Jenis-jenis Aktivitas dalam Belajar

1 Menyarankan cara-cara penyajian informasi yang menarik. 2 Merencanakan dan melaksanakan suatu program assembly 3 Menulis dan menyajikan informasi. g. Cek dan tes 1 Mengerjakan informal dan standardized test. 2 Menyiapkan tes-tes untuk murid lain. 3 Menyusun grafik perkembangan. 56 Jadi dengan klarifikasi aktivitas seperti diuraikan di atas, menunjukkan bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Kalau berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu sekolah-sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal dan memperlancar peranannya sebagai pusat dan transformasi kebudayaan. Sedangkan secara lebih sederhana, contoh berbagai aktivitas belajar yaitu: a. Mendengarkan Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. b. Memandang Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek. Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata. Karena dalam memandang itu matalah yang memegang peranan penting. c. Meraba, membau, mencicipimengecap Aktivitas meraba, membau, mencicipimengecap adalah indra manusia yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar. d. Menulis atau mencatat Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari aktivitas belajar. e. Membaca 56 Oemar Hamlik, Proses Belajar Mengajar …, h. 174-175. Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar di sekolah. f. Memberi ikhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi Ikhtisar atau ringkasan memang dapat membantu dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang. g. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan Aktivitas mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan jangan diabaikan untuk diamati, karena ada hal-hal tertentu yang tidak termasuk dalam penjelasan melalui tulisan. h. Menyusun paper atau kertas kerja Dalam penyusunan paper tidak bisa sembarangan, tetapi harus metodologis dan sistematis. i. Mengingat Mengingat merupakan gejala psikologis. Perbuatan mengingat dilakukan bila seseorang sedang mengingat-ingat kesan yang telah dipunyai. j. Berpikir Berpikir termasuk aktivitas belajar. Dengan berpikir orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu. k. Latihan atau praktek Latihan merupakan cara yang baik untuk memperkuat ingatan. Dengan banyak latihan kesan-kesan yang diterima lebih fungsional. Dengan demikian, aktivitas latihan dapat mendukung belajar yang optimal. 57 Dari contoh-contoh di atas, perlu diperhatiakn bahwa peserta didik belajar dengan gaya mereka masing-masing. Sehingga kepekaan dan keahlian guru dalam menentukan strategi pembelajaran sangat penting agar aktivitas belajar siswa dapat optimal. Prinsip aktivitas yang diuraikan di atas didasarkan pada pandangan 57 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, Cet. IV, h. 38-45. psikologis bahwa segala pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan mendengar, melihat, dan sebagainya sendiri dan pengalaman sendiri.

4. Nilai Aktivitas dalam Pengajaran

Aktivitas belajar siswa merupakan salah satu aspek yang penting diperhatikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada proses pembelajaran. Sehingga, suatu aktivitas memiliki nilai bagi pengajaran dikarenakan: a. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. b. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral. c. Memupuk kerja sama yang harmonis dikalangan siswa. d. Para siswa bekerja menuntut minat dan kemampuan sendiri. e. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis. f. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, hubungan antar orang tua dan guru. g. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret. h. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan masyarakat. 58 Penilaian proses belajar mengajar terutama adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dan bagaimana siswa memperoleh pengetahuan tersebut. Keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal: a. Memperhatikan penjelasan guru saat proses belajar mengajar. b. Mengemukakan pendapat. c. Terlibat dalam pemecahan masalah. d. Bertanya kepada guru atau siswa yang lain apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi. e. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai denga petunjuk guru. 58 Oemar Hamlik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Askara, 2003, Cet. I, h. 175. f. Berusaha memecahkan soal atau masalah yang sejenis. Nilai-nilai aktivitas tersebut di atas menegaskan kembali bahwa pembelajaran tidak berpusat pada guru saja melainkan siswa dituntut aktif dalam proses belajar dengan menggunakan seluruh alat inderanya. Dengan demikian, pengajaran yang menjadikan aktivitas sebagai acuannya dapat berdampak positif bagi hasil belajar siswa. Dari uraian di atas, bahwa proses belajar aktivitas belajar ini mengacu kepada teknik penggunaan keterampilan bertanya yang memfokuskan siswa ikut secara aktif untuk bertanya jika ada pelajaran yang belum dipahami.

