Strategi Peningkatan Kinerja Sistem Pemasaran Pestisida PT. Syngenta

79 9. Pestisida palsu dan tidak terdaftar yang banyak beredar di pasar Mengatasi masalah pestisida palsu, PT Syngenta menyarankan kepada petani untuk membeli pestisida di retailer-retailer yang dikontrak oleh PT. Syngenta

6.5. Strategi Peningkatan Kinerja Sistem Pemasaran Pestisida PT. Syngenta

Dalam menjalankan bisnisnya, PT. Syngenta sebagai produsen harus dapat melihat potensi pemasarannya, produsen harus dapat memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang dengan melihat apa yang terjadi saat ini dan masa lalu. Dengan prediksi tersebut diharapkan produsen dapat menyiapkan berbagai alternatif strategi yang akan digunakan untuk mengatasi permasalahan yang ada pada sistem pemasaran pestisida PT. Syngenta agar dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem pemasaran. Kinerja pemasaran perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal perusahaan yang mempengaruhi sistem pemasaran perusahaan. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT sehingga perusahaan dapat merumuskan suatu perencanaan strategis dalam upaya perbaikan sistem pemasaran produksinya. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan pada masa yang akan datang. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan Strength dan peluang Opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Weaknesses dan Ancaman Treaths. Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa faktor-faktor strategi internal dan eksternal dapat dilihat pada tabel berikut : 80 Tabel 21. Faktor-faktor Stategi Internal dan Eksternal Sistem Pemasaran Pestisida PT. Syngenta di Daerah Penelitian Faktor-faktor Internal Faktor-faktor Eksternal Kekuatan Strength Peluang Opportunities 1. Struktur keuangan perusahaan kuat 2. Tenaga Kerja di bidang pemasaran banyak atau memadai, terampil dan berpengalaman 3. Jaringan pemasaran luas dan dekat dengan konsumen 4. Memiliki fasilitas penelitian, pengujian, pengembangan produk, dan pusat pelayanan konsumen 5. Memiliki good willnama baik serta berpengalaman dibidang usahanya 6. Jenis produk banyak, dan kualitas produk yang dijual baik dan selalu dipertahankan. 1. Brand Image atau persepsi konsumen terhadap citra merk tinggi 2. Memiliki citra perusahaan yang kuat karena seluruh produknya berkualitas. 3. Daya serap pasar tinggi, permintaan akan produk pestisida yang semakin meningkat dari tahun ke tahun 4. Struktur perekonomian Indonesia yang masih bertumpu pada sektor pertanian 5. Petani mudah dipengaruhi, bersifat open mainded Kelemahan Weaknesses Ancaman Treaths 1. Harga jual produk relatif tinggi dan termasuk salah satu yang termahal dibandingkan dengan produk pesaing 2. Hubungan dengan retailer kurang atau hanya sebatas ikatan kontrak target penjualan 3. Market share di tingkat retailer rendah dari relatif market share pesaing 4. Kurang terstruktur dalam hal segmentasi pasar 1. Persaingan semakin kuat 2. Banyak produk generik dengan harga murah. 3. Rendahnya daya beli dan pengetahuan petani terhadap pestisida yang berkualitas 4. Harga komoditi hasil pertanian yang fluktuatif dan cenderung menurun 5. Pestisida palsu dan tidak terdaftar yang banyak beredar di pasar 6. Peraturan pemerintah mengenai penggunaan pestisida dan tentang lingkungan hidup semakin ketat 81 Berdasarkan penelitian, diperoleh bahwa faktor-faktor strategi internal dapat dilihat pada tabel IFAS Internal Strategic Faktors Analisys Summary berikut : Tabel 22. IFAS Internal Strategic Faktors Analisys Summary Faktor-Faktor Strategi Internal Komentar Kekuatan : 1. Struktur keuangan perusahaan kuat 2. Tenaga Kerja di bidang pemasaran banyak atau memadai, terampil dan berpengalaman 3. Jaringan pemasaran luas dan dekat dengan konsumen 4. Memiliki fasilitas penelitian, pengujian, pengembangan produk, dan pusat pelayanan konsumen 5. Memiliki good willnama baik serta berpengalaman dibidang usahanya 6. Jenis produk banyak, dan kualitas produk yang dijual baik dan selalu dipertahankan. 1. Diversifikasi produksi 2. Optimalisasi kinerja tenaga pemasaran 3. Mempertahankan jaringan yang establish, meningkatkan pelayanan 4. Mengoptimalkan Resource Development yang ada 5. Pertahankan nama baik dengan menjaga kualitas dan kuantitas 6. Meningkatkan efisiensi dan mempertahankan mutu produk Kelemahan : 1. Harga jual produk relatif tinggi dan termasuk salah satu yang termahal dibandingkan dengan produk pesaing 2. Hubungan dengan retailer kurang atau hanya sebatas ikatan kontrak target penjualan 3. Market share di tingkat retailer rendah dari relatif market share pesaing 4. Kurang terstruktur dalam hal segmentasi pasar 1. Diferensiasi produk dan meningkatkan efisiensi operasional dan efesiensi biaya 2. Memperbaiki hubungan dengan meningkatkan bonusinsentive dan memperkuat hubungan antarsaluran 3. Tingkatkan market share 4. Perbaiki sistem segmentasi pasar Sumber : Analisis data primer tahun 2007 Berdasarkan penelitian, diperoleh bahwa faktor-faktor strategi eksternal dapat dilihat pada tabel EFAS Eksternal Strategic Faktors Analisys Summary berikut : 82 Tabel 23. EFAS Eksternal Strategic Faktors Analisys Summary Faktor-Faktor Strategi Eksternal Komentar Peluang : 1. Brand Image atau persepsi konsumen terhadap citra merk tinggi 2. Memiliki citra perusahaan yang kuat karena seluruh produknya berkualitas. 