Defenisi Kecerdasan Emosi Emotional Intelligences

hubungan menjadikan bekerja menyenangkan tidak berarti membuatnya mudah; Lebih baik menyelesaikan pertikaian persengketaan ; Lebih tegas dan terampil dalam berkomunikasi; Lebih baik menarik perhatian dan tenggang rasa; Lebih baik bekerja sama dan berbagi rasa dan suka menolongSumadiredja, 2014. Elemen paling kritis bagi keberhasilan siswa belajar di sekolah adalah memahami bagaimana caranya. teori pokoknya adalah: a Confidence Kepercayaan Diri, b Couriousity Kepenasaran, c Tujuan Intentionality, d Mengendalika Diri Self-Control, e Relatedness keterhubungan; f Kapasitas untuk berkomunikasi; g Kemampuan bekerjasamaSumadiredja, 2014. Ini semua adalah aspek kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional terbukti merupakan prediksi lebih baik untuk keberhasilan di masa depan daripada metode tradisional seperti GPA Grade Poin Average, Intelligence Quotion IQ, atau skor tes baku Standardized Test Scores. Para peneliti menyimpulkan bahwa orang – orang yang mengelola perasaan emosi mereka dengan baik dan dapat berhubungan dengan orang lain secara efektif cendrung mengingat informasi dan belajar lebih efektif pulaSumadiredja, 2014. Kecerdasan emosi perlu ditumbuhkan semenjak masih kecil melalui naskah emosi yang sehat. Tujuan mengajarkan naskah emosi yang sehat Health Emotion Script adalah agar naskah emosi yang sehat ini dapat diinternalisasi anak sejak dini dan di bawa terus oleh anak dalam berinteraksi dengan orang lain bila ia dewasa kelak. Orang yang ber-EQ rendah bisa saja memiliki IQ yang tinggi, menampakkan prilaku yang merugikan orang lainSumadiredja, 2014.

D. Hasil Belajar

1. Defenisi Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan prilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil dalam mencapai tujuan – tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Tiga ranah domain hasil belajar, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorikJihad,dkk.,2013. Hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam dua macam yaitu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan terdiri dari empat kategori yaitu: a pengetahuan tentang fakta; b pengetahuan tentang prosedural; c pengetahuan tentang konsep; d pengetahuan tentang prinsip. Keterampilan juga terdiri dari empat kategori yaitu: 1 Keterampilan untuk berfikir atau keterampilan kognitif; 2 Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik; 3 Ketermpilan bereaksi atau bersikap; 4 Keterampilan berinteraksi. Hasil – hasil belajar adalah pola – pola perbuatan, nilai – nilai, pengertian – pengertian dan sikap – sikap, serta apersepsi dan abilitasJihad,dkk.,2013.

E. Prestasi Belajar

Pengertian prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari kata prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda. Prestasi adalah hasil yang telah di capai dilakukan, dikerjakan dan sebagainya sedangkan belajar adalah sebuah usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu. Berdasakan uraian diatas dapat di pahami bahwa pengertian prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya prosesnya belajar dalam jangka waktu tertentu, umumnya prestasi belajar dalam sekola berbentuk pemberian nilai angka dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran yang telah disampaikanPsycologymania,2013. 1 Pendekatan Evaluasi Belajar Ada dua macam pendekatan yang amat popular dalam mengevaluasi atau menilai tingkat keberhasilan prestasi belajar, yakni: 1 Norm-referencing atau Norm-referenced assessment; 2criterion referencing atau criterian referenced assessment Tardif et al,1989: 131. Di Indonesia, pendekatan – pendekatan ini lazim di sebut Penilaian Acuan NormaPAN dan Panduan Acuan KriteriaPAK. i. Penilaian Acuan NormaPAN Norm-referenced assessment Dalam penilaian yang menggunakan PAN, prestasi belajar seorang peserta didik di ukur dengan cara membandingkannya denga prestasi belajar seorang peserta didik diukur dengan cara membandingkannya dengan prestasi yang di capai teman – teman sekelas atau sekelompoknya. Jadi pemberian skor atau penilaian peserta didik tersebut merujuk pada hasil perbandingan antara skor – skor yang diperoleh teman – teman sekelompoknya dengan skornya sendiri. Skor dapat diperolehberdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus sederhana yakni: �����ℎ ������� ����� �����ℎ ����� ���� × 100, Muhibbin,2009. ii. Peniaian Acuan KriteriaCriterion refenced assessment Penilaian dengan pendekatan PAK Penilaia Acuan Kriteria merupakan proses penguraian prestasi belajar dengan cara membandingkan pencapaian seorang mahasiswa dengan berbagai prilaku ranah yang telah di tetapkan secara baik well-defined domain behaviours sebagai patokan absolute. Oleh karena itu, dalam mengimplementasikan PAK di perlukan adanya kriteria mutlak yang merujuk pada tujuan pembelajaran umum dan khusus TPU dan TPK. Artinya, nilai atau kelulusan seorang siswa bukan berdasarkan perbandingan dengan nilai yang dicapai oleh rekan – rekan sekelompoknya melainkan di tentukan oleh penguasaannya atas materi pelajaran hingga batas yang sesuai dengan tujuan instruksional. iii. Batas Minimal Prestasi Belajar Hal ini penting karena mempertimbangkan batas terendah prestasi yang dianggap berhasil arti luas bukanlah perkara mudah. Keberhasilan dalam arti luas berarti keberhasilan yang meliputi ranah cipta, rasa, dan karsa. Menetapkan batas minimum keberhasilan belajar selalu berkaitan dengan dengan upaya pengungkapan hasil belajarMuhibbin,2009. Ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan setelah mengikuti proses mengajar belajar. Di antara norma – norma pengukuran tersebut adalah: 1 Norma skala angka dari 0 sampai 10; 2 Norma skala angka dari 0 sampai 100. Angka terendah yang menyatakan kelulusan keberhasilan belajar passing grade skala 0-10 adalah 5,5 atau 6, sedangkan untuk skala 0-100 adalah 5,5 atau 60. Pada prinsipnya jika seorang dapat menjawab lebih dari setengah instrument evaluasi dengan benar ia di anggap telah memenuhi target mniml keberhasilan belajar. namun demikian, kiranya perlu mempertimbngkan