Manajemen Puskesmas Penilaian Kinerja

Ali Imron : Hubungan Sumber Daya Organisasi Dan Fungsi Kepemimpinan Dengan Kinerja Tim Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan Puskesmas bersifat holistik, komprehensif, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama meliputi pelayanan kesehatan msyarakat dan pelayanan medik dasar. Pada umumnya pelayanan kesehatan tingkat pertama ini bersifat rawat jalan. Dalam pelaksanaannya, Puskesmas dapat diberi kewenangan untuk menambah misinya dalam mewujudkan Kecamatan Sehat 2010, sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan dan sumber potensi yang tersedia di wilayah kecamatan masing-masing Depkes RI, 1999. Menurut Depkes RI 1991, pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas meliputi pelayanan: promotif, kuratif, preventif dan rehabilitatif, ditujukan kepada semua penduduk dan tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur. Puskesmas memiliki 2 jenis upaya kesehatan yaitu; upaya kesehatn wajib dan upaya kesehatan pengembangn. Keenam program kesehatan dasar wajib tersebut adalah; 1 Promosi Kesehatan, 2 Kesehatan Lingkungan, 3 Kesehatan Ibu Dan Anak, 4 Perbaikan Gizi, 5 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, dan 5 Pengobatan. Sementara upaya kesehatan pengembangannya adalah; 1 Upaya Kesehatan Sekolah, 2 Upaya Kesehatan Olah Raga, 3 Upaya Kesehatan Kerja, 4 Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat, 5 Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, 6 Upaya Kesehatan Jiwa 7 Upaya Kesehatan Mata, 8 Upaya Kesehatan Usia Lanjut, dan 9 Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional Depkes RI, 2000.

2.2. Manajemen Puskesmas

Ali Imron : Hubungan Sumber Daya Organisasi Dan Fungsi Kepemimpinan Dengan Kinerja Tim Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 Menurut Depkes RI 2000, Puskesmas mempunyai kewenangan dalam pengelolaan program, baik program kesehatan dasar maupun program kesehatan pengembangan. Kewenangan tersebut harus didukung oleh kemampuan manajemen yang baik termasuk sistim informasinya. Manajemen Puskesmas dapat digambarkan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang bekerja secara sinergik, sehingga menghasilkan keluaran yang efisien dan efektif dengn menggunakan instrumen manajemen diantaranya: 1. Perencanaan Arah perencanaan adalah mewujudkan Kecamatan Sehat 2010. Dalam perencanaan Puskesmas hendaknya melibatkan masyarakat sejak awal sesuai dengan kondisi kemampuan masyarakat di wilayah kecamatan. Langkah penting dalam penyusunan perencanaan yaitu: a Identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan tentang cakupan dan mutu pelayanan, b Identifikasi potensi sumber daya masyarakat dan provider, c Menetapkan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan masalah. 2. Penggerakan pelaksanaan Puskesmas melaksanakan serangkaian kegiatan yang merupakan aktualisasi dari rencana pelaksanaan kegiatan. Puskesmas dianjurkan mengembangkan inovasi dan kreasinya dalam pelaksanaan kegiatan, yang penting dapat mengarah ke tercapainya visi Kecamatan Sehat 2010. Penyelenggaraan penggerakan pelaksanaan Puskesmas melalui instrumen Lokakarya Mini Puskesmas yang terdiri dari: a Lokakarya Mini Bulanan adalah alat untuk penggerakan Ali Imron : Hubungan Sumber Daya Organisasi Dan Fungsi Kepemimpinan Dengan Kinerja Tim Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 pelaksanaan kegiatan bulanan dan juga monitoring bulanan kegiatan Puskesmas dengan melibatkan lintas program intern Puskesmas, b Lokakarya Mini Tribulan yang dilaksanakan sebagai penggerak pelaksanaan dan monitoring kegiatan Puskesmas dengan melibatkan lintas sektoral, badan penyantun Puskesmas atau badan sejenis dan mitra lain Puskesmas sebagai wujud tanggung jawab Puskesmas perihal kegiatan. 3. Pengendalian, Pengawasan dan Penilaian Untuk terselenggaranya proses pengendalian, pengawasan dan penilaian diperlukan instrumen yang sederhana, yaitu: a Pemantauan Wilayah Setempat PWS, pemantauan dilakukan oleh setiap program Puskesmas yang telah dicapai pada bulan yang lalu pada setiap desa wilayah kerja Puskesmas, b Penilaian kinerja Puskemas sebagai pengganti stratifikasi, ruang lingkup meliputi penilaian manajemen Puskesmas, pencapaian hasil cakupan out put dan mutu pelayanan out come dari kegiatan Puskesmas yang telah ditetapkan di tingkat Kabupaten Kota. Hasil kegiatan Puskesmas yang diperhitungkan meliputi kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga-tenaga kesehatan Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas, baik kegiatan dalam gedung maupun kegiatan luar gedung.

