Contoh: -
Identifikasi motif: Mengapa paruh burung gagak dan kutilang tidak sama bentuknya?
- Menganalisa kesimpulan generalisasi:
Kenakalan remaja di kota-kota besar dikatakan meningkat. Dapatkah saudara menunjukkan bukti-buktinya;
- Menarik kesimpulan berdasarkan informasi yang ada:
Setelah kita mempelajari Perang Diponegoro, Paderi, dan Trunojoyo, maka kesimpulan apa yang dapat kita buat tentang latar
belakang, motif, serta sebab-musababnya? 5
Pertanyaan sintesis synthesis question Ciri pertanyaan ini ialah jawabannya yang benar tidak tunggal,
melainkan lebih dari satu dan menghendaki siswa untuk mengembangkan potensi serta daya kreasinya. Pertanyaan sintesis
menuntut siswa untuk: -
Membuat ramalan atau prediksi: Apa yang terjadi bila tanaman disiram larutan asam cuka?
- Memecahkan masalah berdasarkan imajinasinya:
Bayangkan seolah-olah Anda di tengah-tengah gerombolan serigala yang sedang kelaparan. Reaksi apakah gerangan yang
Anda tampilan untuk mengatasinya; -
Mencari komunikasi: Susunlah suatu karangan pendek yang menggambarkan nilai serta
perasaan anda 6
Pertanyaan evaluasi evaluation question Pertanyaan semacam ini menghendaki ssiwa untuk menjawabnya
dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu issue yang ditampilkan.
Contoh:
- Menurut pendapat Anda, mana yang lebih baik atau tepat dan
murah dalam pemerataan kesempatan belajar, SD Inpres atau sekolah terbuka?
15
c. Jenis-jenis pertanyaan menurut luas-sempitnya sasaran
1 Pertanyaan sempit narrow question
Pertanyaan ini membutuhkan jawaban yang tertutup, dan biasanya kunci jawabannya telah tersedia.
a Pertanyaan sempit informasi langsung:
Pertanyaan semacam ini menuntut siswa untuk menghafal atau mengingat informasi yang ada.
Contoh: -
Berapa derajat celcius temperatur tubuh manusia yang sehat? b
Pertanyaan sempit memusat: Pertanyaan ini menurut murid agar mengembangkan ide atau
jawabannya dengan cara menuntunnya menilai petunjuk tertentu. Contoh:
- Dengan cara bagaimana agar konsep gotong-royong dapat
dengan mudah dimengerti oleh siswa? 2
Pertanyaan luas broad question Ciri pertanyaan ini jawabannya mungkin lebih dari satu sebab
pertanyaan ini belum mempunyai jawaban yang spesifik sehingga masih diharapkan hasil yang terbuka.
a Pertanyaan luas terbuka open-ended question:
Pertanyaan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari jawabannya menurut cara dan gayanya masing-masing.
Contoh: -
Bagaimana caranya menanggulangi peningkatan kejahatan di kota ini?
15
j.j, Hasibuan, Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, cet XI, h.16-18.
b Pertanyaan luas menilai evaluating question:
Pertanyaan ini meminta siswa untuk mengadakan penelitian terhadap aspek kognitif maupun sikap. Pertanyaan ini lebih efektif
bila guru menghendaki siswa untuk: -
Merumuskan pendapat, -
Menentukan sikap, -
Tukar-menukar pendapat terhadap suatu issue. Contoh:
- Bagaimana pendapatmu tentang film yang diputar tadi?
- Mengapa kamu katakan pada waktu pagi lebih baik berjalan-
jalan daripada melamun? -
Bagaimana pendapatmu tentang . . . . . suatu issue di masyarakat.
16
5. Macam-Macam Pertanyaan
Macam-macam pertanyaan menurut Ramayulis, “Metodologi Pendidikan
Agama Islam” dibagi menjadi 2: pertanyaan dilihat dari waktu penyampaiannya
dan dilihat dari sasarannya yaitu pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran:
a. Dilihat dari waktu penyampaiannya, pertanyaan dibagi menjadi tiga:
1 Pertanyaan awal pelajaran, yaitu pertanyaan pendahuluan yang
dimaksud untuk menghubungkan pengetahuan yang telah lalu dengan pengetahuan yang baru, merangsang minat belajar untuk menerima
pelajaran baru, dan memusatkan perhatian mereka kepada pelajaran. 2
Pertanyaan di tengah-tengah berlangsungnya proses belajar-mengajar. Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mendiskusikan bagian-bagian
pelajaran dan menarik sebagian fakta baru. 3
Pertanyaan akhir pelajaran, yaitu pelajaran penutup yang dimaksudkan untuk mengulang, atau menyimpulkan materi pembelajaran.
17
16
j.j, Hasibuan, Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, cet XI, h. 18-19.
17
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005, Cet. IV, h. 306-307.
b. Dilihat dari sasarannya, pertanyaan pada dasarnya dapat dibagi menjadi
dua, yaitu pertanyan ingatan dan pertanyaan pikiran: 1
Pertanyaan ingatan dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan sudah dikuasai oleh siswa. Kata tanya yang
digunakan ialah: apa, siapa, dimana, bilamana kapan, dan berapa. 2
Pertanyaan pikiran dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauhmana cara berpikir siswa dalam menanggapi suatu persoalan.
Kata tanya yang digunakan ialah: mengapa dan bagaimana.
18
6. Teknik-teknik Bertanya
Suatu pertanyaan yang baik ditinjau dari segi isinya, tetapi cara mengajukannya tidak tepat, akan mengakibatkan tidak tercapai tujuan yang
dikehendaki. Oleh karena itu aspek teknik dari pertanyaan harus pula dipakai dan dilatih, agar pengajar dapat menggunakan pertanyaan secara efektif dalam proses
belajar-mengajar. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengajukan pertanyaan antara lain:
a. Kejelasan dan kaitan pertanyaan
Pertanyaan hendaknya diajukan dengan jelas, serta nampak kaitannya antara jalan pikiran yang satu dengan yang lain. Hindari kebiasaan-
kebiasaan yang tidak bagus dalam bertanya. b.
Kecepatan dan selang waktu Usahakan menyampaikan pertanyaan dengan jelas serta tidak tergesa-gesa.
Begitu pertanyaan selesai diucapkan, berhentilah sejenak untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir; sementara itu, sambil memonitor
kelas, apakah sudah ada yang siap menjawab. c.
Arah dan distribusi penunjukkan Pertanyaan hendaknya diajukan ke seluruh kelas. Sesudah diberi
kesempatan berpikir, barulah menunjuk seseorang untuk menjawabnya. Diusahakan agar pertanyaan didistribusikan secara merata ke seluruh
kelas.
18
ibid.
d.
Teknik reinforcement
Dimaksudkan untuk menimbulkan sikap yang positif pada siswa serta meningkatkan prestasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan belajar yang lebih baik. e.
Teknik menuntun dan menggali prompting and probing
19
Menurut Ramayulis, “Metodologi Pendidikan Agama Islam”
,
Dilihat dari segi pertanyaan teknik pertanyaan dapat dibedakan:
a. The Mixed Strategy, yakni mengkombinasikan berbagai tipe dan jenis
pertanyaan. b.
The Speaks Strategy, yakni mengajukan pertanyaan yang saling bertalian satu sama lain.
c. The Plateaus Strategy, yakni mengajukan pertanyaan yang sama jenisnya
terhadap sejumlah peserta didik sebelum beralih kepada jenis pertanyaan yang lain.
d. The inductive Strategy, yakni dengan berbagai pertanyaan peserta didik
didorong untuk dapat menarik generalisasi dari hal-hal khusus kepada hal- hal yang umum atau dari berbagai fakta menuju hukum-hukum.
e. The Deductive Strategy, yakni dari suatu generalisasi yang dijadikan
sebagai titik tolak, peserta didik diharapkan dapat menyatakan pendapatnya tentang berbagai kasus atau data yang ditanyakan.
20
Dengan berbagai variasi dan jenis teknik pertanyaan tersebut diharapkan proses belajar-mengajar menjadi hidup dan menarik bagi anak. Di sisi lain guru
hendaknya selalu berusaha memberikan kesempatan dan dorongan kepada siswanya untuk mengajukan pertanyaan.
19
j.j, Hasibuan, Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, cet XI, h. 19-20.
20
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005, Cet. IV, h. 308.
7. Fungsi Pertanyaan
Fungsi pertanyaan di dalam kegiatan pembelajaran menurut Turney 1979 mendefinisikan 12 fungsi pertanyaan seperti:
a. Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu topik.
b. Memusatkan perhatian pada masalah tertentu.
c. Menggalakkan penerapan belajar aktif.
d. Merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri.
e. Menstruktur tugas-tugas hingga kegiatan belajar dapat berlangsung secara
maksimal. f.
Mendiagnosis kesulitan belajar siswa. g.
Mengkomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
h. Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan
pemahamannya tentang informasi yang diberikan. i.
Melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat mendorong mengembangkan proses berpikir.
j. Mengembangkan kebiasaan menanggapi pertanyaan teman atau
pertanyaan guru. k.
Memberi kesempatan untuk belajar diskusi. l.
Menyatakan perasaan dan pikiran yang murni bagi siswa.
21
Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk:
a. Kegiatan guru yang mendorong, membimbing dan menilai kemampuan
berpikir siswa. b.
Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis inquiry.
c. Mengecek pemahaman siswa.
d. Membangkitkan respons pada siswa.
21
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013, Cet. I, h. 236.