Aktivitas Belajar Fiqih Siswa

pertanyaan kepada saya juga ada yang kurang baik, dan pada saat itu saya selalu ajarkan siswa agar dalam menyampaikan pertanyaan bisa bertutur bahasa dengan baik dan lebih memahami apa yang sedang dipertanyakan. Sebenarnya mereka mengerti apa yang ingin mereka tanyakan kepada saya, tapi dalam penyampaian bahasa mereka masih bingung, oleh sebab itu mereka hanya diam atau bertanya kepada teman jika ada yang belum memahami pelajaran. ” 3 Aktivitas siswa membuat pertanyaan pada pertemuan pertama, siswa terlihat masih bingung dan tidak tahu membuat pertanyaan seperti apa, bahkan diantara siswa tersebut masih ada yang bertanya kepada teman seperti apa membuat pertanyaan. sehingga siswa juga belum tepat untuk menjawab pertanyaan yang ditulis oleh temannya. Data yang diperoleh dari daftar pertanyaan yang dibuat oleh siswa dan ketepatan menjawab pertanyaan, peneliti mendeskripsikan berdasarkan kemampuan akademik siswa sebagai berikut: a Siswa berkemampuan tinggi Siswa berkemampuan tinggi sebagian besar dari mereka dapat membuat pertanyaan dengan baik, mereka membuat pertanyaan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, tidak mencari pertanyaan yang ada dibuku yang sudah mereka catat dan mereka rangkum, karena dari guru maupun dari pihak sekolah tidak mewajibkan siswa untuk memiliki buku paket. Guru fiqih mengatakan ini merupakan kendala yang dialaminya dalam mengajar fiqih. Hal ini sebagaimana yang dikatakan Bapak Suhaimi kepada peneliti. “Kendala yang saya hadapi selama mengajar fiqih di MTS At-Taqwa 06 Bekasi adalah kurang tersedianya buku materi pelajaran fiqih, jadi hanya guru saja yang memberikan materi dan saya tidak mewajibkan siswa untuk mempunyai buku paket, sekolahpun tidak mewajibkan siswa memiliki buku, LKS pun tidak ada, makanya guru banyak memberikan catatan kepada siswa dan ini berakibat banyak waktu yang tersita, solusinya adalah saya sering memberikan tugas di rumah untuk mencari sumber- sumber bahan ajar untuk hari esok, jadi ketika belajar anak sudah ada bahan untuk belajar yang mereka kerjakan karena mencari sumber bahan ajar di rumah. Saya mempersilahkan siswa mencari sumber dari mana saja, 3 Wawancara dengan Bapak Ahmad Suhaimi, Selaku guru mata pelajaran fiqih, pada hari selasa, 07 Januari 2014, di ruang guru. bisa dari internet, media televisi atau darimanapun, yang terpenting adalah siswa tersebut bisa memahami materi yang sedang saya ajarkan. ” 4 b Siswa berkemampuan sedang Keterampilan membuat pertanyaan dikerjakan dengan baik, tetapi masih ada sebagian siswa yang menuliskan pertanyaan tulislah ayat atau hadits yang menjelaskan tentang sholat jama, qashar, dan jama qashar. Pertanyaan yang dibuat oleh salah satu siswa ini sudah cukup bagus, tetapi seharusnya siswa membuat pertanyaan jangan memakai kata “tulislah ayat” seharusnya “bacakan ayat” karena cara menjawab pertanyaan tersebut adalah dengan cara lisan. Tetapi masih ada saja sebagian siswa yang keliru dalam hal menulis pertanyaan. Tulislah ayat yang memperbolehkan sholat qoshor?. Dalam hal ketepatan menjawab pertanyaan, siswa berkemampuan sedang sudah benar dalam menjawab pertanyaan tetapi diantara mereka masih saja ada yang takut salah untuk menjawab pertanyaan dan masih sering bertanya kepada temannya. c Siswa berkemampuan rendah Siswa berkemampuan rendah dalam membuat pertanyaan sebagian ada yang sudah baik dan sebagian yang lain membuat pertanyaan masih melihat buku catatan. Hal ini menunjukkan bahwa mereka malas untuk berpikir dan mereka hanya bisa menyalin pertanyaan yang sudah ada dibuku. Dalam hal menjawab pertanyaan, siswa berkemampuan rendah masih sibuk membuka buku catatan dan mencari jawaban, ada salah satu siswa yang pasif saja ketika di kelas, tidak bisa menjawab pertanyaan padahal ia sudah membuka buku, siswa tersebut hanya diam dengan ketidakmengertiannya dan tidak mau berusaha bertanya kepada guru. 4 Wawancara dengan Bapak Ahmad Suhaimi, Selaku guru mata pelajaran fiqih, pada hari selasa, 07 Januari 2014, di ruang guru. Siswa yang membuat pertanyaan dengan baik dan menjawab pertanyaan dengan tepat tidak terlepas dari minat, motivasi, dan antusias dalam menyimak penjelasan dari guru terkait dengan materi yang sedang berlangsung. Sementara siswa yang menyalin pertanyaan dibuku catatan mereka dan menjawab pertanyaan yang tidak tepat ini menyebabkan siswa hanya pasif saja ketika di kelas dan diantara mereka juga terkadang masih sering mengobrol dengan temannya dan tidak memperhatikan penjelasan materi yang sedang berlangsung. Penulis menghimpun data persentase aktivitas belajar fiqih siswa pada pertemuan pertama Selasa, 07 Januari 2014. Berikut adalah data persentase aktivitas belajar fiqih siswa