2.3. Sumber Daya Organisasi

Menurut Arbie 1987, pengertian istilah organisasi yang umum dikenal saat ini, pada mulanya berasal dari kata organum yang artinya adalah alat, bagian anggota badan. Dalam literatur-literatur dewasa ini pengertian organisasi yang diberikan para ahli beraneka ragam, semua tergantung dari sudut mana para ahli tersebut Ali Imron : Hubungan Sumber Daya Organisasi Dan Fungsi Kepemimpinan Dengan Kinerja Tim Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 memandangnya. Organisasi dapat merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang mengikat kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu dengan mengusahakan timbulnya keharmonisan dalam ikatan kerja sama tersebut. Pengelolaan sumber daya organisasi yang terdapat dalam organisasi meliputi: sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dana atau anggaran serta peralatan atau fasilitas pendukung lainnya secara baik dan benar memungkinkan tujuan organisasi dapat tercapai secara optimal Amrin, 1996.

2.3.1. Sumber Daya Manusia atau Ketenagaan

Menurut Malayu 2000, sumber daya manusia merupakan kemampuan yang dimiliki setiap manusia. Sumber daya manusia terdiri dari daya pikir dan daya fisik setiap manusia. Tegasnya kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya pikir dan fisiknya. Sumber daya manusia menjadi unsur pertama dan utama dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Peralatan yang andal dan canggih tanpa peran aktif sumber daya manusia tidak berarti apa-apa. Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Sumber daya manusia harus direncanakan dengan menetapkan tujuan dan pedoman pelaksanaan serta menjadi dasar kontrol, karena tanpa rencana kontrol tidak dapat dilakukan dan tanpa kontrol pelaksanaan rencana baik ataupun salah tidak dapat diketahui Malayu, 2000. Tujuan perencanaan sumber daya manusia adalah Malayu, 2000: 1. Menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akan mengisi semua jabatan. 2. Menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan. Ali Imron : Hubungan Sumber Daya Organisasi Dan Fungsi Kepemimpinan Dengan Kinerja Tim Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 3. Menghindari terjadinya mismanajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas. 4. Mempermudah koordinasi, integrasi dan sinkronisasi. 5. Menghindari kekurangan dan atau kelebihan karyawan. 6. Menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan, seleksi, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinian dan pemberhentian karyawan. 7. Menjadi pedoman dalam melaksanakan mutasi vertikal ataupun horizontal dan pensiun karyawan. 1 Kompetensi Menurut McClelland yang dikutip khaira 2005, kompetensi adalah karakteristik dasar personal yang menjadi faktor penentu sukses tidaknya seseorang mengerjakan suatu pekerjaan atau situasi tertentu. Kompetensi adalah apa yang dibawa oleh seseorang ke dalam pekerjaannya dalam bentuk, jenis dan tingkatan perilaku yang berbeda. Berikut ini adalah contoh dari daftar kompetensi menurut Amstrong yang dikutip oleh Dharma 2005: a. Pengetahuan kerja, b. Kesadaran organisasi, c. Komunikasi, d. Keahlian interpersonal, e. Kerjasama tim dan f Inisiatif. Kompetensi menunjukkan potensi seseorang untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan. Kompetensi berhubungan erat dengan kemampuan fisik dan mental yang dimiliki orang untuk melaksanakan pekerjaan dan bukan ingin dilaksanakan Gibson, 1996. Ali Imron : Hubungan Sumber Daya Organisasi Dan Fungsi Kepemimpinan Dengan Kinerja Tim Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 Menurut Davis, kompetensi adalah manifestasi dari pengetahuan dan kemahiran Anoraga, 1995. Lowler dan Foster menyebutkan kompetensi adalah karakteristik seperti intelegensia, manual skill yang merupakan potensial seseorang untuk berbuat dan bersifat relatif stabil As’ad, 2000. a. Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil ”tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behavior. Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita Menurut Notoatmodjo 1998. Menurut Notoatmodjo 1998, pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu: 1. Tahu know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Ali Imron : Hubungan Sumber Daya Organisasi Dan Fungsi Kepemimpinan Dengan Kinerja Tim Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 2. Memahami Comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya sebagai objek yang dipelajari. 3. Aplikasi Application Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metoda, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisis Analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. 5. Sintesis Synthesis Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada. Ali Imron : Hubungan Sumber Daya Organisasi Dan Fungsi Kepemimpinan Dengan Kinerja Tim Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 6. Evaluasi Evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. b. Keterampilan kemahiran Menurut Reber yang dikutip oleh Hartati 2005, keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Keterampilan bukan hanya meliputi gerakan motorik melainkan juga keseluruhan fungsi mental yang bersifat kognitif. 2 Pelatihan Pelatihan merupakan bagian dari suatu proses pendidikan, yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus seseorang atau kelompok. Sedangkan latihan ialah suatu cara untuk memperoleh keterampilan tertentu Notoatmodjo, 1998. Pelatihan pada umumnya menekankan kepada kemampuan psikomotor, meskipun didasari pengetahuan dan sikap. Oleh karena itu, orientasinya kepada pelaksanaan tugas serta kemampuan khusus pada sasaran, maka jangka waktu pelatihan itu pada umumnya lebih pendek daripada pendidikan Notoatmodjo, 1998. Ali Imron : Hubungan Sumber Daya Organisasi Dan Fungsi Kepemimpinan Dengan Kinerja Tim Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009

2.3.2. Sarana dan Prasarana

Ketersediaan sarana dan prasarana seperti; tersedianya buku panduan ataupun pedoman dalam melakukan kegiatan maupun wawancara dengan pasien. Di samping itu formulir pencatatan kegiatan juga sangat penting, mengingat formulir tersebut mencakup keseluruhan kegiatan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas, tentunya buku petunjuk teknis pengisian dan tata cara pengisiannya juga dibutuhkan Depkes RI, 1999. Menurut Mursyid 2003, pelaksanaan suatu program selalu membutuhkan berbagai sarana dan prasarana yang mendukung sehingga program tersebut dapat terlaksana sesuai dengan yang telah direncanakan. Dalam standar pelayanan kesehatan di Puskesmas, standar fasilitas dan peralatan adalah tersedianya ruangan, peralatan dan fasilitas lain yang mendukung administrasi dan fungsi teknik pelayanan kesehatan lingkungan sehingga terjamin terselenggaranya pelayanan secara fungsional, profesional dan etis dengan kriteria tersedianya fasilitas yang dapat menjamin semua barang tetap dalam kondisi baik dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan Depkes RI, 1999. Menurut Timple 1992 menyebutkan bahwa fasilitas kerja berhubungan dengan penampilan kerja, dimana fasilitas diperlukan agar keterampilan petugas bisa dilaksanakan sehingga motivasi petugas meningkat yang akan meningkatkan kinerja petugas. Lebih lanjut, Azwar 1996 menambahkan bahwa saranaalat merupakan suatu unsur dari organisasi untuk mencapai suatu tujuan.

