BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Emosi
Selama ini kajian – kajian tentang belajar kurang memperhatikan peran dan pengaruh emosi pada proses dan hasil belajar yang dicapai seseorang. Tetapi sejak
orang mulai memperhatikan peran besar otak dalam segala bentuk prilaku manusia, maka emosi mulai jadi perhatian, termasuk peranannya dalam meningkatkan hasil
belajar. Emosi tidak lagi dipandang sebagai penghambat dalam kehidupan sebagaimana pandangan konvensional, melainkan sebagai sumber kecerdasan,
kepekaan, peran menghidupkan perkembangan dan penalaran yang baik. Bahkan saat ini disadari bahwa untuk mencapai keberhasilan belajar, maka proses belajar yang
terjadi haruslah menyenangkan. Defenisi emosi dirumuskan secara bervariasi oleh para psikolog, dengan orientasi teoritis yang berbeda – bedaKhodijah,2014.
Emosional adalah suatu reasi kompleks yang melibatkan kegiatan dan perubahan yang mendalam serta diiringi degan perasaan yang kuat. Emosi juga kadang –
kadang di bangkitkan oleh motivasi, sehingga antara emosi dan motivasi terjadi hubungan interaktif . Pengalaman menunjukkan bahwa apabila kita termotivasi,
maka kita akan terstimulasi secara emosionalKhodijah,2014. Suatu keinginan besar untuk melarikan diri selalu disertai dengan rasa ketakutan,
suatu gerakan untuk menyerang dan menghancurkan, selalu disertai dengan kemarahan. Emosi sering kali disamakan dengan dengan perasaan, namun keduanya
dapat dibedakan. Emosi bersifat lebih intens dibandingkan dengan perasaan, sehingga perubahan jasmaniah yang ditimbulkan oleh emosi lebih jelas di
bandingkan dengan perasaan. Aspek – aspek emosi mencakup : a Perasaan subjectif, b Dasar fisiologis perasaan emosional, c Pengaruh emosi terhadap persepsi,
berfikir, dan prilaku, d Kelengkapan motivasional tertentu, dan e Cara emosi ditunjukkan dalam bahasa, ekspresi wajah, dan gestureKhodijah,2014.
1. Fungsi Emosi
Bagi manusia, emosi tidak hanya berfungsi untuk survival, atau sekedar untuk mempertahankan hidup, seperti pada hewan. Akan tetapi, emosi juga berfungsi
sebagai energizer atau pembangkit energi yang memberikan kegairahan dalam kehidupan manusia. Selain itu, emosi juga merupakan messenger atau pembawa
pesan. Sebagai sarana untuk mempertahankan hidup, emosi memberikan kekuatan pada manusia untuk membela dan mempertahankan diri terhadap adanya gangguan
atau rintangan, adanya perasaan cinta, sayang, cemburu, marah, atau benci, membuat manusia dapat menikmati hidup dalam kebersamaan dengan manusia lain. Sebagai
pembangkit energi, emosi positif seperi cinta dan sayang memberikan pada kita semangat dalam bekerja, bahkan juga semangat untuk hidup. Sebaliknya emosi
negative, seperti sedih dan benci, membuat kita merasakan hari – hari yang suram dan nyaris tidak ada gairah untuk hidupKhodijah,2014.
Sebagai pembawa pesan, emosi memberitahu kita bagaimana keadaan orang – orang yang berada di sekitar kita, terutama orang – orang yang kita cintai dan
sayangi, sehingga kita dapat memahami dan melakukan sesuatu yang tepat dengan kondisi tersebutKhodijah,2014.
2. Jenis dan Pengelompokan Emosi
Secara garis besar emosi manusia dibedakan dalam dua bagian, yaitu emosi yang menyenangkan atau emosi positif, dan emosi yang tidak menyenangkan atau
emosi negative. Emosi yang menyenagkan adalah emosi yang menimbulkan perasaan positif pada orang yang mengalaminya, di antaranya adalah cinta, sayang,
senang, gembira, kagum, dan sebagainya, sedang emosi yang tidak menyenangkan adalah emosi yang menimbulkan persaan negatif pada orang yang mengalaminya, di
antaranya adalah sedih, marah, benci, takut, dan sebagainya. Mengingat banyaknya jenis emosi tersebut para ahli tidak memiliki kesamaan pendapat tentang
pengelompokan emosi. Akan tetapi, ekspresi wajah tertentu untuk keempat emosi takut, marah, sedih, dan senang di kenali oleh bangsa – bangsa di seluruh dunia. Ini
menunjukkan bahwa keempat emosi tersebut adalah emosi inti atau emosi dasar pada manusia. Manusia mempunyai tiga jenis emosi dasar yang telah dibawa sejak lahir
dan akan berkembang sesuai dengan pengaruh lingkungan, yaitu emosi takut, marah dan cintaKhodijah,2014.
3. Teori – Teori Emosi
Ada tiga teori emosi, yaitu : teori sentral, teori berfikir, dan teori kepribadian. a.
Teori sentral Menurut teori ini, gejala kejasmanian merupakan akibat dari emosi yang dialami
oleh individu. Jadi individu mengalami emosi terlebih dahulu baru kemudian mengalami perubahan – perubahan dalam kejasmaniannya. Menurut teori ini,
orang menangis karena merasa sedih. Teori atau pendapat ini di kenal dengan teori sentralKhodijah,2014.
b. Teori periferal
Menurut teori ini orang tidak menangis karena susah, tapi sebaliknya ia susah karena menangis. Dengan demikian, emosi adalah hasil persepsi seseorang
terhadap perubahan – perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respon terhadap stimulus – stimulus yang datang dari luar. Teori ini lebih menitik beratkan pada
hal – hal yang bersifat perifer dari pada yang bersifat sentralKhodijah,2014. c.
Teori Kepribadian