pada pertemuan pertama Selasa, 07 Januari 2014 yang tersusun dalam tabel berikut ini: Tabel 4 Persentase Aktivitas Belajar Fiqih Siswa Pengamatan Pertama Selasa, 07 Januari 2014 No Aktivitas Belajar PAI Siswa Rata-rata 1. Bertanya kepada temanguru 54.66667 2 Menjawab pertanyaan 73.33333 3. Mengeluarkan pendapat 48 4. Melakukan Diskusi kelompok 66.66667 5. Menanggapi pertanyaan 42.33333 6. Mencatat materi dan Menulis pertanyaan 66.66667 7. Mengerjakan tugas 84 8. Berani atau bersemangat 62.66667 Jumlah = 497.3333 Rata-rata = 62.16667 2. Pengamatan ke-2 Selasa, 21 Januari 2014 Pada pengamatan ke-2 materi yang dipelajari adalah menjelaskan ketentuan shalat dalam keadaan darurat ketika sedang sakit dan dikendaraan. Jumlah siswa yang hadir adalah 25 yang mengikuti pembelajaran dan semua siswa hadir. Seperti pertemuan sebelumnya guru fiqih kelas VII-1 hadir dan membantu peneliti untuk mengamati aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa satu persatu kemudian mengamati siswa dalam satu kelompok dan mencatatnya ke dalam lembar observasi aktivitas belajar fiiqh siswa. Sebelum guru memulai kegiatan belajar mengajar pada hari ini, siswa mengumpulkan PR terlebih dahulu. Selanjutnya guru menjelaskan indikator yang ingin dicapai. Guru menjelaskan garis-garis besar isi materi di papan tulis dan meminta kepada semua siswa untuk mencatatnya dan mengkondisikan tempat duduk siswa agar terlihat rapih. Pada pertemuan kedua ini guru menerapkan pembelajaran fiqih secara berkelompok. Guru meminta kepada siswa untuk mengkondisikan tempat duduk kelompoknya sehingga siswa duduk berdasarkan kelompoknya. Untuk memudahkan dalam pemahaman materi setiap siswa diberikan hand out terkait materi pelajaran. Pembelajaran diawali dengan memberikan stimulus berbentuk pertanyaan kepada siswa mengenai ketentuan shalat dalam keadaan darurat ketika sakit dan dikendaraan, kemudian guru memberikan informasi secara umum mengenai tata cara sholat jama, qashar, dan jama qashar dalam keadaan darurat dan dikendaraan, selanjutnya guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5 lima orang. Masing-masing kelompok harus mempunyai ketua kelompok yang dipilih oleh anggota kelompok, ketua kelompok harus yang aktif ketika di kelas, agar ia bisa menjadi tutor sebaya buat teman-temannya. Guru memanggil para ketua kelompok dan menjelaskan materi yang sudah disampaikan oleh guru. Dan dari sinilah peran tutor sebaya antara siswa dan saling berdiskusi mengenai materi ketentuan sholat dalam keadaan darurat ketika sedang sakit dan dikendaraan, dalam diskusi kelompok aktivitas tutor sebaya terlihat aktif, siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi mengajarkan kepada temannya yang belum menguasai materi. Selanjutnya guru membagikan lembaran kertas yang berisi nama, asal kelompok, dan suatu permasalahan yakni pertanyaan terkait materi yang sedang diajarkan. Kertas tersebut diberikan kepada setiap individu dalam kelompok. Siswa ditugaskan untuk menuliskan jawaban yang tepat terkait materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok dan didiskusikan dengan kelompoknya. Setelah semua kelompok berdiskusi dan menemukan jawaban yang tepat, perwakilan dari ketua kelompok masing-masing menjelaskan jawabannya, jika ada jawaban yang kurang tepat, kelompok yang lain berhak mengeluarkan pendapatnya dan menyanggah jawaban dari kelompok lain. Dengan menerapkan pembelajaran secara berkelompok ini, dimaksudkan agar siswa dapat menyelesaikan masalahnya dan menemukan hubungan antara konsep dan ide yang dimilikinya sehingga siswa menjadi aktif dan bersemangat ketika proses pembelajaran. Tetapi setelah selesai pembelajaran secara berkelompok, biasanya guru menerapkan metode tanya jawab kepada siswa, jadi jika ada siswa yang belum memahami permasalahan yang didiskusikan tadi, guru mempersilahkan siswa untuk bertanya, dan sebaliknya guru juga akan memberikan pertanyaan kepada siswa. Hal ini sebagaimana yang dikatakan Bapak Suhaimi selaku guru fiqih kelas VII-1. “Metode yang digunakan juga bervariasi, metode tanya jawab, metode ceramah, dan metode-metode lain yang sekiranya mendukung kepada pengajaran fiqih, termasuk pembelajaran secara berkelompok, metode diskusi juga saya pernah terapkan untuk pengajaran fiqih, dengan diterapkannya metode diskusi, saya perintahkan kepada siswa-siswa untuk mendiskusikan masalah pelajaranmateri yang sedang dipelajari, lalu saya beri tugas mereka untuk mencatat pertanyaan setelah itu semua pertanyaan kita diskusikan bersama di kelas. Ketika Pembelajaran berkelompok biasanya saya juga sudah mempersiapkan beberapa permasalahan yang berbentuk pertanyaan, setelah itu saya perintahkan kepada siswa untuk membuat kelompok dan menunjuk ketua