Biaya batch dan biaya penopang produk hanya menurun apabila jumlah batch atau produk dikurangi oleh suatu kepurtusan yang prospektif. Biaya-
biaya ini tidak terpengaruh apabila hanya jumlah unit produksi diharapkan menurun sebagai akibat keputusan.
Sistem tradisional mengukur sumber daya yang dikonsumsi dalam proporsi terhadap jumlah unit dari produk individual, akan tetapi beberapa
sumber daya tidak disebabkan oleh jumlah unit yang diproduksi, akan tetapi merupakan suatu fungsi dari aktivitas batch, produk, dan penopang aktivitas.
Keuntungan utama menggunakan ABC adalah kemampuannya untuk mengukur konsumsi overhead berdasarkan aktivitas batch dan penopang
produk dan mengalokasi overhead secara akurat ke produk. Keunggulan besar dari overhead sering disebabkan oleh aktivitas tingkat non-unit non-unit-
level-activities. Hanya tepat dengan ABC, karena overhead penopang aktivitas tidak mencakup banyak aktivitas yang dapat dikaitkan secara
langsung ke produk.
2.6 Penelitian terdahulu
Hasil penelitian sebelumnya tentang Activity Based Costing adalah : 1. Argo Widodo, dengan judul evaluasi dalam menentukan harga pokok produksi
dengan metode Activity Based Costing Sysytem ABC System Di PT. Multi Manao Indonesia Gresik, UPN “Veteran” Jawa Timur,2005. Perumusan
masalah dari penelitian tersebut adalah Berapa harga pokok produksi dari masing–masing produk yang sebenarnya dengan menggunakan metode
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Activity Based Costing System ?. Penelitian tersebut dilakukan bertujuan untuk menetapkan harga pokok produk berdasarkan aktivitas, sehingga
menghasilkan biaya produksi yang akurat, serta dapat menetapkan harga jual dan laba yang proporsional dari masing – masing produk. Pengambilan data
dilakukan pada PT. MULTI MANAO INDONESIA. Gresik, yang berlokasi di Driorejo Km. 282 Gresik , baik dari data produksi maupun keuangan yang
digunakan data bulan Januari 2004 sampai dengan Juni 2004. Dalam penelitian ini, tentunya diperlukan variabel-variabel yang perlu
diperhitungkan. Adapun variabel–variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :
Biaya Bahan Baku Langsung, Biaya Tenaga Kerja Langsung, Biaya Overhead Pabrik, Sehingga dapat diketahui hasil dari
penelitian tersebut adalah Total Biaya produksi perusahaan dengan metode Konvensional didapatkan sebesar Rp 26,989,145,259.99 sedangkan dengan
metode ABC total biaya produksi perusahaan didapatkan sebesar Rp 26,989,145,259.99. Total pendapatan perusahaan dengan metode
konvensional sebesar Rp 35,197,350,000.00 dan metode Activity Based Costing sebesar Rp 35,196,989,897.87. Laba perusahaan berdasarkan harga
jual pasar dengan metode konvensional didapatkan sebesar Rp.8,208,204,740.01 sedangkan dengan metode ABC didapatkan sebesar
Rp.8,207,844,637.89. 2 . Yanuar Tejo Prasetyo, dengan judul penentuan harga pokok produksi produk
rokok dengan menggunakan metode Activity Based Costing ABC Di PT. Bokormas Mojokerto, UPN “Veteran” Jawa Timur, 2008. Perumusan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
masalah dari penelitian tersebut adalah Berapa harga pokok produksi yang optimal. Penelitian tersebut dilakukan bertujuan untuk menetapkan harga
pokok produk berdasarkan aktivitas yang optimal, sehingga menghasilkan biaya produksi yang akurat, serta dapat menetapkan harga jual dan laba yang
proporsional dari masing – masing produk. Pengambilan data dilakukan pada PT. Bokormas Mojokerto, yang berlokasi di jl. Pahlawan 29 Mojokerto –
Jawa Timur. Penelititan dilakukan mulai bulan April 2008 sampai dengan selesai. Dalam penelitian ini, tentunya diperlukan variabel-variabel yang
perlu diperhitungkan. Adapun variabel–variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : Biaya Bahan Baku Langsung, Biaya Tenaga Kerja
Langsung, Biaya Overhead Pabrik, dan HPP Konvensional. Sehingga dapat diketahui hasil dari penelitian tersebut adalah Dari hasil pengolahan data
untuk menentukan harga pokok produksi dengan menggunakan metode konvensional dan metode ABC Activity Based Costing didapatkan
perbandingan biaya harga pokok produksi yang berbeda. Dengan metode konvensional perusahaan telah menentukan harga pokok produksi yang
berlebihan overcosting dan juga kekurangan undercosting. Adapun harga pokok produksi untuk produk Universal Fine selama periode bulan Januari
hingga Juni 2008 berlebihan dalam menentukan harga overcosting. Kelebihan penentuan harga pokok produksi overcosting juga terjadi pula
pada produk rokok Rock Mild pada bulan April dan Mei 2008. Sedangkan untuk produk rokok Export Quality dan Road Mild seluruh periode yaitu
bulan Januari hingga Juni 2008 mengalami kekurangan penentuan harga
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pokok produksi undercosting. Kesalahan dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi akan memberikan dampak negatif bagi perusahaan.
