35
waktu Ghozali,2011: 47.
Uji reliabilitas digunakan koefisien Conbrach Alpha α.
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan Cronbach Alpha lebih besar dari 0,70 Nunnally dalam Ghozali 2011:48.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang dibuat dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik. Uji asumsi klasik yang akan
dilakukan adalah uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas.
a. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen Ghozali,2011: 105. Salah satu metode untuk mendiagnosa adanya multicollinearity adalah dengan
menganalisis nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor VIF. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi, karena VIF = 1 Tolerance. Nilai cutoff yang dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance kurang dari 0,1 atau sama dengan nilai VIF lebih dari 10 Ghozali,2011: 106.
36
b. Uji Heteroskedasitas
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskesdatisitas. Model regresi yang
baik adalah yang homoskesdasitas atau tidak heteroskesdatisitas Ghozali, 2011:139.
c. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji F dan uji t mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Terdapat dua cara untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
Ghozali, 2011: 160.
3. Pengujian Hipotesis
Analisis regresi berganda merupakan teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisia pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, dimana :
Keterangan: Y
: Kinerja a
: Konstanta b
1 :
Koefisien regresi untuk X
1
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+b
3
X
3
+ e
37
b
2
: Koefisien regresi untuk X
2
b
3
:Koefisien regresi untuk X
3
b
4
: Koefisien regresi untuk X
4
X
1
: Konflik Peran Ganda X
2
: Kecerdasan Emosional X
3
: Komitmen Organisasi e
: Nilai residu Hasil pengujian statistik dengan menggunakan analisis regresi linier
bergandayang perlu dianalisis dan dibahas adalah:
a. Koefisien Determinasi R
2
.
Koefisien determinasi R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel indipenden mamberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Namun
penggunaan koefisien determinasi memiliki kelemahan yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model, setiap tambahan satu variabel
independen maka R
2
pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak
38
peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R
2
saat mengevaluasi model regresi terbaik Ghozali,2011: 97.
b. Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.
Uji t dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara nilai dua nilai rata-rata dengan standar error dari perbedaan rata-rata dua sampel Ghozali, 2011:98-99.
c. Uji F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama atau simultan terhadap variabel dependen atau terikat. Bila nilai F lebih besar daripada 4 maka H
dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5. Dengan kata lain menyatakan bahwa variabel independen secara serentak dan signifikan
mempengaruhi variabel dependen. Ghozali, 2011:98.
39
E. Operasionalisasi Variabel Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
No Variabel,
Peneliti Tahun
Dimensi Indikator
Skala
1 Konflik
Peran Ganda X1
1. Konflik Pekerjaan- Keluarga
1. Tekanan kerja. 2. Banyaknya tuntutan tugas.
3. Kurangnya kebersamaan dengan keluarga.
4. Sibuk dengan pekerjaan. 5. Konflik komitmen
terhadap keluarga.
Likert
Boles, et all dan Frone, et all
dalam Indriyani 2009
2. Konflik Keluarga- Pekerjaan
1. Tekanan sebagai orang tua.
2. Tekanan perkawinan. 3. Kurangnya keterlibatan
sebagai istri. 4. Kurangnya keterlibatan
sebagai orang tua. 5. Campur tangan pekerjaan.
2 Kecerdasan
Emosional X2
1. Mengenali Emosi Diri.
Self Awareness 1. Mengetahui kelebihan dan
kekurangan diri. 2. Percaya diri dengan
kemampuan yang dimiliki.
Likert
Nidhi Yadav 2011
2. Mengelola Emosi Diri.
Self Management 1. kemampuan berpikir jernih
di bawah tekanan. 2. Mengalihkan stress pada
hal yang positif. 3. Memotivasi Diri.
Self Motivation 1.Bertahan menghadapi
kegagalan. 4. Empati.
Social Awareness 1. Merasakan perasaan
orang. 2. Bersikap terbuka.
5. Membina hubungan. Relationship
Management 1. Kemampuan menjadi
pendengar yang baik. 2. Menyelesaikan
perselisihan. 3. Mampu bekerjasama.
40 3
Komitmen Organisasi
X3 Narimawati
2011 Mayer Ellen
dalam Sarma Bajpai
2010 1. Komitmen Afektif
1.Kecintaan atau
terikat secara emosional terhadap
organisasi. 2.Keterlibatan karyawan di
dalam organisasi. 3.Berpihak
pada tujuan
organisasi
Likert
2. Komitmen Normatif
1.Kewajiban moral untuk bertahan
di dalam
organisasi.