kelompoknya masing-masing, setelah itu saya meminta kepada semua kelompok dengan mendiskusikan jawaban atas permasalahan yang terkait dengan materi pelajaran. Setelah semua kelompok menemukan jawaban, perwakilan dari ketua kelompok untuk menjelaskan jawabannya masing-masing. Tetapi selama saya mengajar fiqih, saya lebih sering menerapkan metode tanya jawab, karena dengan menggunakan metode ini siswa-siswa akan terpancing untuk lebih aktif bertanya dan meningkatkan minat serta motivasi siswa untuk aktif terlibat dalam belajar, dan pembelajaran fiqih akan lebih terarah lagi, mungkin hanya beberapa siswa saja yang pasif karena biasanya mereka lebih suka diam dan mendengarkan temannya yang bertanya kepada saya. ” 5 Berdasarkan data yang diperoleh dari data instrument catatan observasi aktivitas belajar fiqih siswa bahwa kelompok yang aktif melakukan diskusi dan bersemangat dalam pembelajaran adalah kelompok 1, 3, dan 5, mereka terlihat memperhatikan ketua kelompoknya dalam menyampaikan materi dan turut aktif mendiskusikan materi dengan teman-temannya. Sedangkan kelompok lainnya kurang maksimal dalam berdiskusi dan menjawab pertanyaan. Penyebab kurang aktifnya siswa dalam berdiskusi dikarenakan masing-masing siswa cenderung kurang berkomunikasi dengan ketua kelompoknya dan tidak memperhatikan penjelasan ketua kelompoknya dalam menyampaikan materi, dalam menyampaikan materi ketua kelompok juga kurang maksimal sehingga anggotanya lebih banyak bertanya guru dari pada mendiskusikan dengan teman kelompoknya. Aktivitas membuat pertanyaan pada pertemuan kedua ini sebagian besar sudah baik, tetapi masih ada beberapa siswa masih terlihat bingung membuat pertanyaan seperti apa. Pada pertemuan ini semua siswa dalam menjawab pertanyaan sudah hampir benar walaupun masih terlihat gugup dan tutur bahasa mereka masih sedikit agak membingungkan saat menjawabnya. Siswa juga sudah mulai ada peningkatan untuk aktif bertanya kepada guru dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya. Tetapi dalam kekompakan kelompok masih terlihat agak rendah, siswa belum bisa terlalu menyesuaikan dengan kelompoknya, dan masih ada saja siswa yang tidak mau dengan teman satu kelompoknya. Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa keaktifan siswa dalam berdiskusi, bertanya kepada guru menjadi lebih aktif daripada pertemuan pertama. Catatan pengamatanobservasi aktivitas belajar fiqih siswa yang menyatakan bahwa 5 Wawancara dengan Bapak Ahmad Suhaimi, Selaku guru mata pelajaran fiqih, pada hari selasa, 07 Januari 2014, di ruang guru. aktivitas siswa dalam belajar fiqih sudah meningkat tetapi belum maksimal, tetapi sewaktu peneliti mengamati sebagian besar siswa sudah terlibat dalam aktivitas pembelajaran fiqih. Peneliti menghimpun data persentase aktivitas belajar fiqih siswa pada pengamatan kedua Selasa, 21 Januari 2014 dan menyajikannya dalam bentuk tabel. Berikut ini adalah data persentase aktivitas belajar fiqih siswa pada pengamatan kedua Selasa, 21 Januari 2014 Tabel 5 Persentase Aktivitas Belajar Fiqih Siswa pengamatan kedua Selasa, 21 Januari 2014 No Aktivitas Belajar PAI Siswa Rata-rata 1. Bertanya kepada temanguru 70.66667 2 Menjawab pertanyaan 81.33333 3. Mengeluarkan pendapat 76 4. Melakukan Diskusi kelompok 76 5. Menanggapi pertanyaan 72 6. Menulis pertanyaan 69.33333 7. Mengerjakan tugas 88 8. Berani atau bersemangat 80 Jumlah = 613.3333 Rata-rata = 76.66667 3. Pengamatan ketiga Selasa, 28 Januari 2014 Pengamatan ketiga materi yang disampaikan adalah melaksanakan tata cara shalat wajib selain shalat 5 waktu. Siswa yang hadir mengikuti pembelajaran sebanyak 25 siswa, semua siswa hadir. Pembelajaran diawali dengan pengkondisian siswa sehingga siswa duduk dengan rapih. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menjelaskan materi pembelajaran mengenai ketentuan shalat jum’at dan khutbah jum’at, setelah guru menjelaskan semua materi mengenai ketentuan shalat dan khutbah jum’at, selanjutnya siswa diberikan quiz dengan masing-masing siswa diberikan soal yang berbeda. Setelah itu guru meminta kepada semua siswa untuk menjawabnya. Hasil quiz yang diiisi oleh semua siswa sudah bisa dikatakan baik dan sangat maksimal. Ketika siswa menghadapi kesulitan dalam mengerjakan quiz, siswa tersebut lebih memilih bertanya kepada guru daripada bertanya dengan temannya, sehingga peran guru cenderung dominan dalam pembelajaran kali ini. Menurut catatan observasi aktivitas belajar fiqih siswa bahwa secara keseluruhan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Aktivitas pembelajaran dengan metode tanya jawab sangat menarik karena ada stimulus yang bertujuan untuk merangsang siswa. Siswa terlihat sangat antusias pada saat guru menerapkan metode tanya jawab, karena jika ada satu siswa yang aktif bertanya, maka seluruh siswa juga ikut terpancing untuk bertanya kepada guru. Bahkan, siswa yang minat belajarnya rendahpun menjadi bersemangat untuk bertanya. Dalam pembelajaran siswa dituntut secara aktif untuk memperhatikan penjelasan guru, jadi ketika ada salah satu siswa yang mengobrol di kelas pada saat guru menjelaskan materi, maka ia diperintahkan untuk membuat pertanyaan. Oleh sebab itu pada pengamatan yang ketiga ini seluruh siswa sudah aktif bertanya kepada guru, dan tidak ada yang merasa takut salah jika bertanya kepada guru. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak Suhaimi guru fiqih kelas VII-1. “Jika ada salah satu siswa yang bertanya, ini cukup memancing siswa yang lainnya, ketika ada anak yang aktif bertanya satu orang akhirnya pertanyaan juga memotivasi kepada yang lain untuk bertanya “gimana pak yang ini, gimana pak yang itu” dan akhirnya siswa yang lainpun ikut berpartisipasi untuk bertanya. Jadi dalam keterampilan bertanya disini, siswa harus dipancing terlebih dahulu agar aktif bertanya di dalam kelas, ketika ada siswa yang bertanya siswa yang lainpun harus memberikan tanggapan, karena saya meminta seluruh siswa untuk memperhatikan, jika ada siswa yang tidak memperhatikan, maka saya memerintahkan siswa tersebut untuk menjelaskan jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan oleh siswa tadi, jika siswa tersebut tidak bisa menjelaskan, maka saya meminta siswa itu untuk membuat dan menulis lima pertanyaan agar pertanyaan tersebut dapat dibahas secara bersamaan di kelas. ” 6 Penulis menghimpun data persentase aktivitas belajar fiqih siswa pada pengamatan ketiga Selasa, 28 Januari 2014 dan menyajikannya dalam bentuk tabel. Berikut adalah data persentase aktivitas belajar fiqih siswa pada pengamatan ketiga Selasa, 28 Januari 2014 yang tersusun dalam tabel berikut ini: Tabel 6 Persentase Aktivitas Belajar Fiqih Siswa pengamatan ketiga Selasa, 28 Januari 2014 No Aktivitas Belajar PAI Siswa Rata-rata 1. Bertanya kepada temanguru 82.66667 2 Menjawab pertanyaan 89.33333 3. Mengeluarkan pendapat 82.66667 4. Melakukan Diskusi kelompok 86.66667 5. Menanggapi pertanyaan 77.33333 6. Menulis pertanyaan 81.33333 7. Mengerjakan tugas 89.33333 8. Berani atau bersemangat 86.66667 Jumlah = 674.6667 Rata-rata = 84.33333 6 Wawancara dengan Bapak Ahmad Suhaimi, Selaku guru mata pelajaran fiqih, pada hari selasa, 07 Januari 2014, di ruang guru. Aktivitas belajar siswa diamati dengan tahap pengamatanobservasi melalui lembar observasi aktivitas belajar siswa. Observasi dilakukan peneliti dengan mengamati siswa selama proses pembelajaran. Pada tahap pengamatanobservasi penelitian ini berlangsung selama tiga kali pengamatan dimulai tanggal 07-Januari 2014 sampai dengan 07 Februari 2014 dengan alokasi waktu masing-masing 2 X 40 menit 2 jam pelajaran. Selama penelitian ini, peneliti mengamati aktivitas belajar fiqih siswa. Peneliti memberikan skor 1-3 terhadap aktivitas belajar fiqih siswa. Setiap pernyataan aktivitas belajar fiqih siswa dihitung nilai persentasenya, persentase setiap pernyataan aktivitas belajar fiqih siswa dirata-ratakan sehingga menjadi rata-rata persentase aktivitas belajar fiqih siswa pada pertemuan tersebut. Penulis menghimpun data persentase aktivitas belajar fiqih siswa selama tiga pengamatan dan menyajikannya dalam bentuk tabel. Berikut ini adalah data persentase aktivitas belajar fiqih siswa selama tiga kali pengamatan.: Tabel 7 Persentase Aktivitas Belajar Fiqih Siswa No Aktivitas Belajar PAI Siswa 1 2 3 Rata- rata 1. Bertanya kepada temanguru 54.66667 70.66667 82.66667 69.33333 2 Menjawab pertanyaan 73.33333 81.33333 89.33333 80.88889 3. Mengeluarkan pendapat 48 76 82.66667 68.88889 4. Melakukan Diskusi kelompok 66.66667 76 86.66667 76.44444 5. Menanggapi pertanyaan 41.33333 72 77.33333 63.55556 6. Mencatat materi dan Menulis pertanyaan 66.66667 69.33333 81.33333 72.44444 7. Mengerjakan tugas 84 88 89.33333 87.11111 8. Berani atau bersemangat 62.66667 80 86.66667 76.44444 Jumlah = 497.3333 613.3333 674.6667 595.1111 Rata-rata = 62.16667 76.66667 84.33333 74.38889 Aktivitas belajar fiqih siswa di kelas menggunakan metode tanya jawab, yakni keterampilan bertanya guru untuk melontarkan pertanyaan kepada siswa, dan siswa juga turut aktif untuk bertanya kepada guru. Tujuan dari mengajukannya pertanyaan antara lain adalah meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk aktif dalam belajar, mengevaluasi persiapan siswa dan mengecek pekerjaan tugas yang diberikan, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan sikap inkuiri, memberikan arah atau petunjuk untuk menyelesaikan masalah problem solving, merangkum pelajaran yang