Latar Belakang Penelitian Huruf Kapital

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Penerjemahan merupakan suatu kegiatan yang penting bagi manusia di era globalisasi ini, kegiatan penerjemahan bukan saja dilakukan oleh penerjemah melainkan telah memberikan daya tarik bagi para ilmuan lainnya seperti guru maupun para peminat atau ahli bahasa yang menyadari kekuatan bahasa sebagai salah satu media yang dapat memantapkan kepesatan perkembangan IPTEK. Banyak buku-buku dan artikel-artikel terjemah ditulis para ahli dalam suatu cabang ilmu tertentu dengan pendekatan yang beraneka ragam sesuai dengan disiplin ilmunya masing-masing. Usaha menerjemahkan pada hakikatnya mereproduksi amanat atau pesan di dalam bahasa sumber dengan padanan bahasa yang wajar. 1 Dalam proses menerjemahkan seseorang berusaha untuk mengalihkan pesan yang terdapat dalam bahasa sumber tanpa merubah maksud dan pesan tersebut, begitu pula dalam membentuk kalimat ke dalam bahasa sasaran haruslah jelas. Selain itu, menerjemahkan juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan dalam mempelajari struktur gramatikal, situasi komunikasi, konteks bahasa sumber, menganalisa teks bahasa sumber untuk menemukan maknanya, dan mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan menggunakan leksikon dan struktur gramatikal yang 1 Anton M. Muliono, Lembaran Bahasa Jakarta: Gramedia , 1989, h. 195 sesuai dalam bahasa sasaran dan konteks budayanya. 2 Kegiatan penerjemahan bertujuan untuk menciptakan relasi yang sepadan dan intent antara teks sumber dan teks sasaran agar diperoleh jaminan bahwa kedua teks tersebut mengkomunikasikan pesan yang sama. Dalam penerjemahan seorang penerjemah harus memiliki pengetahuan tentang tahapan-tahapan dalam melakukan penerjemahan, syarat-syarat penerjemahan dan ragam penerjemahan guna menyoroti naskah yang diminati untuk dijadikan sasaran dan mengetahui pendekatan apa yang harus diambil. Secara umum ragam terjemahan terdiri dari terjemahan kata demi kata, terjemahan harfiah dan terjemahan bebas. 3 Setelah penerjemah mengenal lebih jauh ragam penerjemah yang digunakan, maka penerjemah akan lebih selektif dalam memilih dan menggunakan ragam penerjemah yang sesuai dengan tatanan bahasa. Seorang penerjemah adalah seorang penulis dan bukan pengarang dari buku yang ia terjemahkan, sehingga gagasan yang ada dalam terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang, bukan gagasan penerjemah. Dalam hal ini penerjemah hanya merekontruksi gagasan-gagasan yang dikemukakan pengarang dari suatu buku atau kitab dari yang diterjemahkannya ke dalam suatu tatanan bahasa yang efektif sehingga mudah dipahami oleh para pembacanya. Akan tetapi, ada beberapa terjemahan yang terdapat tatanan bahasa atau kalimat yang kurang efektif sehingga tatanan bahasa dalam penerjemahan tersebut terkesan rancu yang pada akhirnya kurang dapat dipahami oleh para pembacanya. Oleh 2 Abdulmunifkhamim. wordpress.com 3 Rochayah Machali, Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta: Grasindo, 2000 cetakan ke-1, h. 5 karena itu, tidak semua hasil karya terjemahan diterima apa adanya melainkan perlu dianalisadan dikritisi dengan beberapa acuan standar penerjemahan yang menopang diakuinya mutu karya terjemahan tersebut. Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, jelas dan dapat menyampaikan informasi dengan tepat. Jelas, yaitu mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Singkat, yaitu hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata dan tepat, yaitu sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku. 4 Ciri-ciri kalimat efektif antara lain: adanya keutuhan, kesatuan, kelogisan, kesepadanan makna dan struktur kalimat, kesejajaran bentuk kalimat dan struktur kata secara gramatikal, kefokusan pikiran sehingga mudah dipahami, kehematan penggunaan unsur kalimat, kecermatan dan kesantunan serta kevariasian kata dan struktur sehingga menghasilkan kesegaran bahasa. 