29
4.2.4 Hasil pengamatan kematian
Mencit diamati kematiannya dari hari pertama sampai hari terakhir. Mencit yang mati selama waktu pemberian sediaan uji segera diotopsi dan organ diamati
secara histopatologi. Pengamatan kematian hewan dapat dilihat pada Tabel 4.4 Tabel 4.4 Data pengamatan kematian hewan
Kelompok Jumlah
mencit Dosis mgkgbb
Jumlah kematian Jantan
Betina K1
10 -
K2 10
25 K3
10 50
K4 10
200 Berdasarkan Tabel 4.4 di atas tidak terdapat hewan yang mati selama
waktu pemberian sediaan uji. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol herba selada air tidak menyebabkan kematian selama 90 hari pemberian. Semua
keracunan terjadi akibat reaksi antara zat beracun dengan reseptor dalam tubuh Katzung, 2002.
3.4.5 Hasil berat organ relatif
Semua mencit diotopsi dan ditimbang berat organ hatinya. Hasil berat organ relatif yang didata pada akhir perlakuan ditunjukkan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Data berat organ relatif mencit
Kelompok Rata-rata berat organ relatif
hati ± SD Signifikansi p
Jantan Betina
Kontrol CMC Na 5,766±0,527
5,218±0,362 Dosis 25 mg
4,676±0,320 5,520±0,425
0,99 Dosis 50 mg
5,560±1,246 5,228±0,160
0,35 Dosis 200 mg
5,154±0,519 3,712±2,474
1,00 Keterangan : SD = Standar Deviasi
Berdasarkan hasil berat organ relatif mencit pada Tabel 4.5 yang dianalisis secara statistik menggunakan
two way anova
menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada berat organ relatif pada setiap kelompok. Hal ini berarti tidak
Universitas Sumatera Utara
30 adanya pengaruh berat organ relatif mencit yang diberi ektrak etanol herba selada
air dengan mencit yang normal. Berat organ relatif yang diukur pada penelitian ini yaitu organ hati. Organ tersebut dipilih karena merupakan organ penting dalam
metabolisme, detoksifikasi, penyimpanan dan ekskresi xenobiotik dan metabolitnya, serta organ ini rentan terhadap kerusakan akibat metabolit yang
bersifat toksik Brzoska, dkk., 2003.
4.2.6 Hasil pengukuran kadar ALT
Pada akhir periode pemberian sediaan uji, semua mencit diotopsi. Pengukuran kadar ALT
Alanin Transferase
dilakukan pada hari ke 91. Pemeriksaan ALT adalah indikator yang lebih sensitif terhadap kerusakan hati
dibanding AST. Enzim ALT sumber utamanya di hati, sedangkan enzim AST banyak terdapat pada jaringan terutama jantung, otot rangka, ginjal dan otak
Cahyono, 2009. Hati membuat beberapa produk, termasuk jenis protein yang disebut sebagai
enzim. Produk ini dapat keluar dari hati dan masuk ke aliran darah. Tingkat produk tersebut dapat diukur dalam darah. Kerusakan pada hati yang disebabkan
oleh zat toksik dapat memungkinkan produk tersebut masuk ke aliran darah dalam tingkat yang lebih tinggi. Jadi, tes ini dapat menunjukkan tingkat kerusakan pada
hati. Rata-rata kadar ALT dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Data pengukuran kadar ALT
Kelompok Dosis
mgkgbb Rata-rata ± SD
Signifikansi p Jantan
Betina K1
- 42,20±4,20
32,00±4,69 K2
25 58,60±4,77
52,60±4,56 0,00
K3 50
65,80±7,69 66,20±4,81
0,00 K4
200 78,60±5,59
71,00±6,85 0,00
Universitas Sumatera Utara
31
Gambar 4.1 Grafik rata-rata hasil pengukuran kadar ALT
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas yang dianalisis secara statistik dengan menggunakan
Two way anova
, kemudian dilanjutkan dengan
Post Hoc Test
berupa uji Tukey HSD memberikan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara semua kelompok perlakuan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
tingkat signifikansi p0,05. Kelompok kontrol rata-rata kadar ALT
Serum Glutamic piruvic Transminase
jantan 42,20UIl betina 32,00UIl, dosis 25 mgkgbb jantan 58,60UIl betina 52,60UIl, dosis 50 mgkgbb jantan
65,80UIl betina 66,20UIl, dosis 200 mgkgbb jantan 78,60UIl betina 71,00UIl. Rata-rata kadar ALT dari tiap kelompok tersebut masih dalam batas
normal. Kadar ALT darah mencit normal adalah 17 –77 IUL Murtini, dkk.,
2010. Pengamatan fungsi hati adalah dengan mengamati aktivitas enzim ALT.
Hati sering menjadi organ sasaran karena sebagian toksikan memasuki tubuh melalui sistem gastrointestinal dan setelah diserap toksikan dibawa oleh vena
porta ke hati. Toksikan kemudian akan dimetabolisme menjadi radikal bebas yang 42,2
58,6 65,8
78,6
32 52,6
66,2 71
10 20
30 40
50 60
70 80
90
K1 K2
K3 K4
K ad
ar AL
T IUL
Kelompok Perlakuan
Jantan Betina
Universitas Sumatera Utara
32 akan memecah sel hati Lu, 1995. Sel hati jika mengalami nekrosis dapat segera
dideteksi melalui peningkatan aktivitas enzim. Salah satu enzim yang dihasilkan oleh hati dan peka terhadap kelainan fungsi hati adalah enzim ALT. Enzim ALT
ini lebih spesifik terhadap kerusakan hati dan merupakan enzim yang banyak terdapat di sitosol dalam hati dibandingkan pada jantung dan otot tubuh
Cahyono, 2009.
4.2.7 Hasil pengukuran kadar AST