2.4. Kepemimpinan

Ali Imron : Hubungan Sumber Daya Organisasi Dan Fungsi Kepemimpinan Dengan Kinerja Tim Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 Kepemimpinan adalah suatu seni tentang cara untuk memengaruhi orang lain kemudian mengarahkan keinginan, kemampuan dan kegiatan mereka untuk mencapai tujuan si pemimpin Syamsi, 1994. Menurut Wijono 1997, mengutip pendapat John D. Milled menyampaikan bahwa ada 4 sifat yang perlu dimiliki oleh setiap pemimpin: 1. Kemampuan melihat perusahaan atau organisasi secara keseluruhan. 2. Kemampuan mengambil keputusan-keputusan. 3. Kemampuan melimpahkan atau mendelegasikan wewenang. 4. Kemampuan menanamkan kesetiaan pada perintah. Menurut Syamsi 1994, mengutip pendapat Ki Hajar Dewantara, adapun sifat-sifat kemimpinan adalah sebagai berikut: 1. Ing Ngarso Sungtulodo memberi tauladan, seorang pemimpin harus memberi contoh disiplin, rajin, giat bekerja korek segala tindakannya. 2. Ing Madya Mangun Karso ditengah membangun prakarsa seorang pemimpin harus mampu semangat berswakarsa dan bereaksi kepada orang-orang yang dibimbing, misalnya dalam memecahkan masalah yang dihadapi organisasi, pimpinan memberi kesempatan bawahannya memberi masukan, saran dan pendapatnya. 3. Tut Wuri Handayani mengikuti dari belakang dengan berwibawa, bahwa seorang pemimpin harus mendorong orang-orang yang dipimpinnya agar berani berjalan di depan dan berani bertanggung jawab, misalnya pemimpin memberi kesempatan sepenuhnya kepada bawahan untuk menyelesaikan Ali Imron : Hubungan Sumber Daya Organisasi Dan Fungsi Kepemimpinan Dengan Kinerja Tim Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 pekerjaan yang ditugaskan kepadanya atau memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya dalam unit kerjanya. Pimpinan memantaunya dan mengawasinya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. Menurut Peter yang dikutip Siagian 2002, mengungkapkan ada 5 tugas pokok seorang pemimpin, yaitu: 1 Menetapkan tujuan, 2 Mengorganisasi, 3 memotivasi dan komunikasi, 4 Melakukan evaluasi dan 5 Mengembangkan bawahan termasuk dirinya sendiri.

2.4.1. Perencanaan

Pengertian perencanaan menurut Levey dan Looba, seperti yang dikutip Azwar 1996, adalah suatu proses menganalisis dan memahami sistem yang dianut. Merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai memperkirakan segala kemampuan yang dimiliki, menguraikan segala kemungkinan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, menganalisis efektifitas dari berbagai kemungkinan tersebut, menyusun perincian selengkapnya dari kemungkinan yang terpilih, serta mengikatnya dalam suatu pengawasan yang terus-menerus sehingga dapat dicapai hubungan yang optimal antara rencana yang dihasilkan dengan sistem yang dianut. Unsur perencanaan terdiri dari atas perumusan misi, rumusan masalah, rumusan tujuan umum dan tujuan khusus, rumusan kegiatan, asumsi perencanaan, Ali Imron : Hubungan Sumber Daya Organisasi Dan Fungsi Kepemimpinan Dengan Kinerja Tim Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 strategi pendekatan, kelompok sasaran, waktu, biaya, serta metode penilaian dan kriteria keberhasilan. Proses perencanaan a menetapkan proses masalah, mencakup kegiatan pengumpulan data, penyajian data, memilih prioritas, b menetapkan prioritas jalan keluar, yang mencakup kegiatan menyusun alternatif jalan keluar, memilih prioritas jalan keluar, melakukan uji lapangan, memperbaiki prioritas jalan keluar, menyusun prioritas jalan keluar.

2.4.2. Pengawasan

Pengawasan adalah salah satu fungsi manajemen yang merupakan peroses untuk mengamati terus-menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun, dan mengadakan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi Wijono, 1997. Pengawasan merupakan kegiatan manajer yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki.