telah diberikan, mendorong pemahaman mendalam dengan menyajikan keterkaikan tertentu, merangsang peserta didik untuk menggali pengetahuan bagi dirinya sendiri sehingga sangat membantu siswa untuk menghubungkan antara konsep dan ide. Pada akhirnya semua siswa di kelas dapat memahami materi dengan baik. Berdasarkan pada data tabel, catatan observasi aktivitas belajar fiqih siswa, penulis mendeskripsikan masing-masing indikator aktivitas belajar fiqih siswa sebagai berikut: 1. Oral Activities Aktivitas belajar fiqih siswa dalam oral activities adalah bertanya kepada temanguru, menanyakan materi yang belum dipahami kepada guru maupun kepada temannya, menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan guru maupun teman, terlibat dalam melakukan diskusi kelompok, dan meresponmenjawab pertanyaan dari guru maupun teman. 7 Deskripsi masing- masing aktivitas adalah sebagai berikut: a Menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan guru maupun teman, merupakan aktivitas terendah dan tidak terlalu sering dilakukan oleh siswa. Hal ini dikarenakan ketika guru memerintahkan siswa untuk menjelaskan materi yang telah diajarkan dan disampaikan, siswa tidak mau melakukannya dan saling menunjuk siswa yang lain, hanya beberapa siswa saja yang mau menjelaskannya dan berani maju ke depan kelas, yang menyebabkan siswa tidak mau menjelaskan materi yang telah disampaikan adalah siswa tersebut merasa takut salah ketika menjelaskan materi dan merasa takut ditertawakan oleh temannya, padahal semua siswa pasti bisa menjelaskan materi jika siswa tersebut benar-benar memperhatikan guru ketika sedang menyampaikan materi di kelas. Berdasarkan data wawancara kepada guru fiqih diperoleh keterangan bahwa siswa dalam menjelaskan materi dimulai dari siswa berkemmapuan tinggi menjelaskan kepada siswa yang berkemampuan sedang, selanjutnya siswa berkemampuan sedang menjelaskan kepada siswa yang berkemampuan rendah. Menurut guru pengampu mata pelajaran fiqih ini, dalam segi bahasa penyampaian penjelasan materi yang disampaikan oleh siswa yang berkemampuan tinggi akan cenderung lebih mudah dipahami oleh siswa yang berkemampuan sedang daripada siswa yang berkemampuan rendah. dalam hal lain bahwa siswa yang berkemampuan sedang juga mau berusaha untuk menjelaskan materi ke temannya yang memiliki kemampuan rendah. Tetapi jika siswa berkemampuan sedang belum memahami materi pembelajaran, maka siswa yang berkemampuan sedang akan bertanya kepada siswa yang berkemampuan tinggi, setelah itu baru dijelaskan kembali kepada siswa yang berkemampuan rendah. b Menanyakan materi yang belum dipahami kepada temanguru cenderung lebih sering dilakukan oleh siswa yang berkemampuan tinggi dan sedang. 7 Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: GP Press Group, 2013, Cet. I, h. 85. Mereka tidak segan dalam bertanya kepada temanguru ketika menemukan kesulitan dalam memahami materi pembelajaran. Sedangkan siswa berkemampuan rendah lebih cenderung jarang bertanya kepada temanguru, siswa yang berkemampuan rendah lebih banyak diam dengan ketidakmengertian mereka. Sebagian dari mereka bahkan tidak peduli terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung, mereka lebih asyik mengobrol, mengganggu teman-temannya yang sedang serius memperhatikan guru ketika menjelaskan materi, dan tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Dengan kata lain mereka tidak punya inisiatif untuk aktif bertanya dalam pembelajaran, biasanya siswa yang seperti ini siswa yang hanya pasif saja ketika di kelas. Sewaktu guru mengecek pemahaman mereka terhadap materi pembelajaran, barulah mereka mau bertanya terkait materi pelajaran yang belum dipahaminya. Siswa yang berkemampuan rendah seperti ini harus guru pancing-pancing terlebih dahulu agar siswa mau turut aktif terlibat dalam belajar. Hal ini banyak terjadi pada siswa laki-laki, sedangkan pada siswa perempuan mereka lebih banyak aktif dalam bertanya selama pembelajaran berlangsung. c Aktivitas menjawab pertanyaan, seluruh siswa hampir menjawab dengan benar, tetapi ada sebagian siswa yang menjawab pertanyaan masih terlihat takut salah dan gugup, dan ada juga yang masih sibuk membuka buku catatan dan mencari jawaban dibuku. Bagi siswa yang berkemampuan tinggi ketika menjawab pertanyaan tidak terlihat gugup dan mereka percaya diri kalau jawaban mereka itu benar tanpa harus membuka buku terlebih dahulu. d Mengeluarkan pendapat merupakan aktivitas bertanya, sehingga sering dilakukan oleh siswa berkemampuan tinggi dan sebagian siswa yang berkemampuan sedang. Dalam aktivitas diskusi kelompok ketika siswa berkemampuan sedang atau siswa berkemampuan rendah bertanya atas materi yang belum dipahaminya, maka siswa berkemampuan tinggi