Likert
3. Komitmen Berkelanjutan
1. Biaya yang dikorbankan jika keluar dari organisasi.
4 Kinerja
Y Mangkunegara
2010 1. Aspek Kuantitatif
1. Proses kerja dan kondisi pekerjaan.
2.Waktu yang dipergunakan untuk bekerja.
3.Jumlah kesalahan dalam melaksanakan tugas.
4. Pemberian layanan dalam bekerja.
Likert
2. Aspek Kualitatif 1.Ketepatan
kerja dan
kualitas pekerjaan. 2.Tingkat kemampuan dalam
bekerja. 3.Kemampuan menganalisis
data dan
kemampuan menggunakan mesin dan
peralatan. 4.Kemampuan mengevaluasi
keluhan konsumen
41
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan
Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi merupakan Amal Usaha Muhammadiyah dibidang kesehatan yang beroperasi sejak tanggal 12 Desember
1986 M 10 Rabbiul Awal 1407 H. Pada awal berdiri rumah sakit ini bernama Rumah Sakit Islam Cabang Klender yang kemudian berganti nama menjadi RS
Islam Jakarta Timur di tahun 1993. Sejak tahun 2004, Rumah Sakit Islam Jakarta Timur berubah menjadi Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi berdasarkan SK
BP Yayasan Rumah Sakit Islam nomor 028SK-YRSIJIV2.a.2004. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai institusi pelayanan kesehatan, RS
Islam Jakarta Pondok Kopi mempunyai falsafah yang bersandarkan kepada Al- Qur’an, Surat Al-Baqarah 25, yang artinya : “Dan sampaikanlah berita gembira
kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-
sungai didalamnya”, Surat As-Syuara 80, yang artinya :
“ …Dan apabila aku sakit, maka Dia Allahlah yang akan menyembuhkan aku” dan Surat Maryam 96, yang artinya : “Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam hati mereka rasa
kasih sayang”.
42
Tujuan pembangunan Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi adalah memberikan pelayanan kesehatan yang setinggi-tingginya kepada masyarakat
dengan pendekatan pemeliharaan kesehatan promotif, pencegahan penyakit preventif, penyembuhan penyakit kuratif dan pemulihan kesehatan
rehabilitatif yang dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan peraturan undang-undang, dan tuntunan ajaran agama Islam dengan tidak membedakan
agama, golongan dan kedudukan. Dalam pelaksanaannya Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi senantiasa
melakukan pengembangan sarana prasarana secara terus menerus, berkesinambungan, mengikuti perkembangan serta kondisi yang aktual dengan
tetap memperhatikan beberapa hal : a. Berubahnya paradigma sehat sangat berpengaruh terhadap layanan kesehatan
khususnya layanan rumah sakit. Rumah sakit merupakan bagian dari Sistem Kesehatan Nasional memiliki peran yang sangat strategis dalam mewujudkan
Indonesia sehat. b. Mengutip salah satu keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-
45 “Muktamar mendesak PP Muhammadiyah untuk menggalakkan kembali kerja-kerja
kemanusiaan humanitarian works dalam membantu korban bencana alam dan kerja-kerja sosial kemanusiaan, yang pada masa lalu dikenal sebagai lembaga
“Penolong Kesengsaraan Oemoem” PKO. Muhammadiyah perlu mengembangkan lembaga tersebut bukan sekedar
untuk melakukan respon terhadap bencana disaster response yang bersifat
43
reaktif, tetapi menjadi lembaga yang memiliki kemampuan untuk mengelola merencanakan langkah-langkah antisipatif terhadap berbagai jenis bencana
disaster management. Dengan memperhatikan kekuatan tersebut Rumah Sakit Islam Jakarta
Pondok Kopi selalu mengembangkan strategi untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan, bentuk strategi yang dikembangkan didasari
oleh nilai-nilai sebagai berikut: a. Semangat menolong dan melayani mengutamakan tindakan Life saving
b. Menjunjung tinggi nilai etika perilaku Islami dan Profesionalisme c. Mengutamakan keselamatan pasien Patient Safety
d. Kebersamaan Ukhuwah Islamiah e. Kepedulian sosial yang tinggi terhadap kemanusiaan layanan GAKIN dan
ASKESKIN, SKTM f. Menjalin jejaring dengan Institusi
2. Perkembangan Usaha a. Struktur Organisasi