Makropatologi Histopatologi organ hati Analisis statistik

24

3.8.7 Makropatologi

Mencit yang mati segera diotopsi dan dilakukan pengamatan BPOM RI, 2014. Pengamatan meliputi warna, permukaan dan konsistensi organ hati secara visual Anggraini, 2008.

3.8.8 Histopatologi organ hati

Mencit yang mati segera diambil organnya. Akhir periode pemberian sediaan uji, semua mencit yang masih hidup diotopsi, selanjutnya diambil organ hati dicuci dengan natrium klorida kemudian dimasukkan dalam larutan dapar formaldehida 10 dan dibuat preparat histopatologi selanjutnya dilihat di bawah mikroskop BPOM RI, 2014; Hendriani, 2007.

3.8.9 Analisis statistik

Pengukuran dianalisis statistik dengan menggunakan Two-way analysis of variance ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Tukey HSD pada program Statistic Product and Service Solutions SPSS versi 17. Universitas Sumatera Utara 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Bahan Baku Ekstrak

Penelitian ini digunakan ekstrak etanol herba selada air EEHSA yang sama dengan ekstrak dari penelitian sebelumnya yang berjudul Ekstrak Etanol Selada Air Nasturtium officinale R.Br Sebagai Bahan Baku Pembuatan Tablet Diuretika Ginting, dkk., 2014 oleh karena itu identifikasi tumbuhan tidak dilakukan lagi. EEHSA disimpan di lemari pendingin dalam wadah tertutup rapat sehingga EEHSA terhindar dari kontaminasi zat-zat asing. Penyimpanaan di lemari pendingin bertujuan untuk mencegah tumbuhnya jamur, mencegah ekstrak terkena sinar matahari langsung. Secara organoleptik, EEHSA yang disimpan tidak ada ditumbuhi kapang dan jamur.

4.2 Hasil Pengujian Toksisitas Subkronik

Pengujian efek toksik ekstrak etanol herba selada air Nasturtium officinalle R.Br , , dilakukan terhadap mencit jantan dan betina. Dosis ekstrak etanol herba selada air yang digunakan: 25, 50, dan 200 mgkgbb. Pengamatan dilakukan selama 90 hari meliputi gejala klinis, berat badan, jumlah makanan, kematian hewan, kadar ALT, kadar AST dan histopatologi organ hati.

4.2.1 Hasil pengamatan gejala klinis

Pengamatan gejala klinis dilakukan 3 jam pertama setelah pemberian sediaan uji secara intensif namun tetap diamati dalam satu hari penuh, dilakukan setiap hari selama 90 hari meliputi tremo, salivasi, diare, lemas, dll dapat dilihat pada Tabel 4.1 Universitas Sumatera Utara