Pengaturan Perjanjian Mudharabah Dalam Hukum Islam

Menurut kebiasaannya dalam sautu perjanjian telah disebutkan atau ditentukan saat, kapan suatu perjanjian akan berakhir, sehingga dengan berjalannya waktu yang dilalui maka secara otomatis pula perjanjian atau akad yang dilakukan tersebut berakhir, kecuali dikemudian hari telah ditentukan oleh para pihak untuk melanjutkannya kembali. b. Dibatalkan oleh pihak-pihak yang berakad, apabila akad tersebut tidak mengikat. c. Dalam akad yang bersifat mengikat, yaitu suatu akad bisa dianggap berakhir jika: 1. Akad Jual beli itu fasid, hal ini bisa disebabkan ada unsur kecurangan atau salah satu rukun dan syaratnya tidak terpenuhi. 2. Berlakunya syarat khiyar aib, yaitu adanya hak untuk membatalkan perjanjian karena sesudah perjanjian tersebut terdapat pada objek akad seuatu yang cacat, atau khiyar rukyah, yaitu adanya hak untuk memilih bagi pembeli untuk berlangsunganya atau membatalkannya jual beli terhadap objek yang belum ia lihat ketika akad berlangsung. 64 3. Akad tersebut tidak dilaksanakan oleh satu satu pihak 4. Telah tercapainya tujuan akad tersebut secara sempurna. d. Salah satu pihak yang berakad meninggal dunia.

D. Pengaturan Perjanjian Mudharabah Dalam Hukum Islam

Al-Qur’an dan Al-Hadist merupakan dasar hukum dari setiap perbuatan manusia dimuka bumi ini, termasuk di dalamnya mengatur tentang kegiatan 64 Ibid,.hal. 34 . Panataran Simanjuntak: Analisis Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Mudharabah Antara Debitur Dan Bank Dengan Sistem Syari`ah Penelitian Di Bank BNI Syariah Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 muamalah dan perjanjian mudharabah atau bagi hasil mudharabah dalam istilah lain dengan akad trust financing, trust investment. Untuk perjanjian bagi hasil mudharabah telah dikenal oleh ummat Islam sejak jaman Nabi Muhammad S.A.W. sewaktu beliau berperofesi sebagai pedagang, beliau telah telah melakukan perjanjian atau akad mudharabah dengan Siti Khadijah yang kemudian hari menjadi istri beliau yang pertama. Dalam perakteknya perjanjian mudharabah antara khadijah dengan Nabi Muhammad S.A.W. saat itu khadijah telah mempercayakan barang dagangannya untuk dijual oleh Nabi keluar negeri, 65 dari sejarah tersebut dapat dipahami bahwa khadijah adalah pemilik modal 100 dan Nabi berperan sebagai pelaksana usaha mudharib yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan, maka bisa disimpulkan bahwa perjanjian atau akad mudharabah merupakan persetujuan perkongsian antara harta dari salah satu pihak dengan kerja atau pengelola usaha dari pihak lain. Melalui kitab suci Al-Qur’an ummat Islam dianjurkan untuk mencari harta di seluruh penjuru bumi dengan cara yang benar dan halal, sebagaimana dinyatakan dalam surah Al-muzammil ayat 20 yang artinya sebagai berikut: Dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebahagian karunia Allah SWT. 66 Pada surah Jum’ah ayat 10 juga dinyatakan sebagai berikut : 65 Adiwarman,A.Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2004, hal.123. 66 Departeman Agama, Op Cit,hal.1295. Panataran Simanjuntak: Analisis Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Mudharabah Antara Debitur Dan Bank Dengan Sistem Syari`ah Penelitian Di Bank BNI Syariah Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu dimuka bumi ini dan carilah karunia Allah SWT. 67 Serta dalam surah Al-Baqarah ayat 198 disebutkan: Tidak ada dosa bagi kamu untuk mencari rezeki hasil perniagaan Tuhanmu. 68 Di antara sunnah Nabi yang berkaitan dengan perjanjian mudharabah adalah hadist yang diriwayatkan oleh Ibn Majah bahwa Rasulullah S.A.W. bersabda : Tiga perkara yang mengandung berkah adalah jual beli yang ditangguhkan, melakukan muqharadah nama lain dari Mudharabah, mencampurkan gandum dengan tepung untuk keperluan keluarga atau rumah tangga bukan untuk dijual. 69 Dalam hadist lain yang diriwayatkan oleh Ibn Abbas, sebagai berikut : Bahwasanya Sayyidina Abbas jikalau memberikan dana kemitra usahanya secara mudharabah, ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya atau membeli ternak yang berparu- paru basah, jika menyalahi peraturan tersebut yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut, disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah S.A.W dan Rasulullah pun membolehkannya. 70 Kemudian perjanjian pembiayaan mudharabah juga di dasari dari keputusan MUI melalui Fatwa Dewan Syari’ah No.07DSN-MUIIV2000 tentang pembiayaan mudharabah. Di jadikan fatwa MUI ini sebagai satu satu landasan dalam pembiayaan 67 Ibid,.hal 1283. 68 Ibid,.hal 42. 69 Antonio, Muhammad Syafi’I, Op Cit, hal 75 70 Ibid,.hal 74. Panataran Simanjuntak: Analisis Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Mudharabah Antara Debitur Dan Bank Dengan Sistem Syari`ah Penelitian Di Bank BNI Syariah Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 mudharabah adalah di sebabkan sebuah hadist Nabi Muhammad S.AW yang artinya sebagai berikut : Ulama itu adalah pewaris para nabi-nabi. 71 Maka untuk lebih memperjelas alas pijak tentang pembiayaan mudharabah di perbankan syari’ah sebagai tuntutan dari para pihak debitur yang menginginkan dana tanpa bunga, di sahkanlah Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang di dalamnya menjelaskan tentang pembiayaan mudharabah. 72 Dalam konsep perjanjian mudharabah dalam fiqh muamalah, ulama berbeda pendapat tentang rukun dari mudharabah tersebut, pada pandangan ulama Hanafiyah bahwa rukun perjanjian mudharabah tersebut hanya ijab dan qabul saja, sedangkan menurut Jumhur ulama berpendapat bahwa rukun mudharabah itu adalah sebagai berikut: 1.Orang yang berjanji berakad, yaitu shahibul mall pemilik modal dan Mudharib pengelola usaha. 2. Modal mall. 3. Shighat. 73 Bagi ulama Syafi’iyah selain tiga hal yang diatas, menambah rukun mudharabah tersebut jadi lima hal yaitu: a. Orang yang berjanji berakad, yaitu shahibul mall pemilik modal dan Mudharib pengelola usaha. 71 Ibid., hal.3. 72 Lihat Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 angka 13. 73 Rahmat Syafi’i,. Op Cit,. hal 226 Panataran Simanjuntak: Analisis Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Mudharabah Antara Debitur Dan Bank Dengan Sistem Syari`ah Penelitian Di Bank BNI Syariah Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 b. Modal mall c. Shighat. d. kerja atau usaha e. keuntungan atau laba. 74 Menurut Hasballah Thaib, selain rukun juga harus memenuhi syarat dalam suatu perjanjian mudharabah yaitu: 1. Bahwa orang yang terkait dalam akad adalah telah cakap bertindak hukum. 2. Syarat modal yang digunakan harus : a. Berbentuk uang bentuk Barang. b. Jelas Jumlahnya. c. Tunai bukan berbentuk utang. d. Langsung diserahkan kepada mudharib. 3. Pembagian keuntungan harus jelas dan besarnya sesuai dengn nisbah yang telah disepakati. 75 74 Ibid,.hal 227. 75 Hasballah Thaib,.Op Cit, hal. 116. Panataran Simanjuntak: Analisis Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Mudharabah Antara Debitur Dan Bank Dengan Sistem Syari`ah Penelitian Di Bank BNI Syariah Medan, 2008. USU e-Repository © 2008

BAB III PEMBIAYAAN BAGI HASIL MUDHARABAH

DALAM BANK SYARI’AH

A. Pengertian Pembiayaan Mudharabah

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Baku Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syari’ah (Studi Pada Bank Syari’ah Mandiri Pematangsiantar

3 60 112

Analisa Prinsip Bagi Hasil (Mudharabah) pada Bank Perkreditan Rakyat Syariah Gebu Prima Medan

0 18 101

Evaluasi Efektifitas Sistem Pembiayaan Mudharabah pada Bank BNI Syariah

0 17 130

Asas Perlindungan Nasabah Debitur Berdasarkan Sistem Bank Syari''ah

0 13 5

Analisis Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Dengan Prinsip Mudharabah Pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan

4 77 167

Analisis perbandingan kinerja antara bank konvensional dan bank syari'ah

0 4 51

PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PROGRAM TABUNGAN MUDHARABAH, DEPOSITO MUDHARABAH, SERTA GIRO WADI’AH Penerapan Sistem Bagi Hasil Program Tabungan Mudharabah, Deposito Mudharabah, Serta Giro Wadi’ah (Studi Kasus Di Bank Syariah Bukopin, Bank Muamalat, Dan Ban

0 4 13

PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PROGRAM TABUNGANMUDHARABAH, DEPOSITO MUDHARABAH, SERTA GIRO WADI’AH Penerapan Sistem Bagi Hasil Program Tabungan Mudharabah, Deposito Mudharabah, Serta Giro Wadi’ah (Studi Kasus Di Bank Syariah Bukopin, Bank Muamalat, Dan Bank

0 1 17

HUBUNGAN SISTEM BAGI HASIL DI LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH DENGAN KEINGINAN NASABAH UNTUK BERINVESTASI HUBUNGAN SISTEM BAGI HASIL DI LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH DENGAN KEINGINAN NASABAH UNTUK BERINVESTASI DIPERBANKAN SYARIAH (SURVEY PADA BANK SYARI’AH DI SUR

1 2 12

PERJANJIAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ANTARA NASABAH DENGAN BANK PADA PT BANK BNI SYARIAH CABANG PADANG.

0 1 21