yang peduli merespon atas pertanyaan dan siswa yang berkemampuan tinggi tidak sungkan untuk mengeluarkan pendapatnya ketika ada salah satu siswa menanyakan materi yang belum dipahaminya. Aktivitas mengeluarkan pendapat juga dilakukan oleh siswa ketika guru menanyakan terkait materi yang sedang dipelajari, kemudian siswa menjawab dan siswa bebas mengeluarkan pendapatnya masing-masing atas jawaban tersebut, bahkan siswa boleh menyanggah jawaban siswa yang lain jika jawabannya itu kurang tepat. Jika ada siswa yang mengeluarkan pendapatnya maka akan diberikan reward oleh guru, dengan adanya reward siswa lebih bersemangat untuk mengeluarkan pendapatnya masing-masing. Bahkan, siswa yang berkemampuan rendah yang cenderung hanya diam saja dan mengobrol dengan temannya, mereka berusaha untuk mengeluarkan pendapatnya. Seluruh siswa di kelas akan antusias mengeluarkan pendapatnya jika diberikan reward oleh gurunya. 2. Listening Activities Pertanyaan listening activities dalam aktivitas belajar fiqih siswa adalah melakukan diskusi kelompok. 8 Lebih dari jumlah kelompok 3 dari 5 kelompok benar-benar aktif dalam melakukan diskusi. Sementara 2 kelompok lainnya cenderung kurang aktif dalam berdiskusi. Berdasarkan catatan observasi aktivitas belajar fiqih siswa menyatakan terdapat 3 kelompok yang benar-benar aktif melakukan diskusi, yaitu kelompok 1, 3, dan 5. Sebagian besar siswa menyatakan bahwa belajar dalam suatu kelompok sangat memudahkan dan membantu mereka dalam memahami materi pembelajaran yang sedang berlangsung, dimana siswa- siswa dapat saling berbagi dan peduli terhadap teman yang belum memahami materi pelajaran. Peneliti mengamati bahwa faktor-faktor yang dapat membuat siswa aktif dalam berdiskusi diantaranya adalah: a Diskusi kelompok sangat cocok bagi siswa, karena dengan diadakannya diskusi kelompok, siswa dapat saling membantu dan peduli terhadap anggota yang lain. 8 Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: GP Press Group, 2013, Cet. I, h. 85. b Siswa berkemampuan tinggi sangat peduli terhadap anggota yang lainnya dan menjadi tutor sebaya bagi anggota yang lain. c Posisi duduk dalam berdiskusi ini siswa yang berkemampuan tinggi akan duduk mengapit anggota lainnya ketika menjelaskan materi pembelajaran sehingga dengan mudah dapat menjangkau anggota lainnya. 3. Mental Activities Aktivitas belajar fiqih siswa dalam mental activities adalah menanggapi pertanyaan, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. 9 ketika siswa diberikan pertanyaan oleh guru atau temannya, siswa harus menanggapi pertanyaan tersebut. Aktivitas menanggapi pertanyaan sering dilakukan oleh siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan sedang. Sedangkan siswa yang memilki kemampuan rendah, cenderung jarang terlihat melakukan aktivitas menanggapi pertanyaan, mereka hanya terlihat diam saja. Deskripsi masing-masing aktivitas tersebut adalah: a Menganalisis permasalahanpersoalan. Ketika siswa diberikan permasalahanpersoalan yang menyangkut materi pembelajaran, selanjutnya siswa menganalisis permasalahanpersoalan tersebut. Aktivitas menganalisis permasalahanpersoalan sering dilakukan oleh siswa yang berkemampuan tinggi dan sebagian siswa yang berkemampuan sedang. Hal ini ditandai dengan mereka yang sering bertanya kepada guru atau hanya sekedar meluruskan hasil analisis mereka. Sedangkan siswa yang berkemampuan rendah umumnya jarang terlihat melakukan aktivitas ini, mereka cenderung hanya melihat hasil pekerjaan teman sekelompoknya tanpa menganalisis terlebih dahulu bagaimana menyelesaikannya. b Memecahkan dan menjawab permasalahanpersoalan. Aktivitas ini merupakan tindak lanjut dari aktivitas menganalisis permasalahanpersoalan. Setelah mereka menganalisis bagaimana menyelesaikannya dan menggunakan konsep apa, barulah mereka 9 Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: GP Press Group, 2013, Cet. I, h. 86. memecahkan dan menjawab permasalahnpersoalan tersebut. Sehingga skor aktivitas memecahkan dan menjawab permasalahanpersoalan tidak berbeda jauh dengan aktivitas menganalisis permasalahanpersoalan dan dilakukan oleh subjek yang sama. 4. Writing Activities Pertanyaan-pertanyaan writing activities dalam aktivitas belajar fiqih adalah menyalinmencatat materi pembelajaran, menulis pertanyaan dan mengerjakan tugas pembelajaran. 