lebih cepat dapat diterima dan dianggap memuaskan daripada koefisien reliabilitas dengan angka sama. Namun apabila dianggap koefisien validitas itukurang daripada 0,30
biasannya dianggap sebagai tidak memuaskan. Angka ini ditetapkan sebagai konvensi yang didasarkan pada asumsi distribusi skor dari kelompok subjek yang berjumlah besar.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa : 1. Jika nilai rhitung
≥ 0,30 berarti pertanyataan valid 2. Jika nilai rhitung 0,30 berarti pernyataan tidak valid
3.4.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke wakyu Ghozali, 2007: 41.
Perhitungan keandalan butir dalam penelitian ini menggunakan fasiliyas yang diberikan oleh SPSS untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha
α. Yaitu suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach
Alpha 0,60 Nunnally dalam Ghozali, 2007: 42.
3.4.3 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal digunakan metode
Kolmogorof Smirnov dengan menggunakan program SPSS. Menurut Soemarsono 2004: 40-42 pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti
distribusi normal adalah:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a Jika nilai signifikan nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5, maka distribusi adalah tidak normal.
b.Jika nilai signifikan nilai probabilitasnya lebih besar dari 5, maka distribusi adalah normal.
3.4.4. Uji Asumsi Klasik
Untuk mendukung keakuratan hasil model regresi, maka perlu dilakukan penelusuran terhadap asumsi klasik yang meliputi asumsi multikolinieritas,
heterokkedastisitas dan autokorelasi. Uji asumsi klasik menyatakan bahwa persamaan regresi tersebut harus bersifat BLUE Best Liner Unibiased Estimation, artinya
pengambilan keputusan uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan pengambilan yang BLUE maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar yang tidak boleh
dilanggar oleh regresi linier berganda, yaitu: 1. Tidak boleh Multikolinieritas.
2. Tidak Boleh Autokolerasi. 3. Tidak Boleh Heteroskedastisitas.
Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan ergresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE Best Liner Unbiased Estimation,
sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias Algifari, 200: 83.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1 Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adannya hubungan liner antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi. Salah satu cara yang
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas yaitu dengan cara melihat besarnya nilai Variance Inflation Faktor VIF.
Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat
dijelaskan oleh variabel bebas yang lain. Apabila korelasi itu semakin sempurna maka koefisien kolerasi itu akan semakin mendekati 1 Awat, 1995: 373.
2 Autokorelasi
Adanya antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada observasi yang menggunakan data time series.
Tetapi di dalam penelitian ini tidak dilakukan autokolerasi karena ada yang diperoleh bukanlah data time series.
3 Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah nilai varians residul dengan varian setiap variabel bebas tidak sama atau E u
2
1 ≠ 0. Jika nilai varians residul dengan varian setiap
variabel bebas tetap, maka disebut Homoskedastitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjkadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas digunakan korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Jika nilai signifikan koefisien Rank Sperman untuk semua variabel bebas terhadap nilai mutlak dari residual lebih besar 5 maka tidak terdapat gejala
heteroskedastisitas Soemarsono, 2004: 60.
3.4.5. Teknik Analisis