5 Berdasarkan hal di atas, penulis menganggap perlu meneliti salah satu karya berbahasa Arab yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, yaitu terjemahan kitab Irsyadul Ibad Ila Sabilirrasyad karya Imam Syaikh Zainuddin Bin Abdul Aziz Bin Zainuddin Bin Al Mulyabari yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Salim Bahreisy yang diterbitkan oleh Darussaggaf press. Berikut ini merupakan contoh asli terjemahan dari kitab Irsyadul Ibad Ila Sabilirrasyad. ‡R[kˆ ”¡e ȅ… ˆÅkÍÚÉ É1ʒ‹s uµŽ Ü1ʌ„ ŒU 8ÕµŽ‹ˆ Gµ 4 http:suherlicentre.blogspot.com200902kalimat-efektif-dalam-naskah-pidato.html 5 ibid Artinya: Hai semua manusia sembahlah Tuhanmu, yang menjadikan kamu dan menjadikan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa 21. Yang menjadikan untukmu bumi sebagai hamparan, dan langit sebagai atap dan menurunkan dari langit air, kemudian mengeluarkan dengan air itu berbagai buah makanan sebagai rizqi untukmu. Karena itu maka kamu jangan mempersekutukan Allah denga apapun, padahal kamu mengetahui. 6 Q.S. Al- Baqoroh: 21-22 Pada terjemahan kalimat di atas terdapat kalimat: 1. Yang menjadikan kamu dan menjadikan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa 6 Salim Bahreisy, Petunjuk ke Jalan Lurus terjemahan kitab fiqih Irsyadul Ibad Ila Sabilirrasyad karangan Imam Syaikh Zainuddin Bin Abdul Aziz Bin Zainuddin Bin Al Mulyabari, Surabaya: Darrusaggaf, 1977. h. 3 2. Yang menjadikan untukmu bumi sebagai hamparan, dan langit sebagai atap dan menurunkan dari langit air, kemudian mengeluarkan dengan air itu berbagai buah makanan sebagai rizqi untukmu 3. Karena itu maka kamu jangan mempersekutukan Allah dengan apapun, padahal kamu mengetahui Ketiga kalimat di atas tidak efektif. Pada kalimat pertama terdapat pemborosan kata dalam penggunaan kata kerja ”menjadikan” yang dirangkai pada kata penghubung dan, serta terdapat penggunaan kata dalam struktur yang tidak baku, yaitu bertaqwa. Pada kalimat pertama tatanan kalimat efektif nya adalah: ”Yang menjadikan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa” Pada kalimat kedua dikatakan tidak efektif karena ketidaktepatan pada penggunaan tanda koma serta kata penghubung dan sebelum akhir perincian dari suatu kalimat.Pada kalimat kedua juga terdapat kata yang tidak baku yaitu, rizqi sedangkan kata yang baku adalah rizki. Selain itu, pada kalimat kedua juga terdapat kalimat berikut: Menurunkan dari langit air P K O Kalimat di atas dikatakan tidak efektif karena susunan kalimatnya tidak lengkap dan tidak jelas, yaitu tidak terdapat subjek dan penempatan obyek yang tidak tepat penggunaannya karena didahului oleh keterangan tempat. Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi: Dia Allah menurunkan air dari langit S P O K Pada kalimat kedua tatanan kalimat efektifnya adalah: ” Yang menjadikan untukmu bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap serta menurunkan air dari langit, kemudian mengeluarkan dengan air itu berbagai buah makanan sebagai rizki untukmu.” Pada kalimat ketiga dikatakan tidak efektif karena menggunakan kata penghubung yang bertentangan, yaitu karena itu dan maka. Sedangkan men urut Asih Anggraini dalam bukunya yang berjudul Mengasah Keterampilan Karya Tulis Ilmiah di Perguruan Tinggi syarat kalimat efektif adalah tidak menggunakan kata penghubung yang bertentangan. Kalimat ketiga diperbaiki menjadi: ” Karena itu hendaklah kamu jangan mempersekutukan Allah dengan apapun, padahal kamu mengetahui” Maka atas dasar itulah penulis tertarik untuk menganalisa dan mengkritisi sejauh manakah kekurangefektifan kalimat yang dilakukan penerjemah dalam Bahasa Indonesia terhadap Kitab Irsyadul Ibad Ila Sabilirrasyad karangan Imam Syaikh Zainuddin Bin Abdul Aziz Bin Zainuddin Bin Al Mulyabari. Dalam hal ini penulis akan menganalisa dan mengkritisi kitab tersebut melalui sebuah penelitian skripsi dengan judul ” Analisa Kalimat Efektif Bahasa Indonesia Terhadap Terjemahan Irsyadul Ibad Ila Sabilirrasyad.”

B. Identifikasi Penelitian