32 akan memecah sel hati Lu, 1995. Sel hati jika mengalami nekrosis dapat segera
dideteksi melalui peningkatan aktivitas enzim. Salah satu enzim yang dihasilkan oleh hati dan peka terhadap kelainan fungsi hati adalah enzim ALT. Enzim ALT
ini lebih spesifik terhadap kerusakan hati dan merupakan enzim yang banyak terdapat di sitosol dalam hati dibandingkan pada jantung dan otot tubuh
Cahyono, 2009.
4.2.7 Hasil pengukuran kadar AST
Akhir periode pemberian sediaan uji, semua mencit diotopsi. Pengukuran kadar AST dilakukan diliakukan pada hari ke 91. AST atau juga dinamakan
SGOT
Serum Glutamat Oxaloacetat Transminase
merupakan enzim yang dijumpai dalam otot jantung dan hati, sementara dalam konsentrasi sedang
dijumpai pada otot rangka, ginjal dan pankreas. Konsentrasi rendah dijumpai dalam darah, kecuali jika terjadi cedera seluler, kemudian dalam jumlah banyak
dilepaskan ke dalam sirkulasi. Hati dalam tubuh mempunyai multifungsi maka
tes faal hati pun beraneka ragam sesuai dengan apa yang hendak dinilai. Dan ketika sel-sel atau jaringan hati mengalami kerusakan dapat dilakukan
pemeriksaan AST dan ALT Kadar AST akan meningkat apabila terjadi kerusakan sel yang akut seperti
nekrosis hepatoseluler seperti gangguan fungsi hati dan saluran empedu, penyakit jantung dan pembuluh darah, serta gangguan fungsi ginjal dan pankreas Price
Wilson,1995. Rata-rata kadar AST dapat dilihat pada Tabel 4.7
Tabel 4.7 Data hasil pengukuran AST
Kelompok Dosis
mgkgbb Rata-rata ± SD
Signifikansi p Jantan
Betina K1
- 32,80±2,94
29,40±5,63 K2
25 48,40±10,72 49,60±7,23
0,03 K3
50 62,40±12,44 58,60±13,74
0,00 K4
200 72,20±12,33 60,00±12,40
0,00
Universitas Sumatera Utara
33
Gambar 4.2 Grafik rata-rata hasil pengukuran kadar AST
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas yang dianalisis secara statistik dengan menggunakan
two way anova
, kemudian dilanjutkan dengan
Post Hoc Test
berupa uji Tukey HSD memberikan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara semua kelompok perlakuan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan tingkat signifikansi p0,05. Kelompok kontrol rata-rata kadar AST jantan 32,80UIl
betina 29,40UIl, dosis 25 mgkgbb jantan 48,40UIl, betina 49,60UIl, dosis 50 mgkgbb jantan 62,40UIl betina 58,60UIl, dosis 200 mgkgbb jantan
72,20UIl betina 60,00UIl. Rata-rata kadar AST dari tiap kelompok tersebut dalam batas normal. Kadar AST normal dalam darah mencit adalah 54-298 IUL
Murtini, dkk., 2010. AST merupakan enzim yang banyak ditemukan pada organ hati terutama
pada sitosol. Peranan yang cukup penting dari jenis enzim ini utamanya dalam organ hati, maka kemudian digunakan dalam pemeriksaan laboratorium untuk
mendeteksi adanya kelainan fungsi hati. Peningkatan Serum
Glutamic Oksaloasetic Transaminase
AST dalam darah, maka dapat diduga bahwa telah 32,8
48,4 62,4
72,2
29,4 49,6
58,6 60
10 20
30 40
50 60
70 80
K1 K2
K3 K4
K ad
ar AST
IU L
Kelompok perlakuan
Jantan Betina
Universitas Sumatera Utara
34 terjadi kelainan pada hati Handoko, 2003. Ketika terjadi kerusakan pada hati,
maka sel-sel hepatositnya akan lebih permeabel sehingga enzim ini bocor ke dalam pembuluh darah sehingga menyebabkan kadarnya meningkat pada serum.
Enzim aspartat aminotransferase AST disebut juga serum glutamat oksaloasetat transaminase
SGOT merupakan
enzim mitokondria
yang berfungsi
mengkatalisis pemindahan bolak- balik gugus amino dari asam aspartat ke asam α-
oksaloasetat membentuk asam glutamat dan oksaloasetat. Enzim AST dan ALT mencerminkan keutuhan atau intergrasi sel-sel hati. Peningkatan enzim hati
tersebut dapat mencerminkan tingkat kerusakan sel-sel hati Schumann, dkk., 2002.
4.2.8 Hasil pengamatan makropatologi