3. Daya serap pasar tinggi, permintaan akan produk pestisida yang semakin meningkat dari tahun ke tahun 4. Struktur perekonomian Indonesia yang masih bertumpu pada sektor pertanian 5. Petani mudah dipengaruhi, bersifat open mainded 1. Diferensiasi produk dan pertahankan citra merek kepada petani konsumen 2. Pertahankan citra perusahaan dengan menjaga kualitas dan kuantitas produk 3. Ekspansi pasar dan menciptakan strategi agresif dalam pemasaran produk 4. Diversifikasi produk dalam bidang perlindungan tanaman 5. Penciptaan keloyalan dan membangun consumen community Ancaman : 1. Persaingan semakin kuat 2. Banyak produk generik dengan harga murah. 3. Rendahnya daya beli dan pengetahuan petani terhadap pestisida yang berkualitas 4. Harga komoditi hasil pertanian yang fluktuatif dan cenderung menurun 5. Pestisida palsu dan tidak terdaftar yang banyak beredar di pasar 6. Peraturan pemerintah mengenai penggunaan pestisida dan tentang lingkungan hidup semakin ketat 1. Diferensiasi produk 2. Penciptaan persepsi pada konsumen mengenai inovasi dan nilai produk 3. Pengenalan kualitas produk dengan mengoptimalkan kegiatan promosi 4. Optimalisasi kualitas 5. Meningkatkan pengawasan 6. Ikuti peraturan pemerintah dan menciptakan produk ramah lingkungan Sumber : Analisis data primer tahun 2007 Dari semua informasi di atas yang berpengaruh terhadap sistem pemasaran pestisida PT. Syngenta dapat diolah ke tahap selanjutnya yaitu memanfaatkan semua informasi tersebut ke dalam model kuantitatif perumusan strategi yaitu model matrik SWOT. Adapun model matrik SWOT sistem pemasaran pestisida PT. syngenta dapat dilihat pada gambar berikut : 83 EFAS IFAS Peluang : 1. Brand image atau persepsi konsumen terhadap merk tinggi. 2. Memiliki citra perusahaan yang kuat 3. Daya serap pasar tinggi 4. Sektor pertanian masih merupakan sektor andalan perekonomian Indonesia 5. Petani bersifat open mainded Ancaman : 1. Persaingan semakin kuat 2. Banyak produk generik dengan harga murah. 3. Rendahnya daya beli dan pengetahuan petani terhadap pestisida berkualitas 4. Harga komoditi hasil pertanian yang fluktuatif dan cenderung menurun. 5. Pestisida palsu dan tidak terdaftar yang banyak beredar di pasar. 6. Peraturan pemerintah mengenai penggunaan pestisida dan lingkungan semakin ketat. Kekuatan : 1. Struktur keuangan perusahaan kuat 2. Tenaga kerja banyak, terampil dan berpengalaman 3. Jaringan pemasaran luas dan dekat dengan konsumen 4. Memiliki fasilitas penelitian, pengujian, pengembangan produk, dan pelayanan konsumen Customer Service Center 5. Memiliki good willnama baik 6. Jenis produk banyak, dan kualitas produk baik Strategi SO • Menggunakan saluran pemasaran yang telah establish • Efisiensi saluran pemasaran • Diversifikasi produk • Membangun consumen community dengan memanfaatkan citra merk dan citra perusahaan • Menjaga kualitas dan kuantitas produk Strategi ST • Diferensiasi produk • Memanfaatkan struktur keuangan yang kuat untuk ekspansi pasar • Mengoptimalkan kinerja tenaga pemasaran. • Meningkatkan pengawasan • Mengoptimalkan Resources Development yang ada Kelemahan : 1. Harga jual produk tinggi 2. Hubungan dengan retailer kurang 3. Market Share di tingkat retailer rendah 4. Kurang terstruktur dalam hal segmentasi pasar. Strategi WO • Tingkatkan market share di tingkat retailer • Memanfaatkan citra merk dan citra perusahaan untuk meraih pasar. • Minimize costs marketing atau meminumkan biaya pemasaran Strategi WT • Memperbaiki hubungan dengan retailer dan konsumen • Memperbaiki sistem segmentasi pasar • Mengikuti peraturan pemerintah dan menciptakan produk ramah lingkungan Sumber : Analisis data primer tahun 2007 Gambar 11. Diagram Matrik SWOT Sistem Pemasaran Pestisida PT. Syngenta di Daerah Penelitian 84 Sistem pemasaran pestisida PT. Syngenta memiliki berbagai alternatif strategi dalam menghadapi berbagai tantangan. Strategi itu berupa pemanfaatan peluang-peluang yang ada untuk mengubah kelemahan-kelemahan yang ada menjadi kekuatan. Strategi yang harus dilakukan oleh produsen pestisida Syngenta antara lain yaitu menggunakan saluran pemasaran yang telah establish, efesiensi saluran pemasaran, diversufikasi produk, membangun consumen community dengan memanfaatkan citra merk dan citra perusahaan, menjaga kualitas dan kuantitas produk, diferensiasi produk, memanfaatkan struktur keuangan perusahaan yang kuat untuk ekspansi pasar, mengoptimalkan kinerja tenaga pemasaran, meningkatkan pengawasan, mengoptimalkan resources development yang ada, meningkatkan market share di tingkat retailer, memanfaatkan citra merk dan citra perusahaan untuk meraih pasar, minimize costs marketing atau meminumkan biaya pemasaran, memperbaiki hubungan dengan retailer dan konsumen, memperbaiki sistem segmentasi pasar, dan mengikuti peraturan pemerintah dengan menciptakan produk ramah lingkungan. 85

VII. PEMBAHASAN