10 Deskripsi masing-masing aktivitas writing activities adalah: a Menyalinmencatat materi pembelajaran. Sebagian besar siswa aktif dalam menyalinmencatat materi pembelajaran. Ketika guru tidak menyediakan hand out pembelajaran, maka siswa mencatatnya. Mencatat materi pelajaran itu sudah menjadi kewajiban setiap siswa di kelas, karena siswa tidak diwajibkan mempunyai buku paket seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pengamatan peneliti bahwa ada siswa yang berkemampuan tinggi dalam menyalinmencatat materi pembelajaran cenderung mencatat dengan caranya sendiri dan tidak sama dengan yang ditulis guru di papan tulis, mencatat materi yang dipahaminya dan hal-hal yang terpenting saja. Siswa yang berkemampuan tinggi juga lebih aktif mencatat materi pembelajaran ketika guru sedang menjelaskan materi pembelajaran, lain halnya dengan siswa yang berkemampuan sedang maupun siswa yang berkemampuan rendah, jika siswa yang berkemampuan sedang kadang-kadang mencatat ketika guru sedang menjelaskan materi, sedangkan siswa yang berkemampuan rendah hanya mendengarkan guru saja tanpa mencatat materi pembelajaran yang sedang berlangsung. 10 Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: GP Press Group, 2013, Cet. I, h. 85. b Menulis pertanyaan terkait materi pembelajaran. Pertanyaan ditulis dikertas yang disediakan oleh guru. Sebagian besar siswa aktif dalam menulis pertanyaan terkait materi pembelajaran. Pengamatan peneliti bahwa seluruh siswa dalam membuat pertanyaan tidak membuka buku catatan, mereka membuat pertanyaan sendiri berdasarkan pengetahuan yang ia miliki. c Mengerjakan tugas pembelajaran merupakan aktivitas tertinggi dan merupakan aktivitas yang cukup sering dilakukan oleh setiap siswa. Hampir semua siswa dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, baik dikerjakan sendiri-sendiri maupun mendiskusikannya dengan teman-teman yang lain. Faktor-faktor yang menyebabkan aktivitas yang menyebabkan aktivitas mengerjakan tugas pembelajaran sangat tinggi diantaranya adalah siswa telah memahami materi yang telah disampaikan dengan baik, arahanpetunjuk yang jelas atas apa yang harus dilakukan siswa, peran tutor sebaya yang maksimal sangat penting sekali untuk membantu siswa lainnya dalam mengerjakan tugas pembelajaran. 5. Visual activities Aktivitas belajar fiqih siswa dalam visual activities adalah memperhatikan penjelasan temanguru. 11 Secara umum, karakteristik subjek penelitian ini mudah diarahkan untuk senantiasa memperhatikan temanguru, ketika ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan temanguru, maka temanguru menegurnya dan pada akhirnya siswapun fokus kembali memperhatikan penjelasan guruteman, sekalipun siswa mengulangi kesalahan kembali dan tidak memperhatikan penjelasan guruteman, maka guru memerintahkan siswa tersebut untuk bertukar posisi, ia yang menjelaskan materi pembelajaran, dan siswa diminta guru untuk membuat beberapa pertanyaan terkait materi pembelajaran yang sedang dipelajari, 11 Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: GP Press Group, 2013, Cet. I, h. 85. sehingga dapat dikatakan bahwa siswa mempunyai antusias dan semangat yang tinggi untuk memperhatikan penjelasan guru maupun temannya sendiri. 6. Emosional activities Aktivitas belajar fiqih siswa dalam emosional activities adalah berani atau bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 12 Sebagian besar siswa antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan pengamatan peneliti siswa merasa bersemangat karena pada pembelajaran berlangsung sebelumnya siswa hanya mendengarkan ceramah guru, tanpa menggunakan metode tanya jawab, dan guru terkadang juga tidak memberikan siswa untuk bertanya. Setelah diterapkannya keterampilan bertanya siswa terlihat menjadi termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Mereka merasa senang dan siswa menjadi aktif saat menerima pelajaran dari guru. Data aktivitas belajar fiqih siswa dari catatan observasi aktivitas belajar fiqih siswa pada pengamatan pertama, kedua, dan ketiga cukup meningkat. Keaktifan siswa dalam bertanya kepada guruteman, menjawab pertanyaan guru, mengeluarkan pendapat, melakukan diskusi kelompok, menanggapi pertanyaan, menyalinmencatat materi pembelajaran, mengerjakan tugas, dan berani bersemangat mengalami kemajuan dengan sering memperhatikan dan mengerjakan tugas dengan baik, selama pembelajaran siswa sangat fokus memperhatikan guru, sebagian siswa aktif dalam bertanya dan berani mengeluarkan pendapatnya masing-masing.