2.4.3. Pengambilan Keputusan

Menurut Wijono 1997, mengambil atau membuat keputusan berarti memilih satu dari sekian banyak alternatif. Misal seorang karyawan memutuskan masuk kantor atau tidak setelah melihat awan tebal pertanda akan turun hujan lebat. Inti dari pengambilan keputusan ialah terletak dalam perumusan berbagai alternatif yang tepat setelah evaluasi mengenai efektivitasnya dalam mencapai tujuan yang dikehendaki pengambil keputusan. Ali Imron : Hubungan Sumber Daya Organisasi Dan Fungsi Kepemimpinan Dengan Kinerja Tim Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 Membuat keputusan bisa perorangan atau kelompok: di dalam banyak situasi keputusan, tanggung jawab untuk memilih antara alternatif terletak pada perorangan yang mengambil keputusan untuk kepentingannya sendiri atau atas kepentingan organisasi yang diwakilinya. Dalam kesempatan lain keputusan mungkin diambil oleh beberapa orang bersama-sama bertindak sebagai anggota kelompok, seperti anggota suatu panitia atau tim dalam manajemen. 2.5. Penampilan Kerja 2.5.1. Pengertian Penampilan Kerja Penampilan kerja atau kinerja adalah penampilan hasil karya personil baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personil. Penampilan kerja personil tidak terbatas pada personil yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personil yang ada dalam organisasi Ilyas, 1999.

2.5.2. Teori-teori tentang penampilan kerja atau kinerja

Menurut Gibson yang dikutip oleh Ilyas 1999, untuk mengetahui faktor- faktor yang memengaruhi kinerja personil dilakukan pengkajian terhadap tiga kelompok variabel yaitu: variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis. Secara skematis ketiga variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: VARIABEL INDIVIDU: PERILAKU INDIVIDU: PSIKOLOGIS •Kemampuan dan Keterampilan: apa yang dikerjakan − Persepsi − Mental − Sikap Ali Imron : Hubungan Sumber Daya Organisasi Dan Fungsi Kepemimpinan Dengan Kinerja Tim Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 − Fisik KINERJA − Kepribadian • Latar Belakang hasil yang diharapkan − Belajar − Keluarga − Motivasi − Tingkat sosial VARIABEL ORGANISASI: − Pengalaman − Sumber daya • Demografis: − Kepemimpinan − Umur − Imbalan − Etnis − Struktur − Jenis kelamin − Desain pekerjaan Gambar 2.1. Diagram Skematis Teori Perilaku dan Kinerja dari Gibson Menurut Simanjuntak 2005, kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Adapun faktor-faktor yang memengaruhi kinerja personil adalah kompetensi individu, dukungan manajemen, dan dukungan organisasi. Secara skematis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja personil tersebut dapat dilihat dari Gambar 2.2. sebagai berikut: KOMPETENSI INDIVIDU: PERILAKU INDIVIDU: DUKUNGAN •Kemampuan dan apa yang dikerjakan MANAJEMEN: Keterampilan: − Hub. Industrial − Kebugaran fisik KINERJA − Kepemimpinan − Kesehatan jiwa hasil yang diharapkan − Pendidikan − Pelatihan DUKUNGAN ORGANISASI: − Pengalaman kerja − Struktur organisasi •Motivasi dan etos kerja − Teknologi dan peralatan − Bekerja sebagai keterpaksaaan − Kondisi kerja − Bekerja sebagai tantangan dan memberi kepuasan Gambar 2.2. Diagram Skematis Manajemen dan Evaluasi Kinerja dari Simanjuntak 2005 Ali Imron : Hubungan Sumber Daya Organisasi Dan Fungsi Kepemimpinan Dengan Kinerja Tim Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 Menurut teori Attribute atau Expectancy Theory, dikemukakan oleh Heider yang dikutip As’ad 2000, pendekatan attribusi mengenai kinerja dirumuskan sebagai berikut: K= M × A Keterangan: K= Kinerja, M= Motivasi, A= Ability Konsep ini akhirnya menjadi sangat populer dan seringkali diikuti oleh para ahli-ahli lain, menurut teori ini kinerja adalah interaksi antara motivasi dengan kemampuan dasar. Dengan demikian orang yang tinggi motivasinya tetapi memiliki kemampuan yang rendah akan menghasilkan kinerja yang rendah, begitu pula orang yang berkemampuan dasar tinggi tetapi rendah motivasinya. Motivasi merupakan faktor penting dalam mendorong setiap karyawan untuk bekerja secara produktif, sehingga berdampak pada kinerja karyawan Siagian, 2002. Teori attribusi di atas dikembangkan lagi oleh Harold Kelley yang menyatakan bahwa ada faktor-faktor penentu bawahan dapat bersifat internal kemampuan kerja dan eksternal pekerjaan dan lingkungan kerja. Agar relatif akurat, Kalley menyarankan agar atasan menggunakan tiga untuk membedakan keduanya yaitu As’ad, 2000: 1. Consensus membandingkan kinerja seseorang dengan kinerja rekan sekerjanya yang memiliki tugas dan tanggung jawab sejenis 2. Distinctiveness membandingkan kinerja seorang bawahan pada satu tugas dengan tugas yang lain Ali Imron : Hubungan Sumber Daya Organisasi Dan Fungsi Kepemimpinan Dengan Kinerja Tim Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 3. Consistency membandingkan kinerja seorang bawahan pada suatu periode tertentu dengan periode yang lain Atasan akan mempersepsikan kinerja bawahannya dipengaruhi oleh faktor- faktor eksternal apabila ia menemukan tingkat consensus yang tinggi, tingkat distinctiveness yang tinggi dan tingkat consistency yang rendah As’ad, 2000. Darma 2005 mengatakan bahwa kinerja merupakan hasil yang didapatkan oleh organisasi, kelompok, individu dalam mengelola suatu pekerjaan yang sesuai dengan target, standar dan persyaratan kompetensi yang telah ditentukan.

