deviasi 1.865. hasil 95 confidence interval CI dapat disimpulkan bahwa 95 diyakini pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi remaja antara 16.42
sampai 18.00. Kemudian setelah diberikan intervensi berupa pendidikan kesehatan, hasil
analisis nilai rata-rata yang didapat adalah 18.13 86.3 dengan nilai terendah 11 dan nilai tertinggi adalah 21. Nilai median 18.50 dengan standart deviasi SD
2.894. standart deviasi menggambarkan sebaran nilai-nilai sampel, semakin kecil nilai standar deviasi maka semakin mendekati nilai rata-ratanya yang berarti data
tersebut semakin bagus dari sebelumnya. Hasil 95 Confidence Interval dapat disimpulkan bahwa 95 diyakini pengetahuan siswa tentang kesehatan
reproduksi antara 16.90 sampai dengan 19.35. Data tersebut menggambarkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata pengetahuan siswa setelah diberikan
pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi remaja.
3. Deskripsi pengetahuan siswa setiap item pertanyaan sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan Tabel dibawah ini akan menjelaskan tingkat pengetahuan siswa
tentang kesehatan reproduksi.
Tabel 5.4 Deskripsi Hasil Pertanyaan Per Item Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan
No Item Pertanyaan
Benar Salah
Total Poin Keseluruhan
Pertanyaan Per Item Poin
Poin 1.
Pengertian kesehatan
reproduksi 24
100 24
2. Organ reproduksi
19 39.5
29 60.5
48 3.
Pubertas 58
76 18
24 76
4. Kehamilan
121 84
23 16
144 5.
Seksualitas 91
75.5 29
24.5 120
6. Cara merawat
kesehatan reproduksi
57 75
19 25
76
7. Penyakit Menular
Seksual 19
79 5
21 24
Sebelum diberikan pendidikan kesehatan, pertanyaan yang paling
banyak tidak diketahui oleh siswa adalah tentang organ reproduksi sebanyak 60.5, sedangkan yang paling banyak diketahui adalah
pengertian dari kesehatan reproduksi itu sendiri 100 siswa mengetahuinya.
Tabel 5.5 Deskripsi Hasil Pertanyaan Per Item Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan
No Item Pertanyaan
Benar Salah
Total Poin Keseluruhan
Pertanyaan Per Item
Poin Poin
1. Pengertian
24 10
24 2.
Organ reproduksi 41
85 7
15 48
3. Pubertas
59 77.
7 17
22. 3
76 4.
Kehamilan 125
86. 9
19 13.
1 144
5. Seksualitas
107 89
113 11
120 6.
Pencegahan dan cara merawat kesehatan reproduksi
62 81.
5 14
18. 5
76
7. Penyakit Menular Seksual
23 95.
8 1
4.2 24 Setelah diberikan pendidikan kesehatan, pengetahuan siswa
tentang organ reproduksi mengalami kenaikan dari 60.5 menjadi 85.Terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah diberikannya
pendidikan kesehatan.
C. Analisis Bivariat
1. Uji Normalitas
Normalitas hasil pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dapat dilihat pada
tabel 5.6
Tabel 5.6 Distribusi Hasil Normalitas Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi Sebelum dan Sesudah diberikan Pendidikan
Kesehatan Sebelum
Sesudah Statistic
Df Sig.
Statistic Df
Sig. .971
24 .683
.867 24
.005 Uji normalitas ini menggunakan uji Shapiro-Wilk karena uji ini lebih
tepat jika digunakan untuk menguji normalitas pada sampel yang kurang dari 50 ayuningtyas, 2012. Berdasarkan hasil uji normalitas di atas maka
dapat disimpulkan bahwa data setelah diberikan intervensi berdistribusi tidak normal karena p = 0.05 sedangkan data sebelum diberikan intervensi
berdistribusi normal p 0.05. kesimpulannya bahwa penelitian ini tidak dapat menggunakan uji analisis t test berpasangan melainkan
menggunakan uji Wilcoxon yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa uji Wilcoxon digunakan apabila syarat uji t berpasangan tidak terpenuhi.
2. Perbedaan pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Sebelum dan
Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Dari hasil analisis data perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan
sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan uji Wilcoxon two tail. One tail dipakai apabila peneliti sudah mengetahui arah
hipotesis, apakah pengaruhnya baik atau buruk, positif atau negatif, sedangkan two tail digunakan apabila peneliti belum mengetahui arah
hipotesis tersebut. Penelitian ini menggunakan two tail karena peneliti merumuskan
hipotesis “terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi di SMP Islam
Ruhama Ciputat”.
Hasil analisis perbedaan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sebelum dan sesudah diberikan intervensi berupa pendidikan kesehatan
dapat dilihat pada tabel 5.7
Tabel 5.7 Distribusi Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi
Sebelum dan Sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan Sebelum
– Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan
Z -1.955
b
Asymp. Sig. 2-tailed .051
Nilai alpha pada penelitian ini adalah 0.05.dari data pada table diatas menunjukkan nilai A symp. Sig 0.051
α 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak adanya perbedaan tingkat pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan.
67
BAB VI PEMBAHASAN
Bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi. Hasil
penelitian ini akan dibandingkan dengan teori yang telah ada, penelitian sebelumnya dan kekurangan atau keterbatasan dalam penelitian.
Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini berasal dari kelas VIII 4 yang diharapkan berasal dari kisaran umur yang sama. Tetapi ada beberapa responden
yang berusia lebih dari 14 tahun dikarenakan mereka mulai bersekolah pada usia yang lebih tua dibandingkan dengan teman sekelasnya.
A. Pengetahuan Sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan tentang
Kesehatan Reproduksi
Nilai rata-rata pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi sebelum diberikan pendidikan kesehatan adalah 17.21 atau 81.9 dari
jumlah total nilai tertinggi. Nilai rata-rata menunjukkan bahwa siswa mempunyai pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini
terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmodjo, 2007.
Pengetahuan bukanlah suatu yang sudah ada dan yang lain tinggal menerimanya melainkan pengetahuan itu sebagai suatu pembentukan yang
terus menerus oleh seorang yang setiap saat mengalami reorganisasi pemahaman-pemahaman baru.
Berdasarkan hasil penelitian ini, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang paling banyak tidak diketahui responden adalah
pengetahuan tentang organ reproduksi dan pengetahuan yang paling banyak diketahui oleh siswa adalah cara untuk menjaga kesehatan
reproduksi. Seperti yang telah dipaparkan pada tinjauan pustaka bahwa
pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal dalam hal ini pengetahuan siswa yang baik tentang kesehatan reproduksi mereka
dapatkan melalui pendidikan formal yaitu pada saat belajar biologi tentang reproduksi manusia. Faktor lainnya yang mungkin juga berperan dalam
pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi adalah paparan informasi baik itu yang berasal dari media masa, dari orang tua ataupun
dari petugas kesehatan. Hasil penelitian dari pengetahuan siswa sebelum mendapatkan
pendidikan kesehatan pada siswa kelas VIII SMP Islam Ruhama Ciputat ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Benita 2012
yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebesar 36.4 dengan kategori kurang
dan belum pernah mendapatkan informasi mengenai kesehatan reproduksi