D. Pembahasan Tentang Fiqih

1. Pengertian Fiqih

Fiqih menurut bahasa berasal dari kata faqiha-yafqahu-fiqhan yang berarti “mengerti atau paham”. Dan paham yang dimaksud disini adalah kepahaman dalam masalah-masalah agama syariat yang sangat diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Jadi, ilmu fiqih ialah suatu ilmu yang mempelajari syariat yang bersifat amaliah perbuatan yang diperoleh dari dalil-dalil hukum yang terinci dari ilmu tersebut. 59 Sebagaimana firman Allah SWT:                          Artinya: “Dan tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang. mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang 59 H. A. Syafi‟I Karim, Fiqih Ushul Fiqih, Bandung : Pustaka Setia, 1997, h. 11. agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka t elah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” Q. S. At-Taubah : 122 60 Di dalam hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori disebutkan yang artinya : “Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang yang baik disisi-Nya niscaya akan diberikan kepadanya pemahaman yang mendalam dalam pengetahuan agama.” 61 Pengertian fiqih seperti tergambar dalam ayat di atas merupakan pengertian yang sebenarnya. Pengertian tersebut pada perkembangan selanjutnya mengalami penyempitan makna. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Quraisy Syihab bahwa fiqih yang pada mulanya dimaksudkan sebagai pengetahuan yang menyeluruh tentang agama, mencakup hukum, akhlak, al- Qur‟an dan hadits, tetapi istilah itu kemudian dipakai khusus mengenai pengetahuan tentang hukum agama saja. 62 Al- Jurjani mendifinisikan fiqih sebagai berikut: “Fiqih menurut bahasa berarti paham terhadap tujuan seseorang pembicara. Menurut istilah fiqih ialah mengetahui hukum syara yang amaliah mengenai perbuatan, perilaku dengan melalui dalil-dalilnya yang terperinci. Fiqih adalah ilmu yang dihasilkan oleh pikiran serta ijtihad penelitian dan memerlukan wawasan serta perenungan. Oleh sebab itu Allah tidak bisa diebut “faaqih” ahli dalam fiqih, karena bagi-Nya tidak ada sesuatu yang ti dak jelas.” 63 Jadi, fiqih adalah seperangkat pengetahuan tentang hukum-hukum syariah agama tentang perbuatan manusia yang digali atau ditentukan dari dalil-dalil terperinci. Fiqih disebut ilmu karena fiqih 60 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta : CV Pustaka Agung Harapan, h. 277. 61 A. Dzajuli, Ilmu Fiqih: Penggalian, Perkembangan dan Penerapan Hukum Islam, Jakarta : Prenada Media, 2005, Cet. V, h. 4. 62 M. Quraisy Syihab, Membumikan Al- Qur’an, Bandung : Mizan, 1992, h. 383. 63 A. Dzajuli, Ilmu Fiqih: Penggalian, Perkembangan dan Penerapan Hukum Islam, Jakarta : Prenada Media, 2005, Cet. V, h. 5. menggunakan metode ilmiah dalam perumusannya, baik pada saat penemuan maupun pada saat penampilannya. Dalam perkembangan selanjutnya fiqih dapat diartikan dengan sekumpulan hukum syara yang berhubungan dengan perbuatan yang diketahui melalui dalil-dalil yang terperinci dan dihasilkan dengan jalan ijtihad para ulama. Fiqih merupakan ilmu yang harus dipelajari agar seorang muslim dapat mengetahui dari apa yang dilakukannya, baik dalam masalah ibadah maupun dalam perbuatan sehari-hari karena dengan mempelajari fiqih, ibadah kita akan lebih sempurna dan tentu kita akan selamat dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Sedangkan yang menjadi objek pembahasan ilmu fiqih adalah aspek hukum setiap perbuatan mukallaf serta dalil dari setiap perbuatan tersebut dalil tafsili. Sedangkan tujuan akhir ilmu fiqih adalah untuk mencapai keridhoan Allah SWT, dengan melaksanakan syariah-Nya dimuka bumi ini sebagai pedoman hidup individual, hidup berkeluarga maupun bermasyarakat. Kegunaan mempelajari ilmu fiqih bisa dirumuskan sebagai berikut: a. Mempelajari ilmu fiqih berguna dalam memberi pemahaman tentang berbagai aturan secara mendalam. b. Mempelajari ilmu fiqih berguna sebagai patokan untuk bersikap dalam menjalani hidup dan kehidupan.

2. Dasar-Dasar Fiqih

Mempelajari ilmu fiqih akan membawa manusia sampai tujuan hidup yang lebih baik, diantaranya memelihara agama, memelihara diri, dan memelihara keturunan serta kehormatan. Adapun dasar-dasar fiqih antara lain : a. Al-Qur‟an b. Al-Hadits c. Ijma Mujatahidin d. Qiyas 64 64 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, Jakarta : At-Tahiriyah, 1976, Cet. XVII, h. 19.