2.6. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah proses menilai hasil kerja personil dalam suatu organisasi melalui instrumen penilaian kerja. Pada hakekatnya penilaian kinerja merupakan evaluasi terhadap penampilan kerja personil dengan membandingkan dengan penampilan baku Ilyas, 1999. Menurut Gibson 1996, untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kinerja personil, dilakukanlah pengkajian terhadap teori kinerja. Secara teoritis ada tiga kelompok variabel yang memengaruhi perilaku kinerja dan kinerja yaitu variabel individu, variabel organisasi, variabel psikologis yang memengaruhi kinerja personil. Secara spesifik penilaian prestasi kerja bertujuan untuk: 1. Mengenali SDM yang perlu dilakukan pembinaan 2. Menentukan kriteria tingkat pemberian kompensasi 3. Memperbaiki kualitas pelaksanaan pekerjaan 4. Bahan perencanaan manajemen program SDM masa datang Ali Imron : Hubungan Sumber Daya Organisasi Dan Fungsi Kepemimpinan Dengan Kinerja Tim Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 5. Memperoleh umpan balik atas prestasi personal

2.7. Kinerja tim UKGS

Dokumen yang terkait

Analisis Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di Wilayah Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2014

29 338 136

Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Dan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri 060880 Dan 060890 Kecamatan Medan Polonia Tahun 2009

1 49 57

Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009

7 92 144

Hubungan Karakteristik Organisasi dengan Kinerja Program UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) Kota Binjai Tahun 2006

0 36 86

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid SMU Di Kabupaten Langkat Tahun 2004

4 82 135

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH ( UKGS) Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) Di PUSKESMAS Colomadu I Tahun 2013.

0 2 14

LATAR BELAKANG Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) Di PUSKESMAS Colomadu I Tahun 2013.

0 2 5

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI PUSKESMAS Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) Di PUSKESMAS Colomadu I Tahun 2013.

0 1 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Puskesmas - Analisis Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di Wilayah Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2014

0 0 31

Analisis Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di Wilayah Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2014

0 0 19