboroik.
8
Ada dua pendapat berbeda mengenai pengertian ketombe dalam hubungannya dengan dermatitis seboroik.
Pendapat pertama menyatakan ketombe adalah bentuk non inflamasi dari dermatitis seboroik atau bentuk ringan dari dermatitis seboroik.
5
Pendapat ini diperkuat dengan ditemukannya jumlah nukleus yang berbeda pada kulit
kepala normal, kulit kepala dengan ketombe, dan kulit kepala dengan dermatitis seboroik. Pada kulit kepala normal ditemukan nukleus sebanyak
3700 selsq cm, pada kulit kepala dengan ketombe ditemukan nukleus sel sebanyak 25.000 selsq cm, dan pada kulit kepala dengan dermatitis seboroik
ditemukan nukleus sel sebanyak 76.000 selsq cm. Dari data tersebut dapat
dilihat bahwa kulit kepala dengan ketombe dan kulit kepala dengan dermatitis seboroik memiliki jumlah nukleus yang lebih banyak akibat proses
deskuamasi fisiologis yang berlebihan pada waktu yang cepat. Hal ini menyebabkan retensi nukleus pada sel stratum korneum yang tidak memiliki
banyak waktu untuk matang secara sempurna.
18
Data ini juga memberikan informasi bahwa kulit kepala dengan dermatitis seboroik memiliki nukleus
tidak matang yang lebih banyak dibandingkan dengan kulit kepala dengan ketombe. Pendapat kedua menyatakan ketombe adalah manifestasi dari
dermatitis seboroik pada bagian kulit kepala. Pendapat ini menyatakan bahwa dermatitis seboroik memiliki berbagai macam manifestasi pada daerah
tertentu termasuk pada kulit kepala .
4
Pernyataan ini dapat diketahui bahwa ketombe adalah salah satu bentuk dari dermatitis seboroik.
2.1.2.2.Epidemiologi Ketombe mengenai lebih dari 50 persen populasi didunia dan
meningkat setiap tahunnya.
1
Ketombe adalah penyakit kepala yang paling sering diderita oleh remaja dan dewasa muda, kemudian mulai jarang pada
orang tua berusia lebih dari 50 tahun. Hal ini berkaitan dengan aktivitas
sebum pada manusia. Ketombe juga sering terjadi pada bayi yang baru lahir cradle cap
1
Prevalensi ketombe meningkat pada populasi yang padat walaupun ketombe tidak ditularkan melalui kontak manusia. Hal ini berkaitan dengan
keadaan lingkungan pada populasi tersebut
2
Di Indonesia sendiri, banyak masyarakat menderita ketombe karena Indonesia adalah negara tropis. Seluruh wilayah di Indonesia tropis akibat
wilayah di Indonesia dilewati oleh garis khatulistiwa. Suhu pantai atau laut di Indonesia rata-rata 28 derajat Celsius sedangkan suhu daerah pedalaman dan
pegunungan berkisar 26 derajat Celsius dan suhu gunung yang lebih tinggi berkisar 23 derajat Celsius. Area di Indonesia juga termasuk lembab dengan
kelembaban 70 hingga 90 persen.
19
Meskipun belum ada penelitian yang jelas tentang angka kejadian ketombe di Indonesia.
2.1.2.3.Etiologi Etiologi dari ketombe bergantung dari tiga faktor, yaitu aktivitas
kelenjar sebasea, metabolisme mikroflora, dan kerentanan individu.
a. Aktivitas kelenjar sebasea
Kelenjar sebasea adalah tipe dari kelenjar holokrin pada bagian dermis yang mensekresikan produk berupa sebum menuju folikel rambut. Aktivitas
dari kelenjar sebasea ini berhubungan dengan peningkatan angka kejadian ketombe pada masa bayi cradle cap, dan terus meningkat pada usia remaja
dan dewasa muda dan menurun pada umur lebih dari 50 tahun. Ketombe dapat muncul pada kulit kepala yang kaya akan sebum.
Pada kulit sebum berfungsi untuk transportasi dari antioksidan, proteksi, panas kulit, diferensiasi epidermal, dan juga proteksi dari UV.
Sebum terdiri dari trigliserida, asam lemak, wax ester, sterol ester, kolesterol, kolesterol ester, dan squalene.
Gambar 2.4 Komponen Sebum Manusia
Sumber : L, Thomas and Dawson Jr. Malassezia Globosa and Restritica : Breathrough Understanding of the Etiology and Treatment of Dandruff and Seborrheic Dermatitis through Whole-Genom
Analysis.2007
Trigliserida dan ester yang merupakan komponen dari sebum akan dipecah oleh mikroflora Menjadi digliserida, monogliserida, dan asam lemak bebas. Asam
lemak bebas akan memulai respon iritan, termasuk hiperproliferasi dari kulit kepala. Pemecahan dari sebum menjadi bahan yang iritatif menunjukkan bahwa sebum
bukan merupakan penyabab primer dari ketombe. Ketombe bisa ditemukan pada kulit