Untuk produk yang overcosting akan menyebabkan produk kalah bersaing dalam masalah harga di pasaran dengan produk yang sejenis dari perusahaan
lain, sehingga permintaan semakin kecil dan susah untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Sebaliknya pada produk yang cenderung
undercosting, maka perusahaan akan merugi karena harga pokok produksinya lebih rendah dari harga pokok produksi yang sebenarnya. Hal ini akan
mengurangi laba yang akan diperoleh oleh produk tersebut. 3. Sharon Gondodiputro, dr,Mars, dengan judul Perhitungan Unit Cost
dipelayanan kesehatan primer, Di PT. X, tentunya diperlukan variabel- variabel yang perlu diperhitungkan. Adapun variabel–variabel yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah : Biaya Bahan Baku Langsung,
Biaya Tenaga Kerja Langsung, Biaya Overhead Pabrik, dan harga pokok produks. Kegiatan pengembangan dan operasional sarana pelayanan
kesehatan primer dipastikan membutuhkan biaya . Biaya dapat berasal dari bermacam-macam sumber, misalnya pemerintah, sumbangan maupun dari
klien. Namun demikian seringkali kita tidak mengetahui besaran biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan-kegiatan tersebut , juga berapa besar tarif yang
akan diberlakukan di sarana tersebut Untuk itu dibutuhkan pengetahuan tentang “Konsep biaya “ dan “Analisis biaya “ Untuk menghasilkan suatu
produk output diperlukan sejumlah input factor produksi. Biaya adalah
nilai dari sejumlah input yang dipakai untuk menghasilkan suatu produk
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
output Dalam hal sarana pelayanan kesehatan primer , maka untuk menghasilkan suatu pelayanan kesehatan yang sadar mutu dan sadar biaya
dibutuhkan sejumlah input yang dinilaidikonversi dalam bentuk uangnilai. Output atau produk dapat berupa barang atau jasa . Dalam bidang kesehatan
produk yang dihasilkan sebagian besar berupa jasa yaitu jasa pelayanan.
Misalnya penyuluhan , pemeriksaan medis , pemeriksaan komponen kebugaran jasmani , dan sebagainya. Agar dapat menghasilkan jasa tersebut ,
maka diperlukan sejumlah input.Input tersebut ada yang langsung digunakan dan dirasakan oleh klien . misalnya tenaga medis, alat kesehatan ,
obat-obatan dsb, dan ada yang tidak langsung digunakan oleh klien , tetapi
sangat dibutuhkan demi kelancaran pelayanan misalnya : gedung, alat tulis kantor, mebelair, listrik, air, jejaring pelayanan kesehatan dsb. Jenis-jenis
biaya adalah Biaya tetap fixed cost dan Biaya tidak tetap variable cost; Biaya investasi dan Biaya operasional; Biaya langsung Direct cost dan
Biaya tidak langsung Indirect cost; Biaya total Total cost dan Biaya
satuan Unit cost Analisis biaya adalah suatu kegiatan menghitung biaya
untuk berbagai jenis pelayanan yang ditawarkan , baik secara total maupun perpelayanan per klien dengan cara menghitung seluruh biaya pada seluruh
unit yang ada dimana biaya yang terdapat pada unit yang tidak menghasilkan produk pusat biaya didistribusikan kepada unit-unit yang menghasilkan
produk dan menghasilkan pendapatan Pusat pendapatan. Tujuan analisis biaya adalah : Mendapatkan gambaran mengenai unitbagian yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
merupakan “Pusat Biaya “ Cost center serta “Pusat Pendapatan” Revenue center; Mendapatkan gambaran biaya pada tiap unit tersebut ,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam Penelitian ini pencarian data dilakukan di PT. X yang berlokasi di didaerah Surabaya Utara. Sedangkan waktu penelitian dimulai pada bulan Mei
2011 hingga bulan Juli 2011 atau sampai dengan data dari penelitian ini terpenuhi dengan menggunakan data pada bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Juni
2011.
3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
Pada penelitian ini dilakukan perbandingan antara sistem akuntansi biaya tradisional dengan sistem biaya berdasarkan aktivitas dalam perhitungan harga
pokok produk. Identifikasi variabel yang dilakukan di PT. X , akan memberikan kemudahan dalam proses
pengumpulan data dan analisa masalah yang dilakukan.
3.2.1 Identifikasi Variabel
Mengacu pada judul penulisan, maka dapat diidentifikasi variabel– variabel yang berhubungan dengan permasalahan adalah sebagai berikut :
1. Variabel Bebas Yang termasuk variabel bebas disini adalah:
a. Biaya bahan baku langsung b. Biaya tenaga kerja langsung
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.