Pembangunan Sektor Industri. Konsep Pengembangan Wilayah

2.1.5 Pembangunan Sektor Industri.

Salah satu sektor yang dikembangkan dalam rangka pelaksanaan pembangunan ekonomi adalah sektor industri. Pembangnan sektor industri berkaitan erat dengan pembangunan sektor pertanian. Pada awal pembangunan nasional, pembangunan sektor industri bertitik sentral pada upaya mendukung pembangunan sektor pertanian, sehingga dapat dicapai suatu peningkatan produksi dan produktivitas sektor pertanian. Proses pembangunan sektor industri diarahkan untuk mampu melakukan fungsi ganda, yaitu mendukung produktivitas pertanian dan peningkatan utilitas hasil pertanian. Kontribusi ini sekaligus menjadikan aktivitas pertanian memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. Pembangunan sektor industri ditujukan meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata, dengan memanfaatkan dana, sumber daya alam, dan hasil budidaya serta memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup, serta memperluas dan meratakan kesempatan kerja Menurut Matias Siagian 1994, yang mengutif pendapat Menurut Hoogvelt, Ciri-ciri industri Yaitu : 1. Penggunaan faktor-faktor produksi non manusia dalam proses produksi 2. Spesialisasi dan pembagian kerja yang ekstensif dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan peran koperasi industri. 3. kombenasi ketiga faktor produksi tenaga kerja, bahan mentah, dan peralatan teknik. Hayatul Muchni : Pengaruh Keberadaan PT. PMKS Pabrik Minyak Kelapa Sawit Talikumain Terhadap Pengembangan Wilayah di Kabupaten Rokan Hulu Studi Kasus : Desa Talikumain Kecamatan Tambusai. USU e-Repository © 2008. Dengan pengembangan ciri spesifik sektor industri di satu pihak, dan kondisi masyarakat pedesaan di lain pihak, maka penentuan pola pembangunan sektor industri yang tepat dipedesaan tidaklah mudah. Menurut Tulus Tambunan 2001, Beberapa pertimbangan, sekaligus kesulitan yang dihadapi dalam rangka pembangunan industri perdesaan adalah : 1. Pertimbangan mengenai jumlah, jenis, dan kondisi bahan-bahan baku. 2. Pemilihan jenis, lokasi, serta skala unit usaha, Masalah yang dihadapi, tidak adanya keselarasan antara efisiensi dan kesempatan untuk melakukannya. 3. Pemilihan teknologi dan pola proses produksi. Masalah substansial dalam pembangunan sektor industri di perdesaan berkaitan dengan penentuan industri yang benar-benar mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik dalam bentuk penyerapan tenaga kerja pedesaan maupun dalam bentuk munculnya berbagai aktivitas perekonomian baru yang dapat dilakukan masyarakat pedesaan. Dalam kesempatan kerja, seringkali industri skala besar memberikan kontribusi yang kecil dalam penyerapan tenaga kerja perdesaan, karena aktivitas perekonomian industri menuntut tenaga kerja dengan kuwalitas yang minim di perdesaan. Masyarakat desa hingga saat ini secara umum memiliki tingkat pendidikan dan keterampilan yang tergolong rendah dan selalu kalah berkompetisi dengan masyarakat perkotaan. Menurut Kristanto 2004, membedakan industri ke dalam 3 kelompok, yaitu : Hayatul Muchni : Pengaruh Keberadaan PT. PMKS Pabrik Minyak Kelapa Sawit Talikumain Terhadap Pengembangan Wilayah di Kabupaten Rokan Hulu Studi Kasus : Desa Talikumain Kecamatan Tambusai. USU e-Repository © 2008. 1. Industri dasar atau hulu, industri hulu mempunyai sipat: Padat modal, berskala besar, menggunakan teknologi maju dan teruji. Lokasinya selalu dipilih dekat dengan bahan baku yang mempunyai sumber energi sendiri, dan pada umumnya lokasi ini belum tersentuh pembangunan.Kelompok industri yang hanya menghasilkan barang setengah jadi saja sedangkan prosesing akhir dilanjutkan di tempat lain. 2. Industri hilir, industri ini merupakan perpanjangan proses industri hulu. Pada umumnya industri ini mengolah bahan setengah jadi menjadi barang jadi, lokasinya slalu diusahakan dekat pasar, menggunakan teknologi madya dan teruji, padat karya. 3. Industri kecil, industri ini banyak dikembangkan dipedesaan dan perkotaan, memiliki peralatan sederhana. Walaupun hakikatproduksinya sama dengan industri hilir, tetapi sistim pengolahannya lebih sederhana. Sistim tata letak pabrik maupun pengolahan limbah belum mendapat perhatian. Sipat industri ini padat karya.

2.2. Pendekatan Sektor Rill