4.5. Membuat Program Sofware Komputer
4.5.1. Perancangan Software 1. Bahasa C
LINUX dapat mengakses untuk semua port hanya dengan memanggil ioperm syscall, berikut ini source
code
untuk mengendalikan lampu ruangan gedung
:
4.5.2. Perancangan Hardware 1. Perangkat Keras Sistem Pengontrol Lampu
Gedung Perangkat keras untuk Sistem Pengontrol Lampu
Gedung tediri dari: rangkaian driver kontrol sebagai interface
dengan komputer server, miniatur gedung sebagai gedung terkontrol. Pada prinsipnya rangkaian
driver merupakan sebuah rangkaian yang bekerja dengan memanfaatkan prinsip kerja dari transistor
sebagai saklar, maksudnya dengan memanfaatkan dua keadaan yang terjadi pada transistor yaitu dalam
keadaan saturasi tertutup, cut off terbuka, keadaan ini penulis dapati dengan mengubah-ngubah tegangan
yang masuk pada basis transistor, perubahan tegangan penulis atur dengan mengubah besar nilai resistor yang
penulis pasang sebagai pengatur besar kecilnya tegangan yang mengalir ke basis.
Dalam rangkaian yang penulis gunakan seperti yang telah penulis ketahui bahwa tegangan keluar dari
paralel port adalah sebesar 5 volt, dengan menggunakan perhitungan, penulis dapati bahwa untuk
membuat kondisi transistor dalam keadaan terbuka dan tertutup penulis dapati harga dari Rb nya adalah sebesar
330 ohm. Ketika tegangan dari parallel port = 0 Volt maka disaat itu transistor akan bekerja pada daerah cut
off,
sehingga tidak ada tegangan yang mengalir melalui colektor ke emitor menuju ground, yang akan
mengakibatkan relay tidak akan bekerja. Jika relay tidak bekerja maka kontak yang terhubung saat itu
adalah kontak Normally Close. Sebaliknya disaat tegangan dari parallel port sama dengan 5 volt, maka
disaat itu transistor akan bekerja pada daerah saturasi, ini berarti transistor akan dalam keadaan tertutup,
sehingga ada tegangan yang mengalir melalui kolektor ke emitor menuju ground yang mengakibatkan relay
mendapat tegangan, sehingga kumparannya akan bekerja menarik kontak Normally Close menjadi
keadaan Normally Open. Yang juga akan berpengaruh kepada hubungan kontak dengan selected switch.
Gambar 4.8 Rangkaian Driver
2. Sensor Fotodioda Rangkaian diatas adalah pendeteksi cahaya dari lampu
LED. Rangkaian ini menggunakan sensor Fotodioda sebagai sensor pendeteksi cahaya lampu LED dan Op-
Amp sebagai pembanding tegangan. Pada saat tidak ada cahaya lampu LED, hambatan dari fotodioda akan
sangat besar, hal ini menyebabkan tegangan pada kaki 3 Op-Amp menjadi lebih besar dari tegangan referensi
yang terhubung pada kaki 2 Op-Amp. Jika tegangan pada kaki 3 Op-Amp lebih besar daripada kaki 2 Op-
Amp, maka Op-Amp akan mengeluarkan logika 1 pada kaki 1 Op-Amp, hal ini akan membuat LED indikator
output mati. Jika lampu LED nyala, cahaya dari lampu LED akan terdeteksi oleh fotodioda, sehingga
hambatan pada kaki fotodioda menjadi sangat rendah. Hal ini akan menyebabkan tegangan pada kaki 3 Op-
Amp menjadi lebih kecil dari tegangan referensi kaki 2 Op-Amp. Jika tegangan pada kaki 3 Op-Amp lebih
kecil daripada kaki 2 Op-Amp, maka Op-Amp akan mengeluarkan logika 0 pada kaki 1 Op-Amp, hal ini
akan membuat LED indikator output nyala.
4.6. Menguji, Memverifikasi dan Menvalidasi Keluaran Simulasi