5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Tumbuhan
Tanaman selada air
Nasturtium officinale
R.Br tidak terlalu mirip dengan selada dari genus
lactuce.
Tanaman ini berupa herba aquatik menjalar atau tegak, bisa mencapai ketinggiaan 1m, mempunyai akar tunjang dan sering menghasilkan
akar pada buku. Tanaman ini memiliki banyak cabang dan berbatang licin
,
banyak cairan serta berongga dalam batang Muhlisah dan Sapta, 2009.
Daun selada air adalah jenis majemuk ganda dua bentuknya agak bulat dengan diameter 1,5-3 cm. Selada air sangat mudah tumbuh dan sering ditemukan
tumbuh liar di aliran sungai kecil, kolam, rawa, atau bagian danau yang dangkal, oleh karena itu, tanaman ini sangat jarang dibudidayakan secara khusus oleh
petani. Biasanya selada air yang dijual masih diandalkan dari hasil tanaman yang tumbuh liar di perairan sekitar rumah penduduk Muhlisah dan Sapta, 2009.
2.1.1 Sistematika tumbuhan
Tumbuhan selada air memiliki sistematika sebagai berikut Lubis, et al., 2013
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Sub devisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Suku : Brassicaceae
Marga :
Nasturtium
Jenis :
Nasturtium officinale
R.Br
Universitas Sumatera Utara
6
2.1.2 Sinonim tumbuhan
Sinonim
Rorippa nasturtium aquaticum
Linn. Hayek Novia, 2014.
2.1.3 Nama daerah
Indonesia : selada air
2.1.4 Nama asing
Watercress Inggris, sal yeung ts’ol China Novia, 2014.
2.1.5 Daerah tumbuhan
Selada air sangat mudah tumbuh dan sering ditemukan tumbuh liar di aliran sungai kecil, kolam, rawa, atau bagian danau yang dangkal Muhlisah dan
Sapta, 2009.
2.1.6 Kegunaan
Selada air memiliki aktivitas antibiotika, antitumor dan diuretik. Sebagai obat selada air meningkatkan selera makan dan pencernaan. Selada air digunakan
untuk mengobati iritasi dari saluran urin efferen Gruenwald, dkk., 2000, antikanker Boyd, dkk., 2006. Selada air juga telah diteliti aktivitasnya sebagai
obat tuberculosis Corona, dkk., 2008 dan antidiabetes Hoseini, dkk., 2009. Penelitian Özen 2009 menunjukkan aktivitas ekstrak selada air dapat melawan
dan mengurangi peroksidasi lipid pada hati, otak dan ginjal. Panen selada air dilakukan dengan cara memotong sebagian batangnya.
Sisa dari batang yang ditinggalkan saat panen akan muncul tunas dan daun yang baru. Perbanyakan selada air dilakukan dengan memanfaatkan batangnya untuk
dijadikan setek batang lalu ditanam di lokasi yang tergenang air. Tanaman ini dapat di panen dalam waktu
sekitar 40 hari setelah tanam. Panen secara periode
memnbantu pertumbuhan baru pada tanaman. Hindari pemotongan lebih dari sepertiga tanaman agar tanaman memiliki daun yang cukup bagus. Cara memanen
Universitas Sumatera Utara
7 selada air, sama dengan memanen kangkung air. Pertama-tama, gulma yang
tumbuh di sela-sela selada air diambil dan dibuang, kemudian selada air itu dipotong dengan menggunakan sabit yang tajam. Tinggi tanaman yang layak
dipotong sekitar 20 cm Muhlisah dan Sapta, 2009. Bangsa Yunani Kuno dan Romawi menganggap selada air dapat
memberikan kekuatan, keberanian, karakter dan bahkan kecerdasan. Selada air di abad pertengahan dipercaya dapat mencegah kebotakan, menyembuhkan sakit
gigi, serta membersihkan darah dan kulit. Selada air memang banyak mengandung vitamin A dan C yang menyehatkan ditambah pula dengan sejumlah kalori yang
sedikit. Seporsi 10 batang hanya mengandung 5g kalori Joseph, dkk., 2002. Selada air dikenal sebagai selada hijau yang “menggigit balik” dan
sekarang seharusnya bukan suatu kejutan bahwa rasa pahit dalam selada air merupakan akibat dari isothiocyanates. Selada air memiliki isothiocyanate yang
berbeda bernama
phenethyl isothiocyanate
atau singkatnya PEITC. PEITC dapat ditemukan di dalam lobak, lobak hijau, namun sejauh ini sumber terbaiknya
adalah selada air Joseph, dkk., 2002. PEITC ternyata sangat baik dalam melawan serangkaian nitrosamine
penyebab kanker pada asap tembakau. PEITC berarti tidak hanya melawan kanker paru-paru, tetapi juga tumor kerongkongan yang disebabkan oleh karsinogen
spesifik tembakau. Suatu penelitian, Stephen Hecht, ahli biokimia di University of Minnoseta Cancer Center di Minneapoli, memberi nitrosamin ampuh bernama
NNK pada sekelompok tikus. Lebih dari 70 tikus menderita kanker paru-paru. Kelompok tikus kedua menerima NNK pemicu kanker dan PEITC pelindung.
Hasilnya kurang dari 10 persen tikus yang dilindungi PEITC yang dilindungi PEITC menderita tumor Joseph, dkk., 2002.
Universitas Sumatera Utara
8
2.2 Toksisitas