activity driver pada departemen-departemen. Sedangkan total biaya overhead yang akan dibagikan pada produk merupakan penjumlahan biaya dari setiap
departemen.
2.3.5 Kelemahan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional
Dengan semakin
majunya manufacture maka terjadi perubahan yang
drastis dalam memproduksi dan memasarkan produk atau jasa pada perusahaan, sehingga akuntansi biaya tradisional tidak mampu lagi menyediakan informasi
yang dapat menyimbolkan kegiatan pabrik . Menurut Robin Cooper Robin Cooper and Robert S, Kaplan,1991, h 82-83
kelemahan-kelemahan dari akuntansi biaya tradisional adalah sebagai berikut Supriyono, 1997 : 572 :
1. Hanya menggunakan jam tenaga kerja langsung atau biaya tenaga
kerja langsung sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik dari pusat biaya kepada produk dan jasa. Dalam pabrik yang telah
menggunakan banyak peralatan yang dikendalikan dengan komputer, tenaga keja langsung menjadi berkurang. Tenaga kerja yang ahli di bidang informasi
merancang perangkat luak untuk menjalankan peralatan yang dikendalikan dengan komputer.
2. Hanya dasar alokasi yang berkaitan dengan volume yang digunakan
untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik dari pusat biaya kepada produk dan jasa. Akuntansi biaya tradisional membebankan biaya overhead
pabrik kepada produk atas kuantitas produk yang diproduksi. Metode
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk ini disebut unit based systems. Dalam metode ini biaya overhead pabrik dianggap proporsional
dengan jumlah unit produk yang diproduksi. Akuntansi biaya tradisional yang membebankan biaya overhead pabrik atas dasar jam tenaga kerja
langsung atau tenaga kerja langsung akan menghasilkan informasi biaya produk yang mengandung quantity distortion, karena biaya dialokasikan
secara tidak langsung kepada produk dengan menggunakan suatu dasar yang tidak secara sempurna proporsional dengan konsumsi sesungguhnya sumber
daya oleh produk. Sebagai contoh, produk yang menggunakan banyak tenaga kerja langsung dalam proses produksinya seringkali dibebani biaya terlalu
besar overcosted jika jam tenaga kerja langsung digunakan sebagai dasar
pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk. 3.
Pusat biaya terlalu besar dan berisi mesin yang memiliki struktur biaya overhead yang sangan berbeda. Akuntansi biaya tradisional membebankan
biaya overhead pabrik kepada produk melalui tiga tahap. Tahap pertama, biaya overhead pabrik dikumpulkan dalam pusat biaya, baik departemen
pembantu maupun departemen produksi. Tahap kedua, biaya overhead departemen pembantu dialokasikan kepada departemen produksi
menggunakan dasar alokasi tertentu. Tahap ketiga, biaya overhead pabrik yang telah melalui agregasi tahap kedua, dibebankan kepada produk atas
dasar jam tenaga kerja langsung , jam mesin, atau biaya tenaga kerja langsung. Karena biaya overhead dibebankan kepada produk melalui
agregasi, bukan berdasarkan konsumsi sumberdaya oleh kegiatan untuk
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
menghasilkan produk, maka akuntasi biaya tradisional menimbulkan price
distortion. 4.
Biaya pemasaran dan penyerahan produk dan jasa sangat berbeda di antara berbagai saluran distribusi, namun sistem akuntansi biaya tidak
mempedulikan biaya pemasaran. Akuntasi biaya tradisional dirancang dan
dikembangkan pada masa fungsi produksi dominan dalam perusahaan. Dengan semakin rumitnya fungsi pemasaran dalam perusahaan, akuntansi
biaya tetap hanya menitik beratkan pada akumulasi dan penyajian informasi biaya produksi saja. Akuntansi biaya hanya sedikit memperdulikan biaya
pemasaran, sehingga manajemen tidak memperoleh iformasi biaya yang memungkinkan mereka menganalisis profitabilitas saluran distribusi, metode
pemasaran, order size, daerah pemasaran dan sebagainya.
2.4 Konsep Dasar Sistem Biaya Berdasarkan Aktivitas Activity Based Costing