pada posisi paling bawah merupakan alternative yang digunakan oleh pengambil keputusan.
b. Langkah Kedua
Pada langkah kedua terbagi dalam dua bagian yaitu : 1. Menetapkan prioritas elemen
Membuat perbandingan berpasangan antar elemen. Dari
masing-masing elemen
ini kemudian
dibandingkan berpasangan terhadap satu kriteria yang telah ditentukan.
Bentuk yang digunakan dalam metode ini adalah matrik,
berikut contoh bentuk matrik dengan permisalan proses pemilihan X dengan kriteria A, B, C dan C sehingga susunan
elemen menjadi seperti gambar dibawah ini.
Tabel 2.1 Contoh matrik perbandingan berpasangan
Nilai diagonal matrik, merupakan perbandingan suatu elemen dengan elemen itu sendiri.
Membandingkan elemen pertama dari suatu pasangan elemen dikiri matrik dengan elemen kedua elemen pada baris
puncak. Sedangkan
untuk mengisi
matrik banding
berpasangan dengan menggunakan skala banding. Kemudian dengan skala banding saatnya untuk dapat menghitung nilai
bobot kepentingannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 2.2 Skala Nilai Perbandingan Berpasangan
2. Sintesis Proses menyatukan pertimbangan yang telah dibuat dalam
melakukan perbandingan berpasang. Dan dilakukan pembobotan dan penjumlahan untuk memperoleh satu bilangan tunggal sebagai
prioritas setiap elemen. Langkahnya adalah : Menjumlahkan nilai dari setiap kolom pada matrik
Membagi tiap masukan pada tiap kolom dengan jumlah pada kolom tersebut yang bersesuaian. Setiap item pada
kolom pertama dibagi dengan jumlah pada kolom pertama.
Menjumlahkan semua nilai dalam setiap barisnya. Membagi jumlah nilai setiap barisnya tersebut dengan
banyak elemen pada tingkat kedua.
3. Tahap Ketiga Konsistensi Logis
AHP mengukur
konsistensi menyeluruh
dari beberapa
pertimbangan melalui suatu ratio konsistensi. Nilai ratio harus 10 atau kurang, karena apabila lebih pertimbangan perlu diperbaiki.
Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten dengan suatu kriteria yang logis.
Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan tersebut, harus mempunyai hubungan kardinal dan
ordinal, sebagai berikut. Hubungan Kardinal : a
ij
. a
jk =
a
ik
Hubungan Ordinal : A
i
Aj A
l
A
k
maka A
i
A
k
Penghitungan konsistensi logis dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
Mengalihkan matriks dengan prioritas bersesuaian
Menjumlahkan hasil kali per baris.
Hasil penjumlahan tiap baris dibagi prioritas bersangkutan
dan hasilnya dijumlahkan.
Hasil dari poin 3 dibagi jumlah elemen, akan didapatkan?
maks
Indeks Konsistensi CI =
Rasio Konsistensi CR = , dimana RI adalah indeks
random konsistensi. Jika rasio konsistensi = 0,1 ,hasil perhitungan data dapat dibenarkan. Nilai indeks random
konsistensi dapat dilihat pada table dibawah ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI