Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa bank BNI syari’ah Medan menerapkan nisbah bagi hasil ketika dalam proses ada atau perjanjian pembiayaan mudharabah
tergantung kepada tujuan bisnis atau usaha yang akan dijalankan oleh debitur, tentu saja dengan melihat angka atau persentase keuntungan dari prospek dari proyek
tersebut.
C. Hambatan pelaksanaan Bagi Hasil Mudharabah di Bank BNI Syari’ah Medan
Pada dasarnya pelaksanaan bagi hasil mudharabah antara debitur dengan bank BNI syari’ah Medan berjalan sesuai dengan yang diakadkan oleh kedua belah pihak
sehingga penerapan bagi hasil atau nisbah keuntungan diantara keduanga tetap terlaksana sebagaimana yang telah dimuat dalam perjanjian tersebut.
Ada satu alasan yang menyebabkan pelaksanaan bagi hasil atau nisbah keuntungan pembiayaan mudharabah antara debitur dengan bank BNI syari’ah
Medan berjalan sesuai yang direncanakan atau yang diakadkan yaitu bahwa dalam melihat dan menganalisa calon debitur, bank BNI syari’ah Medan menetapkan
kreteria pertama untuk mendapatkan pembiayaan mudharabah adalah harus mempunyai sifat amanah, artinya calon debitur yang hendak memperoleh
pembiayaan di maksud harus dapat diyakini dan sanggup menjalankan atau memutarkan dana tersebut hingga akhirnya dapat memberikan keuntungan kepada
Panataran Simanjuntak: Analisis Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Mudharabah Antara Debitur Dan Bank Dengan Sistem Syari`ah Penelitian Di Bank BNI Syariah Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
debitur sendiri dan juga kepada pihak bank BNI syari’ah Medan dan nasabah deposan mereka.
Sesuai dengan keterangan yang diperoleh dari bapak Ahadduddin, bagian pemasaran di bank BNI syari’ah Medan, bahwa amanah dalam kriteria penerima
pembiayaan mudharabah ini salah satunya dapat dilihat dari syarat yang kedua yaitu bahwa seorang debitur tersebut telah menabung menjadi deposan atau telah jadi
debitur sebelumnya dengan jangka minimal satu tahun, maka dari hal ini bank BNI syari’ah Medan dapat melihat aktivitas seorang debitur dalam arti kegiatan
pemasukan dan penarikan uang, dari sini dapat menjadi salah satu tolak ukur bagi bank BNI syari’ah Medan apakah seorang debitur tadi dapat diyakini dan mampu
dalam memegang amamah pembiayaan modal yang diberikan atau akan menyia- yiakannya.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa proses pembiayaan mudharabah dan bagi hasil atau nisbah keuntungan antara debitur dan bank BNI syari’ah Medan
tidak ada hambatan serta berjalan sesuai dengan yang tertera dalam akad mereka.
Namun pada kebiasaannya Pembiayaan bagi hasil mudharabah dapat terhambat dengan beberapa hal antara lain :
1. Menyangkut transparansi kegiatan usaha dan keuangan pihak yang dibiayai. 2. Hal lain yang juga menjadi hambatan adalah karena bagi hasil yang dibayarkankan
nasabah kepada bank syariah sangat tergantung dari keuntungan usaha, maka
Panataran Simanjuntak: Analisis Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Mudharabah Antara Debitur Dan Bank Dengan Sistem Syari`ah Penelitian Di Bank BNI Syariah Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
ketika keuntungan usaha meningkat pesat, nasabah pun membayar lebih tinggi secara nilai namun tetap secara nisbah.
3. Karena kondisi alam dan situasi ekonomi yang tidak stabil, sehingga modal pembiayaan yang diperkiran semula dalam pleaning bisnis bisa lari dan jauh dari
pada apa yang direncanakan.
D. Penyelesaian Sengketa Di Bank BNI Syari’ah Medan