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Bertanya merupakan aktivitas yang paling sering dan penting dilakukan dalam proses pembelajaran. Kemampuan bertanya guru merupakan kemampuan utama yang harus dimiliki oleh guru karena bertanya adalah alat untuk mengajar. Pemberian pertanyaan akan membantu peserta didik belajar secara mental dan 12 Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: GP Press Group, 2013, Cet. I, h. 86. lebih sempurna dalam menerima informasi. Melalui proses bertanya, siswa akan mampu menjadi pemikir yang handal dan mandiri. Mereka dirangsang untuk mampu mengembangkan idegagasan dan pengujian baru yang inovatif, mengembangkan metode dan teknik untuk bertanya, bertukar pendapat dan berinteraksi. Proses pembelajaran memungkinkan untuk dapat mengembangkan kebebasan mengeluarkan aspirasi, berupa pertanyaan atau jawaban, baik siswa maupun guru, sesuai dengan fakta dan penalaran. Pertanyaan dapat merangsang timbulnya kegiatan belajar. Setelah penelitian ini dilakukan, maka peneliti memperoleh hasil penelitian berupa informasi mengenai Keterampilan Bertanya Guru dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Fiqih Siswa di MTs At-Taqwa 06 Bekasi. Di MTS At-Taqwa 06 Bekasi, mata pelajaran fiqih dipelajari setiap satu Minggu sekali yaitu pada hari Selasa jam pelajaran pertama 13.15-15.00. Pada setiap pertemuan siswa mendapatkan materi yang diajarkan oleh guru. Selain itu, Keterampilan bertanya guru dapat meningkatkan keaktifan siswa, hampir semua indikator aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar seperti yang diungkapkan Paul B. Diedrich sebagaimana yang dikutip oleh Sadirman dalam buku Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, di antaranya: Listening activities, pada saat siswa mendengarkan penjelasan dari guru. Oral activities, saat siswa aktif bertanya. Mental activities, saat siswa aktif dalam kerja kelompok. Writing activities, saat siswa mengerjakan tugas. Emosioanal activities, saat siswa senang mengikuti pembelajaran. Pada pertanyaan di atas terlihat dari aspek-aspek yang diamati menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat. Siswa banyak yang bertanya jika mengalami kesulitan dan tampak lebih semangat dalam kegiatan pembelajaran. Setiap siswa sudah terlihat tidak kebingungan dalam memecahkan masalah, keberanian siswa di kelas juga meningkat sehingga dalam proses pembelajaran yang berlangsung guru tidak lagi mendominasi pembelajaran. Pemahaman siswapun semakin bertambah akan materi yang diajarkan oleh guru. Dalam hal ini tampak jelas sekali bahwa perbedaan pembelajaran yang menggunakan tanya jawab dan dengan cara guru yang mengajarnya dengan ceramah saja siswa lebih pasif. Dengan menggunakan metode tanya jawab siswa lebih aktif dan lebih berani dalam bertanya dan menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari. Berdasarkan hasil wawancara guru dan hasil pengamatan, dengan diadakannya reward guna untuk perbaikan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Reward ini diberikan kepada siswa yang aktif bertanya dan mengeluarkan pendapat. Reward juga diberikan kepada kelompok yang paling aktif. Dengan adanya reward ini siswa berlomba-lomba untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran fiqih. Secara keseluruhan keterampilan bertanya guru juga ikut memancing dan memotivasi siswa untuk bertanya dan mengalami peningkatan, dan keaktifan siswa kelas VII MTS At-Taqwa 06 Bekasi dalam pembelajaran fiqih juga meningkat. Dalam pembelajaran antusias siswa menjadi meningkat karena dengan keterampilan bertanya guru dan dengan menggunakan metode tanya jawab siswa dapat berlomba-lomba untuk membuat pertanyaan agar siswa lain tidak dapat menjawab pertanyaan. 97

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MTs At-Taqwa 06 Bekasi terhadap keterampilan bertanya guru dalam meningkatkan aktivitas belajar fiqih siswa yang dibatasi dengan menggunakan metode tanya jawab, maka dapat disimpulkan bahwa: Keterampilan bertanya seorang guru dalam pelaksanaan pembelajaran fiqih dapat dikatakan meningkat dengan menggunakan metode tanya jawab, siswa cenderung lebih aktif untuk bertanya kepada guru dan cara guru menggunakan teknik bertanya juga sudah baik. Keterampilan bertanya guru juga dapat meningkatkan aktivitas belajar fiqih siswa. Siswa lebih aktif dan lebih bersemangat. Siswa juga lebih banyak yang bertanya kepada guru. Penelitian mengenai pengembangan keterampilan bertanya guru dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan model pembelajaran yang konvesional yang selama ini masih dipakai oleh kebanyakan guru. Ada 2 komponen keterampilan bertanya yang harus dimiliki oleh setiap guru: komponen keterampilan bertanya dasar dan komponen keterampilan bertanya lanjut. Pertanyaan yang baik akan membuat kelas menjadi interaktif, namun kesalahan dalam bertanya dapat menyebabkan pembelajaran tidak menarik. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa kekeliruan guru dalam bertanya dapat menyebabkan siswa bersikap pasif dalam belajar. Jadi bertanya mempunyai pengaruh yang sangat signifikan ketika pembelajaran di kelas. Guru yang aktif selalu mengajukan pertanyaan kepada siswa, dan ini akan memancing dan merangsang siswa untuk turut aktif bertanya kepada guru sehingga guru dapat mengevaluasi kesulitan siswa dalam belajar.